Anda di halaman 1dari 24

Peny aring Aktif

Filter adalah suatu rangkaian yang dipergunakan untuk membuang


tegangan output pada frekuensi tertentu. Untuk merancang filter dapat
digunakan komponen pasif (R,L,C) dan komponen aktif (op-amp,
transistor). Dengan demikian filter dapat dikelompokkan menjadi filter
pasif dan filter aktif. Dalam bab ini hanya dibahas filter pasif saja.
Pada dasarnya filter dapat dikelompokkan berdasarkan response
(tanggapan) frekuensinya menjadi 4 jenis, yaitu:
1. filter lolos rendah/ Low Pass Filter (LPF),
2. filter lolos tinggi/ High Pass Filter (HPF),
3. filter lolos rentang/ Band Pass Filter (BPF),
4. filter tolak rentang/ Band Stop Filter atau Notch Filter
Untuk membuat filter sering kali dihindari penggunaan induktor,
terutama karena ukurannya yang besar. Sehingga umumnya filter pasif
hanya memanfaatkan komponen R dan C saja.

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Gambar 1, Tipe filter dan responsenya.

LPF (Low Pass Filter) = Filter Lolos Rendah


Filter lolos rendah adalah filter yang hanya melewatkan frekuensi yang
lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc). Diatas frekuensi tsb ouputnya
mengecil (idealnya tidak ada). Rangkaian RC LPF dan tanggapan
frekuensinya ditunjukkan pada Gambar 2 berikut.

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


R
G -3 dB

v in C v out

pass band f c stop band log f

Gambar 2, LPF pasif dan tanggapannya


Rangkaian seri RC mirip dengan rangkaian pembagi tegangan dari dua
buah hambatan seri, sehingga tegangan outputnya adalah:
1 jωC
vout = vin
1 jωC + R
Vout
Penguatan tegangan didefinisikan sebagai Gain G =. Namun untuk
Vin
filter seringkali menggunakan penguatan daya, sehingga kalau
dinyatakan dalam satuan dB penguatan dayanya adalah
V
G = 20 log out
Vin

Sehingga penguatan filter RC seperti ditunjukkan pada Gambar 2 adalah



Vout jωC I 1 Vout Vout
1
Gain = = = , atau Gain = =
Vin (R 1 jωC 1 jω RC in
Vin
+ )I + V
1 1
atau dalam satuan dB, G = 20log
1 + ω 2C 2 R 2 1 + ω 2C 2 R 2
1 1
Dengan mengambil ω = atau f c = , diperoleh penguatannya
RC 2π RC
sebesar -3 dB (berkurang 3 dB), pada saat frekuensi ini dikenal sebagai
frekuensi cut-off.

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Untuk filter lolos rendah:
• frekuensi rendah (f << ) Gain = 1 G = 0 dB
1
• frekuensi tinggi ( f >> ) Gain = , atau G = -20 log ωRC,
ωRC
dari persamaan ini menunjukkan bahwa kurva G vs. log f
berupa kurva linear dengan slopenya adalah -6 dB/oktaf
(-20 dB/dekade).
Æ Jadi Filter lolos rendah (LPF) ⇒ hanya meloloskan frekuensi
rendah saja.
Pada frekuensi cut-off daya outputnya tinggal setengah (1/2) nya
dari daya input.
Contoh:
Andaikan suatu sistem diinginkan hanya memiliki frekuensi < 1 kHz,
namun ternyata sistem itu memiliki noise pada frekuensi di sekitar 1
MHz. Rancanglah filter lolos rendah(LPF) yang dapat mengatenuasi
noise hingga 1%. Efek apa saja yang terjadi pada sinyal tsb pada
frekuensi 1 kHz.
Jawab:
Vout 1 1
Penguatan LPF adalah: G = = = ,
Vin 1 + ω 2C 2 R 2 1 + ( f fC )
2

dan diketahui pada frekuensi 1 MHz terjadi attenuasi sebesar 1%,


V 1
sehingga out = = 0.01
Vin 1 + (1MHz fC )
2

⎛ 1MHz ⎞
⎜ f ⎟ = 9999
2

⎝ C ⎠
1 −4
artinya = 10 Æ
1 + (1MHz f C )
2

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Diperoleh frekuensi cut-off sebesar fC = 10 kHz

Untuk merancang filter ini, bisa dipilih sembarang nilai C dan R,


1
asalkan memenuhi syarat f c = .
2π RC
Misalnya pilih C = 0,47 μF, diperoleh R = 33,9 Ω Æ R terlalu kecil
dan ganti pilihan lainnya, misalnya pilih C = 0,01 μF, diperoleh R =
1591 Ω. Pilihan ini cukup memamdai!, sehingga pilih nilai R yang
tersedia, misalnya R = 1,5 kΩ.
Efek-efek yang terjadi adalah:
1
o Akibatnya frekuensi cut-offnya menjadi f c = = 10610 Hz
2π RC
Æ ada penyimpangan sebesar 6%.
o Noise pada frekuensi 1 MHz menjadi
Vout 1
= = 0,0099995 , tidak sama seperti yang
1 + (10 10610 )
Vin 6 2

diminta design rancangan (0,01).


o Efek filter ini pada sinyal 1 kHz adalah
Vout 1
= = 0,996 , yaitu ada reduksi tegangan
Vin 1 + (10 10610 )
3 2

output sebesar 0,4%

High Pass Filter (HPF) = Filter lolos tinggi


Filter lolos tinggi adalah filter yang outputnya hanya melewatkan
frekuensi diatas frekuensi cut-off fC. Di bawah frekuensi itu output

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


idealnya tidak ada. Rangkaian RC HPF dan tanggapan frekuensinya
ditunjukkan pada Gambar 3 berikut.
C

G(dB)
vin
R vout

fc log f

Gambar 3, HPF pasif dan tanggapan frequencynya


Dengan memanfaatkan rangkaian pembagi tegangan, diperoleh tegangan
R
outputnya adalah vout = v in , dengan demikian penguatannya
1 jωC + R
adalah :

Vout RI jω RC ω 2 R 2C 2 + jω RC
G= = = =
Vin (R + 1 jωC )I 1 + jω RC 1+ ω 2 R 2C 2

Untuk menghitung besarnya dilakukan sbb:


G = X + jY = ( X + jY )( X − jY ) = X 2 +Y2

dengan Y : komponen imajiner,


X : komponen real.
Sehingga diperoleh:
(ω RC ) + (ω RC )
2 4
ω RC
G = =
(1 + ω C R )2 2 2 2
1 + ω 2C 2 R 2

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 90

ω RC
atau dalam satuan dB, G = 20log
1 + ω 2C 2 R 2
1
dengan fC = Æ frequency cut-off
2π RC
Untuk filter lolos tinggi:
• frekuensi tinggi (f >> ) Gain = 1 G = 0 dB
• frekuensi rendah ( f << ) Gain = ωRC , atau G = -20 log ωRC
• slopenya (untuk f << ) adalah -6 dB/oktaf ( - 20 dB/dekade)

Contoh:
Sinyal pulsa yang diberikan ke motor stepper adalah sebesar 2000 Hz.
Rancanglah sebuah filter yang mereduksi noise 50 Hz, namun sinyal
pulsa itu tidak boleh direduksi lebih besar dari 3 dB.
Jawab:

⎛V ⎞ ⎛ Vout ⎞
Agar reduksi dayanya tidak lebih besar dari 3 dB, maka
AP (dB) = 20log ⎜ out ⎟ = - 3dB, sehingga ⎜ V ⎟ = 10
⎝ Vin ⎠ ⎝ in ⎠
−3 / 20
= 0,707 .

Dari informasi yang menyatakan bahwa sinyal pulsa direduksi sebesar


3 dB, menunjukkan bahwa frekuensi itu adalah frekuensi cut-off,
sehingga f C = 2 kHz . Efek noise pada frekuensi 50 Hz diperoleh dari:

Vout ω RC ( f fC ) (50 / 2000)


G = = = = = 0,025
Vin 1+ ω 2 C 2 R 2 1 + ( f fC ) 2
1+ (50 / 2000) 2

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 91

Hasil ini menunjukkan bahwa hanya tinggal 2,5% noise 50Hz yang
masih ada dalam sistem itu.

Perubahan Fasa
Beda fasa antara arus dengan tegangan dapat dicari dari impedansi
kompleks. Sudut pada bidang kompleks menunjukkan beda fasanya,
yaitu:
Y ω RC 1
tan φ = = 2=
X (ω RC ) ω RC

1
atau φ = tan −1
ω RC
Seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

ω RC
Y=
1+ (ω RC )
2

φ
(ω RC )
2

X =
1+ (ω RC )
2

Beda fasa antara arus dan tegangan bergantung pada frekuensi,


Untuk frekuensi rendah (f << ), φ → 90

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 92

frekuensi cut-off ( ωc = 1 RC ), φ = 45

frekuensi tinggi (f >> ), φ → 0

Untuk C= 1 μF dan R = 1 kΩ, Bode plot diperoleh sbb:

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 93

Pembebanan

R1

R2

RL
Gambar 4, Pembebanan pada rangkaian hambatan
Untuk melihat pengaruh penguatan (Gain) akibat adanya beban RL
perhatikan gambar di atas. Perubahan penguatan akibat pembebanan
diberikan berikut ini.
R2
Pada gambar di atas, jika tanpa beban RL , diperoleh Gain =
R1 + R2
R1 R1 R1//RL

(RL/R1+RL) Vi
Vi C RL Vi RL C C

Gambar 5, Pembebanan pada filter LPF


Sebaliknya jika ada beban RL maka hambatan R2 diganti dengan R2//RL
sehingga
R2 // RL R2 RL
Gain = =
R1 + R2 // RL R1 R2 + R1 RL + R2 RL

Sebaliknya untuk filter, misalnya untuk filter lolos rendah, jika ada
beban, maka :

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 94

V 1
out
=
)
RL
V 1+ ω2 C 2 ( RRLL+R
R 2
R1 +RL in

Vout RL 1
atau Gain ' = =
Vin R + RL 1+ ω 2C 2 RL R 2
( RL +R)
RL 1
G' = 20log + 20log
R + RL 1+ ω 2C 2 ( RRLL+R)
2
R

1
Frekuensi cut-off menjadi f C ' =
2π RRLL+R
R
C

Dengan adanya beban terlihat bahwa :


1. penguatan berkurang (G < 0 dB)
2. frekuensi cut-offnya bergeser ke kanan (membesar).

Band Pass Filter (BPF) = Filter Lolos Rentang


Untuk membuat filter lolos rentang dapat dilakukan dengan
menggabungkan LPF + HPF atau HPF + LPF. Diharapkan rangkaian
berikutnya memiliki beban yang lebih besar, artinya :
• bila dipilih LPF + HPF maka beban (impedansi) HPF harus
lebih besar dibandingkan dengan LPF,
• bila dipilih HPF + LPF maka beban (impedansi) LPF harus
lebih besar dibandingkan dengan HPF.
Contoh

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 95

Misalnya kita hendak mengkaskade dua buah filter yaitu filter LP dengan
filter HP dengan frekuensi cut-offnya sebesar ωcLP = 10 rad/s dan ωcHP =
1 rad/s, seperti ditunjukkan pada gambar. Dengan kaskade ini akan
menghasilkan filter BP dengan rentang ωlow = 1 rad/s dan ωup = 10 rad/s.
R1 = 1 Ω; C1 = 0,1 F; C2 = 1 F dan R2 = 1Ω.

Jawab:
Dari loop 1: V1 + i1 R1 + i1 1/jωC1 – i2 1/jωC1 = 0
loop 2: i2 1/jωC1 + i2 1/jωC2 + i2 R2 - i1 1/jωC1 = 0
Kedua pers. di atas dapat disederhanakan sebagai:
(R1 + 1 )i1 − 1 i 2 = V1
jω C1 jω C 2
1 1 1
− i1 + (R2 + + )i 2 = 0
jω C1 jω C1 jω C 2

Dengan eliminasi dari sistem persamaan ini diperoleh

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 96

⎧ 1 ⎛ 1 ⎞ ⎛ 1 ⎞⎫
i2 ⎨ − ⎜ R2 + ⎟ × ⎜ R1 + ⎟ ⎬ = −V1 ×
1 1 1
⎩ jω C 2 jω C1 ⎝ jω C1 jω C 2 ⎠ ⎝ jω C1 ⎠⎭
× +
jω C1
atau:

⎟ + j⎜ ⎟ = j 1
1 R1 R2 R1 V
⎛ ⎞ ⎛ ⎞
i −R R + +

⎨⎜ ⎬
2 ⎜
⎩⎪⎝ ω 2C 1 ⎟⎠ ⎜
⎝ ω C1 ω C 2 ⎟⎠⎭⎪ ω C1
1 2

V4 i2 R2
Sehingga Gain filter ini diperoleh dari G = =
V1 V1

Diperoleh : xxxxxxxxxxxx
G = xxxxx
Jika diperhatikan bahwa gain ini lebih kecil dibandingkan kalau dihitung
berupa perkalian gain Æ G ≠ (Gainlowpass * Gainhighpass).

RESONANSI
Rangkaian RLC seri
Perhatikan rangkaian RLC seri seperti gambar berikut ini:

Berdasarkan prinsip rangkaian pembagi tegangan, tegangan outputnya


adalah:

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 97

Z LC
vout = vin
R + Z LC

1 1 − ω 2 LC
dengan Z LC = + jω L =
jωC jωC

vout 1− ω 2 LC
Sehingga penguatannya adalah G = =
vin jω RC +1 − ω 2 LC

Dan tanggapannya terhadap frekuensi dari rangkaian RLC seri tsb


adalah:

Y
Beda fasa antara arus dan tegangan dicari dari tan φ =
X
1− ω 2 LC − j j(ω 2 LC −1)
dengan jY = × =
jωC −j ωC
X =R

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 98

ω 2 LC −1
Y=
ωC

φ
X =R
ω=
2
−1LC
Sehingga beda fasanya adalah φ = tan
ω RC
Hal ini berarti bahwa:
o Pada frekuensi rendah ( f << ), φ > −90
o Pada frekuensi resonansi ( ω = LC ), φ = 0
o Pada frekuensi tinggi (f >> ), φ > +90

Rangkaian RLC paralel


Perhatikan rangkaian RLC paralel seperti gambar berikut ini:

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 99

Berdasarkan prinsip rangkaian pembagi tegangan, tegangan outputnya


adalah:
Z LC
vout = vin
R + Z LC

jω L jωC jω L
dengan Z LC = =
1 jωC + jω L 1− ω LC
2

Sehingga penguatannya adalah :

vout jω L ω 2 L2
G= = =
vin R(1− ω 2 LC) + jω L R 2 (1− ω 2 LC)2 + ω 2 L2

Atau dalam representasi grafis, penguatannya terhadap frekuensi


ditunjukkan pada gambar berikut.

Penguatan pada frekuensi resonansi (ω = LC ) Æ Gres = 1 .


BW
Faktor kualitas (nilai Q) dari suatu filter adalah Q = ,
ωo
dengan BW : lebar frekuensi yaitu selang frekuensi pada saat daya
output menjadi ½ nya

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 100

ωo : frekuensi tengah, pada saat rangkaian resonansi,


frekuensi ini dikenal juga sebagai frekuensi
resonansi
Pada saat daya outputnya menjadi ½ dari daya input, hal ini berarti
2
vout 1 1 2 2
= , artinya = 2
2 R (1 ωω LC)
2
vin 2 L 2 ω2 L2
.
− +
Hal ini berarti 12 R 2 (1− ω 2 LC) 2 = 12 ω 2 L2

ωL
atau 1− ω LC =
2

R
R 1 R
Untuk , solusi dapat didekati dengan ω = ±
L LC 2L
R ωo
atau ω = ωo ± ωo = ωo ±
2ωo L 2Q
dengan Q adalah faktor kualitas seperti yang didefinisikan di atas.

Contoh
Buatlah sebuah filter yang akan meng-atenuasi sinyal input yang
memiliki ripple pada frekuensi 50 Hz.

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 101

Jawab:
Untuk meng-atenuasi sinyal input yang memiliki ripple pada frekuensi
50 Hz harus dilakukan dengan memberikan komponen yang
impedansinya sangat rendah pada frekuensi tsb. Contoh rangkaian
sederhana untuk maksud itu adalah seperti ditunjukkan gambar.

⎛ 1 ⎞
Sehingga diperoleh: LC = 2 = ⎜ ⎟ = 1,0132 x 10-5
2
1

⎝ ⎠
ω 100π

Misalnya untuk C = 100 μF, maka L = 0,10132 H.


Pilihan lain ada banyak sekali.

Contoh
Tentukan jenis filter dari rangkaian berikut ini dan tentukan nilai
komponen agar dapat beroperasi dengan frekuensi cut-off ωo = 106
rad/s dan faktor dampingnya ς =0,5.

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 102

Jawab:
Fungsi transfer (fungsi yang menggambarkan hubungan antara tegangan
output terhadap tegangan input) dari rangkaian ini adalah
v2 Ls s2
G(s) = = G(s) = atau G(s) = 2 ,
v1 R + Ls +1/ Cs s + sR / L + 1/ LC
dengan s = jω .

Terlihat bahwa |G(∞)| = 1 Æ ciri dari filter lolos tinggi, dengan frekuensi
1
naturalnya adalah ωo = dan 2ζωo = R/L,
LC
Sehingga pemilihan komponen yang memiliki constraint seperti diminta
dalam soal:
Untuk ωo = 106 rad/s Æ LC = 10-12
Faktor damping ζ = 0,5 Æ R/L = 106
Pilihannya banyak sekali, andaikan memilih C = 0,001 μF, maka L = 1
mH dan R = 1 kΩ .

Contoh:
Tiga buah filter dengan pole tunggal (slope-nya -6 dB/oktaf)
dipertimbangkan untuk digunakan untuk aplikasi digital kecepatan
rendah, yaitu untuk menghilangkan noise frekuensi tinggi Æ LPF.

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 103

Kebutuhan filter ditabulasikan seperti tabel di bawah ini. Bode plot


(grafik hubungan antara penguatan(dB) dengan log frekuensi) dari ketiga
kandidat filter ditunjukkan pada gambar berikut.
a) Filter yang mana yang paling sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan.
b) Rancang filter sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan?

Tabel kebutuhan
Karakteristik Kebutuhan
Tegangan output steady state 2 hingga 7 V
untuk input 5 V-DC
Rise time untuk tegangan input < 1ms,
step input
Penguatan pada f = 5 kHz < 10 % dari penguatan pass
bandnya.

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 104

Jawab:
a. Dari karakteristik Bode-plot tsb dibuat fungsi transfernya, sbb:
1
filter 1 : H (s) = 4
−4 , Æ bandwidth = 10 rad/s Æ terlalu lebar
1 +10 s
Æ tidak cocok
0, 4
filter 3: H (s) = 3
−3 , Æ bandwidth = 10 rad/s Æ terlalu sempit
1 +10 s
Æ tidak cocok
0, 6
filter 2: H (s) = , Æ pilihan terbaik dari tuntutan design
1 + s / 3000
Æ bandwidth = 3000 rad/s.

b. Kalau menggunakan gambar bode-plot di atas jelas tidak mungkin


diperoleh penurunan gain 10% pada f = 5 kHz (ω = 104 π rad/s),
karena pada frekuensi = fc gainnya menjadi 1/√2 Go.

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 105

Dengan menganggap pendekatan ideal seperti pada gambar bode


plot dan diminta gainnya = 0,9 × Go dengan Go adalah gain pada
passband, dapat dimisalkan fungsi transfer yang diminta adalah :
a
H (s) =
1 + bs
Dengan menganggap bahwa Gain tetap untuk frekuensi < 3000 Hz
sebesar misalnya a. Gain pada frekuensi di atas 3000 Hz akan
mengecil ( G < a).
Dengan menggunakan fungsi transfer di atas diperoleh: Æ
a 1
= 0,9a , berarti b = . Dari nilai b ini
1 + b × 2π × 5000 9 × 2π × 5000
dapat dicari nilai R dan C untuk filter tsb Æ bisa banyak pilihan!
1
Ingat bahwa penguatan pada LPF adalah G = .
1 + jω RC

LATIHAN
1. Sebuah beban Rl = 10 kΩ ihubungkan dengan sumber tegangan Vs
melewati rangkaian LPF (filter lolos rendah) dengan R = 10 kΩ
dan C = 0,1 μF seperti ditujukkan pada gambar berikut.
R
10 k
Vs C RL
0,1
F

a. hitung frekuensi cut-off -3 dB dari rangkaian filter tsb


tanpa beban.
b. hitung penguatan passband dan frekuensi cut-off -3 dB
setelah ada beban.

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 106

c. ulangi b) dengan mengganti Rl = 10 MΩ.


2. Rancanglah filter rumble untuk audio yang dipakai untuk
melewatkan frekuensi di atas 20 Hz (atur fc = 10 Hz). Anggap
sumber tegangan ideal (Rin = 0 Ω) dan beban minimum 10 kΩ.
Pilihlah nilai R dan C agar tidak mempengaruhi beban.
3. Design filter bandpass (filter lolos rentang) dengan titik-titik - 3 dB
adalah 10 Hz dan 10 kHz, anggap beban 100 kΩ. Pilihlah
komponen-komponen agar efek pembebanan pada tingkat kedua
dapat diabaikan demikian pula pembebanan tingkat kedua pada
tingkat pertama.
4. Filter characteristics are sometimes specified in terms of insertion
ratio, which is defined as the quotient of the average power
delivered to a load without and with the filter inserted.
a. Circuit C1 shows a sinusoidal source directly connected to a
load. Determine the average power delivered to the load in the
sinusoidal steady state.
b. Circuit C2 shows the same source and load with an inductor
inserted between them. Determine the average power delivered
to the load in the sinusoidal steady state with the inductor
inserted.
c. Insertion ratio is defined as the ratio of power found in (a) to the
power found in (b) above. Determine the insertion ratio of this
circuit.
d. Show that the insertion ratio is one at zero frequency and explain
this result physically in terms of the inductor impedance. Show
that the insertion ratio is infinite at infinite frequency and
explain this result physically.
Insertion loss in decibels is defined as

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Bab III, Filter Pasif Hal: 107

Insertion loss (dB) = 10 log (insertion ratio)


At what frequency is the insertion loss equal to 3 dB?

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I

Anda mungkin juga menyukai