112

KERAGAMAN BUDAYA
BANGSA SEBAGAI
IDENTITAS NASIONAL

EKA PURNAMA SARI


Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis keragaman
budaya bangsa sebagai
identitas nasional berdasarkan
keunikan dan sebaran.
4.6 Membuat peta persebaran
budaya daerah sebagai bagian
dari budaya nasional.
Indikator
1. Mengungungkapkan pengaruh
geografis terhadap keragaman
budaya di Indonesia.
2. Mengklasifikasikan persebaran
keragaman budaya di
Indonesia.
3. Menguraikan pembentukan
kebudayaan nasional.
4. Menganalisis pelestarian dan
pemanfaatan produk
kebudayaan Indonesia dalam
bidang ekonomi kreatif dan
pariwisata.
5. Menganalisis kebudayaan
Indonesia sebagai bagian dari
kebudayaan global.
KERAGAMAN BUDAYA
INDONESIA
B
udaya berasal dari bahasa
Sansekerta Budhayah, bentuk
jamak dari Buddhi yang
berarti akal. Budaya adalah
daya dari budi yang berupa cipta rasa
dan karsa. Budaya mejadi bekal
anggota masyarakat sebagai pedoman
perilaku dalam bertindak. Manusia
dengan akalnya mengembangkan
113
tindakan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sistem tindakan tesebut
diperoleh dari proses belajar sepanjang
hidup.
Kebudayaan merupakan hasil
buah budi manusia untuk mencapai
kesempurnaan hidup. Menurut ilmu
antropologi Kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan. Tindakan,
dan tindakan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
Kebudayaan memiliki dua
macam yakni kebudayaan material
(lahir) diwujudkan dalam bentuk
kebendaan seperti rumah, gedung dan
mesin-mesin, pakaian, dan lainnya dan
kebudayaan immaterial (spiritual/batin)
terwujud dalam bentuk sitiadat, bahasa,
ilmu pengetahuan pertanian,
kekerabatan, toleransi, dan alat
pertanian. Budaya terbentuk dari
berbagi unsur yang saling berkaitan
antara lain ide, artefak dan aktivitas.
Gambar 6.1 Keragaman Budaya Indonesia
Sumber: https://bukubiruku.com/keragaman-
budaya-indonesia/
Unsur-unsur Budaya yaitu:
1. Bahasa, merupakan alat pengantar
dalam berkomunikasi. Bahasa
ditentukan oleh adat istiadat,
wilayah dan keadaan
demografisnya. Sehingga, setiap

daerah memiliki bahasa yang
berbeda satu dengan lainnya.
Pendududuk yang tinggal di
Malang berbeda bahsanya dengan
penduduk yang tinggal di Surabaya.
2. Sistem Pengetahuan,
pengetahuan sangat berguna untuk
melahirkan ide-ide yang baru dan
kreatif. Budaya terciptadan
berkembang dari pengetahuan.
Pengetahuan juga menjadi elemen
dalam mempertahankan
keberadaan budaya tersebut.
3. Organisasi Sosial, manusia adalah
makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Manusia
membutuhkan manusia lain dalam
hidupnya. Sehingga organisasi
sosial muncul sebagai salah satu
upaya pemenuhan kebutuhan
tersebut.
4. Peralatan Kehidupan dan
Teknologi, peralataan dan
teknologi dikembangkan untuk
mempermudah pekerjaannya dan
menakhlukkan lingkungan.
Masyarakat akan membuat dan
mengembangkan peralatan dan
teknologio sesuai dengan
kebutuhannya. Masyarakat petani
dan peladang membuat alat
pertanian seperti cangkul dan arit
untuk memmudahkannya bercocok
tanam.
5. Mata pencaharian, manusia
memiliki naluri untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Manusia berusaha mendapatkan
sumber kecukupannya melalui
pekerjaan atau mata pencaharian.
Mata pencaharian biasanya sesuai
dengan karakteristik lingkungan
114
dan masyarakat sekitar.
Masyarakat yang tinggal di pesisir
laut dan sungaai cenderung
bermata pencaharian sebagai
neelayan. Sedangkan masyarakat
dataran tinggi atau pegunungan
bermata pencaharian sebagai
petani.
6. Sistem Religi, sistem religi
muncul dalam rangka pemenuhan
manusia terhaadap penciptanya.
Manusia memiliki kesadaran
bahwa alam semesta dan seisinya
ada yang memiliki. Masing-masing
manusia memiliki kepercayaan
masing-masing terhadap tuhan. Di
Indonesia terdapat beberapa
kepercayaan atau agama yakni
Islam, Kristen, Katolok-Protestan,
Hindu, Budha dan agama lainnya.
7. Kesenian, kesenian merupakan
hasil karya manusia yang tercipta
untuk memenuhi kebutuhan psikis
manusia. Kesenian yang tercipta
dari apa yang diras dan didengar
oleh manusia.
GEO-LINK
Jika kamu penasaran dengan
keanekaramana kebudayaan di
Indonesia. Kamu bisa
mengunjungi situs berikut:
http://www.kebudayaanindonesia.
com/ Atau
http://kebudayaanindonesia.net/

1. PENGARUH FAKTOR
GEOGRAFIS TERHADAP
KERAGAMAN BUDAYA DI
INDONESIA.
Pembentukan suatu budaya sangat
dipengaruhi oleh Faktor geografis
daerahnya. Faktor geografis adalah
aspek alam yang memengaruhi
kehidupan manusia. Perkembangan
budaya sesuai dengan karakteristik dan
pemenuhan kebutuhan manusia
disekitar daerah itu. Kebudayaan di
Indonesia sangatlah beragam. Hal ini
dikarenakan Indonesia merupakan
negara kepualauan. Oleh karena itu
perbedaan budaya dipengaruhi oleh
faktor batas-batas geografis. Faktor
tersebut antara lain:
a. Letak Geografis
Indonesia terdiri dari atas ribuan
pulau yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke. Keadaan geografis
Indonesia memaksa penduduk untuk
tinggal menetap terpisah satu sama
lain. Karena keterbatasan teknologi
komunikasi pada masa lalu
menyebabkan adanya isolasi
geografi antarmasyarakat di
berbagai pulau. Isolasi geografis
mengakibatkan penduduk yang
menempati daerah tersebut tumbuh
dan berkembang menjadi kesatuan
suku bangsa yang hidup terisolasi
dengan suku bangsa lainnya.
Akibatnya, mereka mengembangkan
budaya masing-masing.
Misalnya kebudayaan Suku Bajo
dengan Kebudayaan Suku Dayak.
Kebudayaan di Pulau Sumatera
berbeda dengan kebudayaan
masyarakat di Pulau Jawa.
115
b. Posisi Strategis
Indonesia memiliki posisi yang
strategis diantara budaya Barat,
budaya Timur, diantara paham
kapitalis/liberalis dan paham
komunis. Indoneisa memiliki letak
strategis yakni berada diantara dua
benua yakni benua Eurasia dan
Australia serta dua samudera yakni
Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik yang menjadi perlintasan
hubungan antar bangsa dan jalur
perdagangan Asia-Australia-
Amerika dan Afrika.
Menurut Koentjaraningrat
budaya Indonesia banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan
Hindu-Bidha, Islam, dan Eropa.
Bangsa asing yang menjalin
hubungan dalam berbagai bidang
misalnya ekonomi (gold), kekuasaan
(glory), dan agama (gospel).
Misalnya, kebudayaan di Pulau
Timor yang dahulu dijajah oleh
Portugis berbeda dengan
kebudayaan di Maluku yang dijajah
oleh Belanda.
c. Kondisi Ekologi
Kondisi ekologi terbentuk dari
struktur tanah, iklim, dan topografi
memberikan kontribusi bagi kondisi
penduduk baik dari segi ekonomi,
sosial, dan budaya. Penduduk
mengembangkan budaya sesuai
dengan kondisi ekologis wilayah
setempat. Perbedaan ekologi
tersebut mempengaruhi keragaman
budaya di Indonesia. Misalnya,
upacara larung sesaji dan Kasada
merupakan bentuk ucapan
 116

terimakasih masyarakat kepada sang

Pencipta. Perbedaan geografis kedua PREVIEW
wilayah tersebut menyebabkan
upacara dilaksanakan ditempat yang Kebudayaan Indonesia sangat
berbeda. beragam. Setiap provinsi
memiliki ciri khas budaya
lokal.
 Mengapa hal tersebut
dapat terjadi?
 Apakah faktor penyebab
terjadinya perbedaan
budaya?

Gambar 6.2 Tradisi Kasodo di Gunung

Berdasarkan perbedaan
Bromo.
Sumber: tersebut, budaya memiliki
http://www.wisatagunungbromo.com/tradis karakteristik masing-masing.
i-upacara-kasada-di-gunung-bromo.html  Bagaimanakah karakteristik
budaya di daerahmu?
 Apakah ada daerah yang
memiliki budaya sama
dengan daerahmu?

Kebudayaan merupakan jatidiri

bangsa Indonesia sehingga
keberadaannya menjadi sangat
penting.
Gambar 6.3 Tradisi Larung Saji di  Bagaimanakanh upaya
Sembonyo Trenggalek.
pelestaraian kebudayaan di
Sumber:
https://jatim.antaranews.com/berita/118625/ Indonesia dari pengaruh
nelayan-prigi-gelar-ritual-sedekah-laut- budaya luar (asing) yang
sembonyo telah masuk dan
berkembang di Indonesia?
 Apakah yang dapat kamu
lakukan sebagai generasi
muda Indonesia dalam
melestarikan budaya
Indonesia?.

2. PERSEBARAN KERAGAMAN
BUDAYA DI INDONESIA.
Keanekaragaman budaya di
Indonesia ditunjukkan pada bentuk
kebudayaan yang dimiliki oleh setiap
provinsinya. Hal ini tercermin pada
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang
artinya berbeda-beda namun tetap satu.
Keanekaragaman tersebuat yakni
keragaman suku bangsa, ras, agama
dan bahasa. Keragaman budaya
berdasarkan wilayahnya akan lebih
dijelaskan sebagai berikut:
a. Region Budaya Batak
Region budaya Batak sebagian
besar mendiami daerah pegunungan
Sumatera Utara mulai dari perbatasan
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam di
sebelah Utara hingga perbatasan
Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera
Barat bagian Selatan. Kehidupan
masyarakat Batak dipengaruhi oleh
agama Islam, Kristen yang masuk sejak
abad ke-19.
Masyarakat batak menganut
beberapa agama diantaranya Islam,
Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
Masyarakat Batak memiliki tiga konsep
jiwa atau roh yakni Tondi, Sahala, dan
Begu. Suku bangsa Batak mengenal
sistem kekerabatan patrilineal yakni
mengikuti garis keturunan laki-laki
(ayah). Kesenian khas suku Batak
tercermin dari motif-motif khas kain
ulos, upacara kematian, dan pakaian
adat serta lagu-lagu daerah.
117
Gambar 6.4 Masyarakat Suku Batak dan
Rumah Adat Bolon.
Sumber:https://www.yukepo.com/hiburan/indo
nesiaku/inilah-7-fakta-unik-suku-batak-yang-
bikin-kamu-mau-teriak-horas/
b. Region Budaya Minangkabau
Region budaya Minangkabau
berada di wilayah Sumatera Barat,
sebagian daratan Provinsi Riau,
Provinsi Bengkulu bagian Utara, dan
Barat Daya Nangroe Aceh Darussalam.
Masyarakat Minangkabau merupakan
pemeluk agama Islam. Masyarakat
Minang kabau menganut sistem
kekeranatan matrilineal yakni
mengikuti garis keturunan dari pihak
perempuan (ibu). Kekuasaan
sepenuhnya di pihak istri dan anak-
anaknya walaupun suami yang mencari
nafkah kedudukan ayah berada di luar
keluarga istri dan anak-anaknya.
Gambar 6.5 Masyarakat Suku Minangkabau
dan Rumah Adat Gadang
Sumber:http://www.pelangiholiday.com/2015/
11/minang-village-pusat-dokumentasi-
kebudayaan-minangkabau.html
c. Region Budaya Sunda
Region budaya Sunda berasal
dari daerah Pasundan, Jawa Barat.
Secara geografi disebelah timur

dibatasi oleh Sungai Cilosari dan
Citanduy yang menjadi pemabatas
bahasa Sunda dan Jawa. Masyarakat
Sunda merupakan pemeluk agama
Islam.
Orang Sunda merupakan
pemeluk agama yang taat dalam
melaksanakan ajaran agamanya
meskipun di beberapa desa masih
mempercayai hal-hal yang bersifat gaib
dan tahayul. Masyarakat Sunda
menganut sistem kekerabatan parental
yakni mengikuti garis keturunan dari
kedua orang tuanya (ayah dan ibu).
Keseniannya meliputi seni pertunjukan
tradisional seperti calung, angklung,
gendang, pencak, debus, sisingan,
wayang golek, dan lain-lain. seni tarian
jaipong, merak dan patilaras.
Gambar 6.6 Tradisi Panen Padi Suku Sunda
Sumber:http://traditionalculture94.blogspot.co.i
d/2013/03/sundanese-rice-harvest-festival.html
d. Region Budaya Jawa
Region budaya Jawa meliputi
seluruh bagian tengah dan timur Pulau
Jawa. Bahasa jawa mengenal dua
tingkatan yakni bahasa Jawa ngoko
yang digunakan untuk orang yang
dikenal akrab, lebih muda, dan status
sosialnya lebih rendah, dan bahasa
Jawa kromo yang digunakan pada
orang yang belum dikenal, sebaya atau
lebih tua/tinggi baik dalam usia, derajat,
mapun status sosialnya.
118
Suku jawa umumnya merupakan
pemeluk agama Islam, namun
masyarakatnya masih percaya dengan
suatu kekuatan yang disebut kesakten.
Seperti percaya pada arwah leluhur,
makhluk halus jin, dan benda keramat.
Masyarakat juga melakukan pemujaan,
memberikan sesaji, berpuasa dan
mengadakan selamatan.
Suku Jawa menganut sistem
kekerabatan bilateral yang tercermin
dari keseniannya yang dipengaruhi oleh
budaya luar. Suku Jawa memiliki
pakaian adat pada masing-masing
daerah dan bentuk rumah tradisional
seperti bentuk joglo adalah rumah adat
Jawa Tengah, sedangkan Bangsal
Kencono merupakan rumah adat
Keraton Yogyakarta. Jenis tarian yang
terkenal antara lain tarian Serimpi
(Keraton Yogyakarta), tari Kendalen
(tari keprajuritan), tari Merak, tari Jejer,
tarian Sakral, dan seni pertunjukan
Reog Ponorogo.
Gambar 6.7Tari Tradisional Jawa Klasik
Sumber:
https://tanahmemerah.wordpress.com/lawak/ba
hasa-indonesia/maestro-tari-jawa-klasik/
e. Region Budaya Bali
Masyarakat Bali terbentuk akibat
perngaruh budaya Hindu-Jawa di Bali.
Terdapat dua golongan masyarakat di
Bali yakni Bali-Aga dan Bali
Majapahit. Bali-Aga merupakan
masyarakat yang kebudayaannya

kurang terpengaruh, sedangkan Bali-
Majapahit merupakan masyarakat yang
sangat dipengaruhi oleh kebudayaan
Hindu-Budha. Suku Bali umumnya
menganut agama Hindu-Bali yang
ajarannya berasal dari kebudayaan asli
Bali.
Masyarakat Bali percaya pada
konsep satu Tuhan dan satu Trimurti
yakni Brahmana (Dewa Pencipta),
Syiwa (Dewa Penghancur), dan Wisnu
(Dewa Pelindung). Kitab sucinya
disebut Weda. Perkawinan Suku Bali
ditentukan oleh kasta. Wanita dari
kasta tinggi tidak boleh menikah
dengan laki-laki dari kasta rendah
begitupun sebaliknya. Seni bangunan
terlihat pada bangunan-bangunan di
Bali seperti pada Gapura Candi Bentar
dan seni tradisional terlihat pada tari
tradisional yakni Tari Sanghyang, Tari
Barong, Tari Kecak dan tari tradisonal
lainnya.
Gambar 6.8 Masyarakat Bali yang akan
sembahyang
Sumber:http://www.infobudaya.net/2017/08/li
ma-tempat-wisata-budaya-yang-wajib-
dikunjungi-di-bali/
f. Region Budaya Dayak
Suku dayak berada di Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Selatan. Suku
Dayak terkenal dengan keterampilan-
nya menganyam rotan yang berupa
tikar, topi dan keranjang serta membuat
119
kain tenun dari kapas dan kulit kayu.
Sistem religi suku bangsa Dayak
adalah Kaharingan (air kehidupan). Air
kehidupan dalam mitologi kuno
masyarakat Dayak merupakan sumber
kehidupan manusia.
Selain itu suku Dayak dengan
agama ini percaya bahwa alam semesta
penuh dengan makhluk-makhluk halus
dan roh-roh (ngaju ganan) yang
menempati batu-batu besar, pohon-
pohon besar, hutan belukar, sungai, dan
danau. Suku Dayak menganut sistem
kekerabatan Ambilineal, yakni garis
keturunan laki-laki dan perempuan
memungkinkan individu untuk memilih
garis keturunannya sendiri.
Gambar 6.9 Tradisi Kuping Panjang Suku
Dayak
Sumber: https://rlilik.weebly.com/blog/_0053
Pakaian adat laki-laki disebut
ewah (cawat) yang terbuat dari kayu,
dan pakaian perempuan menggunakan
kain sarung dan baju yang juga terbuat
dari kulit kayu. Rumah adatnya disebut
dengan Rumah Panjang. Sedangkan
tarian tradisonalnya antara lain Tari
Balean Dades, Tari Tambun, dan Tari
Bungai.
g. Regiona Budaya Bugis-
Makassar
Region budaya Bugis-Makassar
adalah Sulawesi Selatan yang terbagi
dalam empat suku bangsa yakni Bugis,

Makassar, Toraja, dan Mandar. Suku
Bugis menggunakan bahasa Ugi dan
suku bangsa Makassar menggunakan
bahasa Mangasara.
Sistem kepercayaan masyarakat-
nya terbagi menjadi dua yakni
kepercayaan Lo Tang dan Agama Islam.
Lo Tang adalah kepercayaan yang
menyembah Dewata Sawwa sebagai
tuhan.sistem kekerabatan masyarakat
Bugis disebut dengan Assiajingeng
yang tergolong bilateral/parental yaitu
suatu sistem kekerabatan yang
mengikuti lingkungan pergaulan hidup
dari ayah atau ibu atau garis keturunan
berdasarkan kedua orang tuanya.
Hubungan keluarga menjadi luas
karena selain menjadi anggota keluarga
ibu anak juga menjadi anggota
keluarga ayah. Kerajinan rumah tangga
yang paling khas adalah tenunan
sarung sutra dari Mandar dan Wajo.
Gambar 6.10 Masyarakat Suku Toraja
Sumber:http://www.thecolourofindonesia.com/
2015/10/demografi-sulawesi-selatan.html
h. Region Budaya Papua
Region budaya ini menempati
sebela barat Pulau Papua dan Papua
New Guinea. Suku Papua merupakan
satu rumpun dengan penduduk Benua
Australia asli yakni Amborigin yang
terdiri 466 suku bangsa. Namun
terdapat suku bangsa terbesar yakni
suku Dani, Ahmad, Bauzi, Asmat, dan
Amungme. Daerah kebudayaan suku
120
Asmat yakni pegunungan yang lebat di
bagian selatan Papua (Irian).
Suku Asmat menggunakan
bahasa lokal yang disebut bahasa
Asmat, yang merpakan bahasa non-
Melanesia (bahasa Irian-Papua). Suku
Asmat mempercayai bahwa mereka
merupakan keturunan dewa yang turun
dari dunia gaib di sebrang laut di
belakang ufuk matari yang terbenam
setiap hari. Suku bangsa Asmat
mempercayai bahwa upacara
merupakan cara untuk berkomunikasi
dengan arwah leluhur dan tercermin
dalam ukiran topeng dan perhiasan
perisai. Pembuatan patung
membutuhkan waktu semalam penuh
dengan diiringi dengan pesta makan,
nyanyian, dan tarian.
Gambar 6.11 Pesta Budaya Suku Asmat
Sumber:http://cepsmine.blogspot.co.id/2012/12
/asmat-cultural-feast-2011-pesta-budaya.html
Garis keturunan ditarik secara
patrilineal (garis keturan laki-laki)
dengan adat menetap sudah menikah
secara virilokal. Virilokal adalah
menentukan bahwa pasangan suami
istri diharuskan menetap di sekitar
kaum kerabat suami. Sistem kesenian
suku Asmat berkaitan erat dengan
sistem religi dan kepercayaan. Orang
Asmat terkenal dengan keahliannya
dapam membuaat patung, ukiran,
topeng perisai, tifa dan tombak serta

peralatan rumah tangga seperti kapak
dari batu. Orang Asmat sangat
sederhana dalam hal merias diri mereka
dengan menggunakan bahan alam.
Warna merah dihasilkan tanah merah,
merah dari kerang yang dihaluskan dan
warna hitam dihasilkan kayu yang
dibakar.
TUGAS!
Amatilah lingkungan tempat
tinggal ada, identifikasi budaya
lokal yang ada disekitar anda.
Tulislah hasil pengamatan anda
dalam bentuk esai kemudian
presentasikan di depan kelas!
3. PEMBENTUKAN
KEBUDAYAAN NASIONAL.
Kebudayaan Indonesia adalah
seluluh kebudayaan nasional dan
kebudayaan lokal (daerah), serta
kebudayaan asing yang telah ada di
Indonesia sebelum kemerdekaan 1945.
Budaya lokal (daerah) adalah suatu
kebiasaan disuatu wilayah atau daerah
tertentu yang diwariskan secara turun
temurun. Budaya nasional adalah
gabungan dari beberapa budaya daerah
yang ada di Indonesia. Kebudayaan
nasional adalah kebudayaan yang
diakui sebagai identitas nasional.
Konsep kebudayaan Indonesia
disini mengacu kepada nilai-nilai yang
dipahami, dianut, dan dipedomani
bersama oleh bangsa Indonesia. Nilai-
nilai inilah yang kemudian dianggap
sebagai nilai luhur, sebagai acuan
pembangunan Indonesia. Nilai-nilai itu
antara lain adalah taqwa, iman,
121
kebenaran, tertib, setia kawan, harmoni,
rukun, disiplin, harga diri, tenggang
rasa, ramah tamah, ikhtiar, kompetitif,
kebersamaan, dan kreatif. Nilai-nilai itu
ada dalam sistem budaya etnik yang
ada di Indonesia.
Pembentukan kebudayaan
nasional dilatar belakangi oleh adanya
perasaan senasib sepenanggngan,
sependeritaan, dan sama-sama berjuang
untung membebaskan diri dari
kekuasaan bangsa asing. Pembentukan
kebudayaan nasional juga ditandai
dengan keadaan sejarah nasional yang
menggambarkaan kesatuan dan
persatuan antar suku bangsa di
Indonesia. Pertama, Adanya dua
kerajaan besar (Sriwijaya dan
Majapahit) yang telah mempersatukan
Nusantara secara sosial ekonomi.
Kedua, Adanya pergerakan Nasional
Indonesiayang menolak dominasi isu
kesukuan hingga lahir Sumpah
Pemuda pada tahun 1928.
Sumpah Pemuda 20 Oktober
1928, para pemuda dari bertekad untuk
menyatukan Indonesia dengan
menyamakan pola pikir bahwa
Indonesia memang berbeda budaya
pada setiap daerah namun tetap dalam
satu kesatuan Indonesia Raya dalam
semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Kebudayaan Nasional terbentuk dari
berbagai kebudayaan daerah yang telah
mengalami akulturasi dan asimilasi
dengan kebudayaan daerah lain dan
berkembang menjadi kebudayaan
nasional bangsa.
Akulturasi adalah proses sosial
yang timbul akibat suatu kebudayaan
tertentu (asli) yang secara perlahan
bercampur dengan kebudayaan asing.

Namun, masuknya kebudayaan asing
tidak memjadikan kebudayaan asli
kehilangan unsur budaya aslinya.
Mislnya seni arsitektur Indonesiayang
terakulturasi budaya China dan Eropa.
Asimilasi adalah pembaharuan
dua atau lebih kebudayaan yang
ditandai dengan hilangnya kebudayaan
asli dan membentuk suatu kebudayaan
baru. Asimilasi menghilangkan
perbedaan-perbedaan yang ada diantara
dua atau lebih kebudayaan tersebut
sehingga tercipta kebudayaan lain yang
berbeda dari keduanya. Selain itu
terdapat juga Amalgasi yakni proses
penyatuan dua atau lebih ras atau
kebudayaan melalui perkawinan.
Kearifan Lokal Sebagai Bagian
Budaya Nasional.
Kearifan lokal (Local Wisdom)
adalah tata nilai atau perilaku hidup
masyarakat lokal dalam berinteraksi
dengan lingkungan tempatnya hidup
secara arif. Kearifan lokal berasal dari
nenek moyang yang menyatu dalam
kehidupan manusiayang diturunkan
dari generasi ke generasi. Kearifan
lokal tercermin dalam kehidupan
masyarakat seperti budaya, religi, dan
adat istiadat.
Kearifan lokal berfungsi sebagai
pedoman, pengendali, aturan dan
rambu-rambu berperilaku terhadap
alam dan atar umat manusia. adapun
fungsi kearifan lokal sebagai berikut:
1. Sebagai bentuk konservasi
sumberdaya alam.
2. Untuk mengembangkan sumber
daya manusia.
3. Pengembangan kebudayaan dan
ilmu pengetahuan.
122
4. Sebagai petuah, kepercayaan,
sastra, dan pantangan.
5. Bermakna sosial, sebagai penguat
solidaritas masyarakat.
6. Modal utama dalam membangun
masyarakat tanpa merusak
tatanan sosial dengan lingkungan
alam.
Bentuk Kearifan Lokal dalam
Budaya Nasional
Bentuk kearifan lokal dalam
masyarakat sangat beragam antara lain
nilai, norma, kepercayaan dan aturan-
aturan khusus. Adapun antara lain
sebagai berikut:
1. Kearifan lokal dalam bidang
pertanian.
 Subak di Bali, Subak merupakan
seatu organisasi masyarakat adat
yang mengelolairigasi untuk
sistem pertanian. Karakteristik
subak adalah sosio-agraris-religius
yang berlandaskan pada ajaran
Hindu-Bali yakni Tri Hita Karana.
Karakteritik ini menekankan pada
keseimbangan dan keharmonisan
antara manusia, alam dan Tuhan
sebagai pencipta alam semesta.
Selain Subak terdapat beberapa
kearifan lokal serupa diantaranya
Dharma Tirta di Jawa Tengah,
Mitracai di Jawa Barat, dan Tolai
di Sulawesi Tengah.
Gambar 6.12 Sistem Irigasi di Bali
(Subak)
Sumber:http://suwiartatoursbali.com/Acti
vities/the-journey-of-bali-countryside/

 Pranoto Mongso (Penentuan
Musim) di Jawa, sebuah sistem
perhitungan musim/mongso
bercocok tanam yang mengandal-
kan tanda-tanda alam dan sesuai
dengan kalender Jawa.
 Nyabuk Gunung (memberi sabuk
pada gunun) di Jawa, sistem
pertanian dengan membuat teras
sawah sesuai garis kontur gunung
(Contour planting). Wilayah yang
menerapkan sistem ini atara lain
petani lereng Gunung Sindoro dan
Sumbing. Di Jawa Barat sistem ini
disebut dengan Gais Gunung dan
di Bali disebut Sengkedan.
 Masyarakat Undau Mau di
Kalimantan Barat, merupakan
cerminan dari tata ruang klasifikasi
hutan, permukiman, dan
pemanfaatannya. Aturan adat
masyarakat Undu Mau adalah
pembukaan hutan (rimba) harus
melalui persetujuan ketua adat.
Pengolahan lahan pertaniannya
dikenal dengan sistem Bera yakni
tanah yang telah terpakai tidak
dignakan lagi kurang lebih 7-10
tahun agar kembali menjadi subur
lagi.
2. Kearifan lokal dalam falsafah,
tradisi, dan kepercayaan.
 Kearifan Suku Mentawai,
Sumatera Barat, masyarakat
percaya bahwa hasil alam adalah
milik bersama yang harus dijaga
kelestariannya. Pembukaan lahan
harus seizin roh-roh leluhur
dengan melakukan upacara adat.
 Falsafah hidup Suku Baduy di
Banten, masyarakat sangat
123
menghormati alam dan tercermin
dari perilaku dan falsafah hidup
yang tidak mengeksploitasi alam.
Bembagian wilayah dan
pemanfaatan air untuk kehidupan
sehari-hari (memasak, mandi, cuci
dan buang air) agar kualitas air
tetap terjaga. Permukiman Suku
Baduy mengikuti kontur tanah.
3. Kearifan lokal dalam
pemanfaatan sumberdaya alam.
 Konservasi Laut Orang Bajo di
Togean, orang Bajo merupakat
pelaut tangguh. Laut merupakan
bagian hidup mereka. Orang Bajo
menerapkan konsep pemanfaatan
tanah, air tawa, laut dalam batas
atau kadar sesuai kebutuhan.
Nelayan akan melepaskan minimal
dua ekor ikan ke laut sebagai
ucapan terimaksih.
 Kepercayaan terhadap alam di
Papua yakni te aro neweak lako
(alam adalah aku), tanah adalah
bagian hidup manusia. seperti
pandangan mereka terhadap
Gunung Erstberg dan Grasberg
yang dipercaya sebagai kepala ibu
(mama). Pengambilan, pemanfaat-
an dan pengolahan alam dilakukan
secara hat-hati.
 Tradisi Tana Ulen Suku Dayak
Kenyah di Kalimantan Timur,
konsep konservasi lingkungan
yakni masyarakat dilarang
membuat ladang, menebang pohon,
membakar hutan dan melakukan
aktivitas merusak alam. Hasil
hutan yang dapat diambil
diantaranya rotan, buah-buahan,
ikan, kayu manis dan binatang.

4.Kearifan lokal dalam cerita
budaya, petuah, dan sastra.
 Pasang Ri Kajang, pesan leluhur
masyarakat adat Kajang Tana
Toa, Kabupaten Bulukumba yang
terdiri dari 120 pasal dan 19 pasal.
Pesan leluhur (lisan dan tulisan)
berisi sistem pengelolaan
lingkungan. Salah satunya adalah
“Anjo boronga anre nakkulle
nipanraki. Punna nipanraki
boronga, nupanraki kalennu”
artinya Hutan tidak boleh di
rusak. Jika engkau merusaknya,
sama halnya merusak dirimu
sendiri. Selainitu ada “Anjo
natahang ri boronga karana
pasang. Rettopi tanayya rettoi
ada” artinya hutan bisa lestari
karena dijaga oleh adat. Jika
bumi hancur, hancur pula adat.
 Semong dalam cerita rakyat,
Semong atau Smong adalah seni
tutur bahasa yang dimiliki oleh
masyarakat Aceh. Semong
menjadi sebuah mitigasi bencana
yang menyerukan penduduk lari
ke bukit ketika terjadi gempa.
 Kearifan lokal dalam sastra
Melayu, yang sangat di junjung
tinggi. Salah satunya yakni
Adat orang beriman hidup
Tahu menjaga laut dah hutan
Tahu menjaga kayu dan kayan
Tahu menjaga binatang hutan
Tebasnya tidak menghabiskan
Tenagnya tidak memusnahkan
Bakarnya tidak membinasakan.
124
5. Kearifan lokal dalam mitos
masyarakat.
 Hutan larangan (leuweung
larangan) di Kampung Naga,
Jawa Barat memiliki aturan untuk
tidak memasuki hutan larangan
karena bisa celaka. Hutan
merupakan penyokong ketersedian
air bagi masyarakat Kampung
Naga untuk itu kelestariannya
harus dijaga.
 Lubuk Larangan,Sumatera Barat
merupakan kearifan lokal dalam
melestarikan wilayah sungai dan
danau/waduk serta ekosistemnya.
Penduduk di larang mengambil
ikan pada saat-saat tertentu dan
hanya diperbolehkan mengguna-
kan alat yang ramah lingkungan.
 Mitos terhadap pohon-pohon dan
hewan keramat banyak ditemui di
Indonesia seperti Jawa dan Bali.
Bagi penduduk Jawa dan Bali
pohon besar dihuni oleh roh-roh
pohon sehingga tidak boleh
ditebang. Pohon besar berfungsi
sebagai penyeimbang alam,
penyimpan cadangan air, dan
penyedia oksigen. Hewan keramat
juga dilarang dibunuh antara lain
ular, kucing, burung gagak, burung
hantu, buaya, burung enggang dan
hewan lainnya.
6. Kearifan lokal dalam seni
arsitektur rumah adat.
Konsep kearifan lokal dalam seni
arsitektur rumah-rumah adat di
Indonesia. Rumah dibangun dan
memiliki bentuk yang disesuaikan
dengan keadaan alam. Contohnya,
rumah adat di Bali dengan kearifan

lokalnya terbukti ramah lingkungan,
memperhatikan konsep Tri Hita Karana,
Tri Mandala, Asta Bumi, dan Asta
Kosala Kosali. Kearifan lokal juga
tercermin dalam ukiran, penggunaan
bahan bangunan ramah lingkungan,
posisi rumah, hingga tata letaknya.
Contoh lainnya, rumah adat Batak
(Bolon) yang menggambar cicak pada
dinding rumah. Cicak memiliki
falsafah dapat hidup dirumah mana saja.
Artinya Orang Batak dapat beradaptasi
dengan lingkungannya seperti cicak.
Ornamen dan dekorasi rumah adat
dibuat dengan berbagai bentuk yang
memiliki makna dan lambang dari
bersatunya keluarga dan permohonan
keselamatan.
Gambar 6.13 Ornamen Cicak pada Rumah
Adat Batak (Bolon)
Sumber:
https://solup.blogspot.co.id/2016/11/filosofi-
cicak-dan-payudara-bagi-orang.html
TUGAS!
Carilah kearifan budaya lokal dari
daerahmu atau negara lain yang
patut untuk dijadikan contoh dari
media cetak dan elektronik.
Buatlah kliping. Presentasikan di
depan kelasmu dan diskusi-kan
dengan teman-temanmu.
125
4. PELESTARIAN DAN
PEMANFAATAN PRODUK
KEBUDAYAAN INDONESIA
DALAM BIDANG EKONOMI
KREATIF DAN PARIWISATA.
Produk kebudayaan merupakan
media paling efektif untuk
mempertahankan karakter suatu bangsa.
Oleh karena itu kebudayaan Indonesia
harus tetap dijaga kelestariannya agar
tetap menjadi ciri khas bangsa
Indonesia.
a. Pelestarian Kebudayaan.
Pelestarian kebudayaan sangat
diperlukan agar generasi selanjutnya
dapat turut menikmati kebudayaan
bangsa. Adapun upaya-upaya yang
dapt dilakukan untuk melestarikan
budaya yakni:
1. Media Massa, media massa
berfungsi sebagai sarana dan
prasarana komunikasi serta
publikasi berbagai hal seperti
artikel, jurnal, laporan penelitian,
dan lainnya. Upaya pelestarian
budaya dilakukan melalui media
massa baik media cetak maupun
media elektronik agar dikenal
oleh masyarakat luas.
Gambar 6.14 Contoh budaya dan
media massa.
Sumber: tukangjalanjajan.com
2. Pementasan, upaya ini dilakukan
sebagai seni pertunjukan atau
pementasan seni tradisional yang
diselenggarakan di pusat-pusat

kebudayaan atau tempat umum
yang dilakkan secara
berkesinambungan.
Gambar 6.15 Seni Pertunjukkan Ratoh
Duek, Aceh.
Sumber:
http://travelplusindonesia.blogspot.co.id
/2012/11/ratoh-duek-semarakkan-
pembukaan.html
3. Pemerintah memiliki tugas
sebagai pengayom, pelindung
budaya nasional juga harus turut
serta mempertahankan,
melestarikan, menjaga dan
mewarisi budaya lokal dengan
sebaik-baiknya. Hal ini dilakukan
untuk memperkokoh budaya
bangsa, mengharumkan nama
Indonesia dan menghindari
pengclaiman oleh negara lain.
4. Menyelenggarakan mata
pelajaran muatan lokal, sekolah-
sekolah yang menyelenggarakan
muatan lokal sebagai mata
pelajaran atau ekstrakulikuler
berbasis pelestarian seni budaya
daerah diharapkan dapat
menimbulkan rasa cinta dan
bangga miliki budaya tersebut.
b. Pemanfaatan produk
kebudayaan dalam bidang
pariwisata dan ekonomi kreatif
Produk budaya Indonesia sangat
kaya dan beragam. Produk budaya
yang unik dan kaya dapat mendatang-
kan wisatawan lokal dan mancanegara.
126
Selain itu pelesatarian kebudayaan
melalui produk budaya dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat
dan mengembangkan potensi ekonomi
kreatif masyarakat sekitar, serta
menambah devisa negara. Sehingga
produk budaya perlu dilestarikan
sebagai penunjang keberlangsungan
sektor pariwisata.
1. Pariwisata
Pariwisata adalah aktivitas
perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu dengan tujuan untuk
bersenang-senang, memenuhi rasa
ingin tahu, mengisi waktu libur dan
tujuan-tujuan lainnya. Pariwisata
budaya adalah suatu jenis pariwisata
yang menggunakan kebudayaan
sebagai objek wisata. Terdapat 12
unsur kebudayaan yang dapat menarik
perhatian wisatawan diantaranya yakni:
1. Bahasa (language), terutamanya
bahasa daerah yang menjadi ciri
khas masyarakat daerah.
Misalnya, Bahasa Sunda di Jawa
Barat, dan Bahasa Melayu di
Riau.
2. Masyarakat (traditions),
Indonesia memiliki kurang lebih
1.200 suku bangsa, dan dikenal
sebagai masyarakat yang ramah
dan memiliki toleransi tinggi.
3. Kerajinan tangan (handicraft)
4. Makanan dan kebiasaan makan
(foods and eating habits),
Indonesia memiliki regional
foods (makanan khas daerah) dan
kebiasaan makan yang unik
dimasing-masing daerah
misalnya, ayam betutu di Bali
dan Papeda di Papua.

5. Musik dan kesenian (art and
music), musik dan kesenian
tradisional daerah memiliki ciri
khas tersendiri. Misalnya, lagu
daerah Apuse dari Papua dan
Ampar-ampar psang dari
Kalimantan Selatan. Kemudian
alat musik Sasando dari Nusa
Tenggara Timur dan Tifa dari
Maluku. Sedangkan kesnian dan
tarian daerah antar lain Ondel-
ondel dari DKI Jakarta, dan Tari
Kecak dari Bali dan tari Saman
dari Aceh.
6. Sejarah suatu tempat (history of
region), misalnya Candi
Borobudur merupakan candi
Budha bersejaran, Candi
Prambanan di Yogyakarta yang
merupakan Candi Kuno Hindu
yang memiliki nilai sejarah dan
budaya yang kental terhadap
pengaruh Hindu Budha di
Indonesia.
7. Cara kerja dan teknologi (work
and technology),
8. Agama (religion), masyarakat di
Indonesia menganut beberapa
agama diantaranya Islam, Hindu,
Budha, Kristen Katolik, Protestan,
Konghucu dan lainnya yang
hidup damai berdampingan.
9. Bentuk dan karakteristik
arsitektur di masing-masing
daerah tujuan wisata
(architecrural characteristic in
the area), arsitektur Indonesia
dipengaruhi oleh beberapa aspek
diataranya arsitektur keagamaan
adanya pengaruh Hindu-Budha
dan Islam, Arsitektur adat dilihat
dari jenis dan bentuk rumah adat,
127
arsitektur zaman penjajahan
adanya pengaruh budaya Belanda,
Jepang dan Portugis yang dapat
dilihat pada arsitektur
bangunannya.
10. Tata cara pakaian penduduk
setempat (dress and clothes),
setiap provinsi memiliki baju
adat/tradisional yang unik dan
khas seperti baju kurung di
Sumatera dan Beskap di Jawa,
serta Baju Kebaya dan Batik
yang menjadi ciri khas pakaian
Indonesia.
11. Sistem pendidikan (educational
system)
12. Aktivitas pada waktu senggang
(leisure activities)
Pariwisata budaya sudah banyak
dilakukan oleh beberapa provinsi di
Indonesia. Contohnya Provinsi Bali
dan Daerah Istimewa Yogyakarta
khusus-nya Kota Yogyakarta, Kota
Wisata Batu di Jawa Timur.
Pengembangan dan peningkatan
kualitas dan kuantitas objek pariwisata
dilakukan melalui penyelenggaraan
event-event wisata seni budaya dan
optimalisasi promosi. Berikut ini
contoh hasil produk budaya yang
menjadi penggerak sektor pariwisata
diantaranya:
 Perak Cerut (Bali), yakni produk
aksesoris seperti anting, gelang,
kalung, bross dan aksesories
lainnya. Produk perak cerut
dengan bentuk unik sangat
digemari banyak wisatawan.
Produk yang paling banyak
digemari adalah produk yang
memiliki bentuk khas dan unik.

Gambar 6.16 Kerajinan cincin Perak
Cerut Bali
Sumber:https://sendokransel.wordpress.
com/2015/06/15/saatnya-menelusuri-
garis-ubud-hingga-kintamani-day-5/
 Tas rajut dowa (Yogyakarta),
yaitu tas yang terbuat dari kain
berkualitas dan dapat
menampung bawarang cukup
banyak.
Gambar 6.17 Tas Rajut Dowa.
Sumber:
http://yogyakarta.panduanwisata.id/head
line/dowa-tas-rajut-asli-jogja-yang-
mendunia/
 Songkok Awing (Gresik),
songkok ini menggunakan bahan
kain yang kaku dan keras seperti
belundru, sehingga ketika dipakai
tidak mudah jatuh dan berpindah
posisi. Songkok awing juga lebih
nyaman digunakan.
Gambar 6.17 Songkok Awing (Gresik)
Sumber:http://tokosb.blogspot.co.id/201
1/07/songkok-awing-antique-emas-
harga-rp.html
 Anyaman tikar pandan (Pulau
Bawean) produknya berupa tas,
dompet dan sandal. Hasil
anyaman juga dihiasi dengan
pernak-pernik agar lebih cantik.
128
Gambar 6.18 Kerajinan dari Anyaman
Pandan
Sumber:
https://jawatimuran.wordpress.com/201
2/05/09/anyaman-pandan-bawean/
 Batik Semarangan yang
mempunyai ciri khas tersendiri
dari corak senya.
Gambar 6.19 Salah satu contoh Batik
Semarang
Sumber: http://batiksemarang16.com/
2. Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif adalah upaya
pembangunan ekonomi secara
berkelanjutan melalui krativitas dengan
iklim perekonomian yang berdaya
saing dan memiliki cadangan sumber
daya terbarukan. Ekonomi kreatif
merupakan bagian integratif dari
pengetahuan yang inovatif,
pemanfaatan teknologi secara creatif
dan budaya.
Kekayaan alam dan budaya di
Indonesia sangat beranekaragam, hal
tersebut menjadi sebuah potensi dalam
bidang pariwisata. Badan Pusat
Statistik menyebutkan jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara
(wisman) ke Indonesia pada Desember
2013 mencapai 860,7 ribu kunjungan
atau naik 12,22 persen dibandingkan

jumlah kunjungan wisman Desember
2012, yaitu sebanyak 767 ribu
kunjungan.
Ekonomi kreatif adalah kegiatan
ekonomi di mana input dan output-nya
adalah ide atau gagasan. Ekonomi
kreatif ini bertujuan untuk
mempromosikan sekaligus
melestarikan budaya tradisional.
Sumber potensi wisatanya adalah seni
budaya dan tradisi serta kearifan lokal
masyarakat adat. Adapun strategi
pengembangan ekonomi kreatif
antara lain sebagai berikut:
 Meningkatkan peran seni dan
budaya pariwisata.
 Memperkuat keberadaan
kluster-kluster industri kreatif.
 Mempersiapkan sumberdaya
manusia yang kreatif
 Melakukan pemetaan aset yang
dapat mendukung munculnya
ekonomii kreatif.
 Mengembangkan pendekatan
regional, yakni membangun
jaringan antarkluster-kluster
industri kreatif.
 Mengidentifikasi
kepemimpinan (leadership)
untuk menjaga keberlangsungan
ekonomi kreatif, termasuk
dengan melibatkan unsur
birokrasi sebagai bagian dari
leadership dan fasiliatator.
 Membangun dan memperluas
jaringan di seluruh sektor.
 Mengembangkan dan
mengimplementasikan strategi,
termasuk mensosialisasikan
kebijakan terkait dengan
pengembangan wisata kepada
perajin terkait dengan adanya
129
insentif dari pengembang
wisata, ekonomi kreatif, serta
pajak ekspor juka dibutuhkan.
Pengembangan pariwisata dalam
sektor ekonomi kreatif sering sekali
menemui tantangan diantaranya
pertama kualitas produk,
pengembangan ekonomi kreatif
berorientasi pada selera wisatawan dan
diproduksi dalam jumlah yang banyak.
Hal ini menyebabkan hilangnya
keunikan atau ciri hkas dari produk
kreatif.
Kedua konflik sosial terkait
dengan isu komersial dan modifikasi,
pengemba ngan ekonomi kreatif dapat
mengomersialkan ruang-ruang sosial
dan kehidupan sosial untuk ditunjukkan
kepada wisatawan sebagai atraksi
wisata. Hal ini perlu dikelola dengan
baik karena melibatkan komunitas
sosial lokal dan terdapat ruang-ruang
sosial suci yang tidak seharusnya di
perlihatkan kepada wisatawan.
Ketiga manajemen ekonomi
kratif, manajemen ini berfungsi untuk
membina ekonomi kreatif yang perlu
dikembangkan dan membatasi ekonomi
kratif yang tidak sesuai. Hal ini
diperlukan karena terkadang ekonomi
kreatif menyajikan produk yang berbau
isu sosial dan politik yang sangat
sensitif.
Contoh daerah-daerah di
Indonesia yang telah mengembangkan
ekonomi kreatif sebagai potensi budaya
tradisional yakni:
a. Daerah Tapanuli, Sumatera
Utara
Di daerah ini berbagai budaya
tradisional telah dikembangkan

menjadi ekonomi kreatif adalah tari
tor-tor» rumah adat bolon, dan kain
ulos. Usaha kerajinan kain tenun ulos
dapat meningkatkan pendapatan serta
memperbaiki tingkat ekonomi
penduduk, khususnya di daerah
Tapanuli,
b. Daerah Kampung Laweyan
Solo Jawa Tengah
Sejak abad XIV Laweyan sudah
menjadi pusat perdagangan pakaian.
Saat ini, Laweyan terkenal sebagai
kampung batik. Terdapat kurang lebih
70 pengrajin berskala kecil sampai
dengan menengah yang memproduksi
beraneka macam kerajinan batik seperti
kemeja, selendang, sprei dan sarung.
c. Daerah Kalimantan
Potensi budaya tradisional yang dapat
dijadikan sumber ekonomi kreatif
misalnva pada masyarakat suku Dayak
di Kalimantan. Suku Dayak memiliki
hasil kerajinan tangan yang mempunyai
corak yang khas serta unik. Kerajinan
tangan berupa tas dari anyaman rotan,
kain tenun dari serat daun doyo, serta
kerajinan manik-manik merupakan
hasil budaya tradisional yang dapat
menjadi sumber pendapatan bagi
masyarakat suku Dayak.
d. Daerah Sulawesi
Suku Toraja di Sulawesi terkenal
dengan ritual pemakaman, rumah adat
tongkonan, dan ukiran kayunya. Hal
tersebut dapat dijadikan sebagai
sumber ekonomi kreatif, salah satunya
untuk meningkatkan potensi
perekonomian penduduk. Rambu solo,
upacara pemakaman yang berlangsung
selama berhari-hari merupakan potensi
130
wisata budaya tradisional yang menarik
wisatawan domestik dan mancanegara
untuk berkunjung.
e. Desa Ubud, Bali
Pesona Desa Ubud telah diketahui
hingga ke mancanegara, tidak hanya
karena pemandangan alamnya, tetapi
juga potensi budaya tradisionalnya.
Pertunjukan seni seperti sendratari
kecak dan pameran lukisan juga
pameran ukiran merupakan penunjukan
vang selalu digelar setiap harinya di
museum dan galeri di Desa Ubud.
Selain itu, kekhasan kulinernya seperti,
bebek bengii merupakan kekayaan
tradisional yang dapat menjadi potensi
pengembangan ekonomi kreatif.
f. Kampung Sade, Nusa
Tenggara Barat
Kampung Sade merupakan kampung
suku Sasak dengan jumlah oleh
penduduknya sekitar 700 jiwa.
Kampung Sasak memiliki kebudayaan
tradisional yang masih dijaga
kelestariannya. Hal ini dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan
ekonomi kreatif yang dapat
meningkatkan perekonomian
penduduknya. Salah satu budaya
tradisional yang dapat dikembangkan
sebagai ekonomi kreatif adalah
kerajinan tenun ikat dan tenun songket
khas suku Sasak.
g. Kampung Adat Bena, Nusa
Tenggara Timur
Kampung Adat Bena memiliki
kekhasan tersendiri yang dapat menarik
minat wisatawan untuk berkunjung.
Kampung Adat Bena didesain
berbentuk perahu dan juga dapat
berfungsi sebagai benteng pertahanan.
Selain keunikan tersebut, beberapa

budaya tradisional seperti kerajinan
tenun ikat dapat menjadi potensi untuk
pengembangan ekonomi kreatif di
daerah tersebut.
h. Pulau Morotai, Maluku Utara
Pulau Morotai terkenal dengan budaya
tradisionalnya seperti upacara adat
yang diperuntukkan agar terjadi
keseimbangan alam atas penggunaan
sumber daya laut. Selain upacara adat,
tarian tradisional yang ada di Pulau
Morotai seperti tarian cakalele, tode-
tide, dan salumbe merupakan budaya
tradisional yang melengkapi keindahan
bahari Pulau Morotai. Di samping
budaya tradisional, peninggalan sejarah
Perang Dunia II, seperti benteng, mobil
tanker, dan museum bawah laut dapat
menjadi nilai potensi wisata untuk
pengembangan ekonomi kreatif di
Pulau Morotai.
i. Raja Ampat, Papua
Wilayah Raja Ampat menyimpan
potensi wisata yang sangat besar
bahkan sudah dikenal di mancanegara.
Potensi wisata budaya tradisional untuk
pengembangan ekonomi kreatif gencar
dilakukan. Mulai dari usaha kreatif
rumahan yang membuat kerajinan,
ukiran hingga penyelengga-raan
festival Raja Ampat yang diadakan
setiap tahunnya. Selain itu
pengembangan desa wisata terus
dilakukan, di antaranya di
Yenwaupnor, Arborek, Yenbuba,
Sawinggrai, dan Sawandarek.
131
GEO-INFO
Menteri Pariwisata dan
Ekonomi kreatif, Mari Elka
Pangestu mewakili Indonesia
dalam Forum Dunia UNESCO
yang ketiga tentang Budaya dan
Industri Budaya (Third UNESCO
World Forum on Culture and
Cultural Industries) di Florence,
Italia.
Pada kesempatan tersebut ibu
menteri menyampaikan apresiasi-
nya kepada UNESCO yang telah
lama berjuang agar budaya dan
ekonomi kreatif agar menjadi
motor dan penggerak pembangu-
nan berkelanjutan. Visi Indonesia
terkait pembangun berkelanjutan
serta harapan agar Budaya dan
Ekonomi kreatif dapat menjadi
pertimbang an PBB pasca SDGs
juga disampaikan oleh beliau.
(www.pikiranrakyat.com)
5. KEBUDAYAAN INDONESIA
SEBAGAI BAGIAN DARI
KEBUDAYAAN GLOBAL.
Kebudayaan Indonesia merupa-
kan bagian dari kebudayaan global.
UNESCO merupakan salah satu
lembaga PBB yang bergerak pada
bidang kebudayaan dunia telah
mengakui beberapa kebudayaan
Indonesia sebagai kebudayaan dunia
antara lain:
1. Wayang Kulit
Wayang kulit yang berasal dari
kata Ma Hyang yang berarti menuju
roh spiritual, Dewa dan Tuhan Yang
Maha Esa. Wayang kulit adalah seni
tradisional Indonesia, dan berkembang
di Jawa. Wayang dimasyarakat Jawa

memiliki arti “bayangan”. Hal ini
disebabkan masyarakat menonton
wayang kulit dari balik kelir dan hanya
melihat bayangannya saja.
Wayang kulit dimainkan oleh
seorang Dalang sekaligus narator
dialog para tokoh-tokoh wayang.
Dalang memainkan wayang kulit
dibalik kelir yakni layar yang terbuat
dari kain putih, sementara di belakang-
nya disorot lampu listrik atau lampu
minyak (blencong), sehingga penonton
dari sisi lain dapat melihat bayangan
wayang jatuh ke kelir. Wayang kulit
dimainkan dengan iringan gamelan
yang dimainkan oleh sekelompok
nayaga dan tembang yang
dinyanyikan oleh pesinden.
Gambar 6.20 Pertunjukkan Wayang Kulit
Sumber:http://ricoerl.blogspot.co.id/2015/05/es
tetika-pertunjukkan-wayang-kulit.html
Wayang kulit menampilkan cerita
rakyat sehingga ketika akan melihat
wayang kulit baiknya mengetahui
terlebih dahulu karakter dari tokoh-
tokoh yang dimainkan. Umumnya,
wayang kulit mengambil naskah dari
kisah Mahabarata dan Ramayana, dan
Panji. Pertunjukkan wayang kulit yang
diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003, sebagai karya
kebudayaan yang mengaggumkan
dalam bidang cerita narasi dan warisan
yang indah dan bergharga
(Masrterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity).
132
2. Angklung
Angklung adalah alat musik
bernada ganda tradisional yang
berkembang dalam masyarakat Sunda
di Pulau Jawa bagian barat. Angklung
terbuat dari bambu dan dimainkan
dengan cara digoyangkan. Bunyi
berasal dari badan bambu yang
berbenturan dan menghasilkan bunyi
getar dalam susunan nada 2,3, dan 4
nada dalam setiap ukuran, baik besar
maupun kecil.
Dictionary of the Sunda
Language karya Jonathan Rigg (1862)
di Batavia menuliskan bahwa nagklung
adalah alat yang terbuat dari pipa-pipa
bambu yang dipotong ujung-ujungnya,
menyerupai pipa-pipa dalam organ, dan
diikat bersama dalam satu bingkai,
digetarkan untuk menghasilkan bunyi.
Angklung terdaftar sebagai Karya
Agung Warisan Budaya Lisan dan
Non-bendawi Manusia dari UNESCO
sejak November 2010.
Gambar 6.21 Angklung
Sumber:http://www.bambooland.com.au/angkl
ung
3. Keris
Keris adalah senjata tikam
golongan belati (berujung runcing dan
tajam pada kedua sisinya) dengan
banyak fungsi budaya yang dikenal

dikawasan Nusantara bagian barat dan
tengah. Keris memiliki bentuk khas dan
mudah dibedakan dengan senjata tajam
lainnya karena bentuknya yang tidak
simetris dibagian pangkal yang melebar,
sering kali bilahnya berkelok-kelok dan
memiliki pamor (damascene) yaitu
terlihat serat-serat lapisan logam cerah
pada helai bilah.
Gambar 6.21 Keris
Sumber:https://auction.catawiki.com/kavels/65
48759-kris-keris-madura-java-indonesia
Pada masa lalu keris berfungsi
sebagai benda pelengkap
duel/peperangan sekaligus sebagai
benda pelengkap sesajian. Pada
penggunaan masa kini lebih merupakan
benda aksesories (ageman) dalam
berbusana, memiliki sejumlah simbol
budaya atau menjadi benda koleksi
yang dinilai dari segi estetikanya.
Penggunaan keris tersebar pada
masyarakat penghuni wilayah yang
pernah terpengaruh oleh Majapahit,
seperti Jawa, Madura, Nusa Tenggara,
Sumatera, Pesisir Kalimat, dan
sebagian Sulawesi, Semenanjung
Malaya, Thailand Selatan, dan
Filiphina Selatan (Mindanao). Keris
Indonesia telah terdaftar di UNESCO
sebagai Warisan Budaya Dunia Non-
Bendawi Manusia sejak 2005.
4. Batik
Batik berasal dari bahasa Jawa
yaitu Tik yang berarti titik/matik atau
membuat titik. Batikm adalah kain
bergambar yang pembuatannya secara
khusus dengan menuliskan malam pada
133
kain itu. Kemudian pengolahan-nya
diproses dengan cara tertentu uang
memiliki kekhasan. Batik Indonesia
sebagai keseluruhan teknik dan
teknologi, serta pengembangan motif
dan budaya terkait. UNESCO
menetapkan Batik sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Non-bendawi (Masrterpiece of Oral
and Intangible Heritage of Humanity)
sejak 2 Oktober 2009.
Gambar 6.22 Batik Indonesia
Sumber:
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/1
0/02/10-motif-batik-populer-dari-berbagai-
daerah
5. Tari Saman
Tari saman adalah tarian suku
Gayo yang biasanya ditampilkan untuk
merayakan peristiwa-peristiwa penting
dalam adat. Syair dalam tarian saman
menggunakan bahas agayo. Tarian
Saman di Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam dikembangkan oleh Syekh
Saman, seorang ulama yang berasal
dari ayo di Aceh Tenggara. Tari Saman
ditetapkan UNESCO sebagai Daftar
Representatif Budaya Tak Benda
Warisan Manusia dalam sidang ke-6
Komite Antarpemerintah di Bali pada
24 November 2011.

Gambar 6.23 Tari Saman Aceh,
Sumber:http://klikkabar.com/2016/10/03/oman
-tari-saman-aceh-menjadi-magnet-resepsi-
diplomatik/
6. Tari Kecak
Tari kecak adalah pertunjukan
tarian khas Bali yang menceritakan
Ramayana dan dimainkan oleh laki-laki.
Tarian ini dipertunjukkan oleh buluhan
bahkan ratusan penari laki-laki yang
duduk berbaris melingkar dengan
diiringi irama tertentu menyerukan
“Cak” dan menggangkat kedua lengan,
menggambar-kan kisah Ramayana saat
barisan kera membantu Rama melewati
Rahwana.
Kecak berasal dari ritual
Sanghyang, yaitu tradisi tarian yang
penarinya akan berada pada kondisi
tidak sadar, melakukan komunikasi
dengan Tuhan atau roh para leluhur dan
kemudian menyampaikan harapan-
harapannya kepada masyarakat. Para
penari yang duduk melingkar tersebut
mengenakan kain kotak-kotak seperti
papan catur melingkari pinggang
mereka.
Para penari lain memerankan
tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama,
Shinta, Rahwana, Hanoman, dan
Sugriwa. Kecak tidak digunakan alat
musik. Hanya digunakan kincringan
yang dikenakan pada kaki penari yang
memerankan tokoh-tokoh Ramayana.
134
Gambar 6.24 Tari Kecak Bali
Sumber:http://www.tintapendidikanindonesia.c
om/2017/08/tari-kecak.html
Sekitar tahun 1930-an Wayan
Limbak bekerja sama dengan pelukis
Jerman Walter Spies menciptakan tari
kecak berdasarkan tradisi sanghyang
dan bagian-bagian kisah Ramayana.
Wayan Limbak memopulerkan tari ini
saat berkeliling dunia bersama
rombongan penari Balinya.
7. Reog Ponorogo
Reog adalah salah satu kesenian
budaya yang berasal dari Jawa Timur
bagian barat laut dan Ponorogo
dianggap sebagai kota asal Reog yang
sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo
dihiasi oleh sosok Warok dan
Gemblak, dua sosok yang ikut tampil
pada saat reog dipertunjukkan. Reog
adalah salah satu budaya daerah di
Indonesia yang masih sangat kental
dengan hal-hal berbau mistik dan ilmu
kebatinan yang kuat.
Gambar 6.25 Reog Ponorogo, Jawa Timur
Sumber:
http://www.harnas.co/2017/07/13/esensi-
berkesenian-dalam-reog-ponorogo

Seni Reog merupakan cipta
kreasi manusia yang terbentuk adanya
aliran kepercayaan yang ada secara
turun temurun dan terjaga. Upacaranya
pun menggunakan syarat-syarat yang
tidak mudah bagi orang awam untuk
memenuhinya tanpa adanya garis
keturunan yang jelas. Mereka
menganut garis keturunan Parental dan
hukum adat yang masih berlaku.
8. Tari Pendet
Tari pendet merupakan tari
pemujaan yang banyak diperagakan di
pura, tempat ibadah umat Hindu di
Bali, Indonesia, tarian ini melambang-
kan penyambutan atas turunnya dewata
ke alam dunia. Lambat-laun, seiring
perkembangan zaman, para seniman
Bali mengubah pendet menjadi
“ucapan selamat datang", meski tetap
mengandung anasir yang sakral-
religius. Pencipta/koreografer bentuk
modern tari ini adalah I Wayan Rirvdi.
Gambar 6.26 Tari Pendet, Bali
Sumber:http://www.suarakarya.id/detail/41766/
Raja-Salman-Terpesona-Tari-Pendet
Pendet merupakan pernyataan
dari sebuah persembahan dalam bentuk
tarian upacara. Tidak seperti haknya
tarian-tarian pertunjukkan yang
memerlukan penelitian intensif, pendet
dapat ditarikan oleh semua orang
pemangkus pria dan wanita, dewasa
135
maupun gadis. Para gadis muda
mengikuti gerakan dari para wanita
senior yang mengerti tanggung jawab
mereka dalam memberikan contoh
yang baik.
Tari putri ini memiliki pola gerak
yang lebih dinamis daripada tari rejang
yang dibawakan secara berkelompok
atau berpasangan. Biasanya
ditampilkan setelah tari rejang di
halaman pura dan biasanya menghadap
ke arah suci (pelinggih) dengan
mengenakan pakaian upacara dan
masing-masing penari membawa
sangku, kendi, cawan, dan
perlengkapan sesajen lainnya.
9. Tari Barong (Bali)
Barong Bali adalah satu di antara
begitu banyak ragam seni pertunjukan
Bali. Barong merupakan sebuah tarian
tradisional Bali yang ditandai dengan
topeng dan kostum badan yang dapat
dikenakan oleh satu atau dua orang
untuk menarikannya. Di Bali ada
beberapa jenis barong yakni barong
ket, barong bangkai, barong landung,
barong macan, barong gajah, barong
brutuk, barong lembu, barong
kedingkling, barong kambing, dan
barong gagombrangan.
Barong Bali dipercaya sebagai
metamorfosis dari barong Ponorogo
atau reog, oleh Raja Airlangga saat
mengungsi ke Pulau Bali untuk
menyelamatkan diri. Selain barong
Ponorogo, hal lain yang dibawa ke Bali
antara lain seni sastra, aksara Jawa,
serta keagamaan. Pada
perkembangannya, barong Ponorogo
diubah bentuk dan cerita sesuai
kondisi masyarakat di Bali yang

diperuntukkan untuk kegiatan spiritual
keagamaan. Pengaruh yang didapat
pada barong Bali dapat dilihat pada
bentuk barong Ponorogo saat tampil
tanpa mahkota merak (kucingan, dan
pada topeng rangda yang mendapat
pengaruh dari topeng bujang ganong.
Serta kelompok orang-orang
yang mendalami ilmu kesaktian pada
orang tua, yang mendapat pengaruh
pada perilaku kegiatan nyata warok
muda dan warok tua, yang sakti
mandraguna yang saat ini masih terjaga
di Ponorogo, meskipun kegiatan
tersebut saat ini tertutup untuk
kalangan tertentu. Dengan begitu,
muncul jenis barong Bali dengan
berbagai kepala hewan seperti Babi,
Gajah, dan Burung yang menjadi
kebanggaan tiap-tiap kota di Bali.
Gambar 6.27 Tari Barong, Bali
Sumber: http://beta.anacaraka.co.id/sejarah-
barong-bali/
10. Lagu Rasa Sayange
Rasa Sayange atau Rasa Sayang-
Sayange adalah lagu berbahasa asli
Maluku. Lagu tersebut merupakan lagu
anak-anak yang selalu dinyanyikan
secara turun-temurun sejak dahulu oleh
masyarakat Maluku untuk
mengungkapkan rasa sayang mereka
terhadap lingkungan dan sosialisasi di
antara masyarakat. Lagu ini layaknya
seperti sajak atau pantun bersahutan
136
yang merupakan tradisi lisan orang
Maluku. Oleh karenanya banyak versi
dari lagu ini karena liriknya dapat
dibuat sendiri sesuai maksud dan
tujuan dari lagu tersebut.
Gambar 6.28 Lagu Rasa Sayange
Sumber: http://internet--
caffe.blogspot.co.id/2011/01/budaya-budaya-
indonesia-yang-diakui.html
11. Sendratari Ramayana
Sendratari Ramayana Prambanan
merupakan sebuah pertunjukkan yang
menggabungkan tari dan drama tanpa
dialog, diangkat dari cerita Ramayana
dan dipertunjukkan di dekat Candi
Prambanan di Pulau Jawa, Indonesia.
Sendratari Ramayana Prambanan
merupakan sendratari yang paling rutin
mementaskan Sendratari Ramayana
sejak tahun 1961.
Pemilihan bentuk sendratari
sebagai penutur cerita pahlawan atau
biasa disebut wiracarita Ramayana
karena sendratari mengutamakan
gerak-gerak penguat ekspresi sebagai
pengganti dialog, sehingga diharapkan
penyampaian wiracarita Ramayana
dapat lebih mudah dipahami dengan
latar belakang budaya dan bahasa
penonton yang berbeda. Cerita
Ramayana adalah perjalanan Rama

dalam menyelamatkan istrinya Sita (di
Jawa biasa disebut Shinta) yang diculik
oleh raja negara Alengka, Rahwana.
Sendratari Ramayana Prambanan
biasa digelar tiap hari Selasa, Kamis,
dan Sabtu. Pementasan di panggung
terbuka hanya diadakan pada musim
kemarau, di luar itu pementasan
diadakan di panggung tertutup.
Gambar 6.29 Sendratari Ramayana
Sumber:
http://yogyakarta.panduanwisata.id/hiburan/jad
wal-pementasan-sendratari-ramayana-
prambanan-maret-2015/
12. Lagu Jali-Jali
Lagu Jali-Jali merupakan salah
satu khasanah musik dan lagu yang
berasal dari Betawi, asal usulnya
diyakini lahir, dikembangkan oleh
kaum Cina peranakan Jakarta melalui
musik tradisional mereka, gambang
kromong, yang kemudian menjadi
musik khas Betawi. Melalui permainan
biolanya, lagu ini dipopulerkan oleh M.
Sagi yang merupakan pimpinan orkes
keroncong M. Sagi pada tahun 1942,
karena kental dengan budaya Betawi,
lagu Jali-Jali kemudian menjadi lagu
rakyat Betawi. Pada tahun yang sama,
di bagian pembuka lagu ini
dinyanyikan secara bersahutan antara
wanita dan pria.
137
Gambar 6.20 Lagu Jali-Jali
Sumber:https://indonesianfolksongs.files.word
press.com/2013/05/jali-jali.jpg
6. DAMPAK MASUKNYA
BUDAYA ASING KE
INDONESIA
Indonesia memiliki posisi yang
strategis dan berada pada jalur
perdagangan dunia. Akibatnya banyak
budaya asing yang masuk keindonesia
dan memberikan pengaruh terhadap
kebudayaan Indonesia. Beberapa
dampak yang timbul diantaranya:
a. Dampak Positif masuknya budaya
asing antara lain:
 Dapat mempelajari kebiasaan,
pola pikir dan perilaku bangsa-
bangsa maju sehingga mampu
mendorong kita untuk lebih baik
lagi dan maju seperti mereka.
 Adanya kemudahan untuk
memperlihatkan dan
memperkenalkan kebudayaan
negeri kita sendiri ke luar negeri.

 Terjadinya akulturasi budaya
yang mungkin dapat menciptakan
kebudayaan baru yang unik.
 Modernisasi yang berdampak
pada kemajuan pembangunan.
 Kemajuan teknologi tanpa batas.
 Perubahan dan peningkatan
perekonomian bangsa.
 Mudahnya mendapat informasi
melalui jaringan internet
b. Dampak negatif masuknya budaya
asing anatar lain:
 Masuknya budaya asing yang
lebih mudah diserap dan ditiru
mendorong masyarakat, baik tua
maupun muda cenderung meniru
perilaku yang buruk.
 Adanya globalisasi dapat
memungkinkan hilangnya suatu
kebudayaan karena adanya
percampuran antara kebudayaan
lokal dengan kebudayaan dari
luar, atau karena tidak adanya
generasi penerus yang
melestarikan budaya tersebut.
 Menumbuhkan sifat dan sikap
indivisualisme, tidak hanya
adanya rasa kepedulian terhadap
138
orang lain. padahal Indonesia
terkenal memiliki budaya gotong
royong.
 Berubahnya arah ideologi
pancasila ke ideologi liberalisme.
 Hilangnya rasa cinta terhadap
produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri
yang membanjiri Indonesia.
 Anak muda banyak yang lupa
akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidup
cenderung meniru budaya Barat.
 Adanya kesenjangang sosial yang
tajam anyata yang kaya dan
miskin karena adanya persaingan
bebas dalam globalisasi ekonomi.
TUGAS!
Identifikasilah jenis budaya lokal
maupun nasional yang terancam
punah! Buatlah dalam bentuk
esai dan berikan solusi nyata
sebagai upaya pelestarian
kebudayaan bangsa Indonesia.
 139

GEO-PRESPEKTIF

Geografi Budaya menurut Carl Sauer adalah ilmu pengetahuan yang menelaah
tingkah laku manusia yang ditimbulkan karena adanya usaha adaptasi dan
pemanfaatan lingkungan alam oleh manusia dalam usaha mempertahankan
hidupnya.

Mengapa orang yang hidup di daerah Gurun seperti suku Badui Arab Saudi
mengenakan pakaian panjang (jubah) dan penutup wajah?

Sejak tahun 1980 Tel Aviv University melakukan penelitian tentang hal ini.
Penelitian ini mengukur banyaknya panas yang dihasilkan dari radiasi matahari,
panas yang hilang karena konveksi, penguapan, panas yang tersimpan dan panas
yang dihasilkan oleh metabolisme tubuh. Peneliti membandingkan jumlah panas
yang dihasilkan ketika seseorang menggunakan jubah khas Suku Badui Arab yakni
jubah hitam, putih, pakaian tentara berwarna cokelat dan celana pendek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik jubah berwarna hitam maupun putih
menyerap jumlah panas yang sama. Masyarakat Timur Tengah menggunakan bahan
yang tebal sehingga panas tidak sempat mengenai kulit dan jubah longgar justru
memberi rasa nyaman penggunany. Kemudian penggunaan penutup muka pada
wanita juga berguna sebagai pelindung tebaran pasir dan debu yang dibawa oleh
angin.Penggunaan pakaian terlalu terbuka di daerah panas sangat tidak disarankan
karena radiasi matahari yang dapat membakar kulit. Terlebih saat ini kondisi lapisan
ozon membuat panas matahari menjadi lebih banyak dan kemungkinan terkena
kangker kulit lebih besar.

Selengkapnya di: https://kumparan.com/@kumparansains/kenapa-orang-arab-tahan-

pakai-jubah-dan-cadar-hitam-di-cuaca-panas
 140

RANGKUMAN

1. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta rasa dan karsa.
Budaya mejadi bekal anggota masyarakat sebagai pedoman
perilaku dalam bertindak.
2. Unsur-unsur budaya antara lain: Bahasa, sistem kepercayaan,
Organisasi Sosial. Peralatan hidup dan teknologi, mata
pencaharian, sistem religi, kesenian,
3. Faktor Geografi sangat berpengaruh terhadap keragaman budaya
Indonesia antara lain letak geografi, letak strategis dan keadaan
ekologi Indonesia.
4. Kebudayaan Indonesia tersebar di seluruh kawasan indonesia
yang digolongkan dalam beberapa region antara lain: Region
Budaya Batak, Region Budaya Minang Kabau, Region Budya
Sunda, Region Budaya Bali, Region Budaya Dayak, Region
Budaya Bugis-Makasar, dan Region Budaya Papua.
5. Kebudayaan Nasional terbentuk dilatar belakangi oleh kesamaan
bangsa Indonesia. Kebudayaan Nasional mengacu pada nilai-
nilai dan norma luhur bangsa yakni taqwa, iman, tertib,
kebenaran , setia kawan, harmoni, rukun, disiplin, harga diri,
tenggang rasa, ramah tamah, ikhtiar, kompetitif, kebersamaan,
dan kreatif.
6. Kebudayaan juga terbentuk dipengaruhi oleh adanya akulturasi,
asimilasi, dan amalgasi.
7. Kearifan lokal (Local Wisdom) adalah tata nilai atau perilaku
hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan
tempatnya hidup secara arif.Kearifan lokal tercermin dalam ke-
hidupan masyarakat baik dalam bidang pertanian, religi,
teknologi, falsafah hidup, tradisi dan budaya, sastra,arsitekur,
dan mitos.
8. Upaya pelestarian budaya terus dilakukan baik oleh masyarakat
& pemerintah. Pelestarian budaya dilaku-kan dengan
memanfaatkan media masa (cetak dan elektronik), pameran, dan
pementasan, pertunjukkan, serta peran pemerintah yang turut
serta dalam event-enet nasional dan internasional serta promosi
sebagai objek wisata.
9. Hasil kebudayaan atau produk budaya juga dapat dimanfaatkan
menjadi objek pariwisata serta ekonomi kreatif baik berupa
produk maupuan objek kajian wisata.
10. Interaksi antar budaya asli dan asing akan mem-berikan dampak
positif maupun negatif. Tugas kita sebagai generasi muda adalah
turut serta melestarikan budaya agar tidak punah. Karena budaya
adalah jatidiri Bangsa Indonesia.
 141

LATIHAN DAN DISKUSI

1. Jelaskan hubungan antara manusia, lingkungan, dan kebudayaan!

2. Bagaimana upaya antisipasi dampak negatif masuknya budaya asing?
3. Mengapa pengembangan kearifan lokal penting untuk dilakukan di Indonesia!
4. Mengapa generasi muda saat ini cenderung tertarik dengan budaya asing
daripada budaya tradisional daerah?
5. Kemukakan contoh kebijakan dan upaya pelestarian budaya nasional yang
hampir punah!

TUGAS KELOMPOK!
Buatlah kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa dan kerjakan tugas berikut
secara berkelompok!
1. Buatlah peta persebaran Budaya Nasional Indonesia sesuai dengan kaidah
pemetaan (kartografi)!
2. Pilihlah satu kebudayaan khusus kemudian carilah gambar atau video yang
dapat mewakili kebudayaan yang dipilih!
3. Presentasikan di depan kelas dan diskusikan dengan teman sekelas anda!
 142

DAFTAR PUSTAKA

Ainul, Novia I. 2012. Pengembangan Blog sebagai Sumber Belajar Geografi

Pokok Bahasan Biosfer untuk Siswa SMA Kelas XI IPS. Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial, Program Studi Pendidikan
Geografi.
Hermanto, Gatot. 2017. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan
Ilmu-Ilmu Sosial. YRama Widya: Bandung
Mulyo, Bambang Nianto; Suhandini, Purwadi. 2016. Buku Siswa: Geografi 2.
Jatra Graphic:Jakarta
Prihono, Aru Tirto. 2016. Geografi (Peminatan Ilmi Ilmu Sosial) Untuk SMA/MA
Kelas XI Semester 2 (Kurikulum 2013 Edisi Revisi). Sukoharjo. CV Graha
Printama Selaras.
Sindhu, Yasinto. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Penebit Erlangga:
Jakarta.
National Geographic Society. 2002. Earth Science. United State: Mc.Graw-Hill..
Wardiyatmoko, K. 2017. Geografi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.