Anda di halaman 1dari 2

KONSEP DASAR FILSAFAT

Nama : Fadillah Mawaddah

A. Pendahuluan
Sidi Gazalba (1974:7) mengatakan bahwa filsafat adalah hasil
kegiatan berpikir yang radikal, sistematis, universal. Kata “radikal” berasal
dari bahasa Latin “radix” yang artinya akar. Filsafat bersifat radikal, artinya
permasalahan yang dikaji, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan jawaban
yang diberikan bersifat mendalam sampai ke akar-akarnya yang bagi orang
awam mungkin dianggap hal biasa yang tidak perlu dibahas lagi, tetapi
filsafat ingin mencari kejelasan makna dan hakikatnya. Filsafat bersifat
sistematis artinya pernyataan-pernyataan atau kajian kajiannya menunjukkan
adanya hubungan satu sama lain, saling berkait dan bersifat koheren (runtut).
Sedangkan filsafat bersifat universal, artinya pertanyaan-pertanyaan dan
jawaban - jawaban filsafat bersifat umum dan mengenai semua orang.
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan
masalah dalam kasus kebidanan yang dilakukan secara sistematis. Sebagai
bidan harus memanfaatkan kompetensinya, sumber daya pikirnya untuk
berpikir kritis agar menegakkan suatu diagnosa kebidanan yang tepat
sehingga tercapai pengambilan keputusan dan menghasilkan asuhan yang
bermutu. Berpikir kritis merupakan seni, gambaran sikap sebagai bidan dalam
menganalisis, mengevaluasi sesuatu yang ia lihat, mengklarifikasi yang di
dengar, metode pengetahuan untuk berfikir logis dan berargumen serta
aplikasi dari ilmu yang dipahami untuk membuat suatu keputusan dan
memutuskan sesuatu setelah hal tersebut ia yakini. Oleh karena itu penting
bagi bidan untuk mempelajari ilmu filsafat.
B. Hasil Kajian dan Pembahasan
1. Ciri-ciri pemikiran filsafat
a. Komprehensif (menyeluruh): Bidan memandang “semua ibu hamil itu
berisiko”, maka penting melakukan skrinning secara dini dan asuhan
komprehensif kesehatan ibu dan janin untuk mencegah dan
menangani kegawatdaruratan yang terjadi.
b. Spekulatif (menduga): artinya filsafat didasarkan pada dugaan-dugaan
yang masuk akal, dan tidak berdasarkan bukti empiris. Dalam
menegakkan diagnosa bidan harus objektif, tepat dan akurat.
c. Mendasar: filsafat bertanya sampai ke dasar atau akar terdalam dari
segala sesuatu. Bidan harus berpikir kritis terhadap suatu masalah
agar tercapai pengambilan keputusan yang tepat.
d. Konsisten (runtut): bagan konsepsional, hasil perenungan, harus
bersifat runtut. Bidan menjaga keselamatan klien secara konsisten dan
terus menerus sejak hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga
berencana yang terkait dengan kelangsungan hidup.
e. Koheren (logis): bidan harus bersifat logis untuk membuat suatu
keputusan dan memutuskan suatu masalah berdasarkan kemampuan,
ilmu pengetahuan dan pengalaman.
f. Sistematis : bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, diagnosa
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi agar pelayanan
yang diberikan berkualitas.
g. Bebas : bidan harus memiliki kebebasan berpikir namun tetap kritis,
dimana bebas dari prasangka sosial, historis, kultural, atau religius.
h. Bertanggungjawab : bidan bertanggungjawab terhadap asuhan yang
telah diberikan kepada klien.
C. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan dasar bagi
setiap bidan untuk melakukan manajemen asuhan kebidanan, sehingga
tepatnya pembuatan keputusan dan tepatnya asuhan yang diberikan. Berpikir
kritis harus diintegrasikan kepada seluruh profesi bidan sehingga
menghasilkan asuhan yang tepat dan bermutu.

Daftar Pustaka Pendukung


Ayunda Insani, Aldina, dkk. 2016. Berpikir Kritis Dasar Bidan Dalam Manajemen
Asuhan Kebidanan. Prodi S1 Kebidanan FK-UNAND.
Sidi Gazalba. (1973). Sistematika Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang.

Anda mungkin juga menyukai