Anda di halaman 1dari 1

Lebih Mulia Menyebar Bibit Unggul untuk Petani daripada

Menyebar Hoaks
KONTRIBUTOR PANGANDARAN, CANDRA NUGRAHA Kompas.com - 22/03/2019, 15:32 WIB
BAGIKAN: Komentar Petani dan santri diberi bantuan bibit ternak dan pohon kelapa oleh Menteri
Pertanian, Amran Sulaiman di Lapangan Banagara, Kabupaten Ciamis, Jumat
(22/3/2019).(KOMPAS.com/CANDRA NUGRAHA) CIAMIS, KOMPAS.com

Menteri Pertanian ( Mentan) Andi Amran Sulaiman bertemu dengan petani, ratusan santri dari
sejumlah pondok pesantren, serta masyarakat Ciamis, di lapangan Banagara, Kecamatan
Imbanagara, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (22/3/2019). Pada pertemuan ini, dia
memberikan bantuan berupa bibit kelapa, bibit ayam, domba, traktor, dan sejumlah barang
lainnya. "Kita dahulukan petani. Petani sederhana, beri bibit unggul, beri kesepastian harga,
pasti berproduksi," kata Mentan Amran saat acara Apresiasi dan Sinkronisasi Program
Kementerian Pertanian di Kabupaten Camis. Namun dia berpesan, agar petani jangan langsung
marah saat misalnya harga cabai turun.

Musababnya, pemerintah mengurus 261 juta warga Indonesia. Baca juga: Di Acara Mentan,
Caleg Golkar Ajak Petani yang Hadir Pilih Dirinya "Siang malam diurus. Satu (warga) kelaparan,
kami di-bully, dimaki sedunia. Itu kami jaga. Alhamdulillah pangan kami cukup, berlebih, bahkan
sudah ekspor," jelasnya. Amran juga membahas ihwal hoaks saat bertemu dengan petani. Dia
menyebutkan, di suatu daerah ada seseorang yang mengaku petani yang menyebut cabai dan
kentang membusuk sehingga harganya jatuh. "Saat dicek, ternyata orang itu bukan petani. Saya
yakin petani berakhlak mulia, tidak mungkin seperti itu," ucapnya.

Penyebaran hoaks seperti itu, jelas Amran, sangat tidak baik. Penyebaran hoaks bukan budaya
Indonesia. "Tidak ada di nilai-nilai agama. Belum aku temukan pelajaran yang membolehkan
hoaks," kata dia. Baca juga: KPU Pastikan Petani Bawang yang Dialog dengan Sandiaga adalah
Mantan Anggota KPU Brebes Bantah hoaks soal Jokowi Mentan Amran juga meminta semua
pihak agar tidak menyebar hoaks dan fitnah, termasuk fitnah kepada Presiden Joko Widodo.
Sebelumnya beredar hoaks yang menyebutkan Jokowi PKI. "Presiden kita difitnah, katanya PKI.
Ya Allah ampuni dosa-dosanya orang yang menyampaikan hoaks," katanya. Amran
menjelaskan, PKI bubar tahun 1965. Sedangkan Jokowi lahir tahun 1961. "Apa ada bayi empat
tahun jalan-jalan berpartai politik? Ibunya (Jokowi) ustadzah. Jangan difitnah. Siapapun di antara
kita jangan saling fitnah," beber dia.

Anda mungkin juga menyukai