Terinci (F20.3)
Disusun Oleh:
Christian Hans Suprapto
42190297
Pembimbing:
2. Alloanamnesis :
Alloanamnesis didapatkan dari kakak pasien via telepon. Kakak
pasien mengatakan bahwa pasien dibawa ke RSJD karena mengamuk
dengan tetangga dan melempari rumah tetangganya dengan batu hingga
pintunya menjadi rusak, setelah itu pasien juga mengerjar-ngejar
tetangganya sehingga membuat tetangga lainnya menjadi ketakutan dan
tidak nyaman. Pasien diketahui bekerja di Malaysia selama beberapa tahun
dan akhirnya pada tahun 2017 setelah selesai bekerja di Malaysia, pasien
menikah dengan istrinya. Namun pernikahan ini tidak bertahan lama,
setelah 1 bulan menikah istri pasien menceraikan pasien, namun kakak nya
hanya mengetahui alasan mereka bercerai karena pasien tidak bekerja.
Setelah perceraian, terjadi perubahan sikap secara drastis pada pasien,
diungkapkan bahwa pasien menjadi stress hingga saat ini. Perubahan sikap
yang dirasakan keluarga adalah pasien menjadi lebih suka menyendiri,
mondar-mandir di sekitar tetangga, sering berbicara sendiri, memecahkan
barang-barang, memukul meja dan marah-marah saat dirumah kepada
ibunya tanpa alasan yang jelas. Keluarga pasien menyampaikan bahwa
pasien belum dapat menerima kenyataan bahwa pasien telah bercerai
dengan istrinya, karena pasien masih sering pergi ke rumah mantan
istrinya dan ingin bertemu dengan mantan istrinya sejak setelah bercerai
hingga saat sebelum masuk rumah sakit. Diketahui bahwa pasien masih
merasa pasien dan mantan istrinya masih menjadi pasangan suami istri,
padahal mantan istrinya sudah menikah lagi dengan suaminya yang baru.
Beberapa bulan yang lalu, pasien sempat ditegur oleh suami mantan
istrinya karena keluarga mereka tidak nyaman dan merasa terganggu sebab
pasien masih sering datang ke rumah mantan istrinya. Setelah ditegur oleh
suami mantan istrinya, pasien langsung pulang ke rumah dan menyendiri
serta tidak berbicara dengan anggota keluarga yang lain.
Keluarga pasien bercerita bahwa rumah yang dilempari batu oleh
pasien adalah rumah teman yang tidak pasien sukai tersebut. Keluarga
pasien mengungkapkan kecurigaanya bahwa pasien mengamuk karena
sebenarnya pasien iri melihat rumah tetangganya yang bagus karena sudah
di plester dan sudah dicat rapi, tidak seperti rumah pasien yang belum di
plester dan di cat. Setelah dikonfirmasi dengan keluarga pasien, diketahui
bahwa sebenarnya teman yang tidak disukai oleh pasien (tetangganya)
tidak pernah dibantu oleh pasien di plester rumahnya, temannya juga tidak
bisa membantu melakukan plester dan pengecatan rumah pasien karena
bukan keahliannya.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri : Disangkal
2. Riwayat Gangguan Medik
a. Riw. Asma : Disangkal
b. Riw. Hipertensi : Disangkal
c. Riw. DM : Disangkal
3. Riwayat Gangguan Psikosomatik : Disangkal
4. Riwayat Gangguan Neurologik
a. Riw. Sakit Kepala lama : Disangkal
b. Riw. Trauma kepala : Disangkal
c. Riw. Kejang : Disangkal
5. Riwayat Penggunaan zat
a. Riw. Merokok : (+)
b. Riw. Alkohol : (-)
c. Riw. NAPZA : (-)
d. Riw. Obat Psikiatrik : (-)
E. Riwayat Keluarga
1. Riwayat keluhan serupa : Disangkal
2. Riwayat gangguan psikiatri : Disangkal
GENOGRAM
Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Perempuan meninggal
: Pasien
36
th
: Bercerai
V. Diagnosis Multiaxial
Axis I : F20.3 Skizofrenia Tak Terinci
Axis II : Belum ada diagnosis
Axis III : Tidak ada diagnosis
Axis IV : Masalah pernikahan dan perekonomian
Axis V : GAF 60-51
VII. Psikofarmaka
Haloperidol 3 x 5mg
Trihexiphenidil 2x2mg
VIII. Edukasi
Menjelaskan pada keluarga pasien pentingnya kepatuhan pasien meminum
obat dan rutin kontrol.
Menjelaskan pada keluarga pasien agar selalu mengingatkan pasien untuk
minum obat, atau menyuruh pasien meminum obat didepannya.
Menyarankan keluarga agar memberi dukungan dan suasana kondusif bagi
kesembuhan pasien.
IX. Prognosis
a. Quo ad vitam : dubia ad bonam
b. Quo ad sanam : dubia ad bonam
c. Quo ad fungsional : dubia ad bonam