Pengkajian adalah tahap awal dan dasar tahap keperawatan pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya kemampuan mengidentifikasi masalah keperawatan yang terjadi pada tahap ini akan menentukan diagnosis keperawatan. Oleh karena itu pengkajian harus diteliti secara cermat sehingga seluruh kebutuhan perawatan pada klien dapat di identifikasi (Rohmah, 2008). a. Pengumpulan data Identitas Identitas merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada : a.) Identitas klien : nama, umur,jenis kelamin, agama, pendidikan,pekerjaan, tanggal masuk RS, tanggal operasi, tanggal pengkajian, nomor rekam medik, diagnosa medis, alamat. b.) Identitas penanggung jawab : nama, umur, pendidikan, pekerjaan,hubungan dengan klien, alamat. b. Riwayat Kesehatan 1.) Keluhan Utama Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan klien sehingga mendorong pasien untuk mencari pertolongan medis.Keluhan utama pada pasien Osteosarkoma adalah nyeri. Menurut Baredero, M (2008) rasa nyeri merupakan salah satu akibat dari penyakit kanker yang paling ditakuti pasien. Sebenarnya, nyeri adalah gejala kanker yang paling akhir.Nyeri dirasakan pada tahap awal karena kanker masih terlokalisasi. Sekitar 5-10% pasien tumor padat merasa nyeri yang mengganggu kegiatan sehari-hari.Lebih dari 90% pasien mengalami nyeri jika pasien mengalami nyeri jika kanker sudah berkembang dan bermetatasis. 2.) Riwayat Kesehatan sekarang Riwayat penyakit apa saja adalah satu-satunya faktor yang terpenting bagi petugas kesehatan dalam menegakan diagnosis atau menentukan kebutuhan pasien dengan menggunakan konsep PQRST (Smeltzer & Bere, 2012) P : (Paliatif / provokatif), apakah yang menyebabkan keluhan dan memperingan serta memberatkan keluhan. Q : (Quality / Kwantity), seberapa berat keluhan dan bagaimana rasanya serta berapa sering keluhan itu muncul. R : (Region / Radiation), lokasi keluhan dirasakan dan juga arah penyebaran keluhan sejauh mana. S : (Scala / Severity), intensitas keluhan dirasakan, apakah sampai mengganggu atau tidak. T : (Timming), kapan keluhan dirasakan, seberapa sering, apakah berulang- ulang, dimana hal ini menentukan waktu dan durasi. 3.) Riwayat Kesehatan Dahulu Perlu diketahui apakah ada penyakit dahulu yang pernah dialami klien yang memungkinkan akan berpengaruh pada kesehatan sekarang, misalnya hipertensi, diabetes melitus, asma. 4.) Riwayat Kesehatan Keluarga Perlu diketahui apakah anggota keluarga yang mempunyai penyakit serupa dengan klien atau penyakit keturunan lain, karena klien Osteosarkoma penyebabnya bisa dari riwayat keturunan (genetik). c. Keadaan Umum 1.) Penampilan Meliputi kemampuan fisik klien secara umum biasanya terlihat lemah dan lesu ketika banyak bergerak dan beraktivitas. 2.) Kesadaran Tingkat kesadaran klien apakah compos mentis (sadar sepenuhnya) dengan GCS 15-14, apatis (acuh tak acuh) dengan GCS 13-12, samnolen (keadaan keasadaran yang mau tidur saja) dengan GCS 11-10, delirium (keadaan kacau motorik) dengan GCS 9-7, sopor (keadaan kesadaran yang menyerupai koma) dengan GCS 9-7, coma (keadaan kesadaran yang hilang sama sekali)dengan GCS<7). 3.) Berat badan dan tinggi badan Meliputi berat badan dan tinggi badan sebelum sakit dan sesudahsakit. 4.) Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital terdiri atas empat pemeriksaan, yaitu : a.) Tekanan darah b.) Pemeriksaan denyut nadi c.) Pemeriksaan respirasi d.) Pemeriksaan suhu 5.) Pemeriksaan Fisik Menurut Nursalam (2008), pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe dan di dokumentasikan secara persistem yang meliputi: a.) Sistem pernafasan Perlu dikaji mulai dari bentuk hidung, ada tidaknya secret pada lubang hidung, pergerakan cuping hidung waktu bernapas,auskultasi bunyi napas apakah bersih atau ronchi, serta frekuensi napas b.) Sistem kardiovaskuler Terjadinya peningkatan denyut nadi dan tekanan darah, tetapi keadaan tersebut tergantung dari nyeri yang dirasakan individu. c.) Sistem pencernaan Kaji keadaan mulut, gigi, bibir, kaji abdomen untuk mengetahui peristaltik usus. d.) Sistem persyarafan Sistem neurosensori yang dikaji adalah fungsi cerebral, fungsikranial, dan fungsi sensori mengkaji : Nyeri superfisial,sensasi suhu, sensasi posisi (Fransisca, 2008) e.) Sistem penginderaan Pada sistem penginderaan kemungkinan tidak ada gangguan pada klien Osteosarkoma. f.) Sistem musculoskeletal Rentang sendi yang menunjukan kemampuan luas gerak persendian tertentu, mulai dari kepala sampai anggota gerakbawah, ketidaknyamanan atau nyeri yang dikatakan klien waktu bergerak, observasi adanya luka, adanya kelemahan dan penurunan toleransi terhadap aktifitas. Pengkajian system motorik keseimbangan koordinasi gerakan adalah, cepat, berselang-selang, dan ataksia (Fransisca, 2008) g.) Sistem integument Kaji keadaan kulit, tekstur, kelembaban, turgor, warna, danfungsi perabaan. Kaji keadaan luka. Pada klien Osteosarkoma terdapat luka dengan panjang tergantung dari luas luka, terdapat kemerahan dan terjadi pembesaran pada daerah luka. h.) Sistem endokrin Dikaji adanya nyeri tekan atau tidak, adanya oedeme atau tidak pada kelenjar getah bening, ada riwayat alergi atau tidak. Biasanya tidak ada masalah pada sistem endokrin. i.) Sistem perkemihan Kaji adanya nyeri pada saat berkemih, adanya nyeri tekan dan benjolan. 6.) Pola Aktivitas Pada klien Osteosarkoma biasanya aktivitas sehari-harinya terganggu begitu juga pada status personal hygiene akan mengalami perubahan sehingga personal hygiene klien dibantu oleh keluarga atau perawat di ruangan. 7.) Data Penunjang Menurut Nursalam (2008), data penunjang adala sebagai berikut : a.) Data psikologi Emosi klien, konsentrasi klien pada saat diajukan pertanyaan oleh perawat. Menurut Smeltzer (2012) Koping Efektif. Pasien dan keluarganya didorong untuk mengungkapkan rasa takut, keprihatian dan perasaan mereka. Mereka membutuhkan dukungan dan perasaan diterima agar mereka mampu dampak tumor maligna. Perasaan terkejut, putus asa, dan sedih pastiakan terjadi, maka rujukan ke perawat psikiatri, ahli psikologi, konselor atau rohaniawan perlu diindikasikan untuk bantuan psikologik khusus. b.) Data social Perlu dikaji tentang tidak tanggapnya aktifitas disekitarnya baik ketika dirumah atau dirumah sakit. Biasanya ada perubahan tingkah laku karena menahan nyeri luka operasi yang dirasakan klien. c.) Data spiritual Hal yang perlu dikaji yaitu bagaimana pelaksanaan ibadah selama sakit. Perlu pula dikaji keyakinan klien tentang kesembuhannya dihubungkan dengan agama yang dianut kliendan bagaimana persepsi klien tentang penyakitnya. Aktivitas ibadah klien Osteosarkoma biasanya terganggu. d.) Data ekonomi Menurut Smiltzer (2012) kemandirian versus ketergantunga merupakan isu pada klien yang menderita keganasan. Gayahidup akan berubah secara drastis, keluarga harus didukungdalam menjalankan penyesuaian yang harus dilakukan. 3.2 Diagnosa Umum 1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (kompresi / dekstrusi jaringan saraf, obstruksi atau saraf atau inflamasi) dibuktikan dengan klien mengeluh nyeri (skala 1-5), wajah klien tampak meringis 2. Risiko infeksi dibuktikan dengan penyakit kronis 3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal dibuktikan dengan nyeri saat bergerak 3.3 Intervensi Umum No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan 1. Nyeri Akut (D.0077) Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238) Nyeri Akut tindakan keperawatan Observasi : berhubungan dengan selama ...x24 jam Mengidentifikasi agen pencedera diharapkan nyeri akut lokasi, karakteristik, fisiologis (kompresi / dapat menurun/berkurang durasi, frekuensi, dekstrusi jaringan saraf, dengan kriteria hasil : kualitas, intensitas obstruksi atau saraf Tingkat Nyeri nyeri atau inflamasi) (L.08066) Mengidentifikasi dibuktikan dengan Keluhan nyeri skala nyeri klien mengeluh nyeri menurun (5) Mengidentifikasi (skala 1-5), wajah klien Meringis faktor yang tampak meringis menurun (5) memperberat dan Sikap protektif memperingan nyeri menurun (5) Terapeutik : Gelisah menurun Memberikan teknik (5) nonfarmakologi untuk Kesulitan tidur mengurangi rasa nyeri menurun (5) Mengontrol Kontrol Nyeri lingkungan yang (L.08063) memperberat rasa Melaporkan nyeri nyeri terkontrol (5) Memfasilitasi istirahat Meningkatkan dan tidur kemampuan Edukasi : mengenali onset Menjelaskan nyeri (5) penyebab, periode Meningkatkan dan pemicu nyeri kemampuan Menjelaskan strategi mengenali nyeri meredakan nyeri (5) Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri Mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi : Kolaborasi pemberian analgetik 2. Risiko Infeksi (0142) Setelah dilakukan Pencegahan infeksi Risiko infeksi tindakan keperawatan (I.14539) dibuktikan dengan selama ...x24 jam Observasi : penyakit kronis diharapkan risiko infeksi Memonitor tanda dan pada klien dapat gejala infeksi lokal menurun dengan kriteria sistemik hasil : Terapeutik : Tingkat Infeksi Pertahankan teknik (L.14137) aseptik pada pasien Meningkatkan berisiko tinggi kebersihan badan Edukasi : (5) Menjelaskan tanda Kemerahan dan gejala infeksi menurun (5) Megajarkan cara Nyeri menurun memeriksa kondisi (5) luka atau luka operasi Bengkak menurun (5) Kontrol Risiko (L.14128) Kemampuan mencari informasi tentang faktor risiko meningkat (5) Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko meningkat (5) Kemampuan melakukan strategi kontrol risiko meningkat (5) 3. Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi Fisik (D.0054) tindakan keperawatan (I.05173) Gangguan mobilitas selama ...x24 jam Observasi: fisik berhubungan diharapkan mobilitas Mengidentifikasi dengan gangguan fisik pada klien adanya nyeri atau muskuloskeletal meningkat dengan keluhan fisik dibuktikan dengan kriteria hasil : lainnya nyeri saat bergerak Mobilitas Fisik Mengidentifikasi (L.05042) toleransi fisik Pergerakan melakukan ekstremitas pergerakan meningkat (5) Memonitor Kekuatan otot kondisi umum meningkat (5) selama Rentang gerak melakukan (ROM) mobilisasi meningkat (5) Terapeutik : Nyeri menurun Fasilitasi aktivitas (5) mobilisasi dengan Kecemasan alat bantu (mis. menurun (5) Panggar tempat Kelemahan fisik tidur) menurun (5) Fasilitasi melakukan pergerakan Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan Edukasi : Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi Menganjurkan melakukan mobilisasi dini Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Duduk ditempat tidur)