Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK & PETROGRAFI

Acara : Petrografi Batuan Beku Basa dan Ultrabasa Nama : Moh Sayydil M
Hari/tgl : Kamis, 31 Oktober, 2019 NIM : F 121 17 002

No. Sampel 01
Kode Sampel ST.35 BSL LAVA
Jenis Batuan Batuan Beku Basa
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Kuning keabu-abuan
Mikroskopis Warna Interferensi : Abu-abu
Tekstur
- Kristalinitas : Hipokristalin
- Granularitas : Porfitirik
- Relasi : Innequigranular
- Bentuk : Subhedral
Struktur : Masif
Ukuran Mineral : 1.5 mm – 0.25 mm
Komposisi Mineral : Piroksin, olivin, plagioklas
biotit, opak, masa dasar,
hornblende

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Deskripsi nikol sejajar yaitu warna
absorbsi kuning kecoklatan, bentuk
Piroksin 30% euhedral, belahan satu arah, pecahan tidak
((Si,Al)2O6) rata, pleokroisme tidak ada, relief tinggi,
intensitas rendah dan ukuran mineral 0,25
mm, dilanjutkan dengan deskripsi nikol
silang yaitu warna interferensi kuning
kehitaman, bias rang kap 0,028 (orde II),
sudut gelapan 56°, jenis gelapan miring,
kembaran tidak ada.
Warna absorbs hitam, warna interferensi
Massa Dasar 20% hitam.

Deskripsi nikol sejajar yaitu warna


absorpsi kuning, bentuk euhedral, relief
tinggi, pleokroisme tidak ada, belahan
Olivin tidak ada, intensitas tinggi, dilanjutkan
20%
(Mg,Fe)2SiO4 dengan deskripsi nikol silang yaitu warna
interferensi biru kehitaman, bias rangkap
0,08 (orde I), sudut gelapan 15º, jenis
gelapan miring, kembaran tidak ada.
Warna absorbsi hitam, warna interferensi
10% hitam..
Opak

Deskripsi nikol sejajar yaitu warna


absorpsi kuning, bentuk euhedral, relief
Horblende tinggi, pleokroisme monokroik, belahan
(Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2(Si 10% satu arah, intensitas tinggi, dilanjutkan
dengan deskripsi nikol silang yaitu warna
,Al)4O11 2)
interferensi coklat, bias rangkap 0,08 (orde
I), sudut gelapan 22,5º, jenis gelapan
miring, kembaran tidak ada
Deskripsi nikol sejajar yaitu warna
absorbsi coklat, bentuk euhedral -
subhedral, belahan satu arah, pecahan tidak
Biotit rata, pleokroisme kuat (dwikroik), relief
5% tinggi, intensitas rendah dan ukuran
(K2(Mg,Fe)2(OH)2(Alsi3O10)
mineral 0,875 mm, dilanjutkan dengan
deskripsi nikol silang yaitu warna
interferensi kecoklatan, bias rangkap 0,015
(orde I), sudut gelapan 60°, jenis gelapan
Deskripsi nikol sejajar yaitu warna
absorbsi kuning, bentuk anhedral, belahan
tidak ada, pecahan tidak ada, pleokroisme
Plagioklas 5% tidak ada, relief rendah, intensitas tinggi
((Ca,Na)(Si,Al)4O8) dan ukuran mineral 0,275 mm, dilanjutkan
dengan deskripsi nikol silang yaitu warna
interferensi coklat dan coklat muda, bias
rangkap 0,014 (orde II), sudut gelapan
72,5°, jenis gelapan miring, kembaran
Carlsbad – Albit dimana nilai Carlsbad
adalah 36 dan nilai albit adalah 47.5
sehingga dimasukkan nilai tersebut dalam
kurva yang menandakan mineral tersebut
adalah plagioklas (Bytownite) dengan nilai
77.

Porfiri Teralit (Russell B Travis, 1955)


Nama Batuan
Gabro (IUGS, 1975)

Keterangan : Nomor sampel adalah angka yang digunakan untuk mengurutkan


sampel pada saat melakukan pengamatan. Kode sampel adalah kode yang dapat
dijumpai pada sampel dan diberikan untuk menandai sampel yang digunakan pada
saat pengamatan. Jenis batuan merupakan jenis sampel sayatan tipis batuan yang
akan diamati pada mikroskop polarisasi. Perbesaran merupakan perbesaran lensa
obyektif yang akan digunakan pada saat pengamatan yang terdiri dari perbesaran
4x, 10x, dan 40x. Adapun deskripsi yang akan diisi oleh praktikan dalam
pengamatan sampel sayatan tipis batuan yaitu mengamati mineral – mineral
penyusun batuan tersebut berdasarkan deskripsi pengamatan nikol sejajar dan
nikol silang. Sebelum melakukan pengamatan pada masing – masing mineral
penyusun batuan, pengisian deskripsi yang pertama diisi yaitu pengamatan tekstur
dan struktur pada kenampakan secara keseluruhan sayatan tipis batuan tersebut.
Deskripsi pertama yaitu warna absorbsi yang merupakan kenampakan daya serap
gelombang cahaya yang masuk pada mineral, warna mineral ini adalah warna
cahaya yang melewati sumbu indikatrik (geometris) yang sedang bergetar sejajar
dengan arah getar polarisator pada pengamatan nikol sejajar. Warna interferensi
merupakan warna yang dihasilkan dari cahaya yang diteruskan melalui analisator
pada pengamatan nikol silang, warna ini ditentukan pada saat kenampakan terang
maksimum atau pada saat kedudukan sumbu indikatrik mineral membentuk sudut
450 dengan arah getar polarisator dan analisator. Tekstur batuan mengacu pada
kenampakan butir-butir mineral yang ada didalamnya yang meliputi tingkat
kristalisasi (kristanilitas), ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan
antar butir (fabric). Struktur merupakan gambaran tentang kenampakan atau
keadaan batuan, termesuk di dalamnya bentuk atau kedudukannya. Komposisi
mineral merupakan kumpulan mineral yang terdiri dari satu atau lebih yang
menyusun batuan tersebut. Ukuran mineral meruapakan diameter medan pandang
dari mineral yang diamati, untuk mendapatkan nilai dari DMP dapat kita gunakan
rumus sebagai berikut :
1 𝑚𝑚
DMP = BS x Z, dengan BS = Jumlah Skala,

jumlah skala = perbesaran lensa okuler x perbesaran lensa obyektif yang


digunakan
Ket :
o DMP : Diameter Medan Pandang
o BS : Bilangan Skala
o Z : jumlah skala yang tampak dalam medan pandang
Hasil pengamatan sampel pada nomor sampel 01 dengan kode sampel ST 35
BSL LAVA termasuk dalam jenis batuan basa dengan perbesaran lensa objektif
4x perbesaran. Hasil kenampakan mikroskopis pada sampel sayatan tipis batuan
memiliki warna absorbsi kuning keabu-abuan, warna interferensi abu-abu, dengan
tingkat kristalisasi hipoksritalin, granularitas porfiritik, relasi innequigranular,
bentuk subhedral, struktur masiv, ukuran mineral 1,5 mm-0,25 mm, dan
komposisi mineral terdiri dari olivine, hornblende, piroksin, plagioklas, biotite,
massa dasar, opak.
Berdasarkan hasil deskeripsi mineral pada pengamatan mikroskop polarisasi
dengan menggunakan sampel sayatan tipis batuan tersebut di Laboratorium
Mineral Optik Teknik Geologi Universitas Tadulako disimpulkan bahwa batuan
yang diamati berdasarakan klasifikasi (Russell B Travis, 1955) dan klasifikasi
(IUGS 1973) yaitu Porfiri Teralite. Presentase mineral :
. Presentase mineral :
1. Piroksin 30%
2. Olivin 20%
3. Plagioklas 5%
4. Biotit 5%
5. Opak 10%
6. Massa Dasar 20%
7. Horblende 10%
Feldspar = K-Feldspar + Plagioklas
=0+5
=5
2
x5% =3
3

klasifikasi IUGS 1975


O + P + P
(Olivin) (Pyroxene) (Plagioklas)
20 + 30 + 5
Dimana:
1. Piroksin 30%
2. Olivin 20%
3. Plagioklas 5%
4. Biotit 5%
5. Opak 10%
6. Massa Dasar 20%
7. Horblende 10%
20
Olivin 𝑥 100% = 36,3%
55
30
Pyroxene 𝑥 100% = 54,5%
55
5
Plagioklas 𝑥 100% = 9%
55

Porfiri Teralite merupakan batuan yang proses pembentukannya dari


adanya magma yang mengalami pembekuan atau mengeras. Magma itu sendiri
merupakan larutan silika pijar yang berasal dari lapisan mantel bagian atas yang
memiliki temperature dan tekanan yang tinggi dan bersifat mobail artinya selalu
bergerak ke segala arah mencari suhu yang lebih rendah. Pergerakan magma
kepermukaan bumi dapat melalui retakan atau celah pada lapisan kerak bumi
sehingga dalam perjalanannya, bisa mengalami pembekuan pada temperature
tertentu dengan sifat magma dan komposisi mineral yang berbeda. Batuan yang
terbentuk dekat dengan dapur magma akan bersifat basa dengan viskositas rendah
dan komposisi mineral mafik (gelap) serta kandungan silika yang rendah namun
memiliki kandung Fe dan Mg yang tinggi. Sedangkan magma batuan yang
terbentuk dekat dengan permukaan lebih bersifat asam dengan viskositas tinggi
dan komposisi mineral felsic (terang) serta memiliki kandungan silika yang tinggi
namun memiliki kandungan Fe dan Mg yang rendah. Batuan Porfiri Teralite
termasuk jenis batuan plutonik yang artinya terbentuk pada celah – celah antar
lapisan di bawah permukaan bumi dekat dengan dapur magma yang ditandai
dengan komposisi mineral penyusunnya utamanya berwarna gelap (mafik) yaitu
olivine, piroksin, hornblende, dimana mineral – mineral ini berdasarkan Bowen
Reaction Series merupakan mineral yang lebih dulu terbentuk pada temperature
9000C - 8000C sehingga mineral ini tidak tahan pada proses pelapukan dan proses
pembekuannya berlangsung berjalan lebih cepat sehingga di samping kristal besar
terdapat pula kristal kecil.
Gabro merupakan batuan yang proses pembentukannya dari adanya
magma yang mengalami pembekuan atau mengeras. Magma itu sendiri
merupakan larutan silika pijar yang berasal dari lapisan mantel bagian atas yang
memiliki temperature dan tekanan yang tinggi dan bersifat mobail artinya selalu
bergerak ke segala arah mencari suhu yang lebih rendah. Pergerakan magma
kepermukaan bumi dapat melalui retakan atau celah pada lapisan kerak bumi
sehingga dalam perjalanannya, bisa mengalami pembekuan pada temperature
tertentu dengan sifat magma dan komposisi mineral yang berbeda. Batuan yang
terbentuk dekat dengan dapur magma akan bersifat basa dengan viskositas rendah
dan komposisi mineral mafik (gelap) serta kandungan silika yang rendah namun
memiliki kandung Fe dan Mg yang tinggi. Sedangkan magma batuan yang
terbentuk dekat dengan permukaan lebih bersifat asam dengan viskositas tinggi
dan komposisi mineral felsic (terang) serta memiliki kandungan silika yang tinggi
namun memiliki kandungan Fe dan Mg yang rendah. Batuan gabro termasuk jenis
batuan plutonik yang bersifat basa dan terbentuk di bawah permukaan bumi dekat
dengan dapur magma yang ditandai dengan komposisi mineral penyusunnya
utamanya berwarna gelap (mafik) yaitu olivine, piroksin, hornblende, dan mineral
felsic yaitu mineral plagioklas yang persentasenya ≤ 10% dimana mineral –
mineral mafic berdasarkan Bowen Reaction Series merupakan mineral yang lebih
dulu terbentuk pada temperature 9000C - 8000C dan mineral felsic terbentuk
setelahnya dengan temperature yang lebih rendah. proses pembekuannya
berlangsung secara perlahan – lahan dan butuh waktu yang lebih lama sehingga
mineral yang dihasilkan berukuran besar.

PRAKTIKAN ASISTEN

(Moh Sayydil Maulana) (Andi Basrulla)


NIM: F 121 17 002 NIM: F 121 16 052

Anda mungkin juga menyukai