Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KISTA OVARIUM RUANG MAWAR (GINEKOLOGI) RSUD ABDUL WAHAB


SJAHRANIE SAMARINDA

Stase Keperawatan Maternitas


Dosen Koordinator : Ns. Desy Ayu Wardani, S.Kep,M.Kep

Disusun Oleh :
Siti Hatimah
P1908136

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2020
KISTA OVARIUM

A. Definisi
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar kistik maupun
solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2007).
Kista ovariun adalah suatu benjolan yang berada di ovarium yang dapat
mengakibatkan pembesaran pada abdomen bagian bawah dimana pada kehamilan yang
disertai kista ovarium solah-olah terjadi perlekatan ruang bila kehamilan mulai membesar
(Prawirohardjo, 2009).
Kista merupakkan penyakit yang super halus, rumit dan unik, sebab keberadaannya
mirip dengan kehamilan, di mana semua wanita mempunyai resiko akan hadirnya
penyakit ini. Setiap wanita mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri yang ukuran
normalnya sebesar biji kenari. Setiap indung telur tersebut berisi ribuan telur yang masih
muda atau folikel yang setiap bulannya akan membesar dan satu diantaranya membesar
sangat cepat sehingga menjadi telur yang matang. Pada peristiwa ovulasi telur yang
matang keluar dari indung telurr dan bergerak kerahim melalui saluran telur. Apabila sel
telur yang matang ini dibuahi, folikel akan mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3
minggu dan akan terus berulang sesuai siklus haid pada seorang wanita. Namun, jika
terjadi gangguan pada proses siklus ini, maka kista pun akan terjadi (Chyntia, 2010).

B. Etiologi
Menurut Nugroho (2010), kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan)
hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium.
Beberapa teori menyebutkan bahwa penyebab tumor adalah bahan karsinogen
seperti rokok, bahan kimia, sisa-sisa pembakaran zat arang, bahan-bahan tambang.
Beberapa faktor resiko berkembangnya kista ovarium, adalah sebagai berikut :
1. Riwayat kista terdahulu
2. Siklus haid tidak teratur
3. Perut buncit
4. Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)[
5. Sulit hamil
6. Penderita hipotiroid

C. Manifestasi Klinis
Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala. Tetapi,
terkadang kista dapat menyebabkan beberapa masalah seperti :
1. Bermasalah dalam pengeluaran urin secara komplit
2. Nyeri selama berhubungan seksual
3. Masa diperut bagian bawah dan biasanya bagian-bagian organ tubuh lainnya sudah
terkena
4. Nyeri hebat saat menstruasi dan gangguan siklus menstruasi
5. Wanita post menoupause : nyeri pada daerah pelvik, disuria, konstipasi atau diare,
obstruksi usus atau asietas.

D. Patofisiologi
Penyebab kista ovarium belum diketahui secara pasti belum bisa diketahui, namun
ada beberapa faktor presdiposisi yang dapat menyebabkan kista ovarium yaitu wanita
yang menderita kanker payudara, riwayat kanker kolon, diet tinggi lemak, Merokok,
Minum alcohol. Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang merupakan
pembesaran sederhana. Konsisten ovarium normal. Folikel graf atau korpus luteum atau
kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitalium ovarium.
Beberapa faktor lain yang berpengaruh adalah infertilitas terutama penggunaan obat –
obatan infertilitas untuk menstimulus ovulasi. Secara umum pertumbuhan jaringan
abnormal di ovarium yang telah diawali oleh adanya faktor presdiposisi diatas yang
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal. Pada gejala dini tanda dan gejala
yang mungkin muncul adalah rasa berat pada panggul, sering berkemih, keadaan tidak
nyaman di abdomen, distress gastrointertisial, nyeri pada abdomen pada tahap lanjut,
selain itu gejala di perut yang samar – samar yang dapat dilihat bermetatase dengan invasi
langsung ke organ terdekat pada abdomen dan panggul selain itu cairan yang mengandung
sel ganas dapat masuk ke limfe menuju pleura sehingga akhirnya menyebabkan efusi
pleura.

E. Pemeriksaan Penunjang
Terdapat beberapa metode yang dapat membantu menegakkan diagnosis, yaitu
sebagai berikut (Prawirohardjo, 2009) :
1. Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium
atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor tersebut.
2. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dapat menentukan letak dan batas tumor apakah berasal dari uterus,
ovarium, atau kandung kemih. Apakah tumor kistik atau solid dan dapatkan
dibedakan pula antara ciran dalam ringga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna unruk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, apda kista
dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam tumor.
4. Parasentesis
Pungsi asietes berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan
ini dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista dinding kista tertusuk
(Prawirohardjo, 2009).

F. Komplikasi
Menurut Wiknjosastro (2007), komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium
diantaranya:
a. Akibat pertumbuhan kista ovarium
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran perut. Tekanan
terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam
perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan
miksi, sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut kadang-
kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut serta dapat juga mengakibatkan
edema pada tungkai.
b. Akibat aktivitas hormonal kista ovarium
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan
hormon.
c. Akibat komplikasi kista ovarium
1) Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur menyebabkan kista
membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang
minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumah yang banyak akan
terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbukan nyeri di perut.
2) Torsio atau putaran tangkai
Torsio atau putaran tangkai terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm
atau lebih. Torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau ligamentum rotundum pada
uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark, peritonitis
dan kematian. Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista, karsinoma,
TOA, massa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada ovarium normal.
Torsi ini paling sering muncul pada wanita usia reproduksi. Gejalanya meliputi
nyeri mendadak dan hebat di kuadran abdomen bawah, mual dan muntah. Dapat
terjadi demam dan leukositosis.
Laparoskopi adalah terapi pilihan, adneksa dilepaskan (detorsi), viabilitasnya
dikaji, adneksa gangren dibuang, setiap kista dibuang dan dievaluasi secara
histologis.
3) Infeksi pada tumor
Jika terjadi di dekat tumor ada sumber kuman patogen.
4) Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh
atau pukulan pada perut dan lebih sering pada saat bersetubuh. Jika robekan kista
disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas berlangsung ke
uterus ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus
disertai tanda-tanda abdomen akut.
5) Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama
terhadap kemungkinan perubahan keganasannya. Adanya asites dalam hal ini
mencurigakan. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopause sehingga
besar kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang
menyebabkan pemeriksaan pelvik menjadi penting.

G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


1) Pembedahan
Penatalaksanaan pertama tumor ovarium adalah pembedahan. Tindakan pembedahan selain
bertujuan untuk diagnosis (jinak/ganas, jenis sel tumor), juga bertujuan untuk terapi
yaitu pengangkatan tumor dan juga penetapan stadium (surgical staging). Prosedur
pembedahan pada tumor ovarium yang curiga ada keganasan yaitu sebagai berikut:
1. Insisi mediana
2. Sitology cairan peritoneum atau bilasan rongga peritoneum
3. Eksplorasi rongga peritoneum, biopsy daerah yang mencurigakan
4. Salpingoooverektomi (potong beku)
5. Salpingooovorektomi kontralateral
6. Histrektomi totalitas
7. Omentektomi infrakolika
8. Limfadenektomi pelvik kiri-kanan dan para-oarta
9. Biopsy peritoneum (paravesikal, parakolika kiri-kanan, subdiafraghma, kavum
douglas dan daerah perlengketan tumor)
10. Eksisi lesi tumor-tumor metastasis

2) Kemoterapi
Kemoterapi kombinasi diperlukan untuk stadium 1 C atau lebih dengan kombinasi dasar
cisplatin dan taxan sebagai kemoterapi primer. Radioterapi hanya diberikan pada jenis
disgerminoma dan penderita tidak lagi menginginkan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Benson, R. 2008. Buku Saku Obsteteri dan Ginekologi Edisi 9. Jakarta: Penerbit EG
Chyntia, E. 2010. Pahami Kista Anda Akan Terbebaskan. Yogyakarta: Maximus
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnosis: Definitions
& Clasification, 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell
Mansjoer, et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius
Manuaba, I.B. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta: EGC
Manuaba, I.B.G. 2009. Memahami Kesehatan Reroduksi Wanita Edisi 2. Jakarta: Penerbit
EGC
Owen, E. 2005. Panduan Kesehatan Bagi Wanita. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya
Prawirohardjo, S., Wiknjosastro, H., Sumapraja, S. 2009. Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Anda mungkin juga menyukai