Anda di halaman 1dari 33

Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum

Kecamatan Bukit Raya


2019

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa melalui
proses pengolahan yang memenuhi syarat dan langsung dapat diminum. Untuk
menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu
upaya pelestarian dan atau pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan
upaya untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi
alamiahnya (Permenkes RI No. 492 tahun 2010).
Secara umum ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam
perencanaan sistem penyediaan air minum, yaitu (Al-Layla, 1978):
a. Aspek kuantitas dan kontinuitas
Sistem penyediaan air minum yang direncanakan tersedia dalam jumlah yang
cukup untuk periode waktu perencanaan dan dapat digunakan setiap saat.
b. Aspek kualitas
Air yang diolah harus memenuhi syarat kualitas yang telah ditetapkan, agar
masyarakat yang menggunakan air dapat mengonsumsinya dengan aman tanpa
kekhawatiran akan terinfeksi suatu penyakit. Air yang bersih harus memenuhi
syarat berikut:
1. Bebas dari unsur penyakit;
2. Bebas dari warna, kekeruhan, suhu, tidak berasa dan tidak berbau;
3. Bebas dari unsur-unsur yang akan mengganggu jaringan pipa, baik jaringan
transmisi maupun jaringan distribusi yang dapat menyebabkan terjadinya
korosi pada pipa dan juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran dari
luar ke dalam pipa.
c. Aspek teknis
Sistem penyediaan air minum harus dapat melayani dan menjangkau seluruh
daerah pelayanan dengan tekanan yang cukup.
d. Aspek biaya
Sistem penyediaan air minum yang dibangun haruslah ekonomis baik dalam

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 3


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

pembangunan, pengoperasian maupun dalam pemeliharaan, sehingga harga air


hasil olahan relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat.
Dalam perencanaan sistem penyediaan air minum juga harus memerhatikan
beberapa konsep berikut (Al Layla, 1978):
a. Tingkat pelayanan
Harus disesuaikan dengan kemampuan badan pengelola yang bersifat sosial
tanpa merugikan badan pengelola itu sendiri, tingkat kemampuan penduduk
untuk berlangganan dan juga banyaknya alternatif sumber air yang nantinya
berpengaruh pada biaya pengolahan.
b. Wilayah
Wilayah ini dibedakan atas dua bagian, yaitu wilayah administrasi dan wilayah
pelayanan.
c. Luas daerah pelayanan
Luas daerah pelayanan ini ditentukan dari analisis terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat, kependudukan, pengembangan wilayah dan tata kota.
d. Penentuan daerah pelayanan
Daerah pelayanan ini ditentukan dengan memerhatikan aspek kepadatan
penduduk, batas administrasi dan perencanaan kota.
e. Proyeksi penduduk
Data proyeksi penduduk merupakan faktor yang relevan untuk mengestimasi
kebutuhan air di masa yang akan datang dan juga dari proyeksi penduduk ini
dapat dilakukan analisis terhadap potensi ekonomi, potensi industri dan potensi
lainnya yang akan berkembang.
f. Aspek sosial ekonomi masyarakat
Analisa terhadap keinginan dan kemampuan masyarakat untuk menjadi
pelanggan sarana air minum yang akan direncanakan.
2.2 Sumber Air
Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat
pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah (UU RI No 7 tahun 2004).
Sumber air baku yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum beserta
kelebihan dan kekurangannya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 4


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

Tabel 2.1 Sumber Air Baku

Sumber air Kelebihan Kekurangan

Air permukaan  Kesadahan rendah  Kualiras berfluktuasi


(surface water)  Banyak tersedia  Kekeruhan dan warna
 Lebih mudah didapat yang tinggi
 Mudah tercemar secara
fisik, kimia, dan biologi
Air tanah  Kualitas stabil  Kesadahan tinggi
(ground water)  Kekeruhan rendah  Mineral tinggi (Fe dan
 Amman secara biologi Mn)
 Tidak mudah tercemar  Jumlah terbatas
 Pengolahan sederhana  Berada dipermukaan
tanah, perlu di pompa
Air hujan  Dari segi bakteriologis  Bersifat lunak (soft
maka relative lebih bersih water) karena kurang
tergantung pada tempat bahkan tidak
penampungnya mengandung larutan zat-
zatmineral sehingga
kurang segar
 Dapat mengandung zat
yang ada diudara seperti
NH3 dan CO2 sehingg
bersifat korosif.

Mata air  Kualitas baik dan stabil  Kesadahan tinggi


(spring water)  Tidak mudah tecemar  Mineral tinggi
 Dapat dialirkan secara  Jumlah terbatas
gravitasi
 Pengolahan sederhana
Sumber: USAID,2009

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 5


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

2.3 Metode Penentuan Kebutuhan Air


Kebutuhan air adalah jumlah air yang dibutuhkan secara wajar untuk
pemenuhan kebutuhan pokok manusia dan kegiatan lainnya yang membutuhkan
air. Banyak tidaknya pemakaian air ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain (Al-Layla, 1977):
a. Populasi
b. Iklim
c. Kebiasaan dan cara hidup
d. Sistem penyaluran air minum
e. Industri
f. Tarif atau harga air
Dalam perencanaan sistem pengolahan air minum ada beberapa faktor yang
berpengaruh pada perhitungan kebutuhan air, yaitu (Al-Layla, 1977):
a. Proyeksi penduduk
b. Kebutuhan air sepanjang sistem
c. Fluktuasi pemakaian air
d. Kebutuhan air untuk pemadam kebakaran

2.3.1 Proyeksi Penduduk


Pertambahan penduduk suatu daerah yang tergolong cukup tinggi, akan
menimbulkan banyak permasalahan. Jumlah penduduk yang cenderung meningkat
dari tahun ke tahun menyebabkan kebutuhan air juga akan meningkat. Oleh
karena itu dalam suatu perencanaan penyediaan air minum perlu dihitung proyeksi
penduduk agar dapat dihitung kebutuhan air bersih yang akan dibutuhkan untuk
beberapa tahun ke depan. Beberapa metoda statistik yang dapat digunakan dalam
menentukan proyeksi jumlah penduduk antara lain (Al-Layla, 1978):
1. Metode Aritmatika
Metode aritmatika didasarkan pada anggapan bahwa laju perubahan populasi
atau kenaikan jumlah penduduk setiap tahunnya konstan, yang dapat
dinyatakan secara sistematis sebagai berikut:
Pn = Po + Ka (Tn − To) (2. 1)
Pa − P1
Ka = T2 − T1 (2. 2)

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 6


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
Tn = tahun ke n
To = tahun dasar
Ka = konstanta aritmatika
P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I
P2 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir
T1 = tahun ke I yang diketahui
T2 = tahun ke II yang diketahui
2. Metode Geometri
Kriteria pemakaian metode proyeksi penduduk untuk metode geometri
adalah sebagai berikut:
a. Didasarkan atas ratio penduduk rata-rata tahun yang sama.
b. Kota sedang berkembang.
c. Jika digunakan untuk kota muda dengan pertumbuhan industry yang
cepat maka hasilnya akan over estimate.
Persamaan umumnya adalah:

Pn = Po (1 + r)𝑛 (2. 3)

Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval tahun
3. Metode Least Square
Metode ini menggunakan persamaan linear untuk menemukan garis paling
sesuai untuk kumpulan data lampau guna memproyeksikan data di masa
depan. Persamaan umumnya adalah:
̂ = a + bX
Y (2. 4)

(∑ Y.∑ X2 )−(∑ X.∑ XY)


a= (2. 5)
n(∑ X2 )−(∑ X)2
n(∑ X.Y)−(∑ X.∑ Y)
b= n(∑ X2 )−(∑ X)2
(2. 6)

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 7


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

Dimana:
𝑌̂ = Nilai variabel berdasarkan garis regresi
X = variabel independen
a = konstanta
b = koefisien arah regresi linear
Pemilihan metode proyeksi dapat dilakukan secara statistik yaitu dengan
menggunakan rumus standar deviasi (SD) dan rumus koefisien korelasi (r).
a. Nilai Korelasi ( r )
Pertimbangan untuk pemilihan proyeksi penduduk berdasarkan nilai
koefisien korelasi diambil dari pernyataan seberapa dekat hubungan antar variabel
X dan Y, dalam pengambilan pernyataan nilai korelasi ini digunakan pernyataan
yang menyatakan r=1 atau mendekati 1, karena angka-angka tersebut diperkirakan
mempunyai hubungan yang sempurna antara X dan Y. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 2.2 Kategori Penilaian Koefisien Korelasi
Nilai r Pernyataan
r = -1 Adanya hubungan linier yang tidak langsung
antar variabel X dan Y.
r=0 Tidak adanya hubungan antara X dan Y atau
hubungn X dan Y sangat lemah.
r=1 Adanya hubungan linier sempurna secara
langsung antara X dan Y.
Sumber : Metode Statistik, Yusuf R. 2005
Rumus Koefisien Korelasi
𝑛(𝑋𝑖.∑(Yi−Y′ ))− (𝑌𝑖−𝑌′)
𝑟= 2
(2.7)
√(𝑛𝑋𝑖.(𝑌𝑖2 ))−√𝑛(𝑦′ ).(𝑌)2

b. Nilai Standar Deviasi (SD)


Kriteria pemilihan nilai standar deviasi (SD) yang akan dijadikan sebagai
metode yang terpilih untuk perhitungan proyeksi penduduk pada tahun berikutnya
adalah metode yang memiliki nilai standar deviasi paling kecil karena standar

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 8


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

deviasi digunakan untuk menghomogenkan data, maka dari itu nilai standar
deviasi dipilih nilai yang paling kecil (Yusuf R, 2005).
Rumus standar deviasi :
n(𝑌′−𝑌𝑟)2
S=√ (n−1)
(2.8)

Dengan adanya nilai r dan SD dari ketiga metode di atas, maka harus
dipilih salah satu dari metode tersebut untuk digunakan pada perhitungan
selanjutnya yaitu untuk menghitung proyeksi penduduk daerah pelayanan sampai
tahun perencanaan.

Pemilihan metode tersebut dengan pertimbangan pada :


1. Koefisien korelasi (r) harus bernilai 1 atau -1 dan atau mendekati
keduanya. Nilai r menunjukkan kesesuaian/kehomogenan.
2. Standar deviasi (SD) harus yang paling kecil. Nilai SD menunjukkan
ketidak homogenan atau penyimpangan. Karena nilai standar deviasi yang
kecil menunjukan bahwa data yang didapat dari proyeksi tidak berbeda
jauh dengan data aslinya.

2.3.2 Kebutuhan Air


Kebutuhan air merupakan jumlah air yang dibutuhkan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
memerlukan air. Kebutuhan air yang diperlukan seseorang untuk air minum
sangatlah kecil dibandingkan kebutuhan seseorang untuk kegiatan lain seperti
mandi, masak, mencuci, dan sebagainya (Al-layla, 1978).
Peningkatan kebutuhan air bervariasi tergantung dari karakteristik kota.
Variasi ini disebabkan antara lain oleh pertambahan penduduk, peningkatan
standar hidup, serta perkembangan industri. Dalam perencanaan sarana air bersih,
perlu diprediksi jumlah penduduk yang akan dilayani dan kemungkinan konsumsi
air dengan setepat mungkin (Winarni, 2005). Untuk merencanakan jumlah
kebutuhan air yang akan direncanakan perlu memperhitungkan beberapa jenis
konsumsi pemakai antara lain:
1. Kebutuhan domestik
Menurut Al-layla (1978) kebutudah domestik merupakan kebutuhan air
bersih untuk rumah tangga dan sambungan kran umum. Jumlah kebutuhan

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 9


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

didasarkan pada banyaknya penduduk, persentase yang diberi air dan cara
pembagian air yaitu dengan sambungan rumah atau melalui kran umum. Jumlah
sambungan rumah dihitung dari jumlah pelanggan baru, yaitu 5 orang
per sambungan, sedangkan jumlah kran umumnya didasarkan atas 100 orang per
kran umum. Kebutuhan air per orang per hari disesuaikan dengan standar yang
biasadigunakan serta kriteria pelayanan berdasarkan pada kategori kotanya. Di
dalamnya setiap kategori tertentu kebutuhan air per orang per hari berbeda-beda.
Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk tahun
perencanaan. Kebutuhan air untuk daerah domestik ini dilayani dengan
Sambungan Rumah (SR) dan Hidran Umum (HU). Kebutuhan air bersih untuk
daerah domestik ini dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:
Kebutuhan air = % pelayanan x a x b (2.9)
Dimana:
a = Jumlah pemakaian air (liter/ orang/ hari);
b = Jumlah penduduk daerah pelayanan (jiwa)
Tabel 2.3. Standar Kebutuhan Air Domestik
Tingkat Pelayanan
No Jumlah Penduduk (Jiwa)
(liter/orang/hari)
1. >1.000.000 120
2. 500.000 – 1.000.000 100
3. 100.000 – 500.000 90
4. 20.000 – 100.000 80
5. 10.000 – 20.000 60
6. <10.000 30
Sumber: Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum 2010

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Berdasarkan Kategori Wilayah


KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH JIWA
>1.000.000 500.000 1.000.000 20.000 <20.000
No Uraian S/D S/D S/D
1.000.000 500.000 100.000
METRO BESAR SEDANG KECIL DESA
1 Konsumsi unit
sambungan
190 170 130 100 80
rumah (SR)
l/o/h
2 Konsumsi unit
hidran umum 30 30 30 30 30
(HU) l/o/h
3 Konsumsi unit
non domestic 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
l/o/h (%)

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 10


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

4 Kehilangan air
20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
(%)
5 Faktor hari
1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
maksimum
6 Faktor jam
1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
puncak
7 Jumlah jiwa per
5 5 5 5 5
SR
8 Jumlah jiwa per
100 100 100 100 100
HU
9 Sistem
penyediaan 10 10 10 10 10
distribusi (mka)
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
11 Volume
reservoir (%
20 20 20 20 20
max day
demand)
12 SR:HR 50:50 50:50
S/D S/D 80:20 70:30 70:30
80:20 80:20
13 Cakupan
*) 90 90 90 90 **) 70
pelayanan(%)
*) 60% perpipaan, 30% non perpipaan
**) 25% perpipaan, 45% non perpipaan
sumber: Ditjen Cipta Karya, tahun 2000
2. Kebutuhan non domestik
Menurut Dirjen Cipta Karya (2000). standar kebutuhan air non domestik
yaitu kebutuhan air bersih di luar keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non
domestik antara lain:
1. Penggunaan komersial dan industri, yaitu penggunaan air oleh badan-badan
komersial dan industri-industri
2. Penggunaan umum, yaitu penggunaan air untuk bangunan-bangunan atau
fasilitas umum, misalnya rumah sakit, sekolah-sekolah, dan rumah ibadah.

Tabel 2.5. Kebutuhan Air Non Domestik


No Sektor Nilai Satuan
1. Sekolah 10 Liter/murid/hari
2. Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari
3. Puskesmas 2000 Liter/hari
4. Masjid 3000 Liter/hari
5. Kantor 10 Liter/pegawai/hari
6. Pasar 12000 Liter/hektar/hari
7. Hotel 150 Liter/bed/hari
8. Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hari
9. Kompleks Militer 60 Liter/orang/hari

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 11


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

10. Kawasan Industri 0,2 – 0,8 Liter/detik/hari


11. Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 Liter/detik/hari
Sumber: Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum 2010
Kebutuhan air untuk daerah non domestik ini dapat dihitung dengan
persamaan:
Kebutuhan air = a x b (2.10)
Dimana:
a = Jumlah pemakaian air (liter/ orang/ hari)
b = Jumlah karyawan, luas wilayah, tempat tidur atau tempat duduk.
3. Kehilangan air
Kehilangan air merupakan banyaknya air yang hilang. Hilang yang
diperlukan bagi penjagaan tujuan penyediaan air bersih, yaitu tercukupinya
kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya dan yang disebabkan aktivitas penggunaan
dan pengolahan air. Kehilangan ini ditentukan dengan mengalikan faktor tertentu
(15-20%) dengan angka total produksi air. Kehilangan air dapat dibagi menjadi 3
kategori yaitu:
a. Kehilangan air rencana (unacounted for water)
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas, faktor ketidaksempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya.
b. Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil, misalnya penggunaan air yang tidak
dialokasikan khusus, seperti pemadam kebakaran.
c. Kehilangan air secara administratif
Kehilangan air secara administratif adalah dapat disebabkan oleh :
 Kesalahan pencatatan meteran
 Kehilangan air akibat sambungan liar
 Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian illegal
Perencanaan kebutuhan air bersih yang aman biasanya memperhitungkan
kondisi pada saat terjadinya kebutuhan maksimum (puncak). Untuk keamanan
perencanaan jalur transmisi dan instalasi pengolahan, digunakan faktor hari
puncak, sedangkan untuk keamanan rancangan reservoir dan distribusi, digunakan
faktor jam puncak.

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 12


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

4. Kebutuhan air untuk Cadangan Pemadaman Kebakaran


Kebutuhan air untuk cadangan kebakaran adalah kebutuhan air untuk
cadangan apabila terjadi kebakaran, sehingga apabila terjadi kebakaran debit air
untuk kebutuhan konsumen tidak mengalami gangguan. Kebutuhan air untuk
cadangan pemadaman kebakaran ini dapat dihitung dengan persamaan (Al-layla,
1978) :


Q  3860 P 1 0,01 P  (2.11)

Dimana :
Q = Debit kebakaran (L/ menit)
P = jumlah penduduk dalam ribuan.

2.3.3 Fluktuasi Kebutuhan Air


Fluktuasi adalah ketidak tetapan atau guncangan, sebagai contoh terhadap
harga barang dan sebagainya, atas segala hal yang bisa dilihat di dalam sebuah
grafik. Kebutuhan air tidak selalu sama untuk setiap saat tetapi akan berfluktuasi.
Fluktuasi yang terjadi tergantung pada suatu aktivitas penggunaan air dalam
keseharian oleh masyarakat. Fluktuasi pemakaian air terjadi karena adanya:
a. Perbedaan pemakaian air dari tahun ke tahun;
b. Perbedaan pemakaian air dari bulan ke bulan (tahunan);
c. Perbedaan pemakaian air dalam satu jam;
d. Perbedaan pemakaian air dalam satu hari.
Pada umumnya kebutuhan air dibagi dalam tiga kelompok :
1. Kebutuhan rerata
2. Kebutuhan harian maksimum
3. Kebutuhan pada jam puncak
Dalam fluktuasi pemakaian air terdapat 4 macam pengertian dasar yaitu
(Al-layla, 1978):
1. Pemakaian rata-rata perhari
a. Pemakaian rata-rata dalam sehari;
b. Pemakaian setahun dibagi 365 hari.
2. Pemakaian sehari terbanyak
a. Pemakaian terbanyak pada suatu hari dalam satu tahun;

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 13


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

b. Qmax = Qrata-rata x Fd, dimana Fd = 1,1 - 1,50; (2.12)


c. Qmax mempengaruhi sistem PAM dalam penentuan kapasitas maksimum
sistem dan sistem transmisi.
3. Pemakaian sejam rata-rata
a. Pemakaian rata-rata dalam satu jam;
b. Pemakaian sehari dibagi 24 jam;
4. Pemakaian sistem terbanyak
a. Pemakaian terbanyak sejam dalam satu hari;
b. Qpuncak = Qrata-rata x Fh, dimana Fh = 1,5 – 3; (2.13)
c. Qpuncak terjadi karena pemakaian air yang bersamaan pada suatu saat
tertentu.
Kebutuhan maksimum adalah jumlah pemakaian terbanyak dalam satu
hari dalam satu tahun, sedangkan kebutuhan puncak adalah jumlah pemakaian air
terbanyak dalam sejam dalam satu hari. Menurut Permen PU No. 27 Tahun 2016
faktor hari maksimum berkisar antara 1,1 sampai 1,50 dan faktor jam puncak
berkisar antara 1,5 sampai 3.

2.4 Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum


A. Intake
Beberapa jenis bangunan penangkap atau penyadap berdasarkan sumber
airnya:
1. Air Hujan : Bak penampung air hujan;
2. Air Permukaan : Intake;
3. Mata Air : Broundcaptering;
4. Air Tanah : Sumur gali dan sumur bor.
Jenis bangunan penangkap atau penyadap tergantung pada: letak, keadaan,
fluktuasi dan debit alirannya.
 Intake sungai
Bangunan ini berfungsi sebagai penyadap/pengambil air baku. Intake
dilengkapi dengan screen agar dapat melindungi perpipaan dan pompa dari
kerusakan atau penyumbatan yang diakibatkan oleh adanya material melayang
atau terapung. Dalam perencanaan Intake, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu:

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 14


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

a. Intake sebaiknya terletak ditempat dimana tidak ada aliran yang deras
yang dapat membahayakan intake, sehingga mengakibatkan terputusnya
pengaliran air baku untuk air minum.
b. Tanah disekitar intake harus cukup stabil dan tidak gampang erosi.
c. Aliran air yang menuju intake harus bebas dari hambatan dan gangguan.
d. Intake sebaiknya dibawah permukaan sungai atau danau untuk terjaminnya
air yang cukup dingin dan mencegah masuknya benda terapung. Tetapi
harus dijaga agar inlet tidak terlalu berada di dasar karena bisa saja lumpur
di dasar sungai ikut terbawa ke inlet.
e. Untuk menghindari dari kontaminasi, intake seharusnya terletak cukup
jauh dari sumber kontaminasi
f. Intake sebaiknya terletak di hulu sungai.
g. Intake sebaiknya dilengkapi dengan saringan (screen). Ujung pipa
pengambilan yang berhubungan dengan pompa sebaiknya juga diberi
saringan (strainer).
h. Untuk muka air yang berfluktuasi, inlet yang ke sumur pengumpul
sebaiknya dibuat beberapa level.
i. Jika fluktuasi muka air musim kemarau dan musim penghujan terlalu besar
dan sungai menjadi hampir kering di musim kemarau. Air dapat
ditampung dengan membuat weir kecil memotong sungai.
j. Jika permukaan air sungai konstan dan tebing terendam, maka intake dapat
dibuat di dekat sungai. Dalam keadaan ini air dialirkan ke pipa yang
dilewatkan horizontal. Dalam hal ini inlet juga sebaiknya dilindungi
dengan saringan kasar (overscreen) atau strainer.
Jenis-jenis intake yang sering digunakan untuk menangkap air adalah :
1. River Intake
Biasanya berbentuk sumur pengumpul dengan pipa penyadap. Lebih ekonomis
untuk air sungai yang memiliki level permukaan air musim hujan dan musim
kemarau yang cukup tinggi. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 15


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

Gambar 2.1 River Intake


Sumber: Kawamura, 1991
2. Direct Intake
Biasanya digunakan untuk sungai atau danau yang dalam, dimana ada
kemungkinan untuk terjadinya erosi pada dinding dan pengendapan pada bagian
dasar. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Direct Intake


Sumber: Kawamura, 1991

3. Canal Intake
Digunakan untuk air yang berasal dari kanal. Dinding chamber sebagian
berasal terbuka ke arah kanal dan dilengkapi dengan saringan kasar. Dari chamber
air dialirkan dengan pipa yang ujungnya terdiri dari bell mouth berbentuk
setengah bola dengan lubang. Karena konstruksi dari chamber di kanal, lebar
kanal berkurang yang menyebabkan bertambahnya kecepatan yang mungkin
menggerus tanah dan untuk mencegahnya maka pada up-stream dan down-stream

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 16


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

dilengkapi dengan rip-rap. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Canal Intake


Sumber: Kawamura, 1991

 Broundcaptering
Broundcaptering digunakan bila sumber air yang digunakan berupa mata air.
Tujuannya adalah untuk mencegah pengotoran air dari luar, baik dari manusia dan
hewan maupun dari gangguan-gangguan lain. Yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan broundcaptering:
1. Pembendungan harus sesuai dengan lokasi
2. Saluran drainase harus dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
mengeringkan daerah bangunan penangkap
3. Lokasi harus diberi pengaman biasanya berupa pagar
Syarat-syarat broundcaptering:
1. Pembebasan tanah
2. Minimal tanah di sekitar broundcaptering dengan radius 50 m harus
dikuasai
3. Pemeliharaan sumber
4. Broundcaptering diberi pagar di sekelilingnya, misalnya dipagar dengan
kawat berduri setinggi 1,75 m. Sedangkan untuk pemeliharaan sumber air,
vegetasi-vegetasi di sekitar mata air harus dilindungi
5. Bangunan broundcaptering jangan diletakkan di atas tanah lembek atau di
atas batu-batuan yang mudah lepas
6. Pada saat pembangunan broundcaptering, mata air boleh ditutup atau
disumbat walau untuk sementara supaya air tetap mengalir.

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 17


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Broundcaptering


Sumber: Kawamura, 1991

Intake mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:


a. Bell Mouth Strainer
 Kecepatan melalui lubang strainer 0,15 m/dt–0,3 m/dt. Disarankan
untuk kecepatan mendekati nilai terendah untuk mencegah
masuknya kotoran.
 Diameter Strainer 6 – 12 mm.
 Luas total permukaan strainer = 2 kali luas efektif (Luas total dari
lubang-lubang)

b. Intake Well (Sumuran)


 Untuk memudahkan pemeliharaan (maintenance) sebaiknya dibuat 2
sumuran atau lebih.
 Waktu detensi sebaiknya 20 menit atau sumuran harus cukup besar
untuk menjaga kebersihan air.
 Dasar dari sumuran sebaiknya 1 m dibawah dasar sungai atau 1,5 m di
bawah muka air terendah.
 Ketinggian foot valve sebaiknya kurang dari 0,6 m dari dasar sumuran.
 Sumuran sebaiknya rapat air dan terbuat dari beton. Tebal dinding
sebaiknya 20 cm atau lebih kecil.
 Sumuran sebaiknya cukup kuat untuk melawan uplift pressure.

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 18


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

c. Suction pipe dari Low Lift Pump (Suction pipe untuk pemompaan)
 Kecepatan dari pipa sebaiknya 1–1,5 m/dt.
 Perbedaan ketinggian antara muka air terendah dengan pusat pompa
sebaiknya tidak lebih dari 3,7 m.
 Jika permukaan pompa lebih tinggi dari LWL, maka jarak suction
sebaiknya kurang dari 4 m.
 Lokasi pompa yang terletak dibawah LWL dengan “floaded suction
line“ lebih disukai dan kadang-kadang cukup ekonomis.

d. Backwashing pipe (untuk membersihkan foot valve atau strainer)


 Kecepatan pipa sebaiknya tidak lebih dari 3 m/dt.
 Dipakai air yang telah diolah.
 Kuantitas air untuk backwash sebaiknya 1/3 dari aliran dalam suction
pipe.
B. Sistem Transmisi
Sistem transmisi merupakan suatu sistem yang mengalirkan air baku dari
sumber air ke distribusi atau dari sumber ke unit pengolahan atau dari sumber ke
reservoir distribusi. Dalam perencanaan dibuat beberapa jalur alternatif dan dipilih
jalur yang paling menguntungkan ditinjau dari segi teknis dan ekonomis. Saluran
transmisi ini dapat berupa saluran terbuka, tertutup dan dengan sistem perpipaan
(Al-Layla, 1978).
1. Saluran Terbuka (Open Chanel)
Saluran terbuka adalah saluran yang mengalirkan air dari suatu permukaan
air dan permukaannya langsung berhubungan dengan udara bebas.
Karakteristik dari saluran terbuka adalah dipengaruhi oleh tekanan udara.
Penampang saluran umumnya tidak teratur, hal ini berpengaruh terhadap
kekasaran kedudukan permukaan aliran bebas dan cenderung berubah sesuai
bentuk serta ruang.
a. Keuntungannya:
 Kapasitas bebas
 Ukuran bervariasi
b. Kerugiannya:
 Harus mengikuti kontur

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 19


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

 Kemungkinan kehilangan air sangat besar


 Kemungkinan terjadi gangguan
 Kecepatan dipengaruhi oleh kemiringan saluran

Gambar 2.5 Bentuk Saluran Terbuka


Sumber: Qasim,1985

2. Saluran Tertutup
Biasanya saluran tertutup digunakan untuk mengalirkan air dari intake ke
bangunan pengolahan dan bekerja pada tekanan atmosfir. Berdasarkan
letaknya, ada dua tipe saluran tertutup yaitu pada permukaan tanah dan di
atas permukaan tanah. Debit yang masuk ke saluran tertutup maupun
terbuka dapat dihitung dengan persamaan menurut Schaum (1986), dapat
dilihat sebagai berikut:
Q=A×v (2.14)
Dimana:
Q = Debit (m3/dtk)
A = Luas penampang saluran (m2)
v = Kecepatan aliran (m/dtk)
Kecepatan air dihitung dengan rumus Manning:
1
v = n r 2⁄3 s 1⁄2 (2.15)

Dimana:
v = Kecepatan aliran (m/dtk)
n = Koefisien Manning
r = Jari-jari hidrolis
s = Kemiringan saluran

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 20


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

Gambar 2.6 Bentuk Saluran Tertutup


Sumber: Qasim,1985

Tabel 2.6. Kriteria Pipa Transmisi


Uraian Notasi Kriteria
Debit perencanaan Q max Kebutuhan air hari maksimum
Qmax = Fmax x Qrata-rata
Faktor harian maksimum F max 1,10-1,50
Jenis saluran - Pipa atau saluran terbuka
Kecepatan aliran air dalam pipa
a. Kecepatan minimum Vmin 0,3-0,6 m/det
b. Kecepatan maksimum
 Pipa PVC Vmax 3,0-4,5 m/det
 Pipa DCIP Vmax 6,0 m/det
Tekanan air dalam pipa
a. Tekanan minimum Hmin 1 Atm
b. Tekanan maksimum Hmax
 Pipa PVC 6-8 Atm
 Pipa DCIP 10 Atm
 Pipa PE 100 12,4 Mpa

 Pipa PE 80 9,0 Mpa


Kecepatan saluran terbuka
a. Kecapatan minimum V.min 0,6 m/det
b. Kecepatan maksimum V.max 1,5 m/det
Kemiringan saluran terbuka S (0.5 – 1)0/00
Tinggi bebas saluran Hw 15 cm (minimum)
Kemiringan tebing terhadap dasar
45o (untuk bentuk trapesium)
saluran
Sumber: Permen PU No. 18/PRT/M/2007

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 21


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

3. Sistem Perpipaan
Sistem perpipaan merupakan saluran tertutup yang bekerja di bawah
tekanan atmosfir dan kapasitasnya terbatas. Karakteristik dari sistem perpipaan ini
adalah:
a. Tidak dipengaruhi oleh tekanan udara, tapi dipengaruhi oleh tekanan
hodrolis.
b. Dimensi pipa dihitung berdasarkan debit maksimum. Bahan pipa yang
digunakan dapat berupa besi tuang, besi baja campur, besi baja, asbes,
PVC, polyethylen dan semen.
Adapun jenis pipa yang akan digunakan dalam perencanaan ini adalah pipa
HDPE (High Density Polyethylene). Alasan dipilihnya pipa jenis ini dikarenakan
merupakan sistem perpipaan yang terpercaya dengan karakteristik yang istimewa
dan sesuai untuk aplikasi air minum bertekanan karena terbuat dari Polyethylene
(PE). Pipa HDPE ini sepenuhnya tahan cuaca dan bersifat nonkorosif. Materialnya
memiliki tingkat keretakan yang rendah, daya tahan impact yang tinggi dan
elastisitas yang tinggi sehingga memiliki life time lebih dari 50 tahun.
Untuk menentukan dimensi pipa transmisi dan menghitung kehilangan
tekanan pada pipa digunakan rumus Hazen William:
Q = 0,2785 × CHW × d2,63 × S 0,54 (2.16)
Dimana:
Q = Debit air (m3/dtk)
CHW = Koefisien kekasaran pipa
d = Diameter pipa (m)
S = Slope = hf/L (m/m)
Selain itu dapat juga digunakan rumus Darcy Weisbach:
L.v2
hL = f D.2g (2.17)

Dimana:
hL = Kehilangan tekanan (m)
f = Faktor gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
v = Kecepatan aliran (m/dtk)

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 22


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

g = Percepatan grafitasi (m/dtk2)


Rumus Hazen William ini umumnya digunakan untuk aliran turbulen,
sedangkan untuk aliran laminer digunakan rumus Darcy Wersbach.
Pemilihan bahan pipa berdasarkan:
a. Diameter
b. Kekuatan dan daya tahan
c. Tekanan
d. Ketahanan terhadap lingkungan (korosifitas)
e. Kemudahan dalam pengadaan, pengangkutan, dan pemasangan
f. Harga dan biaya pemeliharaan
g. Kekasaran pipa (berpengaruh pada headloss)
Perletakan pipa harus mempertimbangkan:
a. Memilih jalur yang terpendek
b. Sedapat mungkin menghindari hambatan seperti: jembatan, pemakaian
crossing, pompa, cut, dan cover
c. Lokasi mudah untuk dikontrol
d. Memungkinkan perletakan fasilitas sistem perpipaan
e. Memenuhi kebutuhan hidrolis
Langkah-langkah untuk perletakan pipa:
a. Pelajari peta situasi
 Penggunaan lahan
 Jalur jalan umum
 Peta topografi dan umum
b. Rencana awal perletakan
c. Survey
d. Konfirmasi lapangan guna mencocokkan langkah a
e. Pengukuran profil memanjang dan melintang
f. Melengkapi gambar perletakan dengan peralatan dan perlengkapan pipa
yang dibutuhkan
Peralatan dan perlengkapan sistem transmisi (Al-Layla, 1978):
1. Bangunan Pelepas Tekanan (BPT)
Bangunan pelepas tekanan berfungsi untuk mengembalikan tekanan menjadi

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 23


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

tekanan atmosfir.

Gambar 2.7 Bangunan Pelepas Tekanan


Sumber: Peavy, 1985

Gambar 2.8 Jaringan Transmisi Dengan BPT


Sumber: Peavy, 1985
2. Unit Penguras
Unit penguras berfungsi untuk mengeluarkan endapan pada saluran.
Penempatannya pada tempat terendah pada jaringan pipa dan jalur mendatar
(tanpa cabang) yang berjarak (1-1,25) km.
3. Bangunan Pelepas Udara (BPU)/air valve
Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terperangkap pada jaringan pipa
dan untuk memasukkan udara pada saat pipa dikosongkan. Penempatannya
pada titik tertinggi pada jalur pipa, pada pipa mendatar yang berjarak (750-
1.000 m) dan pada jembatan pipa.

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 24


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

Gambar 2.9 Katup Udara


4. Jembatan Pipa
Digunakan jika pipa harus melewati sungai dan lembah.

Gambar 2.10 Jembatan Pipa


5. Crossing
Digunakan pada penyeberangan jalan dan jalur kereta api.
6. Check Valve/Surge Tank
Adalah valve yang berfungsi untuk mencegah aliran balik. Penempatannya
setelah pompa.

Gambar 2.11 Check Valve

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 25


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

Gambar 2.12 Check Valve pada Sistem Transmisi

7. Gate Valve/Stop Valve


Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran pada saat pengetesan,
perbaikan, dan pemeliharaan jalur pipa. Penempatannya pada inlet atau
outlet, pada titik pengambilan (tapping) yang disesuaikan dengan arah
aliran, pada titik pertemuan atau percabangan pipa yang dipasang sesuai
dengan arah aliran keluar, pada pipa lurus tanpa cabang yang berjalan lebih
kurang 250 m, sebelum atau sesudah jembatan pipa, penyeberangan jalan,
siphon, dan penguras.

Gambar 2.13 Gate Valve

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 26


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

Gambar 2.14 Gate Valve


8. Fitting (Sambungan)
Jenis-jenis sambungan beserta fungsinya:
a. Joint
Berfungsi untuk menyambungkan pipa dengan diameter sama.
b. Reducer
Berfungsi untuk menyambungkan pipa dengan diameter berbeda.
c. Elbow/Bend/Knee dan Tee/Cross
Elbow, bend, knee berfungsi merubah arah aliran. Tee/cross berfungsi untuk
membagi aliran.
d. Caps, Plug atau Blind Hange
Berfungsi untuk menutup dan menghentikan aliran pada ujung saluran pipa.

Gambar 2.15 Joint, Reducer, Elbow dan Tee

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 27


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

9. Thrust Block (Angker Blok/Penjangkaran)


Berfungsi untuk menahan sambungan pipa agar tidak bergerak akibat gaya
dorong aliran air dalam pipa maupun gaya luar. Penempatannya pada pipa
yang berubah arah (horizontal/vertikal), pada pipa berubah diameter, pada
pipa akhir perpipaan, pada sambungan pipa dan katup dan pada tanah
pendukung yang tidak stabil.

Gambar 2.16 Lokasi Penggunaan Thrust

10. Pompa
Pompa ini dikelompokkan atas 3 jenis:
a. Jenis putar, seperti: pompa sentrifugal, mixed flow axial, dan regeneratif.
b. Jenis langkah positif, seperti: pompa torak, pompa sudut, dan pompa
tangan.
c. Jenis khusus, seperti: pompa vortex, gelembung uap, dan pompa jet.
Jenis pompa yang paling banyak digunakan adalah pompa jenis putar,
karena:
a. Ukurannya kecil dan ringan
b. Dapat memompa terus menerus
c. Bekerja tanpa gejolak
d. Konstruksi sederhana dan mudah dioperasikan
Jenis-jenis pompa putar:
a. Pompa Sentrifugal
 Komponen utama: impeller dan rumah pompa.

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 28


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

 Pompa dengan impeller tunggal disebut dengan pompa tingkat tunggal


(single stage).
 Pompa dengan impeller ganda disebut dengan pompa tingkat banyak
(multistage).
b. Pompa Diffuser atau Pompa Turbin
Mempunyai diffusser atau sudu-sudu pengarah terpasang pada rumahnya
yang berfungsi untuk mengarahkan aliran air keluar dari impeller.
Pompa jenis ini juga mengenal tingkat tunggal maupun tingkat banyak,
pompa ini ada 2 jenis:
1. Pompa turbin untuk sumur (bore hole pump)
Dulu digunakan untuk sumur dalam tetapi sekarang sudah tidak
digunakan lagi, karena sudah ada pompa dengan motor listrik yang
dapat dibenamkan ke dalam air.
2. Pompa submersibel
Motor listrik pompa jenis ini terpasang langsung pada rumah pompa
dan merupakan konstruksi yang terpadu. Penyambungan ke atas hanya
dengan pipa keluar dan kabel penghantar daya listrik.
Kelebihan dan ciri pompa submersibel:
a. Tidak memerlukan bangunan pelindung untuk pompa
b. Tidak menimbulkan kebisingan
c. Konstruksi sederhana, karena tidak ada poros penyambung dan
bantalan perantara
d. Pompa dapat bekerja pada putaran tinggi
e. Mudah dipasang
f. Harga relatif murah

Penentuan Head pompa menggunakan persamaan (Al-Layla, 1978):


Ht = Hd + Hfd + Hmd + Hs + Hfs + Hms (2.18)
Dimana:
Ht = Tinggi angkat total (m)
Hd = Tinggi tekan (m)
Hfd = Kerugian gesekan sepanjang pipa tekan (m)
Hmd = Kerugian gesek pada peralatan pipa tekan (m)

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 29


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

Hs = Tinggi hisap (m)


Hfs = Kerugian gesekan sepanjang pipa hhisap (m)
Hms = Kerugian gesek pada peralatan pipa hisap (m)

Hd, Hfd, Hmd

Ht

Hs, Hfs, Hms

Gambar 2.17. Penentuan Head Pompa

Penentuan daya pompa menggunakan persamaan (Al-Layla, 1978):


ρ×g×Q×H
Pw = (2.19)
η

Dimana:
Q = Debit maksimal satu hari (watt)
H = Total head
 = Efisiensi pompa
Pemilihan pompa juga perlu dilakukan. Dalam pemilihan pompa, yang
harus dipertimbangkan dalam sistem instalasi adalah daya pompa, head total
pompa, dan kapasitas pompa. Sehingga jika sudah mengetahui hal tersebut jenis
pompa dapat ditentukan dengan diagram pemilihan pompa. Diagram ini berbeda-
beda untuk setiap merk dan jenis pompa, dan biasanya telah disediakan oleh
pabrik pembuatnya.
C. Distribusi
Perpipaan sangat diperlukan dalam sistem distribusi untuk mengalirkan air
menuju daerah distribusi. Dalam mendesain sistem distribusi yang baru, ukuran

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 30


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

sebuah pipa dapat diasumsikan dan disesuaikan dengan kondisi tekanan yang
dihasilkan dari berbagai jenis kebutuhan air. Jika tidak memenuhi maka ukuran
pipa dapat diganti sehingga sesuai dengan kondisi tekanan yang diinginkan.
Jaringan perpipaan distribusi terdiri dari (Al-Layla, 1978):
a. Pola Cabang (Branch Pattern)
 Disebut juga open system.
 Terdiri dari pipa induk (main feeder) yang disambungkan
langsung ke secondary feeder dan disambungkan lagi dengan pipa
cabang berikutnya.
 Semakin ke ujung semakin kecil ukuran diameternya, sehingga
kecepatan, dan tekanan air semakin besar.
 Luas daerah pelayanan relatif kecil.
 Jalur jalan yang ada tidak berhubungan satu dengan lainnya.

Gambar 2.18 Sistem Perpipaan Distribusi Pola Cabang

Ket:
R = Reservoar
A = Daerah pelayanan
Keuntungan dari pola cabang:
 Diameternya paling minimum sehingga lebih ekonomis (harganya
lebih murah).
 Perhitungannya mudah dan dihitung percabang.
Kerugian dari pola cabang ini:
 Dari segi operasi banyak ditemui daerah yang mati aliran.
 Memerlukan pipa penguras (blow off) dan rutin dilakukan,
sehingga banyak terjadi kehilangan air.
 Jika terjadi kebakaran secara bersamaan, aliran air tidak mencukupi
karena aliran air yang searah.

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 31


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

b. Pola Loop
 Disebut juga closed system.
 Terdiri dari pipa induk dan pipa cabang yang saling berhubungan
satu dengan yang lain sehingga membentuk loop (lingkaran) tanpa
memiliki ujung yang mati.
Biasanya digunakan pada daerah yang:
 Bentuk dan penyebaran daerah yang merata ke segala arah
 Jaringan jalan yang saling berhubungan
 Elevasi tanah yang relatif datar

Gambar 2.19 Sistem Perpipaan Distribusi Pola Loop


Ket:
R = Reservoar
A = Daerah pelayanan
Keuntungan dari pola loop:
 Jika terdapat kerusakan pada suatu bagian jaringan pipa maka pada
bagian jaringan yang lain masih mendapat air.
Kerugian dari pola loop:
 Diameter yang digunakan bukan diameter yang minimal
 Membutuhkan banyak katup
 Perhitungannya lebih sulit

c. Pola Kombinasi (Combination Pattern)


 Gabungan pola cabang dengan loop
 Bisa digunakan pada daerah layanan dengan karakteristik:
a. Kota yang sedang berkembang
b. Bentuk perluasan/perkembangan kota tidak teratur
c. Jaringan jalan yang tidak seluruhnya berhubungan satu dengan
yang lainnya

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 32


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

d. Terdapat daerah pelayanan yang jauh/terpencil


e. Elevasi muka tanah bervariasi.

Gambar 2.20 Sistem Perpipaan Distribusi Pola Kombinasi


Ket:
R = Reservoar
A = Daerah pelayanan
Ukuran diameter pipa distribusi dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut.
Tabel 2.7 Diameter Pipa Distribusi
Cakupan Pipa Distribusi Pipa Pipa Pipa Pelayanan
Sistem Utama Distribusi Distribusi
Pembawa Pembagi
Sistem ≥100 mm 75-100 mm 75 mm 50 mm
Kecamatan
Sistem ≥150 mm 100-150 mm 75-100 mm 50-75 mm
Kota
Sumber : Permen Pu No. 18 tahun 2007

D. Reservoir
Reservoir merupakan bangunan penampung air minum sebelum dilakukan
pendistribusian ke pelanggan/masyarakat, yang dapat ditempatkan diatas
permukaan tanah maupun dibawah permukaaan tanah.
Menurut SNI 7509-2011, fungsi utama reservoir adalah menyeimbangkan
antara debit produksi dan debit pemakaian air yang telah berfluktuasi selama 24
jam. Pada saat jumlah produksi air minum lebih besar dari pada jumlah pemakaian
air maka untuk sementara kelebihan air disimpan dalam reservoir dan digunakan
kembali untuk memenuhi kekurangan air pada saat jumlah produksi air minum
lebih kecil daripada jumlah pemakaian air. Volume reservoar harus berdasar

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 33


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

pertimbangan pola pemakaian air suatu wilayah, jika data pemakaian tidak
tersedia volume dapat ditentukan minimum 15% dari kebutuhan air maksimum
perhari.
Kriteria desain reservoir (Al Layla, 1978):
a. Pipa inlet dan pipa outlet
 Posisi dan jumlah inlet berdasarkan bentuk dan struktur tangki,
sehingga tidak ada daerah yang mati.
 Pipa outlet diletakkan minimal 10 cm di atas lantai bak atau pada
permukaan air minimum.
 Pipa outlet dilengkapi dengan strainer yang berfungsi sebagai
penyaring.
 Pipa inlet dan outlet dilengkapi dengan gate valve.
b. Ambang bebas dan dasar bak
 Ambang bebas minimal 30 cm dari permukaan air
 Dasar bak minimal 15 cm dari permukaan air
 Kemiringan dasar bak 1/500-1/100
c. Pipa peluap dan penguras
 Pipa ini mempunyai diameter yang mampu mengalirkan detik
maksimum secara gravitasi.
 Pipa penguras dilengkapi dengan gate valve.
d. Ventilasi dan manhole
 Reservoir dilengkapi dengan reservoir, manhole dan alat ukur tinggi
muka air.
 Ventilasi harus mampu memberikan sirkulasi udara sesuai dengan
volume.
 Ukuran manhole harus cukup besar untuk mempermudah petugas
masuk.
 Konstruksi harus kedap air.
e. Kapasitas standar
 Ukuran tipe ground reservoir, kapasitasnya: (50, 100, 150, 300, 500,
750, 1000) m3
 Untuk tipe elevated reservoir, kapasitasnya: (300, 500, 750) m3

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 34


Tugas Besar Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum
Kecamatan Bukit Raya
2019

 Ketinggian elevated pada saat muka air minimum adalah (20, 25) m
dari pintu tanah.

Tipe reservoir:
a. Ground reservoir
Digunakan jika muka air lebih rendah dari daerah pelayanan, sehingga
dibutuhkan pompa untuk menaikan tekanan.

Gambar 2.21 Ground Reservoir

b. Elevated reservoir
Digunakan jika muka air lebih tinggi dari daerah pelayanan. Elevated
reservoir diletakkan pada posisi tanah yang tinggi atau sebagai menara
air.

Gambar 2.22 Elevated Reservoir

Perhitungan volume reservoir dihitung dengan persamaan:


Vreservoir = (Qmd × A%) + vol. kebakaran (2.20)
Dimana:
∑ surplus+∑ defisit
A% = 2

Nabila Noor Aliffia (1707114549) 35

Anda mungkin juga menyukai