LP JIWA REVISI Intervensi
LP JIWA REVISI Intervensi
Pengertian
Bunuh diri yang berhasil, atau bunuh diri adalah kematian yang diakibatkan oleh diri
sendiri berupa cidera, keracunan, atau napas tersumbat yang dibuktikan bahwa orang yang
meninggal berniat membunuh dirinya sendiri. (Stuart, dan Sudeen 1995).Bunuh diri sebagai
sebuah perilaku destruktif terhadap diri sendiri sebagai prilaku yang jika tidak dicegah
dapat mengarah pada kematian. Prilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk
aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari bahwa hal ini sebagai
suatu yang diinginkan (Stuart danSundeen, 1995).
B. Etiologi
Resiko perilaku kekerasan Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri berhubungan
terhadap diri sendiri dengan kehilangan pasangan, yang dibuktikan dengan pembelian
senjata dan diskusi tentang kematian.
Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri behubungan
dengan penyalahgunaan phencyclidine (PCP), yang dibuktikan
oleh disorganisasi psikotik ekstrim dan kehilangan batas – batas
tubuh.
F. Intervensi
1.Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri
a. Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat
b. Tindakan : Melindungi pasien
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka saudara
dapatmelakukan tindakan berikut :
1. Bantu klien untuk mengenal masalah yang sedang dialami.
2. Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman.
3. Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang.
4. Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien
mendapatkan obat.
5. Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai
tidak ada keinginan bunuh diri
6. Bantu klien mengidentifikasi dan mendapatkan dukungan sosial
7. Membantu klien mengembangkan mekanisme koping yang positif
8. Bantu klien untuk menurunkan resiko perilaku destruktif (behavior management)
SP 1 Pasien : Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri
D. Strategi Pelaksanaan
STRATEGI PELAKSANAAN I
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. Klien sebulan yang lalu mengurung diri di kamar.
b. Kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan 2 bulan lalu.
c. Klien merasa sebatang kara karena ditinggal mati oleh kedua orangtuanya.
d. Klien merasa malu karena setelah kecelakaan itu, tubuhnya cacat pada wajah dan
kedua ekstrimitas (tangan dan kakinya fraktur).
e. Klien tidak mau mandi, baju tidak pernah diganti, kulit, kuku dan gigi tampak kotor.
f. Klien mengutarakan ingin bunuh diri karena menganggap dirinya sudah sebatang
kara dan tidak berguna lagi.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Khusus
a. Klien bersedia bergaul/ bersosialisasi dengan perawat
b. Klien mau diajak membina hubungan saling percaya dengan perawat sehingga mau
mengutarakan masalahnya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
Mengucapkan salam teraupetik
Menanyakan kondisi klien saat ini
Mengajak klien jalan-jalan ke taman
b. Klien bersedia bergaul/ berbicara dengan perawat
Menyapa klien saat bertemu di jalan
Menanyakan kabar klien hari ini
Menggali lebih dalam rasa percaya klien terhadap perawat
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Orientasi :
1. Salam Teraupetik
Selamat pagi, mbak!
Assalamualaikum!
2. Evaluasi/ Validasi
Bagaimana kabarnya hari ini?
Sebenarnya apa sih yang membuat mbak seperti ini?
3. Kontrak : Topik, waktu dan tempat
Bisa minta waktunya sebentar, nggak? Cuma mau mengenal lebih jauh tentang
mbak. Paling lama 15 menit.. gimana? Kalau bersedia di sini saja ya (kamar tidur
klien).
b. Kerja
Assalamualaikum, mbak!
Perkenalkan, saya perawat…..
Mbak, saya di sini akan menemani mbak selama 15 menit ke depan untuk
mendengarkan keluhan mbak. Bagaimana? Apa mbak bersedia saya temani?
Oh ya, bagaimana kabar mbak hari ini? Merasa lebih baik atau justru masih cemas
tidak karuan?
Kalau ada yang ingin mbak ceritakan, ceritakan saja pada saya. Gak apa-apa kok.
Saya akan menjaga rahasia mbak dari siapapun.
Oh ya, nama mbak siapa? Sekarang masih sekolah atau kuliah? Tingkat berapa?
Bagaimana kalau kita jalan-jalan di sekitar sini?
c. Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subyektif : Nah, sekarang apa mbak sudah merasa nyaman ngobrol dengan
saya?Senang nggak jalan-jalan dengan saya?
Obyektif : (perawat mendapati tatapan mata kosong, dan klien tampak
melamun dan kurang antusias)
2. Tindak lanjut klien
Baik, mbak. Tolong kalau nanti ketemu saya, balas sapaan saya ya. 4 jam lagi saya
akan datang kemari untuk membawakan obat mbak. Nanti mbak bisa menceritakan
apa yang mbak keluhkan sekiranya mbak bersedia. Oke?!
3. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
Baik, mbak. Kita sudah ngobrol selama 15 menit. Besok kita akan berdiskusi lagi
tentang penyebab dari masalah yang dialami mbak. Jam 10 pagi di sini saja ya…gak
lama kok. 15 menit saja sudah cukup. Oke?!
STRATEGI PELAKSANAAN II
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien: Wajah tegang, gelisah, produktifitas menurun, aktifitas terhambat.
2. Diagnosa keperawatan: resiko bunuh diri
3. Tujuan khusus: klien mampu untuk mengungkapkan penyebab permasalahan yang
dihadapi.
4. Tindakan keperawatan:
- Perawat melakukan teknik komunikasi membuka diri
- Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien
- Menggali perasaan klien tentang permasalahannya
c. Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subjektif
“Setelah kita berdiskusi selama 15 menit tadi, bagaimana perasaan mbak saat
ini?”
Objektif
“Sekarang coba sebutkan 3 hal yang menjadi penyebab mbak merasa bosan dan
berniat mengakhiri kehidupan mbak!”
2. Tindak lanjut klien
“Saya harap mbak dapat mencari lagi penyebab lainnya sekaligus mencoba
memikirkan kira-kira apa yang biasa mbak lakukan ketika perasaan tersebut muncul
atau pada siapa mbak biasa mencari bantuan?”
3. Kontrak
“Besok pada pukul 09.00 saya akan kembali ke kamar mbak untuk kembali
berdiskusi tentang cara yang biasa mbak lakukan ketika terjadi masalah dalam
kehidupan mbak.”
STRATEGI PELAKSANAAN III
A. Proses Keperawatan
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengungkapkan kepada perawat mengenai sumber koping yang telah digunakan
sebelumnya saat menghadapi permasalahannya.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Khusus
Klien mampu mengidentifikasi teknik pemecahan masalah
Klien mampu mengaplikasikan teknik pemecahan masalah tersebut
4. Tindakan Keperawatan
Berjabat tangan dan menyapa dengan hangat
Sentuhan teraupetik
Membantu klien dalam menggali dan mengidentifikasi cara pemecahan masalah
yang ada
Membantu dan mendorong klien agar klien mampu melakukan tindakan untuk
memecahkan masalah
b. Kerja
Dari sumber koping yang mbak sebutkan kemarin, menurut mbak, apa yang masih
bisa dikembangkan?
Nah, mbak kemarin menyebutkan bahwa mbak tidak percaya diri lagi karena bekas
luka di wajah mbak. Kalau mbak sudah cukup kuat, mbak bisa menjalani operasi
untuk menghilangkan bekas luka tersebut.
Walaupun tidak bisa kembali seperti sedia kala, mbak harus tetap bersyukur karena
mbak masih memilki tangan dan kaki untuk beraktifitas seperti yang lainnya.
Sekarang yang perlu mbak ingat bahwa semua makhluk Tuhan akan meninggal.
Saya, mbak dan orang lain. Oleh sebab itu, kita harus memanfaatkannya sebaik
mungkin kesempatan yang diberikan oleh Tuhan. Tuhan tetap menginginkan mbak
hidup dari kecelakaan tersebut, agar mbak bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi
yang lainnya. Mungkin ada maksud lain yang lebih baik dalam kehidupan mbak ke
depannya.
c. Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Subyektif : bagaimana perasaan mbak setelah pertemuan kita kali ini?
b. Obyektif : apakah mbak bisa menyebutkan pemecahan masalah yang telah kita
bahas tadi?
2. Tindak lanjut klien
Setelah mbak sembuh dan keluar dari RS ini, apa rencana mbak selanjutnya?
3. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
Setelah ini, kita akan bertemu lagi besok jam 8 pagi untuk mempersiapkan
kepulangan mbak.
E. Pengkajian
Status Mental
Penampilan:
Pada penampilan fisik: Tidak rapi, mandi dan berpakaian harus di suruh, rambut
tidak pernah tersisir rapi dan sedikit bau, Perubahan kehilangan fungsi, tak berdaya seperti
tidak intrest, kurang mendengarkan.
Pembicaraan:
Klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang diberikan pendek, afek
datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan lawan bicara kadang tajam,
terkadang terjadi blocking.
Aktivitas Motorik:
Klien lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas melakukan aktivitas
Kontak mata kurang, afek datar, klien jarang memandang lawan bicara saat
berkomunikasi.
Memori
Single diagnosa atau diagnosa utama dalam masalah resiko bunuh diri:
a. Isolasisosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
Tujuan umum: Klien tidak melakukan kekerasan
Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik empati, sebutkan nama perawat dan
jelaskan tujuan interaksi.
Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
Selalu kontak mata dengan pasien selama interaksi.
Aini, K. 2012. Manajemen Kasus Spesialis Pada Klien Risiko Bunuh Diri Dengan Pendekatan
Theory Of Reason Action And The Theory Of Planned Behavior Perla Werner Di Ruang
Gatotkaca Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal di pubilkasikan 2012
Yollanda Amadea. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Resiko Bunuh Diri.
(https://www.academia.edu/15320155/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KLIEN_DEN
GAN_RESIKO_BUNUH_DIRI), diakses pada tanggal 22 Agustus 2019