LEBAR
Di Wilayah Blitar
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Analisa Struktur
Yang Diampu Oleh Enggal Chairyadi Mulyono, ST., MT.
Nama kelompok:
1. Alfino Wibowo. (1822201023)
2. Ardyas Fambayu Putra. (18222010 )
3. M.Khabib Jauhari Mustofa. (1822201008)
BAB II
LANDASAN TEORI
Dari hasil perhitungan di atas kita memperoleh nilai a dan b dalam bentuk
konstanta yang dimasukkan rumus regresi linier sebagai berikut :
Y’ = a + b.x
a. Landai Vertikal
Untuk kelandaian vertical, disyaratkan adanya kelandaian maksimum. Hal ini
dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan bergerak terus tanpa kehilangan
kecepatan yang berarti. Nilai kelandaian maksimum seperti pada tabel di bawah ini.
b. Lengkung Vertikal
Jenis lengkung vertikal dilihat dari letak titik perpotongan kedua bagian
lurus (tangen), yaitu :
Lengkung vertikal Cekung
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di bawah
permukaan jalan.
Lengkung vertikal Cembung
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di atas
permukaan jalan yang bersangkutan.
Ada pula pertimbangan yang bias dipakai dalam pemilihan tipe bangunan
atas, antara lain:
1. Struktur Jembatan rangka baja
a. Tinjauan Teknik
Struktur baja mamiliki kelebihan lebih fleksibel terhadap bentuk dan bentang suatu
struktur jembatan, tetapi rangka baja tidak tahan terhadap karat.
c. Tinjauan ekonomi
Untuk mendapatkan profil baja yang diperlukan, pemesanan dilakukan
kepada pabrik baja yang pada umumnya masih berada di Jakarta. Hal ini membuat
mahalnya biaya pemesanan.Selain itu, pada struktur baja banyak terdapat
sambungan profil yang harus dikontrol secara berkala, maka diperlukan biaya
perawatan yang cukup besar.
Gambar 1
Gambar 1.2
Gambar 1.3
BIDANG M
6,25 + 1.5 - 7 - 3 + 5,3
0 = 0 = OK
X =1 → MX = 10,25 + 5,25 - 5
= 10,75
X =1 → MX = 10,25 + 5,25 - 5
= 10,75
1.1
= 4,33 m
Dengan Kemiringan:
𝐿 2 8,66 m
Ls = √(2) + 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑘𝑢𝑑𝑎 − 𝑘𝑢𝑑𝑎2
4,33 m
= 7,52 4,332 300
7,5 m
= 8,66 m
Jumlah Gording
𝐿𝑠
Jumlah gording = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔
8,66
=
1,5
= 5,77 ≈ 6
Jarak Antar Gording
𝐿𝑠
Jarak antar gording = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔
8,66
= 6
= 1,44 m
1. Beban Hidup
Berat pekerja = 133 kg
1
PL = 133 kg RL = 2 𝑃𝐿
1
= (133)
2
= 66,5 kg
1
PL = 133 kg => ML = 𝑃𝐿 𝐿
4
1
= 4 𝑥 133 𝑥 5
= 166,25 kgm’
= 3,825 kg/m
= 34,425 kg/m
4. Kombinasi Pembebanan
A. Arah tegak lurus bidang atap
= (1,2).(143,74) + (0,5).(33,25)
= 189,11 kg
= (0,9).(143,74) + (1,0).(9,56)
= 138,93 kg
= (0,9).(143,74) + (1,0).(-86,06)
= 43,31 kg
= (0,9).(41,49) + (1,0).(0)
= 37,34 kg
Kombinasi Momen
1. Arah Tegak Lurus Bidang Atap
MUx1 = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx)
= (1,2).(179,67) + (0,5).(83,125)
= 257,17 kg.m’
MUx2 = (1,2).(MDx) + (1,6).(MLx) + (0,5).(MWx) (angin datang)
= (1,2).(179,67) + (1,6).(83,125) + (0,5).(11,95)
= 354,58 kg.m’
MUx2 = (1,2).(MDx) + (1,6).(MLx) + (0,5).(MWx) (angin pergi)
= (1,2).(179,67) + (1,6).(83,125) + (0,5).(-107,58)
= 294,81 kg.m’
MUx3 = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx) + (1,0).(MWx) (angin datang)
= (1,2).(179,67) + (0,5).(83,125) + (1,0).(11,95)
= 269,12 kg.m’
MUx3 = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx) + (1,0).(MWx) (angin pergi)
= (1,2).(179,67) + (0,5).(83,125) + (1,0).(-107,58)
= 149,59 kg.m’
MUx4 = (0,9).(MDx) + (1,0).(MWx) (angin datang)
= (0,9).(179,67) + (1,0).(11,95)
= 173,65 kg.m’
MUx4 = (0,9).(MDx) + (1,0).(MWx) (angin pergi)
= (0,9).(179,67) + (1,0).(-107,58)
= 54,12 kg.m’