Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KAJIAN KURIKULUM FISIKA

“KONSEPSI KURIKULUM & KONSEPSI FISIKA”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK I

RISKY MBAYOWO A 241 17 032

PUPUT ANDRIANI A 241 17 071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karna berkat
Rahmat dan Karunianya kami bisa menyelesaikan tugas mata kuliah “Kajian
Kurikilum Fisika” dengan pokok pembahasan “Konsepsi Kurikulum dan Fisika”.
Dalam penyusan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kami mengharapkann Kritik dan Saran
untuk kesempurnaan makalah yang berikutnya. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.

Palu, 2 Februari 2020


Penyusun

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

Sampul......................................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar isi.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5

1.3 Tujuan...............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6

2.1 Pengertian Kurikulum ……………………………………….........……… 6

2.2 Konsepsi-Konsepsi Kurikulum ………...………………………. ……..… 12


2.3 Pengertian Fisika …….........…………………………………............…… 14
2.4 Konsepsi-Konsepsi Fisika …………...………………………. ......……… 14

BAB III PENUTUP..............................................................................................16

3.1 Kesimpulan...................................................................................................16

Daftar Pustaka........................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh
mana hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri
dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang didapat di sekolah dan di luar sekolah ia memiliki
sejumlah pengetahuan, kecakapan, minat-minat, dan sikap-sikap. Dengan
pengalaman-pengalaman itu ia secara berkesinambungan dibentuk menjadi seorang
pribadi seperti apa yang dia miliki sekarang dan menjadi seorang pribadi tertentu di
masa mendatang.

Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri


atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental dan emosional
dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan
akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah.

Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme yang


aktif. Ia aktif dengan tujuan dan aktifitas yang berkesinambungan. Ia berusaha
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan
yang memberi peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya.
Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian
yang sehat mentalnya adalah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian
diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.

Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan


teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Perkembangan pesat di
bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan di
bidang fisika material melalui penemuan piranti mikroelektronika yang mampu
memuat banyak informasi dengan ukuran sangat kecil. Sebagai ilmu yang
4
mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada
manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam tidak akan berjalan
secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika.
Pada tingkat SMA/MA, fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai
mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, selain
memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran Fisika
dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang
berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata
pelajaran Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali
peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yan g
dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara
inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum ?


2. Bagaimana konsepsi-konsepsi kurikulum?
3. Apa yang dimaksud dengan fisika ?
4. Bagaimana konsepsi-konsepsi konsepsi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum


2. Untuk mengetahui tentang bagaimana konsepsi-konsepsi kurikulum
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fisika
4. Untuk mengetahui tentang bagaimana konsepsi-konsepsi fisika

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum

Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan


praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang
dianutnya. Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan
pembelajaran yang akan diberika kepada siswa. Banyak orangtua atau guru kalau
ditanya tentang kurikulum akan memberikan jawaban sekitar bidang studi atau
mata-mata pelajaran. Lebih khusus mungkin kurikulum diartiakan hanya sebagai
isi pelajaran.

Mac Donald (1965, hlm.3) mengemukakakan bahwa, sistem persekolahan


terbentuk atas empat subsistem, yaitu mengajar, belajar, pembelajaran, dan
kurikulum. Mengajar merupakan kegiatan profesional yang diberikan oleh guru.
Belajar merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan siswa sebagai respons
terhadap kegiatan mengajar yang diberikan oleh guru. Keseluruhan pertautan
kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar-
mengajar disebut pembelajaran. Kurikulum merupakan suatu rencana yang
memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Menurut Beauchamp, kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan


sebagai suatu sistem yang merupakan bagian dari sistem persekolahan. Sebagai
suatu rencana pengajaran, kurikulum berisi tujuan yang ingin dicapai, bahkan yang
akan disajikan, kegiatan pengajaran, alat-alat pengajaran dan jadwal waktu
pengajaran. Sebagai suatu sistem, kurikulum merupakan bagian atau subsistem dari
keseluruhan kerangka organisasi sekolah atau sistem sekolah.

6
2.2 Konsepsi-Konsepsi Kurikulum

John D. Mc. Neil mengemukakan empat macam konsepsi kurikulum, yakni:


kurikulum humanistik, kurikulum rekontruksi sosial, kurikulum teknologi, dan
kurikulum subjek akademis.

1. Kurikulum Humanistik

Dalam pandangan humanisme, kurikulum adalah sesuatu yang dapat


menunjang perkembangan anak dalam aspek kepribadiannya. Kurikulum dapat
dilihat sebagai suatu proses yang mampu memenuhi kebutuhan individu untuk
mencapai integrasi perkembangan dalam menuju aktualisasi (perwujudan) diri.

Kurikulum humanistik bertolak dari asumsi bahwa anak adalah pertama dan
utama dalam proses pendidikan.anak adalah subjek yang menjadi sentral aktivitas
pendidikan. Anak memiliki sejumlah potensi, kemampuan, dan kekuatan untuk
berkembang sendiri. Para pendidik humanis juga berpegang pada konsep Gestalt.
Artinya, anak merupakan satu kesatuan yang menyeluru.

Bertolak dari asumsi di atas, kurikulum humanisme menekankan pada


pendidikan yang integratif (menyeluruh) antara aspek afektif (emosi, sikap, dan
nilai) dengan aspek kognitif (pengetahuan dan kecakapan intelektual). Atau, dengan
kata lain, kurikulum ini menambahkan aspek emosional kedalam kurikulum yang
berorientasi pada subjek matter (mata pelajaran).

Untuk mendapatkan pendidikan yang konfluen tersebut, ada sejumlah ciri


yang terdapat didalamnya, yaitu: Partisipasi, Integrasi, Relevansi, Self (pribadi
anak), dan Tujuan dari pendidikan.

Karakteristik kurikulum humanistik dapat dikemuakan sebagai berikut:

a. Tujuan

7
Para ahli kurikulum humanistik mempercayai bahwa fungsi kurikulum
memberikan pengalaman kepada setiap siswa untuk menunjang secara intrinsik
tercapainya perkembangan dan kemerdekaan pribadi. Mereka memandang tujuan
pendidikan sebagai proses perkembangann pribadai yang dinamis dan diarahkan
kepada pertumbuhan, integrasi, otonomi kepribadian,,sikap sehat terhadap diri
sendiri, orang lain, dan belajar. Aktualisasi diri merupakan inti kurikulum
humanistik, artinya perwujudan diri yang ideal sebagai suatu kebutuhan. Dengan
demikian anak tidak saja bertambah pengetahuannya, tetapi berkembang dalam segi
estetika maupun moralnya.

b. Metode

Kurikulum humanistik menuntut hubungan yang baik antara anak didik


dengan guru melalui suasana belajar yang menyenangkan. Karena itu, materi
pelajaran hendaknya merangsang anak ntuk belajar, sedangkan guru mendorong
para siswa untuk saling mempercayai dalam prosen belajar.

c. Organisasi

Salah satu kekuatan besar kurikulum humanistik adalah terletak pada


integrasinya. Yakni, tercapainya keseluruhan tingkah laku anak didik baik emosi,
pikiran dan tindakan. Organisasinya bertujuan untuk mengatasi kelemahan
kurikulum tradisional yang hanya berorientasi pada materi pelajaran dimana telah
gagal dalam menghubungkan psikologi anak.

d. Evaluasi

Pada kurikulum konvensional, tujuan dijadikan sebagai kriteria hasil belajar.


Sebaliknya, kurikulum humanistik justru lebih menngutamakan proses daripada
hasil. Artinya, apakah aktivitas belajar itu dapat membantu anak didik menjadi
manusia yang lebih terbuka dan mandiri.

8
2. Kurikulum rekontruksi sosial

Kurikulum reontruksi sosial ini lebih menekankan pada problem-problem


yang dihadapi murid dalam kehidupan masyarakat. Konsepsi kurikulum ini
mengemukakan bahwa pendidikan bukanlah merupakan upaya sendiri, melainkan
merupakan kegiatan bersama interaksi, dan kerja sama.

Para ahli rekontruksi sosial memandang kurikulum harus mampu menolong


siswa menyeseuaikan dengan masyarakatnya, dengan cara memberikan
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan perubahan
sosial.karena itu, kurikulum ini mempunyai tanggung jawab utama untuk
memperbaiki keadaan sosial untuk menuju masyarakat yang lebih baik. Jadi,
kurikulum ini lebih menekankan pada kepentingan individu dalam perubahan
sosial.

Karakteristik kurikulum rekontruksi sosial ini, antara lain:

a) Tujuan

Tujuan utama kurikulum ini adalah menghadapkan anak didik dengan


tantangan-tantangan hidup yang dihadapi manusia. Karena itu, isi kurikulum adalah
sebagai bekal anak didik agar mampu menghadapi tantangan kemanusiaan.

b) Metode

Guru dapat membantu anak didik menemukan minatnya dan para pembuat
kurikulum bisa menghubungkan tujuan nasional dengan tujuan ank didik. Jika
demikian, anak didik dapat menggunakan minatnya untuk memecahkan masalah-
maslah sosial. Karena itu, dalam proses belajar mengajar dibutuhkan kerja sama
yang erat antara lembaga pendidikan dengan kemasyarakatan.

c) Evaluasi

9
Evaluasi ditujukan kepada penilaian kecakapan anak didik dalam
menghadapi tujuan-tujuan kualitatif kurikulum rekorntruksi sosial. Bentuk evaluasi
yang lebih ketat diadakan pada akhir tahun ajaran, berupa ujian kmprehensif.
Evaluasi tidak hanya menilai apa yang dikuasai oleh siswa, tetapi juga menilai
pengaruh kegiatan-kegiatan sekolah terhadap masyarakat.

3. Kurikulum teknologi

Dalam pandangan teknologi, kurikulum merupakann proses teknologi untuk


menghasilkan tuntutan kebutuhan-kebutuhan tenaga yang mampu membuat
keputusan. Penerapan teknologi dalam pendidikan, khususnya kurikulum ,eliputi
dua bentuk, yakni: bentuk perangkat lunak (software) dan perangkat keras
(hardware). Dengan teknologi diusahakan terjadinya proses belajar mengajar,
terutama dalam teknik mengajar dapat dikuasai sepenuhnya sehingga dapat
menjamin hasil yang sama. Karakteristik kurikulum teknologi adalah sebagai
berikut:

1. Tujuan

Lebih menekankan pada segi perilaku dan empirik. Hasil dan proses belajar
dijabarkan dalam bentuk-bentuk yang dapat diukur atau diamati.perilaku yang
diinginkan tersebut dirumuskan dalam tujuan spesifik dan operasional yang lazim
dikenal dengan tujuan instruksional khusus (TIK).

2. Metode

Belajar diartikan sebagai proses respons terhadap stimulus yang diberikan


dan jika terjadi respons yang diharapkan, maka repons tersebut diperkuat (reward).
Siswa diarahkan untuk merespons stimulus tertentu dan mendapat reinforment
(penguat), jika benar, maka siswa dapat merespons dengan benar.

Setiap siswa mendapat kesempatan untuk memperoleh kemajuan belajar


secara individual. Setiap siswa diharapkan menguasai secara tuntas seluruh tujuan

10
yang telah dirumuskan sebelummya.pemahaman intruksional mengikuti langkah
berikut:

 Pemahaman tujuan
 Kegiatan
 Pengetahuan tentang hasil
 Organisasi
 Evaluasi
 Model pengembangan kurikulum

4. Kurikulum subjek akademik

Ini merupakan tipe tertua, sejak adanya sekolah hingga sekarang. Tipe
kurikulum ini sangat praktis, mudah disusun, mudah dilaksanakan, dan dievaluasi,
serta mudah digabungkan dengan tipe kurikulum lain.

Kurikulum subjek akademik lebih mengutamakan isi pendidikan. Isi


pendidikan bersumber dari disiplin ilmu pengetahuan. Kurikulum subjek akademis
direncanakan berdasarkan disiplin akademis sebagai titik tolak untuk mencapai
ilmu pengetahuan. Jerome bruner mengatakan, mempelajari disiplin ilmu harus
menggunakan konsep-konsep dan disiplin-disiplin yang paling fundamental, yakni
struktur ilmu tersebut.

Karakteristik kurikulum subjek akademik adalah sebagai berikut:

1. Tujuan dan fungsi

Tujuan kurikulum adalah melatih para siswa menggunakan ide-ide, gagasan-


gagasan, dan proses-proses untuk memecahkan masalah-masalah secara ilmiah.
Dengan menguasai pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, para siswa diharapkan
dapat meneruskan konsep-konsep dan metode-metode lebih lanjut kepada
masyarakat, setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.

11
2. Metode

 Exposition dan inquiri (peragaan dan penemuan)

Kedua metode ini sering digunakan dalam kurikulum akademis. Setiap ide
dijelaskan dan diuraikan sehingga dapat dimengerti. Masalah yang timbul di antara
berbagai disiplin dirumuskan dan disesuaikan, bahkan diajarkan pula metode untuk
memeriksa suatu kebenaran disiplin.

 Problem solving aproach (pendekatan penyelesaian masalah)

Anak didik dilatih untuk melakukan cara-cara pengamatan ilmiah, pembuatan


hipotesis dan pengujiannya, diberi pengertian disiplin ilmu sosial, dab dibawa pada
kesenangan untuk mendapatkan penemuan-penemuan baru untuk menyelesaikan
masalah.

 Organisasi

Ada beberapa kemungkinan pola organisasi dalam kurikulum subjek


akademik, adalah sebagai berikut:

1. Unified atau concerntrated

Topik-topik utama berperan dalam mengorganisasikan subjek matter dari


berbagai macam disiplin ilmu. Misalnya, konsep tentang energi dari aspek-aspek
psikologi, fisika, kimia, dan geologi.

2. Integrated

Keterampilan-keterampilan yang dipelajari dari satu subjek matter digunakan


sebagai alat untuk memecahkan masalahdalam bidang ilmu lain. Misalnya,
matematika diajarkan untuk memecahkan masalah-masalahilmiah.

12
 Dalam organisasi ini dipelajari bagaimana konsep dalamsuatu disiplin ilmu
dihubungkan dengan konsep-konsep disiplin ilmu lain. Disiplin-disiplin itu
tetap dipertahankan identitasnya yang terpisah. Misalnya, sejarah, geografi,
dan bahasa inggris dapat diajarkan sehingga saling menunjang.
 Comprehensive problem solving

Subjek matter tetap ada, permasalahan diambil dari permasalahan sosial sehari-
hari. Misalnya, riset, transportasi, rekreasi, dan konsumen. Anak didik harus
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam ilmu sosial, matematika dan
seni dalam usahanya untuk memecahkan permasalahan secara optimal.

Dasar-dasar organisasi yang menunjukan pengembangan ini termasuk:

1. Sederhana ke kompleks. Misalnya, mulai dari membaca huruf ke membaca


kalimat.
2. Keseluruhan menuju ke bagian-bagian. Misalnya, dari skema keseluruhan
pelajaran, sebelum mempelajari bagian-bagian secara terperinci.
3. Kronologi/urutan peristiwa. Dalam hubungan ini, peristiwa-peristiwa
dirangkai dalam urutan waktu terjadinya.
4. Jenjang belajar. Misalnya, belajar menempatkan ke dalam matrik kosong
sebelum belajr menarik kesimpulan mengenai objek yang diperlukan untuk
mengisi suatu sel kosong.
5. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui penguasaan subjek matter (mata
pelajaran).

Kurikulum subjek akademik menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi


sesuai dengan tujuan dan sifat mata pelajaran. Metode yang digunakan harus sesuai
dengan mata pelajaran yang akan dievaluasi. Misalnya, dalam bidang humaniora
(mata pelajaran kemanusiaan), esai atau uraian lebih tepat dipergunakan dari tes
objektif. Sebab, mata pelajaran ini membutuhkan jawaban-jawaban yang
mencerminkan logika, koherensi, dan integrasi yang menyeluruh. Dalam mata
pelajaran seni adalah sesuatu yang sifatnya ekspresif, memerlukan penilaian

13
subjektif yang jujur, disamping standart keindahan dan cita rasa. Begitu juga, dalam
bidang matematika, nilai tertinggi yang diberikan kepada siswa, jika siswa
menguasai landasan aksiomanya, serta benar dalam perhitungannya. Dalam ilmu
kealaman, penilaian tertinggi bukan hanya diberikan kepada penilaian yang benar,
tetapi juga kepada proses berfikir yang siswa lakukan.

2.3 Pengertian Fisika

Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam. Gejala-
gejala ini pada mulanya adalah apa yang dialami oleh indra kita, misalnya
penglihatan menemukan optika atau cahaya, pendengaran menemukan pelajaran
tentang bunyi, dan indra peraba yang dapat merasakan panas.1
Menurut sejarah, fisika adalah bidang ilmu yang tertua, karena dimulai dengan
pengamatan-pengamatan dari gerakan benda-benda langit, bagaimana lintasannya,
periodenya, usianya, dan lain-lain. Bidang ilmu ini telah dimulai berabad-abad yang
lalu, dan berkembang pada zaman Galileo dan Newton. Galileo merumuskan
hukum-hukum mengenai benda yang jatuh, sedangkan Newton mempelajari gerak
pada umumnya, termasuk gerak planet-planet pada sistem tata surya.

Awal mula adanya ilmu fisika ini lebih pada berbagai macam pertanyaan
yang timbul dalam benak manusia mengenai segala apa yang ada dan terjadi di alam
ini yang membuat manusia melakukan berbagai upaya guna mencari jawabannya.
Salah satunya adalah dengan melakukan pengamatan yang dilanjutkan dengan
penelitian yang akhirnya akan mendapatkan suatu hasil sebagai jawaban berupa
teori mengenai fenomena alam yang ada dalam hukum-hukum fisika.

2.4 Konsepsi Fisika


Ada beberapa konsepsi mengenai tentang fisika sebagai berikut:

14
 Menurut KBBI, fisika yaitu ilmu tentang zat dan energi seperti panas,
bunyi, cahaya dan sebagainya.
 Hough D Young yang mengatakan bahwa fisika adalah suatu ilmu yang
sangat dasar dari berbagai ilmu pengetahuan lain.
 Menurut ensiklopedia, fisika adalah ilmu yang didalamnya mempelajari
benda dan gerakannya serta manfaatnya bagi kehidupan manusia.
 Berdasarkan sejarah, fisika adalah ilmu tertua karena ilmu ini diawali
dengan kegiatan mengamati benda-benda yang ada di langit,
periodenya, bagaimana usianya dan lintasannya. Oleh sebab itu, fisika
merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang paling dasar dan
banyak digunakan sebagai dasar untuk ilmu-ilmu lain yang berkaitan

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik


pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang
dianutnya. Kurikulum merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus
disampaikan guru kepada siswa. Banyak orangtua atau guru kalau ditanya
tentang kurikulum akan memberikan jawaban sekitar bidang studi atau mata-mata
pelajaran. Lebih khusus mungkin kurikulum diartiakan hanya sebagai isi pelajaran.

John D. Mc. Neil mengemukakan empat macam konsepsi kurikulum, yakni:


kurikulum humanistik, kurikulum rekontruksi sosial, kurikulum teknologi, dan
kurikulum subjek akademis.

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman


belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Terdapat beberapa prinsip
kurikulum, yaitu: prinsip umum dan prinsip khusus.

Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam. Gejala-
gejala ini pada mulanya adalah apa yang dialami oleh indra kita, misalnya
penglihatan menemukan optika atau cahaya, pendengaran menemukan pelajaran
tentang bunyi, dan indra peraba yang dapat merasakan panas.

16
Daftar Pustaka

PROF. DR. S. Nasution, M. (1993). Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti.

Sukmadinata, Nana S. (2009). Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Syarief, D. A. (1996). Pengembangan Kurikulum. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Prof. Dr. Nana Syaodih S., pengembangan kurikulum teori dan praktek,

(bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), hlm.4-5.

Drs. A. Hamid Syarief, pengembangan kurikulum, (Surabaya: PT Bina Ilmu,

1996), hlm. 21-28.

Prof. Dr. S. Nasution, M.A., pengembangan kurikulu, (bandung: PT Citra Aditya

Bakti, 1993), hlm. 32.

17

Anda mungkin juga menyukai