Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERKEMBANGAN TUMBUHAN

“AKAR”

DOSEN PENGAMPU : 1. Dr. Upik Yelianti, M.S

2. Dra. Muswita, M.Si

3. Raissa Mataniari, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK

NAMA KELOMPOK :

1. DEBORA LISNAWATI LUBIS (A1C418037)


2. MELIANA FEBRI SYAFITRI (A1C418043)
3. DEWI MAYRANI (A1C418051)
4. JONI SIANTURI (A1C418065)

PENDIDIKAN BIOLOGI
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur patutlah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat pada waktunya.

Dalam makalah ini kami membahas tentang salah satu bagian tubuh tumbuhan
yang memiliki peran penting bagi tumbuhan itu sendiri, yaitu akar. Makalah ini
kami buat bertujuan untuk menambah wawasan kami dan para pembaca, dalam
mengenal akar secara lebih rinci dan mendalam.

Tak lupa pula, kami sebagai penyusun makalah mengucapkan terimakasih


kepada semua pihak yang sudah membantu kami dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari, penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami membutuhkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan dalam upaya perbaikan dalam membuat
makalah kami selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih dan
selamat membaca.

Jambi, Oktober 2019


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Akar

Akar merupakan salah satu bagian pokok tubuh tumbuhan yang terdapat pada
bagian bawah, yang dapat tumbuh di dalam tanah dan ada juga yang dipermukaan
tanah yang arah pertumbuhannya menuju pusat bumi (geotrop) atau menuju air
(hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya matahari.

Akar atau yang seringkali disebut juga Radix merupakan salah satu bagian
utama dari tumbuhan yang telah memiliki pembuluh. Akar pertama pada
tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks diujung akar embrio dalam biji
yang berkecambah. Akar embrio juga dinamakan sebagai Radikula. Pada
tumbuhan Gymnospermae dan Dicotyledoneae, akar tersebut akan berkembang
dan membesar menjadi akar primer dan memiliki cabang – cabang yang
berukuran kecil. Sistem perakaran yang demikian akan disebut sebagai akar
tunggang. Pada tumbuhan Monocotyledoneae, akar primer tidak akan bertahan
lama dalam suatu tanaman, karena akan segera mongering. Dari pangkalnya akan
muncul akar – akar baru yang disebut dengan akar tambahan atau akar adventif.
Susunan akar yang demikian akan disebut dengan akar serabut.

B. Sifat Akar

Adapun sifat akar tumbuhan secara umum, diantaranya sebagai berikut:


- tidak berbuku – buku (nodus) dan tidak beruas (internodus)
- arah tumbuhnya menuju ke pusat bumi (geotrop) atau menuju air
(hidrotrop)
- meninggalkan cahaya matahari dan udara
- tidak berklorofil dan tidak berwarna hijau biasanya berwarna putih
kekuningan
- tidak menopang daun atau sisil ataupun bagian – bagian lainnya
- bentuknya seringkali meruncing, hal ini berkaitan dengan fungsi akar
sehingga lebih mudah untuk menembus tanah

C. Fungsi Akar
- berfungsi untuk menyokong batang, daun dan bagian – bagian tumbuhan
lainnya sehingga dapat berdiri dengan kokoh
- sebagai alat untuk menyerap air dan garam – garam mineral (zat hara) dari
dalam tanah
- pada tumbuhan mangrove akar berfungsi sebagai alat respirasi yang
seringkali disebut dengan akar napas
- pada tanaman tertentu, akar tunggang akan mengalami proses membesar
dan kemudian memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cadangan
makanan
- sebagai organ reproduksi vegetatif (pada bagian akarnya dapat tumbuh
tunas menjadi individu baru

D. Bagian-bagian akar
1. Collum radicis (kaki atau leher akar)
Merupakan bagian yang bersambung langsung dengan batang.
2. Radix lateralis (akar lateral/ujung akar)
Merupakan cabang-cabang akar yang dihasilkan oleh akar utama (akar
pokok), dan masih dapat bercabang-cabang lagi.
3. Radix fibrilla (serabut akar)
Cabang-cabang akar yang ramping seperti serabut.
4. Pilus racicalis (rambut akar)
Rambut-rambut yang terletak pada ujung akar, berfungsi untuk
memperluas area penyerapan air dan ggaram mineral. Rambut akar
senantiasa di bentuk pada ujung akar, sedangkan yang lama akan di
tanggalkan.
5. Calyptra (tudung akar)
Bagian akar yang terdapat pada bagian paling ujung, menutupi meristem
apeks akar.
6. Coleorrhiza (seludang akar)
Bagian ini terdapat pada embrio sejumlah tumbuhan monokotil

E. Struktur umum akar


a. Epidermis
Terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat, dinding sel tipis sehingga
mudah di ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang merupakan
hasil aktifitas sel dari belakang titik tumbuh. Rambut-rambut akar ini
berfungsi memperluas bidang penyerapan.
b. Korteks
Terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapis-lapis, dinding selnya tipis
dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. jaringan-
jaringan yang terdapat pada korteks antara lain: parenkim, kolenkim,dan
sklerenkim.
c. Endodermis
Terletak di sebelah dalam korteks. endodermis berupa 1 lapis sel yang
tersususn rapat tanpa ruang antar sel. Dinding selnya mengalami
penebalan gabus. deretan sel-sel endodermis dengan penebalan gabusnya
dinamakan pita kaspari. penebalan gabus ini tidak dapat ditembus air
sehingga air harus masuk ke silinder pusat mellui sel endodermis yang
dindingnya tidak menebal, disebut sel penerus air. Endodermis
merupakan pemisah yang jelas antara korteks dan stele.
d. Silindr pusat (stele)
Terletak di sebelah dalam endodermis. Di antara stele terdapat berkas
pengangkutan (floem dan floem).
- Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari
pertumbuhan persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut
arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan
kambium.
- Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut
terdiri dari jaringan parenkim.
F. Struktur Primer Akar
Akar primer adalah akar yang terus tumbuh membesar dan memanjang,
akar ini akan menjadi akar pokok yang menopang. Pada tumbuhan (terutama
dikotil) terdapat dua macam pertumbuhan yaitu pertumbuhan apikal dan
pertumbuhan lateral. Pertumbuhan apikal disebut juga dengan pertumbuhan
primer (ke atas: pucuk dan ke bawah: akar), Pertumbuhan akar primer
disebabkan oleh meristem apikal yang terdapat pada pucuk dan ujung akar.
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.
Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung akar. Bagian penting
embrionya adalah akar embrionik yaitu calon akar.
Daerah pertumbuhan pada akar berdasar aktivitasnya terbagi menjadi 3
daerah:
a. Daerah pembelahan : Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjanga : Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi : Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan.
Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya.
Bagian – bagian Akar Primer
a. Tudung Akar
Tudung akar terdapat di ujung akar dan melindungi promeristem
akar serta membantu penembusan tanah oleh akar, terdiri atas sel hidup
yang sering mengandung pati. Tudung akar berkembang terus menerus.
Sel paling luar mati, terpisah dari yang lain dan hancur, lalu digantikan
oleh sel baru yang dibentuk oleh pemula.
b. Epidermis
Sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula.
Namun, kadang-kadang dinding sel paling luar berkutikula. Ciri khas
akar adalah adanya rambut akar yang teradaptasi untuk menyerap
airdan garam tanah. Rambut akar adalah sel epidermis yang memanjang
ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk tabung.
c. Korteks akar
Pada umunya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada sejumlah
besar monokotil yang tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih
hidup, banyak sklerenkim dibentuk. Sel korteks biasanya besar dan
bervakuola besar. Plastid didalamnya menghimpun pati. Lapisan paling
dalam berkembang menjadi endodermis dan satu atau beberapa lapisan
korteks paling luar dapat berkembang menjadi eksodermis.
d. Eksodermis
Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar
korteks akan membentuk gabus, sehingga terjadi jaringan pelindung
baru, yakni eksodermis yang akan menggantikan epidermis. Struktur
dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel endodermis. Dinding
primer dilapisi oleh suberin dan lapisan itu dilapisi lagi oleh selulosa.
Lignin juga dapat ditemukan. Sel eksodermis mengandung protoplas
hidup ketika dewasa.
e. Endodermis
Di daerah akar yang digunakan untuk penyerapan, dinding sel
endodermis mengandung selapis suberin di dinding antiklinalnya, yakni
pada dinding radial dan melintang. Rampingnya lapisan itu
menyebabkannya diberi nama pita, dan dibubuhi nama caspary. Pita
tersebut merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer,
tempat suberin dan lignin tersimpan. Jika sel terplasmolisis, maka
protoplas melepaskan diri dari dinding, namun tetap melekat pada
pitacaspary.
f. Silinder Pembuluh
Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau
beberapa lapisan sel di sebelah luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian
tengah tidak ditempati jaringan pembuluh, maka bagian itu diisi oleh
parenkim empulur di bagian dalam, perisikel langsung berbatasan
dengan protofloem dan protoxilem. Perisikel dapat mempertahankan
sifat meristematiknya di dalamnya terbentuk akar lateral, felogen, dan
sebagian dari cambium pembuluh.

Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari


berbagai macam jaringan :

a. Mikoriza

Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza yang
berarti Akar tanaman. Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara
beraturan dan memperlihatkan spektrum yang sangat luas baik dalam hal tanaman
inang, jenis cendawan maupun penyebarannya. Nahamara (1993) dalam Subiksa
(2002) mengatakan bahwa mikoriza adalah suatu struktur yang khas yang
mencerminkan adanya interaksi fungsional yang saling menguntungkan antara
suatu tumbuhan tertentu dengan satu atau lebih galur mikobion dalam ruang dan
waktu.
Kondisi lingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji juga
cocok untuk perkecambahan spora mikoriza. Demikian pula kindisi edafik yang
dapat mendorong pertumbuhan akar juga sesuai untuk perkembangan hifa. Jamur
mikoriza mempenetrasi epidermis akar melalui tekanan mekanis dan aktivitas
enzim, yang selanjutnya tumbuh menuju korteks. Pertumbuhan hifa secara
eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh dari korteks melalui epidermis.
Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut terus berlangsung sampai tidak
memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa
eksternal berfungsi mendukung fungsi reproduksi serta untuk transportasi karbon
serta hara lainnya kedalam spora, selain fungsinya untuk menyerap unsur hara
dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman.
b. Bintil Akar
Bintil akar merupakan asosiasi akar diengan bakteri penambat nitrogen
utara (Rhizobium) yang bermanfaat bagi tanaman. Bakteri memasuki akar
terutama melalui rambut akar, dan dengan memperbanyak diri membentuk benang
infeksi. Cara yang dilakukan ialah dengan menyelubungi seludang yang terdiri
dari bahan seperti gum. Benang infeksi sangat cepat dalam menembus akar dan
merangsang proliferasi sel (pembelahan sel secara cepat dan banyak menghasilkan
sel) pada lapisan korteks sebelah dalam. Hasil proliferasi yang menyerupai bakal
akar cabang akan menjadi bintil. Di bagian abaksia, bintil mempertahankan
daerah meristematik sedangkan di daerah adaksial akan terisi bakteri. Di
sekeliling jaringan bakteroid terdapat cabang berkas pembuluh yang berhubungan
dengan silinder pembuluh akar, di mana setiap berkasnya memiliki seludang
parenkim dan endodermis. Pada beberapa spesies, sel seludang digunakan untuk
membentuk dinding yang khas bagi sel yang berperan dalam angkutan jarak
dekat, yakni sel transfer. Sifat tersebut menunjukkan adanya sistem angkut guna
pertukaran zat hara di antara bakteri dan tanaman inang.
Struktur Sekunder Akar :
Akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar lain, atau bisa disebut
akar cabang. Pertumbuhan sekunder bersifat khas bagi akar-akar tumbuhan
dikotil. Pertumbuhan sekunder dijumpai di khas pada akar Gymnospermae dan
Dicotyledoneae. Akar Monocotyledoneae biasanya tidak mengalami pertumbuhan
sekunder. Apabila pertumbuhan sekunder dimulai, pertama timbul cambium di
dalam parenkim diantara jejaring xylem primer dan didalam floem primer.
Cambium akan membentuk xylem sekunder dan floem sekunder keluar.
Kemudian, cambium itu diperluas secara lateral karena diferensiasi inisial
cambium didalam perisikel sekeliling ujung jejaring xylem dan juga mulai
membentuk tenunan sekunder. Kemudian cambium membentuk daerah melingkar
didalamnya terdapat xylem sekunder yang secara menyeluruh menyelubungi
xylem primer. Floem primer dan endodermis biasanya hancur karena tekanan
tenunan yang tumbuh didalamnya.
Pada awalnya, kambium pembuluh berbentuk pita yang jumlahnya
tergantung tipe akar. Pada akar diark terdapat dua pita, pada akar triark terdapat
akar tiga pita, dan seterusnya. Sel perisiklus yang terdapat di luar daerah xilem
juga menjadi aktif seperti kambium. Selanjutnya, kambium melengkapi lingkaran
dengan xilem sebagai pusatnya. Penampang melintang kambium pada
perkembangan awal berbentuk oval, pada akar diark, segi tiga pada akar triark,
dan pada akar poliark membentuk segi banyak. Kambium berbatasan dengan
permukaan dalam floem yang berfungsi membentuk xilem sekunder ke arah
dalam dan fleom sekunder ke arah luar. Kambium menghasilkan xilem dan floem
dengan membelah perinkin dan antiklin sehingga lingkaran akar bertambah besar.
Pembentukan periderm mengikuti pertumbuhan pembuluh sekunder. Sel
perisiklus terus membelah secara perinkin dan antiklin. Pembelahan perinklin
menyebabkan peningkatan jumlah lapisan perisiklus. Peningkatan ketebalan
jaringan pembuluh dan perisiklus menekan korteks ke arah luar sehingga korteks
menjadi pecah. Felogen di luar perisiklus akan membentuk felem ke arah luar dan
feloderm ke arah dalam. Pada akar tumbuhan menahun (perennial), keaktifan
kambium pembuluh dan felogen terus terjadi sepanjang tahun. Perkembangan
akar, seperti halnya pada batang, juga akan membentuk ritidom. Pada tumbuhan
Dikotil menerna, misalnya pada Medicago sativa, xilem sekunder terdiri atas
pembuluh dengan penebalan dinding menganak tangga dan memata jala.
Pembuluh ini juga mengandung serabut dan sel parenkim. Floem berisi pembuluh
dengan sel pengiring, serabut, dan sel parenklim. Floem di bagian luar hanya
berisi serabut dan parenkim; pembuluh yang tua akan rusak. Floem akan menyatu
dengan parenkim di dalam periderm kecuali apabila terrdapat serabut. Gabus
merupakan turunan felogen yang berfungsi sebagai jaringan pelindung.
Pertumbuhan sekunder pada berbagai tumbuhan Dikotil menerna berbeda.
Pada akar tumbuhan berkayu, jaringan pembuluh biasanya mempunyai
banyak sel dengan dinding sekunder yang mengandung lignin. Akar
Gymnospermae mempunyai tipe tumbuhan sekunder yang sama dengan akar
tumbuhan Dicotyledoneae. Namun, terdapat perbedaan histologi antara akar dan
batang. Pada akar, takaran unsur dengan dinding sekunder berlignin lebih kecil
dibandingkan pada kayu dan kulit kayu, tetapi proporsi jaringan parenkim lebih
besar. Penelitian pada kayu Plantanus menunjukkan bahwa kayu dan akar secara
filogenetik lebih primitif daripada batang.
Bagian-bagian Akar Sekunder
a. Pembentukan jaringan pembuluh sekunder oleh kambium
Awal mula perkembangan kambium pembuluh adalah dengan pembelahan
sel prokambium di antara floem primer dan xilem primer yang belum
terdiferensiasi. Kambium berupa silinder dengan tepi luar yang bergelombang ini
mempunyai aktivitas yang berbeda; di bagian dalam floem, cambium
menghasilkan xylem lebih cepat dibandingkan dengan di tempat lain. Di tempat
tersebut, cambium lebih cepat terdorong ke luar dan akhirnya diperoleh silinder
yang bertepi rata. Kambium akan membentuk sel xylem kea rah dalam dan sel
floem ke arah luar, namun pada umumnya frekuensi pembentukan xylem lebih
besar dibandingkan dengan sel floem Hal itulah yang menyebabakan xylem
sekunder lebih tebal dari pada floem sekunder.
b. Pembentukan periderm oleh felogen.
Pembentukan periderm mengikuti aktivitas kambium pembuluh dan
biasanya mulai dibentuk pertama kali dalam perisikel.Pada tumbuhan perenial,
keaktifan cambium akar akan diiringi keaktifan peridem dalam waktu yang lama.
Periderm yang telah dibentuk tidak akan bertahan lama karena volume dari sel
baru yang ada disebelah dalam makin besar, dan akhirnya periderm baru dibentuk
dibawahnya. Hal itu dapat belangsung berulang kali hinggadi peroleh ritidom.

D. Perkembangan Akar
Pada embrio, akar berkembang dari akar embrio atau radikula. Akar itu tumbuh
menjadi akar utama yang juga di sebut akar primer (Radix primaria) dan
bertambah panjang akibat oembelahan dan pemanjangan sel di belakang apeks
akar. Apeks akar di lindungi oleh tudung akar, suatu penutub yang terdiri dari sel-
sel dewasa. Pada titik tumbuh akar, sel di bentik tidak hanya ke akar belakang
untuk menambah panjangnya akar, namun juga kea rah yang berlawanan untuk
mengganti sel-sel tudung akar yang akan aus sewaktu akar tumbuh menembus
tanah. Dekat di beakangnya terdapat bulu-bulu akar (rambut-rambut akar), yang
membantu dalam penyerapan air dan garam-garam dari dalam tanah serta
memperluas permukaan akar yang dapat menyerap bahan-bahan tersebut. Pada
jarak tertentu di belakang meristem apeks akar, akan di bentuk akar lateral (radix
lateralis).
1. Sistem akar tunggang, jika akar lembaga terus bertumbuh menjadi
akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar
pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang (radix primaria).
Sistem akar ini biasa terdapat pada tumbuhan biji belah (Dycotildoneae) dan
tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae). Perlu di ingat, sistem akar tunggang
hanya di temukan pada tanaman yang berkembang biak secara generatif (melalui
biji).
2. Sistem akar serabut, dimana jika akar lembaga dalam
perkembangan lanjutannya mati atau kemudian pertumbuhannya disusul oleh
sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal
batang. Karena bentuknya seperti serabut maka akar ini di sebut akar serabut
(radix primaria).

E. Akar dengan Fungsi Khusus


Pada umumnya akar tumbuh di dalam tanah dan menuju ke pusat bumi.
Dalam kondisi tertentu sebagai bentuk adaptasinya terhadap lingkungan beberapa
jeis tumbuhan memiliki akar-akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus antara
lain:
1. Akar udara (Radix aereus)
Akar udara juga disebut akar gantung yang keluar dari bagian-bagian dari
atas tanah. biasanya menggantung ke udara dan tumbuh di atas tanah bergantung
pada tingginya tempat permukaan keluarnya akar gantung dapat mencapai
panjang sampai 30 m. Selama masih menggantung akar ini hanya dapat menolong
menyerap air dan zat gas dari udara dan sering kali mempunyai jaringan khusus
untuk menimbun udara dan air setelah mencapai tanah.
Apabila telah menembus tanah akar udara akan bersifat seperti akar biasa
yang menyerap air dan zat makanan dari tanah bagian yang ada di atas tanah
seringkali berubah menjadi batang akar gantung dapat ditemukan pada anggrek
kalajengking (Arachnis flos-aeris) dan beringin (Ficus benjamina).

2. Akar Penggerek (Haustorium)


Akar penggerek disebut juga akar pengisap. Akar ini merupakan akar-akar
yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit. Akar ini berfungsi untuk
menyerap air atau makanan dari inangnya. Akar penggerek dapat ditemukan pada
benalu (Loranthus), yang berupa akar penggerek yang menembus kulit batang
inangnya sampai kebagian kayu.
3. Akar Pelekat (Radix adligans)
Merupakan akar-akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan
memanjat. Akar pelekat berfungsi untuk menempel pada penunjangnya saja,
misalnya pada lada (Piper nigrum), sirih (Piper betle), dan arisema (Arisaema sp.)
4. Akar Pembelit (Cirrhus radicalis)
Akar pembelit berfungsi untuk memanjat, tetapi tanpa memeluk
penunjangnya. Contoh akar pembelit dapat ditemukan pada vanili (Vanilla
planifolia).
5. Akar Napas (Pneumatophora)
Struktur ini memiliki cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas
hingga muncul dari permukaan tanah air tempat tumbuhnya tumbuhan. Akar ini
mempunyai banyak liang-liang atau celah-celah (Pneumatophora) untuk
masuknya udara yang diperlukan dalam pernapasan. Tumbuhan yang memiliki
akar seperti ini biasanya hidup di tempat-tempat yang di dalam tanahnya sangat
kekurangan oksigen, misalnya pada pohon-pohon prepat (Sonneratia sp.) dan
kayu api (Avicennia sp.).
6. Akar Tunjang
Akar tunjang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah. Tumbuhan
yang mempunyai akar tunjang adalah tumbuhan yang hidup di daerah pasang
surut. Batang beserta akar-akar tunjang ini memberikan kesan seperti orang naik
di atas engrang, sehingga disebut juga akar engrang. Contoh akar tunjang dapat
ditemukan pada pohon bakau (Rhizophora conjugata).
7. Akar Lutut
Akar ini lebih tepat di katakan akar yang tumbuh ke atas kemudian
membengkok lagi masuk ke dalam tanah, sehingga membentuk gambaran seperti
lutut yang di bengkokkan. Sama seperti akar napas, akar ini berguna pula untuk
kepentingan pernapasan pada tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut. Akar
lutut yang berfungsi untuk membantu pernapasan tumbuhan dapat di temukan
pada pohon tanjang (Bruguiera parvifolia).
8. Akar Banir
Struktur akar ini berbentuk seperti papan-papan yang di letakan miring
untuk memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar, misalnya pada
sukun (Artocarpus communis), kenari (Canarium commune), dan sebagainya.
9. Akar penyimpan cadangan makanan. Umbi akar seperti pada akar ketela pohon
(Manihot utilissima) yang penuh dengan pati.
10. Akar kontraktil, adalah akar pada tumbuhan berumbi yang berkontraksi seperti
pada (Manihot utilissima). Pengerutan seperti itu terjadi terutama dalam korteks
dan dapat mengakibatkan pemendekan akar hingga 30-40%, sehingga umbi
tertarik ke tempat lebih dalam di tanah.
11. Akar simbiotik, yaitu bintil akar tempat penambat nitrogen bebas dari udara
seperti Rhizobium berasosiasi dengan akar. Asosiasi itu biasanya itu biasanya
simbiotik: tanaman penerima senyawa bernitrogen dan bekteri memperoleh
sumber energi biasanya gula. Bakteri mengakibatkan inang membelah-belah
sehingga membentuk bintik akar. Bintil akar serupa terdapat pada beberapa suku
lain seperti Casuarinaceae.
Daftar Pustaka
Tjitrosoepomo,Gembong, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press.2007.
Hidayat Estiti B.1995.Anatomi Tumbuhan Berbiji.Bandung.ITB
Nugroho, L. Hartanto dkk,(2010). Struktur & Perkembangan Tumbuhan. Jakarta:
Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai