Anda di halaman 1dari 10

ANALISA SEDIMENTASI DAS LESTI DENGAN PERUBAHAN TATAGUNA LAHAN

DI KABUPATEN MALANG

Muhammad Rais Firdaus (2100510007)

ABSTRAKSI

Pendangkalan akibat sedimentasi menjadi salah satu permasalahan yang terjadi di bendungan
Sengguruh. Hal ini tidak lepas dari pengaruh kondisi sungai-sungai yang masuk ke bendungan (inlet). Sungai
Lesti merupakan salah satu sungai yang bermuara di bendungan Sengguruh. Sedimentasi yang terjadi di
sungai Lesti akan berpengaruh terhadap kondisi sedimen di bendungan Sengguruh. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis debit sedimen melayang (suspended load) di DAS Lesti.Pada penelitian ini
dilakukan survei langsung di muara sungai Lesti untuk mendapatkan data sungai dan sampel sedimen pada
dasar sungai. Sampel sedimen kemudian diperiksa di laboratorium untuk mendapatkan ukuran diameter
butiran selain itu juga ukuran diameter butiran sedimen dan data-data pendukung lainya diperoleh dari suatu
instansi yaitu Perum Jasa Tirta I Malang. Data-data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan
rumus empiris yaitu (Suripin, 2002 :65) Qs = 0,0864 . C . Qw Dari analisis debit sedimen melayang di sungai
Lesti diperoleh hasil: Tahun 2009 = 238.12 ton/tahun, 2010 = 512.99 ton/tahun, 2011 = 586.7488 ton/tahun,
2012 = 1184.4778 ton/tahun, 2013 = 694.6226 ton/tahun. Hasil analisis menunjukan debit sedimen melayang
mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan 2012 seiring dengan meningkatnya debit aliran
sungai.
Kata kunci : Sedimentasi , Sungai Lesti, Bendungan Sengguruh

berkaitan dengan karakteristik daerah aliran


PENDAHULUAN sungai (DAS). Di dalam siystem daerah
aliran sungai, akan dijumpai beragam
Latar Belakang komponen, antara lain komponen fisik
DAS Lesti merupakan bagian dari DAS daerah aliran sungai, vegetasi, jenis tanah,
Brantas yang memiliki peran penting dalam aliran air dan hujan yang saling berinteraksi
menyimpan atau menerima air hujan dan secara dinamis. Hujan dan karak teristik
membawa air ke sungai Brantas, kemudian daerah aliran sungai tersebut sangat
bermuara pada Waduk Sengguruh. mempengaruhi debit aliran sungai
Berdasarkan data dari Jasa Tirta Malang (Hadisusanto, 2011).
diketahui bahwa adanya kecenderungan
perubahan tata guna lahan dan
pemanfaatan sumber daya alam yang tidak
Identifikasi Masalah
mempertimbangkan aspek-aspek
konservasi tanah dan air sekitar DAS Lesti 1. Kerusakan lingkungan yang semakin luas
bagian hulu yang berdampak pada akibat kerusakan hutan dan lahan yang
menurunnya fungsi DAS tersebut secara signifikan telah menyebabkan
khususnya untuk menahan material penurunan daya dukung Daerah Aliran
sedimen di sungai Lesti. Sedimentasi selalu Sungai (DAS) terhadap terjadinya bahaya

19 Jurnal Rekayasa Sipil - Vol. 3 No. 1 Februari 2015; ISSN 2337-7720


erosi. Mengingat hal tersebut, akan 3. Berapa besarnya pendugaan debit
semakin terasa perlunya pengembangan limpasan dan erosi yang terjadi di DAS
dan pengelolaan DAS secara optimal. Lesti?
2. Erosi yang sering terjadi disepanjang DAS 4. Berapa laju sedimen yang terjadi di DAS
Lesti dapat menyebabkan terjadinya Lesti?
peningkatan laju sedimentasi
3. Jumlah sedimen yang terus meningkat Lingkup Pembahasan
seiring dengan bertambahnya jumlah Berdasarkan Rumusan Masalah diatas
erosi yang dihasilkan oleh suatu lahan dalam penelitian ini, masalah tersebut
Meningkatnya jumlah sedimentasi pada dibatasi agar bahasan dapat mengarah
DAS Lesti akan memberikan dampak besar sesuai dengan tujuan. Adapun lingkup
bagi Waduk Sengguruh, seperti pembahasan adalah sebagai berikut:
pendangkalan. 1. Analisa Hidrologi.
1.1 Uji konsistensi data hujan
Batasan Masalah
1.2 Uji korelasi data hujan tahun 2013
Penelitian ini dibatasi pada: 1.3 Perhitungan hujan rata-rata daerah
1. Tidak membahas analisa ekonomi 2. Hasil Survei
bangunan pengendali sedimen. 2.1 Dasar penentuan prosentase hasil
2. Tidak membahas masalah struktur survei
bangunan sedimen. 2.2 Tata guna lahan
3. Tidak membahas aspek analisa dampak 3. Debit limpasan
lingkungan, dan sosial budaya 3.1 Penentuan Koefisien Pengaliran
masyarakat. 3.2 Penentuan Waktu Kosentrasi (Tc) dan
4. Lokasi penelitian dilakukan di DAS Lesti, Intensitas Hujan (I)
DAS Brantas bagian hulu bukan 3.3 Analisa debit limpasan
keseluruhan sungai Lesti. 4. Erosi
5. Daerah yang dikaji adalah 1 sub DAS 4.1 Analisa Erosi dengan Metode USLE
(sub watershed) di wilayah Sungai 4.2 Analisa laju erosi
Brantas. 4.3 Tingkat bahaya erosi
6. Respon hidrologi yang dikaji meliputi 5. Sedimentasi
erosi, sedimen dan limpasan pada sub 5.1 Jenis-jenis material sedimen
DAS Lesti di DAS Brantas Hulu. 5.2 Indeks tingkat bahaya sedimentasi
7. Penentuan penggunaan lahan untuk 5.3 Analisa laju sedimen
pengendalian erosi, sedimen dan
limpasan di sub DAS Lesti dilakukan TINJAUAN PUSTAKA
dengan simulasi metode vegetatif.
Hidrologi adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang kejadian ,
Rumusan Masalah
perputaran dan penyebaran air di atmosfir
Berdasarkan identifikasi masalah di dan dipermukaan bumi serta di bawah
atas, maka dapat dirumuskan sebagai permukaan bumi. Pergerakan air dibumi,
berikut, yaitu: secara umum dapat dinyatakan sebagai
1. Bagaimana kondisi jenis tanah dan tata suatu rangkaian kejadian yang biasanya
guna lahan DAS pada sub DAS Lesti? disebut dengan siklus hidrologi. Siklus ini
2. Berapakah besarnya curah hujan rata- dapat dilukiskan secara skematik, Siklus
rata di DAS Lesti ? hidrologi merupakan suatu system yang

20 Jurnal Rekayasa Sipil - Vol. 3 No. 1 Februari 2015; ISSN 2337-7720


tertutup, dalam arti bahwa pergerakan air antara akumulasi tinggi hujan tahunan dari
pada system tersebut selalu tetap berada stasiun yang dicek dengan stasiun indeks,
dalam sistemnya. Siklus Hidrologi terdiri dan menarik garis melalui titik-titik tersebut
dari enam sub system yaitu: (Chay Asdak, yang disebut garis korelasi massa hujan.
2002) Perubahan kemiringan dari garis korelasi
1. Air di atmosfir memberikan indikasi adanya suatu
2. Aliran permukaan perubahan. Dengan metode ini dapat
3. Aliran bawah permukaan dilakukan koreksi untuk data hujan yang
4. Aliran air tanah tidak konsisten. Langkah yang dilakukan
5. Aliran sungai/saluran terbuka adalah membandingkan harga akumulasi
6. Air di lautan dan air genangan curah hujan tahunan pada stasiun yang diuji
Air di laut dan di genangan (danau, dengan akumulasi curah hujan tahunan
rawa, waduk), oleh karena adanya radiasi rerata dari suatu jaringan dasar stasiun
matahari maka air tersebut akan menguap hujan yang berkesesuaian, kemudian
ke dalam atmosfir. Uap air akan berubah diplotkan pada kurva. Berikut ini adalah
menjadi hujan karena proses pendinginan. hasil perhitungan uji konsistensi data di
Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan Stasiun pagak, Stasiun Tumpukrenteng,
bumi akan menjadi aliran permukaan. Aliran Stasiun Dampit dan Stasiun Poncokusumo.
permukaan sebagian akan meresap Contoh Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun
kedalam tanah menjadi aliran bawah Pagak Terhadap Stasiun Tumpukrenteng,
permukaan melalui proses infiltrasi dan Dampit dan Poncokusumo.
perkolasi, selebihnya akan berkumpul di
dalam jaringan alur (sungai alam atau
25000
buatan) menjadi alur sungai/saluran
Komulatif Stasiun Pagak

20000 R = 0.994
terbuka dan mengalir kembali ke dalam
lautan. (Soewarno. 1991) 15000
(mm)

10000
Uji Konsistensi Data Hujan 5000
Uji konsistensi merupakan uji 0
kebenaran data lapangan yang 0 10000 20000
menggambarkan keadaan sebenarnya. Komulatif Stasiun
Data yang tidak konsisten dapat disebabkan Pembanding (mm)
oleh berbagai faktor, antara lain perubahan Grafik uji konsistensi data hujan stasiun
mendadak pada lingkungan hidrologis, Pagak
adanya pembangunan gedung-gedung baru,
tumbuhnya pohon-pohon, gempa bumi,
gunung meletus, pemindahan alat pengukur Curah Hujan Rata-rata Daerah
hujan, perubakan cara pengukuran,
misalnya berhubungan dengan adanya alat Penentuan curah hujan rata-rata
baru atau metode baru. daerah, dengan data hujan yang digunakan
Uji konsistensi data dilakukan adalah data hujan harian rata-rata dari
dengan menggunakan kurva massa ganda keempat stasiun hujan yang ada selama 10
(double mass curve) yaitu analisa yang tahun yaitu hujan harian rata-rata dari
dilakukan dengan menggambarkan korelasi

21 Jurnal Rekayasa Sipil - Vol. 3 No. 1 Februari 2015; ISSN 2337-7720


tahun 2004 sampai dengan tahun 2013. 5. Menghitung logaritma curah huajan
Cara perhitungannya sebagai berikut :
rancangan dengan periode ulang 1,01
R = (R1 + R2 + R3 + ..... + Rn )
1
th:
n
atau Log X = Log X + K.S log X
n
1 Dengan :
R=  Ri
n i =1 K = Faktor sifat distribusi Log Pearson
dimana : Type III yang merupakan fungsi koefisien
R = tinggi hujan rata-rata daerah aliran kemencengan (Cs) terhadap kala ulang
(area rainfall) probabilitas (P) di tentukan dari tabel
R1, R2, R3 …..Rn = tinggi hujan masing stasiun
(point rainfall)
N = banyaknya stasiun penakar hujan
METODOLOGI PENELITIAN
Analisa Curah Hujan Rancangan
Lokasi Penelitian
Curah hujan rancangan adalah curah
hujan terbesar yang mungkin terjadi di
Studi ini dilaksanakan pada DAS lesti di
suatu daerah dengan peluang tertentu.
Kabupaten Malang, kurang lebih 25 km di
Dalam studi ini, metode analisis hujan
bagian Selatan kota Malang Propinsi Jawa
rancangan yang digunakan adalah metode
Timur.Ketinggian SubDAS Lesti berkisaran
Log Pearson III.
atara 235 - 3676 mdpl (di atas permukaan
Langkah-langkah perhitungan distribusi
laut). Berdasarkan Data yang di dapat
Log Pearson Type III adalah sebagai berikut
diketahui bahwa luas seluruh Sub DAS Lesti
(Soemarto, 1999:152) :
adalah 19648.25 ha.
1. Mengubah data curah hujan harian
maksimum tahuan dalam bentuk
logaritma (sebelumnya data curah hujan
telah diurutkan dari kecil kebesar).
2. menghitung nilai rerata logaritma
∑𝑛
𝑖=1 log 𝑋𝑖
Log 𝑥 = 𝑛
Dengan : Log 𝑥 = Logaritma hujan reraa
harian maksimum
n = banyak data
3. Menghitung Besarnya simpangan baku
(standar deviasi)

 (log )
2
X − log X
S1 =
(n − 1)
4. Menghitung Koefisien Kemencengan :
 (log ) 3
n X − log X
CS =
(n − 1)(n − 2)(S X)
3
log

22 Jurnal Rekayasa Sipil - Vol. 3 No. 1 Februari 2015; ISSN 2337-7720


Bagan Alir
Mulai

Data Data Data Data Luas


Sedimen Debit Hujan wilayah

Jenis- jenis Analisa debit Uji Kosistensi Tata Guna Lahan


sedimen limpasan
Data Hujan
Q=
0,278.Cs.C.I.A

Debit sedimen
Qs = 0,0864 . C .
Qw
Laju erosi

Analisa erosi

Analisa
Sedimen

kesimpulan

Selesai

PEMBAHASAN

23 Jurnal Rekayasa Sipil - Vol. 3 No. 1 Februari 2015; ISSN 2337-7720


Hasil Survei Luas tanah ladang
No. Desa
Data hasil survei merupakan data yang Ha %

di peroleh dari persetujuan warga terhadap 29 Balearjo 63.182 0.65%


perubahan tata guna lahan sebagai 30 kanigoro 17.380 0.18%
alternatif tata guna lahan. yaitu tanah 31 Urek-Urek 217.172 2.24%
lading menjadi kebun dengan alternatif tata 32 Sepanjang 9.87%
954.650
guna lahan tanah ladang berubah 10%, 20%
33 Pagelaran 197.081 2.04%
dan 30% menjadi kebun. Untuk mengetahui
34 Kademangan 1.71%
luas wilayah DAS Lesti dapat dilihat pada 165.828
tabel berikut ini 35 Sidorejo 328.269 3.39%

Luas tanah ladang 36 Suwaru 200.629 2.07%


No. Desa
Ha % 37 Clumprit 162.340 1.68%

1 Sukoanyar 39.584 0.41% 38 Gampingan 21.167 0.22%

2 Kidangbang 0.000 0.00% 39 Sumberejo 1033.737 10.69%

3 Wajak 180.797 1.87% 40 Pagak 86.322 0.89%

4 Sukolilo 555.765 5.74% 41 Karangsari 0.000 0.00%

5 Codo 105.756 1.09% 42 Rejosari 350.073 3.62%

6 jambesari 73.547 0.76% 43 Rejoyoso 371.201 3.84%

7 Kasri 0.000 0.00% 44 Wonokerto 729.426 7.54%

8 Bakalan 2.212 0.02% 45 Druju 1162.892 12.02%

9 kawulu 0.00% Sumbermanjing


0.000 46 3.49%
Wetan 338.015
10 Sudimoro 261.260 2.70% 47 Ringinsari 0.09%
8.670
11 Pagedangan 117.375 1.21% 48 Segaran 3.30%
319.100
12 Kel. Turen 33.564 0.35% 100.00%
9674.616
13 Talok 4.883 0.05%
14 Gedog Wetan 88.355 0.91%
Tata Guna Lahan
15 Tawangrejeni 205.990 2.13%
16 Talang Suro 2.54%
Penentuan jenis tataguna lahan dibagi
245.773
menjadi 8 jenis yaitu air tawar, kebun,
17 Kedok 235.249 2.43%
padang rumput, pemukiman, sawah irigasi,
18 Sanankerto 0.31%
30.276 semak belukar, tanah ladang dan sawah
19 Jeru 76.835 0.79% tadah hujan
20 Tanggung 52.180 0.54% Berdasarkan hasil survei telah
21 Undaan 53.177 0.55% diketahui 47% warga setuju, 20% tidak
22 Sawahan 0.17%
menjawab jika dirata-rata didapat 33,5%.
16.543
Maka dalam setudi kami merencanakan
23 Kemulan 31.950 0.33%
tata guna lahan dengan 10%, 20%, 30% 40%
24 Ketawang 22.463 0.23%
supaya mudah menganalisa dari luas tanah
25 Putat Lor 214.899 2.22% ladang semula dirubah menjadi kebun,
Gondanglegi sehingga dengan harapan setudi kami dapat
26 0.22%
Kulon 21.705
direalisasikan dengan baik didalam proses
27 Putat Kidul 205.611 2.13%
penataan kawasan yang mengarah pada
28 Banjarejo 71.733 0.74%
konservasi lahan. Perubahan tata guna

24 Jurnal Rekayasa Sipil - Vol. 3 No. 1 Februari 2015; ISSN 2337-7720


lahan berpengaruh terhadap nilai koefisien
Koefesien Nilai C /
limpasan ( C ). No
Jenis Luas Persent
limpasan luas
Wilayah (Ha) asi (%)
Tabel 4.11 Luas Penggunaan Lahan Sub DAS (C) wilayah
Lesti 2013 rumput 0.2
No. Jenis Wilayah Luas (Ha) Persentasi
pemukim 3937.3
(%) 4
an 46
20.039 0.3 6.012
1. Sungai 179,790 0,915 0.05-0.3
sawah 3458.7
2. Kebun 1482,459 7,545 5 17.603 3.521
irigasi 12 0.2
3. padang
48,778 0,248 0.05-0.2
rumput 6
semak
belukar
87.599 0.446 0.045
0.1
4. Pemukiman 3937,346 20,039
5. sawah irigasi 3458,712 17,603 0.05-0.3
7 tanah ladang 7739.693 39.391 7.878
6. semak belukar 87,599 0,446 0.2

7. tanah ladang 9674,616 49,240 0.05-0.3


sawah tadah
8. Sawah Tadah 8
hujan
778.953 3.964 0.793
778,953 3,964 0.2
Hujan 19648.25
Total : 100 2.1 20.769
Total : 19648,258 100 3

Sumber : PT Perum Jasa Tirta 1 Sumber : Hasil Analisa


Keterangan:
- Skenario 20% = 9674.616 X 20% =
1934.923
- Luas kebun akan semakin bertambah
setelah ditambahkan 20% dari luas
total = 1482.459 + 1934.923 =
3417.382 Ha
- Luas tanah lading semakin berkurang
setelah dikurangi 20% dari luas total =
9674.616 - 1934.923= 7739.693 Ha

Debit Limpasan
Nilai koefisien pengaliran (C) yang
Gambar Rencana 10%, 20% 30%, 40% besar menunjukkan jumlah limpasan
permukaan yang terjadi pada lahan
Contoh: tersebut besar, dengan kata lain kondisi
Tabel 4.14 Rencana 20% tata air dan penggunaan lahan pada lahan
Koefesien Nilai C /
tersebut rusak. Sebaliknya nilai koefisien
Jenis Luas Persent pengaliran yang kesil menunjukkan jumlah
No limpasan luas
Wilayah (Ha) asi (%)
(C) wilayah limpasan permukaan yang terjadi pada
lahan tersebut kecil, dengan kata lain
179.79 0.75-0.85
1 sungai 0.925 0.732 jumlah air yang meresap ke dalam tanah
0 0.8
dan memberikan kontribusi (recharge) air
3417.3 0.05-0.2 tanah besar. Dalam studi ini, besarnya nilai
2 kebun 17.393 1.739
82 0.1 koefisien pengaliran berdasarkan kondisi
3 padang 48.778 0.248 0.05-0.3 0.050
penggunaan lahan eksisting pada DAS Lesti

25 Jurnal Rekayasa Sipil - Vol. 3 No. 1 Februari 2015; ISSN 2337-7720


hulu dapat dilihat pada Tabel 4.16 sebagai Analisa Erosi
berikut.
Untuk mengetahui besar tingkat
Tabel 4.17 Koefisien C (Limpasan) DAS Lesti
Persentasi Koefisien
erosi digunakan metode USLE, dimana
No. Jenis Wilayah Luas (Ha) faktor yang dipertimbangkan meliputi
(%) C
1. Sungai 179,790 0,915 0.8 erosivitas hujan (R), erodibilitas tanah (K),
2. Kebun 1482,459 7,545 0.1 faktor lereng (LS), serta faktor penggunaan
3. padang rumput 48,778 0,248 0.2 dan pengolahan tanah (CP).
4. Pemukiman 3937,346 20,039 0.3 Rumus USLE : A = R.K.L.C.S.P
5. sawah irigasi 3458,712 17,603 0.2 dimana : A = erosi (ton/ha/tahun)
6. semak belukar 87,599 0,446 0.1
A = besarnya tanah yang terkikis dan
7. tanah ladang 9674,616 49,240 0.2
terhanyutkan (ton/hektar/tahun)
8. Sawah Tadah 778,953 3,964 0.2
Hujan R = nilai indeks erosivitas hujan
Total : 19648,258 100 2.1

Sumber : Hasil Analisa K = faktor erodibilitas tanah yang terkikis


Penentuan besarnya debit limpasan metode dan terhanyutkan (ton/hektar)
rasional modifikasi di sungai Lesti digunakan L = panjang lereng dalam (m)
rumus persamaan debit limpasan rasional S = kemiringan lereng (%)
modifikasi yaitu: C = faktor vegetasi
Q = 0.278 .C. I. A P = faktor tindakan manusia dalam
➢ Luas Lahan Sub DAS Lesti = 19648.258 pengelolaan dan konservasi tanah.
Ha = 196.48 Km2 Adapun data-data yang diperlukan dalam
➢ Nilai Crata-rata didapatkan = 0.218 (Tabel pendugaan besarnya erosi dengan
4.17) menggunakan metode USLE ini adalah:
Perhitungan debit limpasan permukaan a. Data curah hujan dari stasiun
adalah sebagai berikut: pengamat hujan terdekat di loksi
Q2 = 0,00278 x 0,218 x 11,176 x penelitian, dalam 10 tahun terakhir.
196,48 Data curah hujan ini digunakan untuk
= 1,3308 m3/det mengetahui faktor erosivitas hujan (R).
Q5 = 0,00278 x 0,218 x 11,176 x erosivitas hujan adalah daya erosi
196,48 dalam curah hujan merupakan rata-
= 1,5684 m3/det rata erosi curah hujan dibagi dengan
Q10 = 0,00278 x 0,218 x 11,176 x 100 (Hardjowigeno 1989):
196,48 R = (EI30)/ 100
= 1,7398 m3/det Dimana I30 = intensitas hujan 30
Q25 = 0,00278 x 0,218 x 11,176 x menit terbesar (maksimum). Untuk
196,48 kondisi di Indonesa yang jarang
= 1,9720 m3/det ditemukan penakar hujan otomatis,
Q50 = 0,00278 x 0,218 x 11,176 x maka perhitungan EI30 dilakukan
196,48 berdasarkan curah hujan bulanan
= 2,1554 m3/det sebagai berikut: (Hardjowigeno 1989)
Q100 = 0,00278 x 0,218 x 11,176 x EI30 = 6.229R1,21.D-0,47.M0,53
196,48 Dimana:
= 2,3479 m3/det R = curah hujan bulanan
D = jumlah hari hujan per bulan

26 Jurnal Rekayasa Sipil - Vol. 3 No. 1 Februari 2015; ISSN 2337-7720


M = hujan maksimum selama 24 jam 2,173 𝑀 1,14 (10−4 )(12−𝑎) + 3,25(𝑏−2) + 2,5(𝑐−3)
K= { 100
pada bulan tersebut.
Dimana:
Contoh Perhitungan indeks erosivitas
M = ukuran butir tekstur tanah
hujan (R) bulan januari
R = EI30/100 α = kandungan bahan organic (% C x 1,724)
EI30 = 6,22.R.1,21.D-0,47.M.0,53 b = harkat struktur tanah
= 6,22 x 231,98 x 1,21 x 53.50- c = harkat permeabilitas tanah
0,47 x 180.33 x 0,53 [4] panjang lereng dalam meter
= 93362 [5] kemiringan lereng dalam persen
R = 93362/100 [6] faktor vegetasi
= 933,62 [7] faktor tindakan manusia dalam
b. Perhitungan nilai K di hitung pengelolaan dan konservasi tanah
persamaan: [8] Besar erosi yang terjadi A = R.K.L.C.S.P
2,173 𝑀1,14 (10−4 )(12−𝑎) + 3,25(𝑏−2) + 2,5(𝑐−3)
K={ Analisa Sedimentasi
100
Dimana:
Dari data debit yang diperoleh dari
M = ukuran butir tekstur tanah
Prum Jasa Tirta I Malang dapat dihitung
α = kandungan bahan organic (% C x1,724)
besarnya sedimen yang terjadi dengan
b = harkat struktur tanah
menggunakan rumus (Suripin, 2002 :65):
c = harkat permeabilitas tanah
Qs = 0,0864 . C . Qw
dimana :
Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau
Qs= debit sedimen melayang (ton/hari),
erodibilitas tanah (K) di pengaruhi oleh
C = konsentrasi sedimen melayang
tekstur tanah (terutama kadar debu + pasir
(mg/liter),
halus), bahan organic , struktur dan
= 0,0112 Qw0,9808
permeabilitas tanah (Hardjowigeno, 1989)
Qw= debit aliran (m3/detik).
Qw diperoleh dari data debit sungai harian
lesti yang diperoleh Prum Jasa Tirta I
Tabel 4.27 Laju erosi metode USLE di DAS Lesti
Bulan R K L (m) S (%) C P A (ton/ha/thn) Malang
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Contoh perhitungan :
Januari 933.6 0.095151 25000 0.138 0.2 0.5 30648.11 Pada 1 Januari 2009
Pebruari 1000.5 0.095151 25000 0.138 0.2 0.5 32843.73
Maret 940.6 0.095151 25000 0.138 0.2 0.5 30876.70
Diketahui:
April 555.2 0.095151 25000 0.138 0.2 0.5 18226.68 Qw = 36.00 (Tabel Debit pada lampiran)
Mei 173.2 0.095151 25000 0.138 0.2 0.5 5684.61 C = 0.0112 Qw0,9808
Juni 36.7 0.095151 25000 0.138 0.2 0.5 1203.54
Juli 19.8 0.095151 25000 0.138 0.2 0.5 648.54
Maka:
Agustus 0.9 0.095151 25000 0.138 0.2 0.5 30.21 Qs = 0.0864 x C x Qw
September 21.7 0.095151 25000 0.138 0.2 0.5 711.23 = 0.0864 x ( 0.0112 Qw 0.9808 ) x Qw
78.1 0.095151 25000 0.138 0.2 0.5
Oktober
504.7 0.095151 25000 0.138 0.2 0.5
2562.17
= 0.0864 x (0.0112 36.00 0.9808 ) x
November 16569.33
Desember 1569.5 0.095151 25000 0.138 0.2 0.5 51520.71 36.00
Jumlah Erosi 191525.56 = 1.17 ton/hari
Sumber : Hasil perhitungan Dalam tahunan dihasilkan sedimen sebagai
[1] Bulan berikut:
[2] Nilai indeks erosivitas hujan Tahun 2009 = 238.12 ton/tahun, 2010 =
R = (6.22*R*1.21*D-0.47*M*0.53)/100 512.99 ton/tahun, 2011 = 586.7488
[3]Faktor Erodibilitas

27 Jurnal Rekayasa Sipil - Vol. 3 No. 1 Februari 2015; ISSN 2337-7720


ton/tahun, 2012 = 1184.4778 ton/tahun, SARAN
2013 = 694.6226 ton/tahun.
1. Koordinasi yang bisa diberikan dari
pemerintah kepada masyarakat
KESIMPULAN
tentang kesadaran juga kerjasama
1. Kondisi jenis tanah, tata guna lahan untuk pengelolaan lahan yang baik di
dan karakteristik DAS, sub DAS Lesti DAS Lesti.
adalah sebagai berikut: 2. Dari hasil pendugaan erosi dengan
Jenis tanah DAS Lesti adalah Alluvial metode USLE, pengendalian erosi di
10,54%, Latasol 41,17%, Mediteran sub DAS Lesti dapat dilakukan dengan
15,14%, Rogosol 33.16%.. dan kondisi cara merubah tata guna lahan.
tata guna lahan dapat disimpulkan 3. Untuk analisa sedimentasi pada DAS
bahwa Luas kebun akan semakin lebar Lesti ini dapat dilakukan perhitungan
dan luas tanah ladang akan kembali dengan metode lain yang
menyempit sesuai dengan rencana terbaru agar dapat mengurangi atau
10%, 20%, 30%, 40%. meminimalisir terjadinya sedimen.
2. Besarnya curah hujan rata-rata di DAS
Lesti adalah bulan Januari 308,25 mm,
Februari 303,75 mm, Maret 253,50
mm, April 184,50 mm, Mei 148,25 mm, DAFTAR PUSTAKA
Juni 183,50 mm, Juli 96,25 mm,
Agustus 0,00 mm, September 0,00 mm, Chay Asdak, 2002. Hidrologi dan
Oktober 27,25 mm, November 176,00 Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
mm, Desember 446,25 mm. Yogyakarta: Gajah Mada University
3. Berdasarkan analisa hidrologi besarnya Press.
pendugaan debit limpasan di DAS Lesti Hadisusanto Nugroho, 2011. Aplikasi
adalah sebagai berikut:
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta:
Q2th 1,3308 m3/det, Q5th 1,5684 m3/det,
CVAkademika.
Q10th 1,7398 m3/det, Q25th 1,9720
Soewarno. 1991. Pengukuran Dan
m3/det, Q50th 2,1554 m3/det, Q100th
Pengelolaaan Data Aliran Sungai
2,3479 m3/det. Dan Berdasarkan
(Hidrometri). Nova. Bandung.
analisa perhitungan metode USLE
Soemarto, C. D. 1999. Hidrologi Teknik.
besarnya pendugaan erosi yang ter
jadi di DAS Lesti adalah 191525.56
ton/ha/th.
4. Dari analisa sedimentasi diperoleh nilai
laju sedimen (Qs) adalah sebagai
berikut:
Tahun 2009 = 238.12 ton/tahun, 2010
= 512.99 ton/tahun, 2011 = 586.7488
ton/tahun, 2012 = 1184.4778
ton/tahun, 2013 = 694.6226 ton/tahun.

28 Jurnal Rekayasa Sipil - Vol. 3 No. 1 Februari 2015; ISSN 2337-7720

Anda mungkin juga menyukai