Anda di halaman 1dari 61

BAB I

HAKIKAT BIOKIMIA

Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan pertama molekul enzim,


diastase, pada tahun 1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828, Friedrich Wöhler
menerbitkan sebuah buku tentang sintesis urea, yang membuktikan bahwa
senyawa organik dapat dibuat secara mandiri. Penemuan ini bertolak belakang
dengan pemahaman umum pada waktu itu yang meyakini bahwa senyawa organik
hanya bisa dibuat oleh organisme. Istilah biokimia pertama kali dikemukakan
pada tahun 1903 oleh Karl Neuber, seorang kimiawan Jerman. Sejak saat itu,
biokimia semakin berkembang, terutama sejak pertengahan abad ke-20, dengan
ditemukannya teknik-teknik baru seperti kromatografi, difraksi sinar X,
elektroforesis, RMI (nuclear magnetic resonance, NMR), pelabelan radioisotop,
mikroskop elektron, dan simulasi dinamika molekular. Saat ini, penemuan-
penemuan biokimia digunakan di berbagai bidang, mulai dari genetika hingga
biologi molekular dan dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan biokimia yang
pertama kali barangkali adalah dalam pembuatan roti menggunakan khamir,
sekitar 5000 tahun yang lalu.

Biokimia secara prinsip merupakan kimia zat-zat yang bisa digolongkan ke


dalam beberapa kategori utama:

 karbohidrat,
 lipid,
 protein dan asam amino,

Bioteknologi merupakan ilmu terapan yang menjadi populer dalam tiga


dasawarsa terakhir ini. Popularitas Bioteknologi tersebut disebabkan oleh adanya
perkembangan yang berupa temuan-temuan dan terobosan baru dibidang
Biokimia dan Biologi Molekuler. Perkembangan tersebut berawal dari berhasil
disingkapnya tabir rahasia struktur dan fungsi DNA yaitu materi pembawa
informasi genetik (sifat yang dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi
beriukutnya). Berdasarkan pengetahuan tentang struktur dan fungsi DNA telah
dikembangkan teknik manipulasi gen melalui teknologi DNA Rekombinan.
Selanjutnya teknologi DNA rekom-binan beramalgamasi dengan berbagai ilmu
yang berlatar belakang ilmu hayat menghasilkan suatu bidang ilmu terapan yang
dikenal dengan bioteknologi modern. Bioteknologi modern lebih luas rentang
jangkauannya dibandingkan bioteknologi tradisional. Bioteknologi modern telah
diterapkan dalam bidang industri, pertanian, peternakan dan kedokteran, walaupun
penerapan bioteknologi itu sendiri sampai saat ini masih menimbulkan pendapat
pro dan kontra.asam nukleat (DNA, RNA).
BAB II

KARBOHIDRAT

Istilah karbohidrat pada awalnya digunakan untuk golongan senyawa yang


mengandung atom C, H dan O yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-
senyawa n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air.

Banyak terdapat di alam, di antaranya dalam bentuk pati, kapas, gula


pasir, dan kayu. Berfungsi sebagai sumber energi, cadangan makanan (glukosa
pada tumbuhan dan glikogen pada hewan)

Rumus umumnya Cn ( H2O)n, misalnya C6H12O6 dan C5H10O5.

Pembagian karbohidrat

a. Berdasarkan jumlah molekul sakarida :


1. Monosakarida: karbohidrat yang memiliki 1 molekul sakarida.
Contoh :
Tetrosa: D- Treosa, L-Treosa, D-Erritrosa, L-Eritrosa
Pentosa : D-Ribosa, L-Ribosa, D-Arabinosa, L-Arabinosa
Heksosa: D-Glukosa (Dekstrosa), D-Manosa, D- Galaktosa,
D- Fruktosa
2. Disakarida: senyawa yang terdiri dari dua molekul monosakarida
terikat.
Contoh : sukrosa, maltosa, dan laktosa.

3. Polisakarida : rantai panjang yang tersusun dari banyak monosakarida.

Contoh : amilum, glikogen, dan selulosa, amilopektin.

b. Berdasarkan jumlah atom C dalam mono sakarida :


1. Triosa : terdiri dari 3 atom karbon
Aldo triosa : CH2OH – CHOH – CHO

Keto triosa : CH2OH – CO – CH2OH


2. Tetrosa : terdiri dari 4 atom karbon
Aldo tetrosa: CH2OH – CHOH – CHOH - CHO

Keto tetrosa : CH2OH – CHOH - CO – CH2OH

3. Pentosa : terdiri dari 5 atom karbon,


Aldo pentosa: CH2OH – CHOH – CHOH – CHOH - CHO

Keto pentosa : CH2OH – CHOH – CHOH - CO – CH2OH

4. Heksosa : terdiri dari 6 atom karbon, dan seterusnya


Aldoheksosa :CH2OH – CHOH – CHOH – CHOH – CHOH - CHO

Keto keksosa : CH2OH – CHOH – CHOH – CHOH - CO – CH2OH

Stereokimia

Kimia yang berhubungan dengan kedudukan gugus suatu senyawa di


dalam ruang. Semua gula mempunyai paling sedikit satu karbon asimetri.
Karbon asimetri : karbon tetrahedral yg terikat dengan empat atom/gugus
atom yang berlainan.

Untuk senyawa yang mengandung satu karbon asimetri ada 2 isomer.

Jika 2 atom C asimetris, ada 4 isomer

Jika 3 atom C asimetris, ada 8 isomer, dst.

Secara umum: jumlah isomer = 2n

Stereoisomer (Isomer ruang): senyawa yang mempunyai rumus molekul


yang sama, tetapi rumus bangun berbeda dalam satu ruangan (tiga dimensi),
sehingga tak dapat ditindihkan dengan bayangan cermin.

Contoh: Sepasang tangan, tangan kanan tidak dapat ditindihkan


CHO
H C OH
CH2OH

dengan tangan kiri begitu pula sebaliknya.

Contoh: gliseraldehid dengan 1 atom C asimetris dalam salah satu susunan,


dinamakan D-gliseraldehida. Bayangan cerminnya adalah L-gliseraldehida.

D dan L- gliseraldehida adalah contoh dari stereoisomer; dua molekul


yang sama struktur molekulnya tetapi berbeda dalam penyusunan gugusnya di
dalam ruang.

Stereoisomer dapat disebut isomer optik karena kemampuannya


memutar cahaya terkutub-bidang (bidang terpolarisasi). Berputar kekanan (+)
dan kekiri (-). Cahaya terkutub bidang : cahaya yang bergetar hanya pada satu
arah (kekanan atau kekiri).

D- (+)-gliseraldehid dan D-(-)-gliseraldehid,

L-(+)-gliseraldehid dan L-(-)-gliseraldehid.

Proyeksi Fisher

Proyeksi Fisher memungkinkan penggambaran struktur molekul organik


tiga dimensi menjadi dua dimensi atau menggambarkan gula berantai terbuka.
Kimiawan Jerman Emil Fisher (1852-1915) merumuskan cara yang mudah
untuk membedakan stereoisomer. Berikut adalah proyeksi untuk D dan L-
gliseraldehida :
Rumus Proyeksi Fisher

CHO CHO

H OH HO H

D-Gliseraldehida
L-Gliseraldehida
Proyeksi Haworth CH2OH CH2OH

Proyeksi Haworth adalah suatu cara baku untuk menggambarkan


kedudukan gugus hidroksil di dalam ruang dalam bentuk siklik. Contohnya pada
pentosa (furanosa) dan heksosa (piranosa) berada dalam bentuk rantai tertutup.

Cara menggambarkan proyeksi Haworth

Langkah-langkah penggambaran proyeksi Haworth untuk -D-glukopiranosa :

Langkah 1 : Molekul -D-glukopiranosa adalah bentuk siklik dari D-


glukosa. Kita proyeksikan D-glukosa dalam bentuk rantai
terbuka.

1
2
3
4
5
6
D -Glukosa
Langkah 2 : Gambar cincin piranosa beranggota enam dalam bentuk singkat.

C O O
5 5

C 4 1 C 4 1

3 2 3 2
C C

Cincin piranosa Singkatan Cincin piranosa


Langkah 3 : Letakkan gugus –CH2OH dari karbon -6 heksosa. Pada gula D,
karbon-6 selalu berada di atas bidang cincin.

CH2OH

O
5

4 1

3 2

Langkah 4 : Isi gugus OH pada karbon-2, 3, dan 4.

6
CH2OH
O
5

4 1
OH
3 2
HO

OH

Langkah 5 : Letakkan gugus OH pada karbon-1 ( dalam hal ini ).

6
CH2OH
O
5

4 1
OH
3 2
HO
Glikosida OH

Glikosida membentuk ikatan dari gula hemiasetal atau hemiketal rantai


tertutup yang bereaksi dengan alkohol atau ikatan antara gugus hidroksil gula
dengan alcohol menghasilkan asetal atau ketal.

Ikatan glikosida :

6
CH2OH 6
CH2OH
O
O

- H 2O
OH + CH 3OH
OH OH
HO OCH3
HO
OH
OH
Bila gugus OH- anomer dari gula terikat sebagai asetal, senyawa ini tidak lagi
bebas berubah bentuk dari rantai tertutup menjadi ranati terbuka. Ikatan
glikosida adalah ikatan eter kovalen diantara hidroksil gula dengan alcohol.
Contohnya:

-D-glukopiranosa + methanol ----- metil--D-glukopiranosida.

Gugus hidroksil beta pada C-1 suatu heksosa berhubungan melalui ikatan
glikosida dengan C-4 dari heksosa lain, disebut ikatan glikosida  (1-4). Ikatan
lainnya yaitu:  (1-4),  (1-6), dan  (1-6).

Hidrolisis ikatan glikosida oleh molekul air, sehingga ikatan glikosida putus.
Jika molekul terbelah, hidrogen dari air melekat pada salah satu produk, dan –OH
pada produk lainnya. Kita amati ikatan glikosida  (1-4) di antara dua heksosa :

H+

Gula Pereduksi dan Gula Non-pereduksi

Banyak gula bersikap sama terhadap pereaksi Benedict dan Tollens.


Berdasarkan uji positif-nya (kesetimbangan dengan bentuk terbukanya) dapat
bedakan menjadi dua jenis gula :

a. Gula pereduksi, jenis gula yang memberikan uji positif untuk pereaksi
Benedict dengan membentuk endapan merah bata dan membentuk cermin
perak untuk pereaksi Tollens.
Contoh : monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa.

b. Gula non-pereduksi, jenis gula yang tidak memberikan uji positif.


Contoh : kebanyakan dari polisakarida.
MONOSAKARIDA

Monosakarida dapat berupa aldosa atau katosa. Golongan aldosa


mempunyai satu gugus aldehid (-CHO) dan beberapa gugus hidroksil (-OH),
sedangkan glukosa ketosa mempunyai satu gugus keton (-CO-) dan beberapa
gugus hidroksil. Monosakarida juga digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon
dalam molekulnya. Monoksakarida paling kecil mengandung 3 atom karbon,
disebut trioksa; yang mempunyai 4 atom karbon disebut tetrosa, dan seterusnya.
Monosakarida terpenting adalah golongan heksosa dan pentosa.

Setiap monosakarida mempunyai dua bentuk konfigurasi yang ditandai


dengan D (baca;de)dan L (baca;el). Penetapan huruf D dan L didasarkan pada
arah gugus OH pada atom C asimetris nomor terbesar.

Semua monosakarida adalah zat padat yang mudah larut dalam air.
Larutannya bersifat optis aktif. Larutan monosakarida yang baru dibuat
mengalami perubahan sudut putaran hingga akhirnya dicapai sudut putaran yang
tetap. Perubahan sudut putaran ini disebut mutarotasi. Semua monosakarida, baik
aldosa maupun ketosa, dalah gula pereduksi. Larutan monosakarida bereaksi
positif dengan pereaksi Fehling atau pereaksi Benedict maupun dengan pereaksi
Toll.

DISAKARIDA

Disakarida terbentuk dari kondensasi dua molekul monosakarida. Ikatan


yang mengkaitkannya disebut ikatan glukosida. Disakarida terpenting adalah
sukrosa, maltosa, dan laktosa. Ketiganya mempunyai rumus molekul
C12H22O11.

Maltosa; tidak terdapat bebas, diperoleh dari hidrolisis amilum. Setelah


dihidrolisis menghasilkan 2 molekul glukosa.
Maltosa + H2O ----- 2 glukosa
Hidrolisis maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa, sedangkan laktosa
menghasilkan glukosa dan galaktosa. Hidrolisis maltosa dikatalisis oleh enzim
maltase, sedangkan hidrolisis laktosa oleh oleh enzim laktase. Maltosa tidak
terdapat bebas dialam, tetapi tidak dibuat dari hidrolisis amilum dengan pengaruh
enzim diastase.

Laktosa terdapat dalam susu sehingga disebut juga gula susu. Maltosa dan
laktosa adalah gula pereduksi, pereaksi positif dengan pereaksi Fehling, Benedict
dan Tolles.

Laktosa; banyak terdapat pada hewan mamalia, ada dalam susu. Dihidrolisis
menjadi glukosa dan galaktosa.
Laktosa + H2O ----- glukosa + galaktosa

Sukrosa; banyak terdapat pada tebu atau getah tumbuhan.


Sukrosa + H2O ----- glukosa + fruktosa

Sukrosa adalah gula tebu, gula yang kita konsumsi dalam kehidupan sehari-
hari. Larutan sukrosa memutar bidang polarisasi kekanan (putaran jenis =+66,53).
Sukrosa tidak mereduksi pereaksi fehling, Benedict, dan pereaksi Tollens.

Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada hidrolisis


sukrosa terjadi pembalikan sudut putaran (invensi) dari yang pemutar kanan
menjadi pemutar kiri, karena daya pemutar kiri fruktosa lebih kuat daya putaran
kanan glukosa (putaran jenis fruktosa = -92.4 , sedangkan
glukosa=+52,7),hidrolisis sukrosa dapat terjadi karena pengaruh asam atau anzim
invertasa.

POLISAKARIDA

Polisakarida ( glikan ) mengandung banyak unit monosakarida yang berikatan


glikosida. Beberapa berfungsi sebagai bentuk penyimpan karbohidrat.
Polisakarida penyimpan yang paling penting adalah pati dan glikogen, polimer
glukosa bercabang dengan berat molekul tinggi berikatan α( 1 → 4 ) pada rantai
utamanya dan ikatan α( 1 → 6 ) pada titik cabangnya. Ikatan α( 1 → 4 ) dapat
dihidrolisa oleh α-amilase dan ikatan α( 1 → 6 ) dihidrolisa oleh α( 1 → 6 )
glukosidase,

Polisakarida lain memegang peranan struktural pada dinding sel. Selulosa,


polisakarida pada tunuh tumbuhan mempunyai unit D- glukosa yang berikatan β( 1
→ 4 ). Selulosa tidak dapat dipecahkan oleh α atau β-amilase dan tidak dapat
dicernakan oleh vertebrata kecuali oleh hewan ruminan yang mengandung bakteri
penghasil selulosa yang dapat memecahkan selulosa menjadi D-glukosa.

Polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida . Polisakarida


terpenting, yaitu amilum, glikogen, dan selulosa, adalah polimerisasi kondensi,
amilum, glikogen, dan selulosa dapat dinyatakan dengan rumus molekul
(C6H10O5)n, dengan n dapat mencapai ratusan sampai ribuan.

Amilum ada 2 jenis, yaitu amilosa dan amilopektin.


Glikogen; terdapat pada otot hewan dan manusia.
Selulosa; terdapat pada serat tumbuhan seperti pada kayu.
Amilum terbentuk pada proses fotosintesis pada bagian yang hijau dari
tumbuhan bantuan energi matahari. Hidrolisis amilum dengan enzim diastase atau
amilase menghasilkan maltosa. Amilum membentuk koloid dalam air jika
dipanaskan. Suspensi amilum memberi warna biru dengan iodin.

Glikogen terbentuk dalam tubuh hewan dan manusia yang disimpan dalam
hati dan jaringan otot sebagai cadangan makanan. Pembentuk glikogen dari
glukosa diatur oleh insulin. Glikogen juga membentuk koloid dalam air, dan
dengan iodin memberi warna merah cokelat.
BAB III
LIPID

Lemak atau Lipid tidak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak
secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu
ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang dihasilkan
oleh hewan, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair. 1 gram lemak
menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal. Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen

Sifat dan Ciri-ciri

Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-


CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang
menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di
larutan yang apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol.Fungsi,
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak biologis memenuhi 4 fungsi dasar
bagi manusia, yaitu:

1 Penyimpan Energie

2 Transportasi metabolik sumber energi

3 Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses
pemberian signal Signal transducing.

4 Struktur dasar atau komponen utama dari membran semua jenis sel.

Klassifikasi

Ada beberapa model klasifikasi, tetapi disini akan diklasifikasikan


berdasarkan kelas dari lemak tersebut.

Lipid Fungsi primer Contoh


Sumber energi,
Asam lemak Asam palmitin, asam olein, asam linol
biologis prekursor

Gliserida Penyimpan energi Trigliserida

Komponen dari Fosfatidylcholin, Fosfatidylserin,


Fosfogliserida
membran Fosfatidyletanolamin

Badan Keton Sumber energie Aceton, Acetoacetat, ß Hidroxibutyrat

Komponen dari Sfingomyelin(Ceramid) dan


Sfingolipid
membran Glikosfingolipid(Cerebrosid, Globosid)

Modulator proses Prostaglandin, Thromboxan, Leukotriene,


Eicosanoida
fisiologis HPETE

Komponen dari
Cholesterin Cholesterin, Cholesterinester
membran

Lipid adalah segolongan besar senyawa tak larut air yang terdapat di alam.
Lipid cenderung larut dalam peralut organik seperti ester dan kloroform. Sifat
inilah yang menbedakan dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan
molekul hayati lainya. Struktur molekul lipid sangat beragam sehingga kita dapat
meninjaunya.

Lilin merupakan ester dari asam lemak berantai panjang dan alkohol
berantai panjang. Rantai hidrokarbon pada asam maupun alkohol berkisar dari 10
sampai 30 karbon. Lilin adalah padatan mantap bertitik leleh rendah yang
dijumpai pada tumbuhan dan hewan. Lilin juga melapisi kulit, rambut, dan bulu
unggas menjaganya agar tetap lentur dan kedap air. Struktur asam lemak:

CH3(CH2)14-C-O-(CH2)29CH3
Trigliseral alami adalah triester dari asam lemak berantai panjang ( C12
sampai dengan C24 ) dan gliserol merupakan penyusun utama utama lemak
hewan dan minyak. Trigliserida termasuk lipid yang sederhana dan juga
merupakan bentuk cadangan lemak dalam tubuh manusia. Persamaan umum
pembentukan trigliserida :

Trigliserida sederhana adalah triester yang terbuat dari gliserol dan tiga
molekul asam lemak yang sama. Trigliseral sederhana jarang ditemukan,
kebanyakan trigliseral alami adalah trigliserida campuran yaitu triester dengan
komponen asam lemak yang berbeda.

Lemak dan minyak biasanya dapat dibedakan berdasarkan titik lelehnya,


pada suhu kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair. Titik
leleh lemak atau minyak biasanya trgantung pada strukturnya, biasanya meningkat
dengan bertambahnya jumlah karbon. Banyaknya ikatan ganda dua karbon dalam
komponen asam lemak juga berpengaruh. Hidrogenasi adalah mengubah minyak
nabati menjadi lemak. Hidrogen beradisi pada beberapa ikatan ganda dua dari
ranati karbon asam lemak tak jenuh, menjenuhkannya dan dengan demikian
mengubah minyak menjadi lemak. Contoh hidrogenasi pada triolein ( titik leleh –
17oC ) menghasilkan tristearin ( titik leleh 55 oC ).

Trigliserida cepat menjadi tengik, menimbulkan baut dan citra rasa tak
enak bila dibiarkan pada udara lembab suhu kamar. Lepasnya asam lemak yang
mudah menguap dari lemak mentega menyebabkan bau mentega tengik. Asam-
asam ini terbentuk melalui ikatan ester atau oksidasi ikatan ganda dua. Hidsrolisis
lemak atau minyak sering dikatalis oleh enzim bernama lipase. Ketengikan
hidrolitik dapat dicegah atau ditundah dengan menyimpan bahan pangan dalam
lemari pendingin. Bau keringat timbul apabila lipase bakteri mengkatalisis
hidrolisis minyak dan lemak pada kulit.

Pada ketengikan oksidatif ikatan ganda dua dalam ikatan komponen asam
lemak tak jenuh dari trigliseral terputus membentuk aldehida berbobot molekul
rendah dengan bau tak sedap. Dua senyawa alami yang sering digunakan sebagai
antioksidasi ialah asam askorbat ( vitamin C ) dan α-tokoferol ( vitamin E ).

Hidrolisis lemak dan minyak dengan mendidihkannya dalam larutan


natrium hidroksida disebut penyabunan. Proses ini digunakan dalam penbuatan
sabun. Sabun ialah garam logam alkali ( Na, K, dan Li ) dari asam lemak. Sabun
dibuat dengan memanaskan minyak sapi atau minyak kelapa dalam ketal besar
berisi natrium hidroksida berlebih. Jika natrium klorida dicampuran tersebut,
garam natrium dari asam lemak memisah sebagai dadih sabun kasar.

Lemak terdiri dari kategori

1. Lemak Tepu - Bersifat membeku dan keras pada suhu rendah.


Kebanyakanya dari sumber haiwan dan juga terdapat pada tumbuhan
seperti santan dan lemak sayuran.Pengambilan yang berlebihan
meningkatkan tahap kolesterol dalam darah yang berpotensi untuk
termendap di saluran darah dan jantung.
2. Lemak tak Tepu - Besifat lembut dan cecair walaupun pada suhu rendah.
Ia didapati dari sumber tumbuhan.

Panduan semasa menyediakan makanan

 Kikis dan buang lemak yang kelihatan pada bahan masakan


 Kurangkan memasak menggunkan bahan berminyak. Gunakan cara kukus,
bakar, rebus, panggang, tumis atau gunakan gelombang mikro.
 Ubah suaikan resepi masakan dengan mengurangkan santan, susus, daging
dikurangkan dan ditambahkan kekacang untuk serat.Tambhkan bawang,
rempah, herba, jus limau nipis, cuka atau perasa asli tanpa lemak.
BAB IV

ASAM AMINO

A. Asam Amino Mempunyai Ciri Struktur yang Umum


Asam amino bebas yang terbentuk merupakan molekul yang relatif kecil,
dan struktur masing-masing telah diketahui. Asam amino yang pertama kali
ditemukan adalah asparagin, pada tahun 1806. Yang paling akhir treonin, yang
belum teridentifikasi sampai tahun 1938. Semua asam amino mempunyai nama
biasa atau umum, yang kadang-kadang diturunkan dari sumber pertama-tama
molekul ini diisolasi. Seperti dapat diduga, asparagin pertama-tama ditemukan
pada asparagus ; asam glutamat ditemukan di dalam gluten gandum ; dan glisin
(bahasa Yunani, glykos, manis) dinamakan karena rasanya yang manis.

Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri sama,
gugus karboksil dan gugus amino diikat pada atom karbon yang sama (Gambar 5 -
2). Masing-masing berbeda satu dengan yang lain pada rantai sampingnya, atau
gugus R, yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muat listrik dan kelarutan di
dalam air. Ke-20 asam amino pada protein sering kali dipandang sebagai asam
amino baku, utama, atau normal. Untuk membedakan molekul-molekul ini dari
jenis-jenis asam amino lain yang ada pada organisme hidup, tetapi tidak terdapat
dalam protein.

B. Hampir Semua Asam Amino Mempunyai Atom Karbon Asimetrik


Kita perhatikan bahwa semua asam amino baku, kecuali satu mempunyai
atom karbon asimetrik, α karbon yang mengikat empat gugus substituen yang
berbeda, yakni gugus karboksil, gugus amino, gugus R dan atom hidrogen. Atom
α karbon asimetrik karenanya, merupakan pusat khiral. Seperti telah kita lihat,
senyawa dengan pusat khiral terdapat dalam dua bentuk isomer yang berbeda,
yang bersifat identik dalam semua sifat-sifat kimia dan fisikya, kecuali satu, yakni
arah perputaran sinar terpolarisasi di dalam polarimeter. Dengan satu satu
kekecualian pada glisin, yang tidak mempunyai atom karbon asimetrik, kesemua
dari 20 asam amino yang diperoleh dari hidrolisa protein dengan kondisi cukup
ringan, bersifat optik aktif ; yakni, senyawa-senyawa ini dapat memutar sinar
bidang polarisasi menuju ke suatu arah atau kebalikannya. Karena susunan
tetrahedral ikatan valensi di sekitar atom α karbon pada asam amino, keempat
gugus substituen yang berbeda ini dapat menempati dua susunan yang berbeda
dalam ruang, yang merupakan bayangan cermin yang tidak saling menutupi
sesamannya

Aktivitas optik suatu stereoisomer dinyatakan secara kumulatif oleh rotasi


spesifik yang ditentukan dari pengukuran derajat rotasi larutan murni stereoisomer
tersebut pada konsentrasi tertentu di dalam tabung panjang tertentu, dalam sebuah
polarimeter.

  25C 
rotasi yang diamati (derajat )
D panjang tabung (dm) x konsentrasi, gr / mL

dm melambangkan desimeter (0,1 m). suhu dan panjang gelombang sinar


yang dipergunakan (biasanya garis D dari sodium, 589 nm) harus ditentukan.
Tabel di bawah ini memperlihatkan rotasi spesifik beberapa asam amino ;
perhatikan bahwa beberapa bersifat levorotatory dan yang lain dextrorotatory.

Tabel. Rotasi Spesifik Beberapa Asam Amino yang diisolasi dari protein.

Asam amino Rotasi Spesifik (α)25D°C

L-Alanin + 1.8
L-Arginin + 12.5
L-Isoleusin + 12.4
L-Penilalanin - 34.5
L-Glutamat + 12.0
L-Histidin - 38.5
L-Lisin + 13.5
L-Serin - 7.5
L-Prolin - 86.2
L-Treonin - 28.5

C. Asam Amino Dapat Digolongkan Berdasarkan Gugus R


Terdapat empat golongan asam amino, yaitu :

1. Golongan dengan R nonpolar atau hidrofobik.


2. Golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak bermuatan.
3. Golongan dengan gugus R bermuatan negatif.
4. Golongan gugus R bermuatan positif.
Di dalam tiap-tiap golongan terdapat urutan polaritas, ukuran dan bentuk
gugus R. Berikut Penggolongan Asam Amino Berdasarkan Polaritas Kandungan
Gugus R (pada pH 7)

Gugus R nonpolar (hidrofobik).


 Alanin
 Isoleusin
 Leusin
 Metionin
 Fenilalanin
 Prolin
 Triptofan
 Valin
Gugus R polar, tetapi tidak
bermuatan
 Asparagin
 Sistein
 Glutamin
 Glisin
 Serin
 Treonin
 Tirosin
Gugus R bermuatan negatif
 Asam aspartat
 Asam glutamate
Gugus R bermuatan positif
 Arginin
 Histidin
 Lisin

D. Asam Amino Terionisasi di Dalam Larutan Air


Di dalam larutan, asam amino terionisasi dan dapat bersifat sebagai asam
atau basa. Pengetahuan mengenai sifat-sifat asam-basa dari asam amino amat
penting di dalam pengertian berbagai sifat protein. Tambahan lagi, seni
pemisahan, identifikasi, dan kuantifikasi asam amino yang berbeda, yang
merupakan tahap penting dalam menentukan komposisi dan urutan asam amino
dari molekul protein, didasarkan atas tingkah laku asam-basa yang khas.

Asam-asam α – amino yang mempunyai gugus amino tunggal dan gugus


karboksil tunggal mengkristal dari larutan netral dalam bentuk ion penuh, yang
disebut ion dipolar atau zwiterion (bahasa Jerman bagi ion hibrid). Walaupun ion
dipolar bersifat netral dan tidak bergerak di dalam medan listrik, ion ini
mempunyai muatan listrik yang berlawanan pada kedua kutubnya. Sifat dipolar
asam amino pertama-tama ditunjukkan oleh kenyataan bahwa kristal asam amino
mempunyai titik lebur yang jauh lebih tinggi dibandingkan titik didih molekul
organik lain yang berukuran sama.

E. Asam Amino Dapat Berperan Sebagai Asam dan Sebagai Basa


Jika suatu kristal asam amino, misalnya alanini dilarutkan di dalam air,
molekul ini menjadi ion dipolar, yang dapat berperan sebagai suatu asam (donor
proton).
H H

R – C – COO- R – C – COO- + H+

NH3 NH2

atau sebagai basa (akseptor protein).

H H

R – C – COO- + H+ R – C – COOH

NH3 NH3

Senyawa yang kemudian sifat ini dinamakan ampoter (bahasa Yunani


amphi artinya keduanya), dan sering kali disebut ampolit, disingkat dari
amphoteric electrolytes. Asam monoamino monokarboksilat α-amino yang
sederhana seperti alanin, sebenarnya merupakan asam diprotik dalam keadaan
semua molekul mengikat proton, yaitu jika gugus karboksil dan gugus amino telah
mengikat proton. Dalam bentuk ini, asam amino mempunyai dua gugus yang
dapat mengion menghasilkan proton, seperti ditunjukkan di dalam persamaan
berikut ini :

N H+ N H+ NH2

R – C – COOH R – C – COO- R – C – COO-

NH3 NH3 NH2


F. Reaksi-reaksi Kimia Asam Amino
Seperti pada semua senyawa-senyawa organik, reaksi kimia dari asam
amino menunjukkan karakteristik dari gugus-gugus fungsinya. Karena asam
amino mengandung gugus amino dan gugus karboksilat, semua asam amino akan
memberikan reaksi positif dari gugus-gugus fungsi ini. Sebagai contoh, gugus
amino dapat diasetilisasi dan gugus karboksilat dapat diesterkan. Dalan diktat ini
tidak akan dibahas semua reaksi-reaksi kimia dari asam amino, hanya akan
dijelaskan dua reaksi yang cukup penting saja, yang bisa dipakai secara luas untuk
identifikasi dan kuantitasi asam amino.

Pertama reaksi ninhidrin yang dapat mendeteksi dan mengukur secara


kuantitatif dalam jumlah yang relatif kecil. Asam amino yang bereaksi dengan
gugus amino bebas, sedangkan untuk asam amino prolin yang mempunyai gugus
amino terikat akan memberikan warna kuning. Di bawah kondisi yang tepat
intensitas warna yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi
asam amino secara kalorimetri. Metoda ini mempunyai sensitifitas yang cukup
tinggi.

Reaksi kedua dari asam amino yang banyak dipakai adalah reaksi dengan
I-floroamino menghasilkan turunan 2,4-dinitrofenil, yang baik digunakan untuk
identifikasi asam amino.
BAB V
ENZIM, KOENZIM, DAN ANTIBODI

Enzim ialah protein yang bertindak sebagai mangkin organik yang dapat
mengawal atur serta mempercepatkan tindak balas biokimia dalam sel. Substrat
ialah bahan yang ditindak balas oleh enzim.Kofaktor ialah bahan bukan protein
dalam bentuk ion logam (contoh: magnesium dan kalium) atau molekul organik
(contoh: koenzim A) yang diperlukan bagi pengaktfan enzim tertentu..
Suatu reaksi kimia, khususnya antara senyawa organik, yang dilakukan
dalam laboratorium memerlukan kondisi yang ditentukan oleh beberapa faktor
seperti suhu, tekanan, waktu dan lain - lain. Pengetahuan tentang katalis telah
dirintis oleh Barzelius pada tahun 1873. ia mengusulkan nama "katalis" untuk zat
- zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi.
Proses kimia yang terjadi dengan pertolongan enzim telah dikenal sejak zaman
dahulu misalnya pembuatan anggur dengan cara permentasi atau peragian.
Enzim dikenal untuk pertama kalinya sebagai protein oleh Sumner pada
tahun 1926 yang telah berhasil mengisolasi urease dari 'kara pedang' (jack bean).
Urease adalah enzim yang dapat menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3.

Tata Nama dan Kekhasan Enzim

Secara umum nama tiap enzim disesuaikan dengan nama subtratnya,


dengan penambahan “ase” dibelakangnya. Subtrat adalah senyawa yang bereaksi
dengn bantuan enzim. Kelompok enzim yang mempunyai fungsi sejenis diberi
nama menurut fungsinya. Disamping nama trivial (biasa) maka oleh commission
on Enzymes of the International Union of biochemistry telah ditetapkan pula tata
nama yang sistematik, disesuaikan dengan pembagian atau penggolongan enzim
yang didasarkan pada fungsinya.
Kekhasan terhadap suatu reaksi disebut kekhasan reaksi. Suatu asam
amino tertentu sebagai substrat dalam mengalami berbagai reaksi dengan enzim.
Fungsi dan Cara Kerja Enzim

Fungsi suatu enzim ialah sebagai ktalis untuk proses biokimia yang terjadi
dalam sel maupun luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai
1011 kali lebih cepat daripada pabila reaksi tersebut dilakukan tanpa ktalis. Jadi
enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien disamping itu
mempunyai derajat kekhasan yang tinggi.
Misalkan pembentukan ikatan antara senyawa a dengan senyawa B
menjadi senyawa AB akan mengeluarkan energi. Terjadinya senyawa AB dari A
dan B membutuhkan energi sebesar P, yaitu selisih energi antara A dan B dengan
AB. Sebaliknya penguraian senyawa AB menjadi A dan B mengeluarkan energi
sebesar P pula. Terurainya senyawa AB tidak dapat berjalan dengan sendirinya,
tetapi harus terbentuk lebih dahulu senyawa AB aktif. Untuk pembentukkan AB
aktif ini dibutuhkan energi sebesar a, yang disebut energi aktivitas. Makin besar
harga a, makin sukar terjadinya suatu reaksi. Dengan adanya katalis atau enzim,
harga energi aktivitas akan dapat memudahkan dan mempercepat terjadinya suatu
reaksi.

Kompleks enzim-substrat

Suatu enzim mempunyai kekhasan tertentu yaitu hanya bekerja pada satu
reaksi saja.suatu enzim mempunyai suatu ukuran yang lebih besar daripada
substrat. Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan
substrst. Hubungan antara substrat dengan enzim hanya terjadi pada bagian atau
pada tempat tertentu saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan
atau kontak dengan substrat dinamai bagian aktif (active site). Hubungan hanya
mungkin terjadi apabila bagian aktif mempunyai ruang yang tepat yang dapat
menampung substrat. Hubungan atau kontak enzim dengan substrat menyebabkan
terjadinya kompleks
Enzim-substrat. Secara sederhana sekali penguraian suatu senyawa atau substrat
oleh suatu enzim dapat dijelaskan sebagai berikut :
E + S ↔ ES → E + P
E = enzim S = substrat ES = kompleks enzim-substrat
P = hasil reaksi

Persamaan Michaelis-Menten

Untuk menerangkan keadaan ini Leonor Michaelis dan maude menten


pada tahun 1913 mengajukan suatu hipotesis bahwa dalam reaksi enzim terjadi
lebih dahulu kompleks enzim-substrst yang kemudian menghasilkan hasil reaksi
dan enzim kembali.secara sederhana hipotesis tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut :

Enzim (E) + Substrat (S) ↔ kompleks enzim-substrat (ES)



Enzim (E) + hasil reaksi (P)
Mereka mengambil kesimpulan bahwa keceptan reaksi tergantung pada
konsentrasi kompleks enzim-substrat [ES], sebab apabila tergantung pada
konsentrasi substrat [S] maka penambahan konsentrasi substrat akan
menghasilkan pertambahan kecepatan reaksi yang apabila digambarkan akan
merupakan garis lurus. Jadi secara umum reaksi dengan enzim dituliskan sebagai
berikut :
k1 k3
E + S ↔ ES → E + P
k2
k1, k2 dan k3 merupakan tetapan kecepatan reaksi pembentukkan kompleks ES,
tetapan (konstan) kecepatan reaksi pembentukkan kembali E dan S, dan tetapan
(konstan) kecepatan reaksi pengurai kompleks ES menjadi enzim dan hasil reaksi.
Metode penentuan harga Km dan Vmaxs dengan cara metode grafik
Lineweaver-Burk.
Harga km untuk Beberapa Enzim
Enzim Substrat km
Kimotripsin Asetil-L-triptofanamida 5 x 10-3 M
Galaktosidase Laktosa 6 x 10-6 M
Treonin deminase Treonin 5 x 10-3 M
Penisilinase Benzilpenisilin 5 x 10-5 M
Piruvat karboksilase Asam piruvat 4 x 10-3 M

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim

Suhu enzim

 Enzim tidak aktif pada suhu kurang daripada 0 C.


 Kadar tindak balas enzim meningkat dua kali ganda bagi setiap kenaikan
suhu 10 C.
 Kadar tindak balas enzim paling optimum pada suhu 37 C. Enzim
ternyahasli pada suhu tinggi iaitu lebih dari 50 C.

Nilai pH

 Setiap enzim bertindak paling cekap pada nilai pH tertentu yang disebut
sebagai pH optimum.
 pH optimum bagi kebanyakan enzim ialah pH 7.
 Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim pepsin di dalam perut
bertindak balas paling cekap pada pH 2, sementara enzim tripsin di dalam
usus kecil bertindak paling cekap pada pH 8.

Kepekatan substrat

 Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim melebihi


bilangan molekul substrat. Oleh itu,cuma sebilangan kecil molekul enzim
bertindak balas dengan molekul substrat.
 Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim dapat
bertindak balas dengan molekul substrat sehingga ke satu kadar
maksimum.
 Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan menambahkan
kadar tindak balas kerana kepekatan enzim menjadi faktor pengehad.

Kepekatan enzim

 Pada kepekatan enzim rendah, bilangan molekul substrat melebihi


bilangan molekul enzim. Oleh itu, cuma sebilangan kecil molekul substrat
ditindak balas dengan molekul enzim.
 Apabila kepekatan enzim bertambah, lebih molekul substrat dapat
bertindak balas dengan molekul enzim sehingga ke satu kadar maksimum.
 Penambahan kepekatan enzim selanjutnya tidak akan menambahkan kadar
tindak balas kerana kepekatan substrat menjadi faktor pengehad.

Hambatan Reversibel

Hambatan ini dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak


bersaing
Hambatan bersaing disebabkan karena adanya molekul yang mirip dengan
substrat yang dapat pula membentuk kompleks yaitu kompleks enzim inhibitor
(EI) pembentukan kompleks EI ini sama dengan pembentukan kompleks ES yaitu
melalui penggabungan inhibitor dengan enzim pada bagian aktif enzim. Dengan
demikian terjadi persaingan antara inhibitor dengan substrat terhadap bagian aktif
enzim melalui reaksi sebagai berikut.
E + S ↔ ES
E + I ↔ EI
Inhibitor yang menyebabkan hambatan bersaing disebut inhibitor bersaing.
Inhibitor bersaing menghalangi terbentuknya kompleks ES dengan cara
membentuk kompleks EI. Bereda dengan kompleks ES, kompleks EI ini tidak
dapat membentuk hasil reaksi P.
E + S ↔ ES E + P (membentuk hasil
reaksi)

E + I ↔ EI (tidak terbentuk hasil reaksi)


Dengan demikian adanya inibitor bersaing dapat mengurangi peluang bagi
terbentuknya kompleks ES dan hal ini menyebbkan berkurangnya kecepatan
reaksi.
Hambatan tidak bersaing tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan
inhibitor yang melakukannya disebut inhibitor tidak bersaing. Dalam hal ini
inhibitor dapat bergabung dengan enzim pada suatu bagian enzim di luar bagian
aktif. Penggabungan antara inhibitor dengan enzim ini terjadi pada enzim bebas,
atau pada enzim yang telah mengikat substrat yaitu kompleks enzim-substrat.
E + I ↔ EI
ES + I ↔ E S I
Hambatan tidak Reversibel ini dapat terjadi karena inhibitor bereaksi tidak
reversibel dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan
berubahnya bentuk enzim. Dengan demikian mengurangi aktivitas katalitik enzim
tersebut sebagai contoh inhibitor dalam hal ini ialah molekul iodoase-tamida yang
dapat bereaksi dengan gugus –SH suatu enzim tertentu.
enzim – SH + ICH2CONH2 enzim – S –
CH2CONH + HI
reaksi ini berlangsung tidak reversible sehingga menghasilkan produk reaksi
dengan sempurna.

Hambatan alosterik

Hambatan yang terjadi pada enzim alosetrik dinamakan hambatan


alosetrik, sedangkan inhibitor yang menghambat disebut inhibitor alosetrik.
Bentuk molekul inhibitor alosetrik ini berbeda dengan molekul substrat. Lagipula
inhibitor alosetrik berikatan dengan enzim pada tempat dilua bagian ektif enzim. .
Ada dua bentuk tau konformsi untuk tiap subunit yang mereka sebut
bentuk T dn bentuk R. bentuk T mempunyai afinitas rendah terhadap substrat,
sebaliknya bentuk R mempunyai afinitas tinggi terhadap substrat. Bentuk T dapat
berubah menjadi bentuk R dan begitu pula sebaliknya. Asumsi yang dikemukakan
oleh Daniel Koshland Jr. sebagai berikut :

a. Hanya ada dua bentuk R dan T terdapat pada subunit manapun


b. Adanya substrat yang terikat pada salah satu subunit, akan mengubah
bentuk subunit tersebut, sedangkan subunit yang lain dalam enzim tidak
berubah
c. Perubahan bentuk pada satu subunit dapat memperbesar atau memperkecil
afinitas subunit lain dalam satu unit enzim
Penggolongan Enzim
Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya sedangkan masing-
masing enzim diberi nama menurut nama substratnya.oleh Commision on
Enzymes of the International union of Biochemistry enzim dibagi menjadi enam
golongan besar yang didasarkan atas reaksi kimia dimana enzim memegang
peranan yaitu :
1. Oksidoreduktase
2. Transferase
3. Hidrolase
4. Liase
5. Isomerase
6. Ligase

Golongan I. oksidoreduktase

Enzim-enzim yang termaksud dalam golongn ini dibagi menjadi dua


bagian yaitu dehidrogenase dan oksidase. Dehidrogenase bekerja pada reaksi-
reaksi dehidrogenase yaitu reaksi pengambilan atom hydrogen dari suatu senyawa
(donor). Hydrogen yang dilepas diterima oleh senyawa lain (aseptor). Reaksi
pembentukkan aldehidadari alcohol merupkan contoh reaksi dehidrogenase.
Enzim yang bekerja pda reaksi ini ialah alcohol dehidrogenase. Disini alcohol
adalah donor hydrogen sedangkan senyawa yang menerima hydrogen adalah suatu
enzim nikotinadenindinukleotida.
Alcohol dehidrogenase
Alcohol + NAD+ aldehida + NADH + H+
Gugus aldehida maupun keton dapat juga bertindak sebagai donor
hydrogen, misalnya pada reaksi pembentukkan asam glierat–3–fosfat ( asam 3–f
osfogliserat) dari gliseraldehida–3–fosfat (3–fosfogliseral–dehida).
Enzim-enzim oksidase juga bekerja sebagai katalis pda reaksi pengambilan
hydrogen dari suatu substrat. Dalam reaksi ini yang bertindak selaku akseptor
hidrogen ialah oksigen sebagai contoh enzim glukosa oksidase bekerja sebagai
katalis pada reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat.
Glukosa oksidase
Glukosa + O2 asam glukonat + H2O
Xatin oksidase ialah enzim yang bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidasi
xantin menjadi asam urat.

Golongan II. Transferase

Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi
pemindahan suatu gugus dari suatu enzim kepada senyawa lain.contoh enzim
yang termasuk golongan ini yaitu metiltransferase, hidroksimetiltransferase,
karboksiltransferase, asiltransferase dan amino transferase atau disebut juga
transaminase. Pembentukkan glisin dari serin merupkan reaksi pemindahan gugus
hidroksi metal. Gugus ini dilepaskan dari molekul serin dengan dibantu oleh
enzim hidroksimetil transferase.

hidroksi metal transferase


CH2 – CH – COOH CH2 – COOH
│ │ │
OH NH2 THFA NH2
glisin
dalam reaksi ini asam tetrahidrofolat (THFA) bekerja sebagai akseptor gugus
beratom C satu.

Golongan III. Hidrolase

Enzim yang termasuk dalam golongan ini bekerja sebagai katalis pada
reaksi hidrolisis. Ada tiga jenis hidrolase yaitu yang memecah ikatan ester,
memecah glikosida dan yang memecah ikatan peptida.
Contohnya :
Esterase ialah enzim yang memecahkan ikatan ester dengan cara hidrolisis
Lipase yaitu enzim yang memecahkan ikatan ester pada lemak sehingga terjadi
asam lemak dan gliserol. Fosfatase ialah enzim yang dapat memecahkan ikatan
fosfat pada suatu senyawa. Amilase dapat memecah ikatan-ikatan pada amilum
hingga terbentuk maltosa. Tiga macam jenis enzim amylase yaitu α amilase, β
amilase, γ amilase.

Golongan IV. Liase

Enzim yang termasuk dalam golongan ini memiliki peranan penting dalam
reaksi pemisahan suatu gugus dri suatu substrat atu sebaliknya. Contoh yitu
dekarboksilase, aldolase dan hidratase.
Piruvat dekarboksilase adalah enzim yang bekerja pada reaksi
dekarboksilasi asam piruvat dan menghasilkan aldehida.
adapun enzim fumarat hidratase berperan dalam reaksi penggabungan satu
molekul H2O kepada molekul asam fumarat dan membentuk asam malat.

Golongan V. Isomerase

Enzim yang termasuk dalam golongan ini bekerja pada reaksi perubahan
intramolekuler misalnya reaksi perubahan glukosa menjadi fruktosa. Perubahan
senyawa L menjadi senyawa D, senyawa sis menjadi senyawa trans dan lain-lain
Contoh enzim ribulosafosft epimerase dan glukosafosfat isomerase.enzim ribulosa
epimerase merupakan katalis bagi reaksi epimerase ribulosa

Golongan VI. Lipase

Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi-reaksi


penggabungan du molekul. Karena itu enzim-enzim tersebut dinamakan sintetase.
Ikatan yang terbentuk dri penggabungan tersebut adalah ikatan C–O, C–S, C– N
atau C–C. contoh enzim golongan ini antara lain ialah glutamine sintetase dan
piruvat karboksilase. Enzim glutamine sintetase yang terdapat dalam otak dan hati
merupakan ktlis dalam reaksi pembentukan glutamine dari asam glutamate.

Penggunaan enzim dalam kehidupan seharian

Amilase - Terdapat dalam detergen untuk menyingkirkan kotoran seperti


coklat, kari dan telur daripada pakaian. -Ditambah dalam proses pencairan kanji
sebelum penambahan malt dalam industri alkohol.
Protease - Melembutkan daging. -Membantu menanggalkan kulit ikan
dalam industri pengetinan ikan.
Selulase - Melembutkan sayur-sayuran yang tinggi kandungan serabutnya.
-Mengeluarkan kulit daripada bijirin seperti gandum. -Mengasingkan agar-agar
daripada rumpai laut dengan menguraikan dinding sel daun rumpai dan
membebaskan agar-agar yang terkandung dalamnya.
Papain - Enzim yang diperoleh daripada betuk untuk melembutkan daging.
Zimase - Dihasilkan oleh yis untuk memecahkan gula kepada etanol.
Renin - Mendadihkan susu.
Lipase - Mengurangkan lemak dalam makanan seperti daging. -Bertindak
balas terhadap lemak susu dalam penyediaan keju.
Koenzim
Sejumlah besar koenzim membutuhkan komponen untuk dapat berfungsi
sebagai katalis. Komponen ini disebut kofaktor. Kofaktor ini dapat dibagi menjadi
tiga kelompok:

1. gugus prostetik
2. koenzim
3. aktivator
gugus prostetik adalah kelompok kofaktor yang terikat pada enzim dan tidak
mudah terlepas dari enzimnya. Koenzim adalah molekul organic kecil, tahan
terhadap panas, yang mudah terdisosiasi dan dapat dipisahkan dari enzimnya
dengan cara dialisis. Dan activator adalah ion-ion logam yang dapat terikat atau
mudah terlepas dari enzim. Dari tiga kelompok kofaktor diatas peranan koenzim
dn gugus prostetik serta hubungannya dengan vitamin akan dibahas lebih lanjut
dengan beberapa contoh. Vitamin ialah golongan senyawa kimia yang terdapat
dalam jumlah kecil makanan tetapi mempunyai arti yang penting.
Hubungan antara vitamin dan koenzim tampak pada contoh berikut ini :
niasin adalah nama vitamin yang berupa molekul nikotinamida atau asam
nikotinat. Niasin terdapat dalam jaringan hewan dan tumbuhan.
Molekul riboflavin atau vitamin B2 terdiri atas D ribitol yang terikat pada cincin
isoalloksazin yang tersubstitusi vitmin ini dikenal dengan factor pertumbuhan.
Asam lipoat adalah suatu vitamin yang juga merupakan factor pertumbuhan dan
terdapat dalam hati. Sam ini terdapat dalam dua bentuk yaitu teroksidasi dan
bentuk tereduksi, berfungsi sebagai kofaktor pada enzim piruvat dehidrogenase
dan ketoglutarat dehidrogenase yang berperan dalam reaksi pemisahan gugus asli.
Biotin adalah vitamin yang terdapat banyak dalam hati dan berikatan dengan suatu
protein. Biositin adalah senyawa yang terdiri atas biotin yang berikatan dengan
lisin dan dapat diperoleh dri hidrolisis protein yang mengandung biotin. Biotin
berfungsi sebagai koenzim pada reaksi karboksilasi.
Tiamin atau vitamin B1 umumnya terdpat dalam keadaan bebas dalam beras atau
gandum. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan penyakit beri-beri
Vitamin B6 terdiri dari tiga senyawa yaitu piridoksal, piridoksin dan piridoksamin
ketiga bentuk vitamin ini terdapat pada tumbuhan maupun hewan, terutama pada
beras dan gandum.kekurangan vitamin ini mengakibatkan penyakit dermatitis dan
gangguan pada system saraf pusat.koenzim pada vitamin ini adalah
piridoksalfosfat dan piridoksaminfosfat. Piridoksalfosfat berfungsi sebagai
koenzim reaksi-reaksi metabolisme asam aminio, seperti transaminasi,
dekrboksilase dan rasemisasi.
Asm folat dan derivatnya terdapat banyak dalam alam.bakteri dalam usus
memproduksi asam folat dalam jumlah cecil. Koenzim yang berasal dari vitamin
ini ialah asam tetrahidrofolat
Vitamin B-12 sebagaimana diisolasi dari hati adalah sianokobalamina. Vitamin ini
merupakan bagian dari koenzim B-12 yang relative tidak stabil dan bila dikenai
cahaya terurai menjadi hidroksikobalamin sedangkan dengan sianida koenzim B-
12 terurai menjadi sianokobalamin atau vitamin B-12. fungsinya adalh bekerja
pada beberapa reaksi antara lain reaksi pemecahan ikatan C-C ikatan C-O dan
ikatan C-N dengan enzim mutase dan dehidrase
Asam pantotenat terdapat dalam alam sebagai komponen dalam molekul koenzim
A. vitamin ini diperlukan oleh tubuh sebagai faktor pertumbuhan.
O H CH3
║ │ │
HO2C – CH2 – CH2 – N – C – C – C – CH2OH
N │ │
OH CH3
asam pantotenat

Antibodi

Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar
tubuhvertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus.
Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi
memiliki dua rantai berat besar dan dua [[rantai ringan]. Antibodi diproduksi oleh
tipe sel darah yang disebut sel B. Terdapat beberapa tiper yang berbeda dari rantai
berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan kedalam
isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat mereka masuki. Lima
isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia, yang
memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun yang
tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang ditemui.
BAB VI
ASAM NUKLEAT
A.Pengertian Asam Nukleat

Asam nukleat merupakan makromolekul biokimia yang kompleks, terdiri dari


rantai-rantai nukleotida yang menyimpan informasi genetik. Makromolekul
tersebut, merupakan rangkain rangkaian nukleotida (rangkaian
nukleotida=polinukleotida) DNA dan RNA. Jenis asam nukleat yang paling
umum adalah asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Asam
nukleat ditemukan di segala jenis sel makhluk hidup dan virus. Disamping sebagai
penyimpan informasi genetik, asam nukleat juga berperan dalam penyampai pesan
kedua, serta pembentuk molekul dasar untuk adenosin trifosfat.
Nukleotida tersusun dari tiga komponen yaitu: fosfat, gula dan basa nitrogen.
Ketika bergabung menjadi asam nukleat, nukleotida mengandung salah satu dari
ketiga komponen tersebut. Tetapi ketika lepas di dalam sel, nukleutida biasanya
menjadi trifosfat. Energi yang disediakan dalam eksra fosfat digunakan untuk
tujuan lain, yaitu mensintesis polimer. Nukleusida adalah senyawa gula basa. Jadi
nukleutida adalah nukleusida fosfatAsam nukleat terdiri dari dari dua kata yang
menggambarkan identitasnya. Asam karena memang bersifat asam, dan nukleat
mengisyaratkan letaknya yang berada di inti (nukleus). Akan tetapi, pada
kenyataannya selain di inti, asam nukleat juga terdapat di sitoplasma (untuk
makhluk prokariot).
Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada rantai
asam nukleat tersebut (misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat mengandung
2-deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen yang ditemukan pada kedua jenis asam
nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenina, sitosina, dan guanina dapat
ditemukan pada RNA maupun DNA, sedangkan timina dapat ditemukan hanya
pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.
B.Macam-macam Asam Nukleat

Ada dua macam asam nukleat yaitu Asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA). Dilihat dari strukturnya kedua asam nukleat ini mempunyai
perbedaan terutama terletak pada komponen gula pentosanya. Pada RNA gula
pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami
kehilangan satu atom O pada posisi C nomor 2, sehingga dinamakan gula 2
deoksiribosa.
RNA dan DNA keduanya memiliki 4 basa (2 purin dan 2 pirimidin) pada rantai
nukleutidanya. Pada RNA terdiri dari:
Purin : adenin dan guanin
Pirimidin : sitosin dan urasil
Basa pada DNA sama dengan RNA, yang berbeda hanya pada
pirimidinnya. Pada RNA, pada pirimidinya memiliki sitosin dan urasil sedangkan
pada DNA urasilnya diganti dengan timin. Jadi pirimidin pada DNA terdiri dari:
Sitosin dan Timin. Timin berbeda dengan urasil hanya karena adanya gugus metal
pada posisi nomor 5 timin dapat juga dikatakan sebagai 5 metilurasil
Komponen nukleotida ini ada 3: phospat, gula, dan basa DNA/RNA
Ujung phospat dari nukleotida itu bersifat (-) sehingga ia bersifat asam. Sementara
basa-basa tersebut dibagi menjadi golongan pirimidin dan purin.

Ada perbedaan basa pada DNA dan RNA yaitu:


Basa
Jenis asam nukleat
Purin Pirimidin
DNA Guanin Sitosin
Adenin Timin

Guanin Sitosin
RNA Adenin Urasil
1. DNA

DNA pertama kali diisolasi dan dipelajari secara intensif oleh Friendrich
Miescher, orang swiss, dalam serangkaian penelitian yang luar biasa mulai pada
tahun 1896. Dia menamakannya "nuklein" karena lokasinya di dalam inti sel.
DNA diisolasi dari organisme dan virus yang berbeda, biasanya memiliki dua
untai komplementer dalam pengaturan heliks ganda. kebanyakan sel molekul
DNA sangat besar sehingga tidak mudah diisolasi dalam bentuk utuh.
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA, adalah sejenis asam nukleat
yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Di
dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi
genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku
umum bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah
beberapa jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme) seperti HIV (Human
Immunodeficiency Virus).
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama,

 gugus fosfat
 gula deoksiribosa
 basa nitrogen, yang terdiri dari:

Adenina (A)

Adenina adalah salah satu dari dua basa N purina yang digunakan dalam
membentuk nukleotida dari asam nukleat DNA dan RNA. Pada DNA, adenina (A)
berikatan dengan timina (T) melalui dua ikatan hidrogen untuk membantu
menstabilkan struktur asam nukleat. Pada RNA berberkas ganda (dsRNA), adenin
berikatan dengan urasil (U).
Bersama dengan gula ribosa adenin membentuk nukleosida yang disebut
adenosina, sementara bersama dengan deoksiribosa adenin membentuk
deoksiadenosina. Adenosina dapat berikatan dengan gugus fosfat anorganik
(PO43-). Jika mengikat satu gugus fosfat dinamakan adenosina monofosfat
(AMP), dua gugus fosfat dinamakan adenosina difosfat (ADP), dan tiga gugus
fosfat dinamakan adenosina trifosfat (ATP). ATP merupakan salah satu senyawa
penting dalam metabolisme semua organisme hidup sebagai pembawa energi
kimia untuk berbagai reaksi biokimiawi. Pada teknik PCR, deoksiadenosina
trifosfat (dATP) merupakan satu dari empat nukleotida bebas yang perlu
disediakan sebelum proses dimulai.
Guanina (G)

Guanina merupakan satu dari dua basa N purina yang menyusun DNA dan
RNA. Dalam DNA pilin ganda, guanina berikatan dengan sitosina melalui tiga
ikatan hidrogen. Guanina membentuk nukleosida bersama dengan gula ribosa
yang dinamakan guanosina. Bentuk deoksiguanosina yang berikatan dengan tiga
gugus fosfat anorganik (dGTP) merupakan salah satu bahan baku dalam teknik
PCR.
Secara kimiawi, guanina dapat berada pada dua bentuk tautomer yang
dinamakan tautomerisme keto-enol.
Nama guanina diambil dari guano karena pertama kali diisolasi dari guano
(pupuk kotoran burung).
Sitosina (C)

Sitosina merupakan satu dari dua basa N pirimidina yang dimiliki DNA
dan RNA. Nukleosida ribosanya dinamakan sitidina dan nukleosida
deoksiribosanya dinamakan deoksisitidina. Sitosina berikatan dengan guanina
pada DNA pilin ganda melalui tiga ikatan hidrogen.
Sitidina dapat membentuk nukleotida bila mengikat satu, dua, atau tiga gugus
fosfat anorganik (PO43-) membentuk CMP, CDP, dan CTP (masing-masing
dinamakan sitidina mono-, di-, atau trifosfat). CTP dapat menjadi kofaktor dalam
reaksi enzimatik biokimiawi dan mentransfer satu gugus fosfat bagi ADP untuk
membentuk ATP. Deoksisitidina trifosfat (dCTP) diperlukan dalam PCR sebagai
bahan baku sintesis DNA.
Pada keadaan tertentu, sitosina dapat mengalami deaminasi menjadi urasil.
Mutasi ini biasanya dapat dikenali oleh enzim-enzim yang terlibat dalam reparasi
DNA. Sebagaimana pada urasil, metilasi juga dapat terjadi pada sitosin dengan
bantuan enzim DNA-metil-transferase.
Timina (T)

Timina atau 5-metilurasil merupakan salah satu dari dua basa N pirimidina
yang menyusun DNA. RNA tidak memiliki timina dan, dengan sedikit
perkecualian, urasil menggantikan posisinya. Pada DNA berpilin ganda, timina
akan berikatan dengan adenina melalui dua ikatan hidrogen untuk membentuk
struktur yang stabil.
Timina bersama dengan gula deoksiribosa membentuk nukleosida yang
disebut deoksitimidina atau timidina. Timidina dapat membentuk nukleotida
apabila mengalami fosforilasi menjadi dTMP, dTDP, atau dTTP (deoksitimidina
mono-, di-, atau trifosfat). dTTP diperlukan dalam PCR sebagai salah satu bahan
baku nukleotida.Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen
tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.
Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit
nukleotida 3,3 Å. Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat
memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom
terbesar pada manusia terdiri atas 220 juta nukleotida.
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-
deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester
antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada
gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula
penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda.
Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan
dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel.
Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa
nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai
pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang
terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah
adenina (dilambangkan A), sitosina (C, dari cytosine), guanina (G), dan timina
(T). Adenina berikatan hidrogen dengan timina, sedangkan guanina berikatan
dengan sitosina. Segmen polipeptida dari DNA disebut gen, biasanya merupakan
molekul RNA
Molekul DNA merupakan molekul double-helix yang memiliki dua untai
polinukleutida (double-stranded). Setiap polinukleutida dari DNA terdiri atas
nukletida-nukleutida yang dihubungkan oleh ikatan phospodiester. Nukleutida
pada molekul DNA mengandung tiga komponen penting, yaitu :
Gula pentosa yang disebut deoxyribose (gula ribosa yang kehilangan atom
oksigen pada atom C nomor 2)
Gugus fosfat, menyusun struktur nukleutida (nukleusida monofosfat)
Basa nitrogen berupa basa purin (adenine dan guanin) dan basa pirimidin (timin
dan sitosin). Basa adenine dari untai yang satu akan berpasangan dengan basa
timin dari untai yang lainnya. Sedangkan basa guanine dari untai yang satu akan
berpasangan dengan basa sitosin dari untai lainnya.
RNA
Pada sel bakteri, sebagian besar RNA ditemukan di sitoplasma, meskipun
beberapa diantaranya bukan berupa ikatan kovalen pada DNA selama
pembentukannya dalan proses transkripsi. Dalam sel eukariotik berbagai bentuk
RNA memiliki distribusi intraselular kusus. Pada sel hati sekitar 11 persen dari
total RNA dalam nukleus, sekitar 15 persen dalam DNA mitokondria, lebih dari
50 persen dalam ribosom, dan sekitar 24 persen dalam sitosol
Asam ribonukleat terdiri dari dari benang panjang ribonukleotida molekul ini
lebih pendek dari DNA dan ditemukan dalam jumlah yang jauh lebih banyak
didalam kebanyakan sel. Pada sel bakteri, sebagian besar RNA ditemukan di
sitoplasma..
Macam-macam RNA
RNA dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu RNA genetik dan
RNA non-genetik.

 RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai
pembawa keterangan genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk hidup
tertentu yang tidak memiliki DNA, misalnya virus. Dalam hal ini fungsi RNA
menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi genetik maupun dalam mengatur
aktivitas sel.

 RNA non-genetik

RNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik


sehingga RNA jenis ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang juga memiliki
DNA. Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi
mRNA, tRNA, dan rRNA.

1. mRNA (messenger RNA) atau ARNd (ARN duta)

RNA messenger berisi empat basa utama. RNA ini disintesis di dalam nukleus
selama proses transkripsi, di mana urutan basa di salah satu rantai DNA
kromosom ini ditranskripsi secara enzimatik dalam bentuk rantai tunggal mRNA,
beberapa mRNA juga dibuat dalam mitokondria. Urutan basa dari rantai mRNA
juga terbentuk komplementer dari rantai DNA yang ditranskripsi. Setelah
transkripsi, mRNA masuk ke dalam sitoplasma dan kemudian ke ribosom, di
mana ia berfungsi sebagai alat untuk memesan asam amino selama biosintesis
protein. Fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA di
inti sel menuju ke ribosom di sitoplasma.Meskipun mRNA tembentuk hanya
sebagian kecil dari total sel RNA, namun terjadi banyak bentuk khusus yang
sangat bervariasi dalam berat molekul dan urutan dasar. Masing-masing dari
ribuan protein yang berbeda disintesis oleh sel dikodekan oleh mRNA tertentu
atau bagian dari sebuah molekul mRNA.

2) tRNA (transfer RNA) atau ARNt (ARN transfer)


RNA tranfer adalah molekul yang relatif kecil yang bertindak sebagai
pembawa asam amino tertentu pada individu selama sintesis protein pada
ribosom. RNA jenis ini dibentuk di dalam nukleus, tetapi menempatkan diri di
dalam sitoplasma. Selain itu tRNA bertindak sebagai penerjemah kodon dari
mRNA.. Bagian tRNA yang berhubungan dengan kodon dinamakan antikodon.

3) rRNA (ribosomal RNA) atau ARNr (ARN ribosomal)


RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosom meskipun
dibuat di dalam nukleus. RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan
fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan rRNA. Fungsi dari RNA ribosom
adalah sebagai mesin perakit dalam sintesis protein yang bergerak ke satu arah
sepanjang mRNA. Di dalam ribosom, molekul rRNA ini mencapai 30-46%
Molekul RNA merupakan hasil instruksi DNA yang disintesis melalui
mekanisme transkripsi DNA untuk selanjutnya ditransfer keluar dari inti sel
masuk ke dalam sitoplasma. Molekul RNA memiliki perbedaan yang mendasar
dengan molekul DNA, yaitu :
Gula pentosa penyusun nukleutida bukan deoxyribosa seperti yang dimiliki DNA,
tetapi berupa gula ribosa.RNA tidak memiliki basa nitrogen jenis timin, tetapi
digantikan dengan basa urasil (U). Ketika suatu untai tunggal RNA akan disintesis
melalui mekanisme transkripsi DNA, basa urasil akan dimunculkan sebagai hasil
transkripsi (penyalinan) dari basa adenine untai DNA.
Molekul RNA merupakan molekul untai tunggal polinukleutida (single-
stranded), tidak seperti DNA yang merupakan molekulk double-stranded (untai
ganda).
Tabel perbedaan DNA dan RNA
RNA (Ribo
DNA (Deoxyribo Nukleat Acid)
Nukleat Acid)
Dalam inti sel,
- Letak Dalam inti sel, mitokondria, kloroplas, senriol. sitoplasma dan
ribosom.
Polinukleotida
- Bentuk Polinukleotida ganda yang terpilin panjang
tunggal dan
pendek
- Gula Deoxyribosa Ribosa
Golongan purin :
adenine dan
Golongan purin : adenine dan guanine guanine
- Basanya
Golongan pirimidin : cytosine dan timin Golongan
pirimidin :
cytosine dan urasil
- mengontrol sifat yang menurun

- Fungsi - sintesis protein - sintesis protein

- sintesis RNA
Dipengaruhi
sintesis protein.
Tidak dipengaruhi sintesis protein.
Letak basa nitrogen dari kedua pita ADN saling Macam ARN :
- berhadapan dengan pasangan yang tetap yaitu
Kadarnya Adenin selalu berpasangan dengan Timin, ARN duta
Cytosin dengan Guanin. Kedua pita itu diikatkan
oleh ikatan hidrogen. ARN ribosom

ARN transfer
BAB VII

SISNTESIS PROTEIN

A.Pengertian Sintesis Protein

Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida


yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti
sel, sitoplasma dan ribosom.

Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida.


Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida
karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA
merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke
generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam
amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA
melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang
spesifik. Menurut (Suryo, 2008:59-61) DNA merupakan susunan kimia
makromolekular yang komplek, yang terdiri dari tiga macam molekul yaitu : Gula
pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa, Asam pospat, dan Basa nitrogen,
dibedakan atas dua tipe dasar yaitu : pirimidin {sitosin (S) dan timin (T)} dan
purin {adenine (A) dan guanine (G)}.

B. Proses Replikasi DNA

Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara akurat. genom manusia


pada satu sel terdiri sekitar 3 milyar dan pada saat replikasi harus diduplikasi
secara akurat (persis tidak boleh ada yang salah). Replikasi adalah transmisi
vertical (dari sel induk ke sel anak supaya informasi genetik yang diturunkan
sama dengan sel induk). Replikasi hanya terjadi pada fase S (pada mamalia),
Replikasi terjadi sebelum sel membelah dan selesai sebelum fase M.
Proses replikasi DNA

Pertama adanya replication origin, kemudian pembukaan local DNA helix


dan adanya RNA primer synthesis. Replikasi:> ORC menempel pada ACS (ORI)
:> sehingga pilinan membuka dengan bantuan helikase. Helikase akan menempel
untuk membuka pilinan (helix). DNA double helix (bentuk terpilin). Untuk
mereplikasi bila bentuknya terpilin tidak akan pernah bisa sehingga perlu dibuka
pilinannya. Bila membuka pilinan pada salah satu ujung maka ujung yang lain
akan semakin kuat pilinannya sehingga perlu daerah tertentu yang dipotong untuk
membuka pilinan tesebut yang dilakukan oleh helikase. Perlu DNA primase untuk
membuat RNA primer sintesis, karena DNA polymerase tidak bisa mensintesis
tanpa ada primer.

Kemudian terjadi proses replikasi. Karena arah DNA anti parallel maka
perlu Leading-strand dan lagging strand. Dari ORI didapatkan 2 replication
fork.Ada ORI dan helikase yang membuka pilinan terus sampai terbentuk
replication bubble.

Proses replikasi yang di perlukan utama:

1. ORI

2. Helikase

3. Replication bubble

Selanjutnya perlu primase untuk membuka primary. Merah RNA, Biru DNA.
Bubble semakin besar, replikasi berlanjut dan 1 ORI akan membentuk 2
replication fork.

Replication fork pada plasmid

Terdapat 2 parental strand (run occusite direction) yang bersifat


antiparalel: 5’-3’ dan 3’-5’. DNA polymerase hanya mensintesis/mempolimerasi
dari arah 5’-3’. Satu strain bisa secara kontinyu disintesis yaitu yang 5’-3 (leading
strain). Sementara yang 3’-5’ tidak bisa dibentuk, tetapi tetap harus dibentuk
dengan 5’-3’, sehingga perlu satu strain yang terbentuk dari small discontinue
peaces yang disebut sebagai lagging strain. Small peaces disebut okazaki fragmen.

Pada leading strand karena arahnya sudah dari 5’-3’ maka tinggal
menambah saja. Sedangkan pasangannya (lagging strain) karena arahnya 3’-5’
maka hanya diam, tetapi pada titik tertentu akan ditambahkan primase lagi dan
akan mensintesis lagi dari arah 5’-3’ (okazaki fragmen: fragmen2 potongan kecil
yang terjadi pada saat replikasi pada lagging strain)-> Pada lagging strand arahnya
dari 3’-5’..

Protein yang dibutuhkan dalam replication fork yaitu:

- Helicase: fungsinya untuk membuka (unwinding) parental DNA

- Single-stranded DNA-binding protein: untuk menstabilisasi unwinding, untuk


mencegah DNA yang single-stranded agar tetap stabil (tidak double straded lagi).

- Topoisomerase: untuk memotong (breakage) pada tempat-tempat tertentu.

DNA Polimerase yang memiliki DNA single-strand binding protein


monomer yang bertugas untuk mencegah supaya DNA tidak hanya menempel
dengan lawannya tetapi juga bisa membentuk hairpins.

Karena sudah terbuka sehingga ada basa-basa tertentu yang saling


berpasangan sehingga terbentuk hairpins. Supaya tidak terbentuk hairpins maka
didatangkan single strand binding protein supaya tetap lurus dan tidak berbelok-
belok.Topoisomerase, cirinya memotong DNA pada tempat tertentu sehingga
mudah untuk memutar karena sudah dipotong. Tugasnya adalah memasangkan
kembali DNA yang terpotong.

Proses pada leading dan lagging strand berlangsung secara bersamaan,


tetapi proses pada lagging bertahap. Ada DNA polimerase dan sliding clamps.
Sintesis terjadi pada leading strand terlebih dahulu. Pada tahap tertentu DNA
primase akan ditambahkan sehingga clamps-nya datang lagi. Setelah proses
replikasi selesai maka RNA akan segera dibuang digantikan dengan DNA yang
baru.

Perangkat untuk replikasi: DNA polimerasi, brace, clamp, DNA helicase,


single-strand binding protein, primase, topoisomerase.Setelah direplikasi ujung
DNA harus ada telomere (ujung DNA). Bila tidak ada telomere maka kromosom
akan saling menempel sehingga kromosom tidak 46 tetapi dalam bentuk gandeng2
(tidak diketahui).

Chromosome end:

Pada lagging strand, di akhir replikasi ujungnya akan dihilangkan, RNA


juga akan dihilangkan, sehingga hasil replikasi menjadi lebih pendek. Hal ini
terjadi karena menggunakan primer RNA untuk proses replikasi, dan RNA primer
setelah replikasi harus dibuang dan tidak bisa digantikan. Untuk mengatasinya
maka diadakan telomerase yang dibuat berkali-kali. Telomer dibuat oleh enzim
telomerase. Telomer: ujung yang merupakan non coding DNA sehingga kalau
memendek tidak akan menjadi masalah karena tidak mengkode apapun. Telomer
diadakan untuk mengantisipasi pada saat replikasi karena DNA akan memendek.
EXTENDS 3’ PRIMARY GENE –> TELOMERE, dan enzim yang membuatnya :
telomerase. Semua sel selain stem sel tidak punya telomere.

C.Pengertian Transkripsi dan Translasi

Gen memberi perintah untuk membuat protein tertentu. Tetapi gen tidak
membangun protein secara langsung. Jembatan antara DNA dan sintesis protein
adalah RNA. RNA secara kimiawi serupa dengan DNA, terkecuali bahwa RNA
mengandung ribose, bukan deoksiribosa, sebagai gulanya dan memiliki basa
nitrogen urasil, dan bukan timin.

Transkripsi merupakan sintesis RNA berdasarkan arahan DNA. Kedua


asam nukleat menggunakan bahasa yang sama, dan informasinya tinggal
ditranskripsikan atau disalin, dari satu molekul ke molekul lain. Molekul RNA
yang dihasilkan merupakan transkrip penuh dari instruksi-instruksi pembangun-
protein dari gen itu. Jenis molekul RNA ini disebut RNA mesenjer (mRNA),
karena molekul ini membawa pesan dari DNA ke peralatan pensintesis-protein
dari sel tersebut.

Translasi merupakan sintesis polipeptida yang sesungguhnya, yang trejadi


berdasarkan arahan mRNA. Selama tahapan ini terdapat perubahan bahasa: Sel
tersebut harus menerjemahkan (mentranslasi) urutan basa molekul mRNAke
dalam urutan asam amino polipeptida. Tempat-tempat translasi ini ialah ribosom,
partikel kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino
menjadi rantai polipeprtida.

Walaupun mekanisme dasar transkripsi dan translasi serupa untuk


prokariota dan eukariota, terdapat suatu perbedaan penting dalam aliran informasi
genetik di dalam sel-sel tersebut. Karena bakteri tidak memiliki nukleus, DNA-
nya tidak tersegregasi dari ribosom dan perlengkapan pensintasis-protein lainnya.
Transkripsi dan translasi dikopel (dipasangkan), dengan ribosom menempel pada
ujung depan molekul mRNA sewaktu transkripsi masih terus berlangsung.

Sebaliknya, sel eukariotik, selubung nukleus memisahkan transkripsi dan


translasi dalam ruang dan waktu. Transkripsi terjadi di nukleus, dan mRNA
dikirim ke sitoplasma, di mana translasi terjadi. Tetapi sebelum mRNA itu
meninggalkan nukleus, transkrip-transkrip RNA eukariotik dimodifikasi dengan
berbagai cara untuk menghasilkan mRNA akhir yang fungsional. Dengan
demikian, dalam proses dua-langkah ini, transkrip gen eukariotik menghasilkan
pra-mRNA, dan pemrosesan RNA menghasilkan mRNA akhir.
BAB VIII

PENCERNAAN DAN GIZI

A.Pengertian Sistem pencernaan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai


anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. (Abadi. 2010)
Sistem pencernaan berhubungan dengan penerimaan makanan dan
mempersiapkan nya untuk diasimilasi tubuh. Selain itu mulut memuat gigi untuk
mengunyah makanan, dan lidah yang membantu untuk cita rasa dan menelan.
Beberapa kelenjar atau kelompok kelenjar menuangkan cairan pencerna penting
ke dalam saluran pencernaan. Saluran-saluran pencernaan dibatasi selaput lendir
(membran mukosa), dari bibir sampai ujung akhir esofagus, ditambah lapisan-
lapisan epitelium. (Pearce Evelin C. 2009)

B. Fisiologi Sistem Pencernaan

Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat


sederhana yang dapat di serap dan digunakan sel jaringan tubuh. Berbagai
perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung
dalam cairan pencern. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan
bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis
lainnya.

Pitalin (amilase ludah) misalnya bekerja hanya atas gula dan tepung,
sedangkan pepsin hanya atas protein. Satu jenis cairan pencerna, misalnya cairan
pankreas, dapat mengandung beberapa enzim dan setiap enzim bekerja hanya atas
satu jenis makanan. (Pearce Evelin C. 2009)
Enzim ialah zat kimia yang menimbulkan perubahan susunan kimia
terhadap zat lain tanpa enzim itu sendiri mengalami suatu perubahan. Untuk dapat
bekerja secara baik, berbagai enzim tergantung adanya garam mineral dan kadar
asam atau kadar alkali yang tepat. (Pearce Evelin C. 2009)

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan


elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh.
Manusia menggunakan molekul-molekul organic yang terkandung dalam
makanan dan O2 untuk menghasilkan energi. (Drs. Irianto Kus. 2004)

Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana yang


siap diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk
didistribusikan ke dalam sel. (Abadi. 2010)

Secara umum sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan


dasar, yaitu:

1. Motilitas

Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong


isi saluran pencernaan. Otot polos di saluran pencernaan terus menerus
berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut tonus. Terhadap aktivitas tonus
yang terus menerus terdapat dua jenis dasar motilitas pencernaan: (Abadi. 2010)

a. Gerakan propulsif (mendorong) yaitu gerakan memajukan isi saluran


pencernaan ke depan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kecepatan propulsif
bergantung pada fungsi yang dilaksanakan oleh setiap organ pencernaan.

b. Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, mencampur makanan


dengan getah pencernaan. Kedua, mempermudah penyerapan dengan memajankan
semua bagian isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.
2. Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran


pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari
air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses
pencernaan (misalnya enzim, garam empedu, dan mukus). Sekresi tersebut
dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf
dan hormon sesuai. (Abadi. 2010)

3. Pencernaan

Pencernaan merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang


kompleks menjad struktur yang lebih sederhana yang dapat diserap oleh enzim.
Manusia mengonsumsi tiga komponen makanan utama, yaitu: (Abadi. 2010)

a. Karbohidrat
Kebanyakan makanan yang kita makan adalah karbohidrat dalam bentuk
polisakarida, misalnya tepung kanji , daging (glikogen), atau tumbuhan (selulosa)
.Bentuk karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida seperti glukosa,
fruktosa, dan galaktosa.

b. Lemak
Protein terdiri dari kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan
peptida. Protein akan diuraikan menjadi asam amino serta beberapa polipeptida
kecil yang dapat diserap dalam saluran pencernaan.

c. Protein
Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigelsida. Produk
akhir pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak.

Proses pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik. Dengan


menambahkan H2O di tempat ikatan, lalu enzim akan memutuskan ikatan tersebut
sehinggan molekul-molekul kecil menjadi bebas. (Pearce Evelin C. 2009)
4. Penyerapan

Proses penyerapan dilakukan di usus halus. Proses penyerapan


memindahkan molekul-molekul dan vitamin yang dihasilkan setelah proses
pencernaan berhenti dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.
(Abadi. 2010)

Saluran pencernaan (traktus digestivus) merupakan saluran dengan


panjang sekitar 30 kaki (9 m) yang berjalan melalui bagian tengaj tubuh menuju
ke anus. Pengaturan fungsi saluran pencernaan bersifat kompleks dan sinergistik.

Terdapat empat faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi pencernaan, yaitu:

1. Fungsi otonom otot polos


2. Pleksus saraf intrinsik
3. Saraf ekstrinsik
4. Hormon saluran pencernaan

C.Organ saluran pencernaan


Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.(Drs. Irianto Kus. 2004)

a. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal
dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. (Abadi. 2010)

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam


dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa
yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari
manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung
dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. (Pearce Evelin C. 2009)

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh


gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis. (Abadi. 2010)

b.Tenggorokan ( Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal


dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (
amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi. (Drs. Irianto Kus. 2004)

a. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. (Drs.H.
Syaifudin.AMK. 2006)

b. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan. (Drs. Irianto Kus. 2004)

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara


ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting
1). Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.

2). Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
(Drs. Irianto Kus. 2004)

3). Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

c. Usus halus (usus kecil)


Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding
usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. (Drs.H.
Syaifudin.AMK. 2006)

d. Usus besar
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di
dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air,
dan terjadilah diare. (Drs. Irianto Kus. 2004)
e. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian
kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan
beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar,
sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
f. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis
yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam
rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). (Drs. Irianto Kus.
2004)

g. Rektum dan anus


Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir
di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke
dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). (Drs. Irianto
Kus. 2004)

Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam


rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
(Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006)
h. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat
dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan
mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke
dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk
inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. (Drs. Irianto Kus.
2004)

i. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan.Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki
beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein
plasma, dan penetralan obat. (Drs. Irianto Kus. 2004)

D.Proses Pencernaan

Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ


pencernaan dan berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ
pencernaan melalui proses defekasi. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut).
Langkah awal adalah proses mestikasi (mengunyah). Terjadi proses pemotongan,
perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan yang dilakukan oleh gigi.
(Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006)
Tujuan mengunyah adalah:

1. menggiling dan memecah makanan


2. mencampur makanan dengan air liur
3. merangsang papil pengecap. Ketika merangsang papil pengecap maka akan
menimbulkan sensasi rasa dan secara refleks akan memicu sekresi saliva. Di
dalam saliva terkandung protein air liur seperti amilase, mukus, dan lisozim.

Fungsi saliva dalam proses pencernaan adalah:


a. Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim amilase.

b. Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan


dengan adanya mukus sebagai pelumas.

c. Memiliki efek antibakteri oleh lisozim.

d. Pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang pupil pengecap.

e. Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang
dihasilkan bakteri di mulut sehingga membantu mencegah karies.

Selanjutnya adalah proses deglutition (menelan). Menelan dimulai ketika


bolus di dorong oleh lidah menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang
reseptor tekanan yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di
medula. Pusat menelan secara refleks akan mengaktifkan otot-otot yang berperan
dalam proses menelan. Tahap menelan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Tahap orofaring: berlangsung sekitar satu detik. Pada tahap ini bolusdiarahkan
ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain yang berhubungan
dengan faring.

b. Tahap esofagus: pada tahap ini, pusat menelan memulai gerakan peristaltik
primer yang mendorong bolus menuju lambung. Gelombang peristaltik
berlangsung sekitar 5-9 detik untuk mencapai ujung esofagus.
Selanjutnya, makanan akan mengalami pencernaan di lambung. Di lambung
terjadi proses motilita. Terdapat empat aspek proses motilitas di lambung, yaitu:

a. Pengisian lambung (gastric filling): volume lambung kosong adalah 50 ml


sedangkan lambung dapat mengembang hingga kapasitasnya 1 liter

b. Penyimpanan lambung (gastric storage): pada bagian fundus dan korpus


lambung, makanan yang masuk tersimpan relatif tenang tanpa adanya
pencampuran. Makanan secara bertahap akan disalurkan dari korpus ke antrum.

c. Pencampuran lambung (gastric mixing): kontraksi peristaltik yang kuat


merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan
menghasilkan kimus. Dengan gerakan retropulsi menyebankan kimus bercampur
dengan rata di antrum. Gelombang peristaltik di antrum akan mendorong kimus
menuju sfingter pilorus.

d. Pengosongan lambung (gastric emptying): kontraksi peristaltik antrum


menyebabkan juga gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. (Drs.H.
Syaifudin.AMK. 2006)
Selain melaksanakan proses motilitas, lambung juga mensekresi getah lambung.
Beberapa sekret lambung diantaranya:

1) HCL: sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan HCL ke dalam lumen lambung.
Fungsi HCL dalam proses pencernaan adalah (1) mengaktifkan prekusor enzim
pepsinogen menjadi pepsin dan membentuk lingkungan asam untuk aktivitas
pepsin; (2) membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat; (3) bersama dengan
lisozim bertugas mematikan mikroorganisme dalam makanan.

2) Pepsinogen: pada saat di ekresikan ke dalam lambiung, pepsinogen mengalami


penguraian oleh HCL menjadi bentuk aktif, pepsin. Pepsin berfungsi dalam
pencernaan protein untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptida. Karena
fungsinya memecah protein, maka peptin dalam lambung harus disimpan dan
disekresikan dalam bentuk inaktif (pepsinogen) agar tidak mencerna sendiri sel-
sel tempat ia terbentuk.
3) Sekresi mukus: Mukus berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi
beberapa cedera pada mukosa lambung.

4) Faktor intrinsik: faktor intrinsik sangat penting dalam penyerapan vitamin B12.
vitamin B12 penting dalam pembentukan eritrosit. Apabila tidak ada faktor
intrinsik, maka vitamin B12 tidak dapat diserap.

5) Sekresi Gastrin: Di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung terdapat sel G yang
mensekresikan gastrin. (Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006)

Aliran sekresi getah lambung akan dihentikan secara bertahap seiring


dengan mengalirnya makanan ke dalam usus. Di dalam lambung telah terjadi
pencernaan karbohidrat dan mulai tejadi pencernaan protein. Makanan tidak
diserap di lambung. Zat yang diserap di lambung adalah etil alkohol dan aspirin.
(Pearce Evelin C. 2009)

Makanan selanjutnya memasuki usus halus. Usus halus merupakan tempat


berlangsungnya pencernaan dan penyerapan. Usus halus di bagi menjadi tiga
segmen, yaitu:

a. Duodenum (20 cm/ 8 inci): pencernaan di lumen duodenum di bantu oleh enzim-
enzim pankreas. Garam-garam empedu mempermudah pencernaan dan
penyerapan lemak.

b. Jejenum (2,5 m/ 8 kaki)

c. Ileum (3,6 m/12 kaki)

Proses motalitas yang terjadi di dalam usus halus mencakup:

1) Segmentasi:proses mencampur dan mendorong secara perlahan kimus. Kontraksi


segmental mendorong kimus ke depan dan ke belakang. Kimus akan berjalan ke
depan karena frekuensi segmentasi berkurang seiring dengan panjang usus halus.
Kecepatan segmentasi di duodenum adalah 12 kontraksi/menit, sedangkan
kecepatan segmentasi di ileum adalah 9 kontraksi/menit. Segmentasi lebih sering
terjadi di bagian awal usus halus daripada di bagian akhir, maka lebih banyak
kimus yang terdorong ke depan daripada ke belakang. Akibatnya, kimussecara
perlahan bergerak maju ke bagian belakang usus halus dan selama proses ini
kimus mengalami proses maju mundur sehingga terjadi pencampuran dan
penyerapan yang optimal.

Komplek motilitas migratif: jika sebagian makanan sudah diserap maka proses
segmentasi akan berhenti dan digantikan oleh komplek motilitas migratif yang
akan “menyapu” bersih usus diantara waktu makan. (Abadi. 2010)

2) Usus halus mensekresikan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair yang disebut
sukus enterikus ke dalam lumen yang fungsinya adalah (1) mukus menghasilkan
proteksi dan limbrikasi; (2) sekresi encer ini menghasilkan H2O untuk ikut serta
dalam pencernaan makanan secara enzimatik. Proses pencernaan di usus halus
dilakukan oleh enzim-enzim pankreas. Dalam keadaan normal, semua produk
pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin,
dan air diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum
dan jejenum.

Organ pencernaan yang terakhir adalah usus besar yang terdiri dari kolon,
sekum, apendiks, dan rektum. Dalam keadaan normal kolon menerima 500 ml
kimus dari usus halus setiap hari. Isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari
residu makanan yang tidak dapat dicerna, komponen empedu yang tidak diserap,
dan sisa cairan. Zat-zat yang tersisa untuk dieliminasi merupakan feses. Fungsi
utama usus besar adalah untuk menyimpan feses sebelum defekasi. (Drs.H.
Syaifudin.AMK. 2006)

Feses akan dikeluarkan oleh refleks defekasi yang disebabkan oleh sfingter anus
internus (terdiri dari otot polos) untuk melemas dan rektum serta kolon sigmoid
untuk berkontraksi lebih kuat. Apabila sfingter anus eksternus (terdiri dari otot
rangka) juga melemas maka akan terjadi defekasi. Peregangan awal di dinding
rektum menimbulkan rasa ingin buang air besar. Ketika terjaid defekasi biasanya
dibantu oleh mengejan volunter yang melibatkan kontraksi simultan otot-otot
abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis dalam posisi tertutup sehingga
meningkatkan tekanan intra-abdomen yang membantu pengeluaran feses.

Anda mungkin juga menyukai