Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Media Sosial


2.1.1 Definisi Media
Secara sederhana, istilah media bisa dijelaskan sebagai alat
komunikasi sebagaimana definisi yang selama ini diketahui (Laughey,
2007; McQuail, 2003). Terkadang pengertian media ini cenderung lebih
dekat terhada sifatnya yang massa karena terlihat dari berbagai teori yang
muncul dalam komunikas massa. Namun, semua definisi yang ada
memiliki kecenderungan yang sama bahwa ketika disebutkan kata
“media”, yang muncul bersamaan dengan itu adalahsarana sdisertai
dengan teknologinya. Koran merupakan representasi dari media cetak,
sementara radio yang merupakan media audio dan televise sebagai media
audio-visual merupakan representasi dari media elektronik, dan internet
merupakan representasi dari media online atau di dalam jaringan.1
Terlepas dari cara pendang media dari bentuk dan teknologinya,
pengungkapan kata “media” bisa dipahami dengan melihat dari proses
komunikasi itu sendiri (Meyrowitz, 1999; Moores, 2006; Williams, 2003).
Proses terjadinya komunikasi memerlukan tiga hal, yaitu objek, organ, dan
medium. Saat menyaksikan sebuah program di televisi, televisi adalah
objek dan mata adalah organ. Perantara antara televisi dan mata adalah
gambar atau visual. Contoh sederhana ini membuktikan bahwa media
merupakan wadah untuk membawa pesan dari proses komunikasi.
2.1.2 Definisi Sosial
Kata “sosial” dalam media social secara teori semestinya didekati
oleh ranah sosiologi. Inilah yang menurut Fuch (2014) ada beberapa
pertanyaan dasar ketika melihat kata sosial, misalnya terkait dengan
informasi dan kesadaran. Ada pertanyaan dasar, seperti apakah individu itu
adalah manusia yang selalu berkarakter sosial atau individu itu baru
dikatakan social ketika ia secara sadar melakukan interaksi. Bahkan, dalam
1
Dr. Rulli Nasrullah, M.Si., Media Sosial Perspektif, Budaya, dan Sosioteknologi (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2015), 3.

5
teori sosiologi disebutkan bahwa pada dasarnya adalah sosial karena media
merupakan bagian dari masyarakat dan aspek dari masyarakat yang
direpresantasikan dalam bentuk perangkat teknologi yang digunakan.
Menurut Weber, kata sosial secara sederhana merujuk pada relasi
social. Relasi social itu sendiri bias dilihat dalam kategori aksi social
(social action) dan relasi social (social relations). Kategori ini mampu
membawa penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan aktivitas social
dan aktivitas individual (Weber, 1978: 26 dalam Fuchs, 2014: 39). Namun,
diperlukan symbol-simbol yang bermakna di antara individu yang menjadi
aktor dalam relasi tersebut.2
2.1.3 Definisi Media Sosial
Menurut kamus Bahasa Inggris, media sosial merupakan program
computer yang memberikan fungsi untuk berkomunikasi dan berbagi
informasi di internet sebagaimana didefinisikan oleh Cambridge Advanced
Learner’s Dictionary & Thesaurus: “social media (noun); websites and
computer programs that allow people to communicate and share
information on the internet using a computer or mobile phone”.3 Atau, “a
group of internet-based application that builds on the technological
foundation of web 2.0, which allows the creation and exchange of user
generated content”.4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media adalah alat, sarana
komunikasi, perantara, atau penghubung.5 Sosial artinya berkenaan dengan
masyarakat atau suka memperhatikan kepentingan umum. Dari sisi bahasa,
media sosial dapat dimaknai sebagai sarana yang menghubungkan
masyarakat untuk berkomunikasi dan berbagi.6 Media sosial merupakan
medium atau wadah untuk bersosialisasi dengan menggunakan teknologi

2
Dr. Rulli Nasrullah, M.Si., Media Sosial Perspektif, Budaya, dan Sosioteknologi (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2015), 7.
3
Cambridge University, Cambridge Dictionary
(https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/social-media), diakses pada tanggal 19 Januari
2018.
4
Andreas M. Kaplan, Michael Haenlein, Users of the world, unite! The challenges and
opportunities of Social Media (Paris: Science Direct, 2010), 61.
5
KBBI Daring, (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/media), diakses pada tanggal 20 Januari 2018
6
KBBI Daring, (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sosial), diakses pada tanggal 20 Januari 2018

6
berbasis web untuk menyebarluaskan secara pengetahuan dan informasi
secara cepat kepada seluruh pengguna internet didunia.
Berikut ini adalah definisi dari media sosial yang berasal dari
berbagai literatur penelitian:
1. Menurut Mandibergh (2012), media sosial adalah media yang
mewadahi kerja sama di antara pengguna yang menghasilkan
konten (user-generated content).
2. Menurut Shirky (2008), media sosial dan perangkat lunak sosial
merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk
berbagi (to share), bekerja sama (to co-operate) di antara pengguna
dan melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya berada di
luar kerangka institusional maupun organisasi.
3. Boyd (2009) menjelaskan media sosial sebagai kumpulan
perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas
untuk bekumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu
saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan
pada user-generated content (UGC) di mana konten dihasilkan
oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di institusi media
massa.
4. Menurut Van Dijk (2013), media sosial adalah platform media
yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi
mereka dalam berakitvitas maupun berkolaborasi. Karena itu,
media sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang
menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah
ikatan sosial.
5. Mieke dan Young (2012) mengartikan kata media sosial sebagai
konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi
di antara individo (to be shared one-to-one) dan media publik
untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.7
2.1.4 Sejarah Media Sosial

77
Dr. Rulli Nasrullah, M.Si., Media Sosial Perspektif, Budaya, dan Sosioteknologi (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2015), 11.

7
Sejarah mengenai internet dijabarkan dengan cukup baik oleh
Reddick dan King (1996: 107-110). Berawal pada tahun 1957,
Departemen Pertahanan Amerika Serikat melalui Advanced Research
Projects Agency (ARPA), bertekad mengembangkan jaringan komunikasi
terintegrasi yang saling menghubungkan komunitas sains dan keperluan
penelitian militer. Sehingga memungkinkan para peneliti yang tersebat di
Amerika Serikat dapat dengan mudah saling bertukar file komputer dan
saling berkirim surat. Hal ini dilatarbelakangi oleh terjadinya perang
dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet (tahun 1957 Soviet
meluncurkan sputnik). Kemudian pada tahun 1960 penelitian
menghasilkan temuan bernama packet switching. Packet switching adalah
pengiriman pesan yang dapat dipecah dalam paket-paket kecil yang
masing-masing paketnya dapat melalui berbagai alternatif jalur jika salah
satu jalur rusak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Packet
switching juga memungkinkan jaringan dapat digunakan secara bersamaan
untuk melakukan banyak koneksi, berbeda dengan jalur telepon yang
memerlukan jalur khusus untuk melakukan koneksi.
Pada tahun 1969 diluncurkan sebuah jaringan percobaan yang
bernama, ARPA-net. Maka ketika ARPANET menjadi jaringan komputer
nasional di Amerika Serikat pada 1969, packet switching digunakan secara
menyeluruh sebagai metode komunikasinya menggantikan circuit
switching yang digunakan pada sambungan telepon publik. Namun karena
pengembangan ARPA—net cukup rumit dikarenakan lokasi dan komputer
yang digunakan berbeda-beda, maka kemudian dikembangkan lagi sebuah
protokol yang dapat berjalan pada komputer yang berbeda-beda. Pada
1970, dikembangkan sebuah protokol dengan nama Transmission Control
Protocol (TCP) dan di tahun yang sama pula, sudah lebih dari 10
komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa
saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan. Dengan protokol
yang standar dan disepakati secara luas, maka jaringan lokal yang tersebar
di berbagai tempat dapat saling terhubung membentuk jaringan raksasa
bahkan sekarang ini menjangkau seluruh dunia. Jaringan dengan

8
menggunakan protokol internet inilah yang sering disebut sebagai jaringan
internet.
Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program
email yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-
mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun
yang sama, icon (@) juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang
menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer
ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.
Jaringan ARPANET menjadi semakin besar sejak saat itu dan
mulai dikelola oleh pihak swasta pada tahun 1984, maka semakin banyak
universitas tergabung dan mulailah perusahaan komersial masuk. Protokol
TCP/IP menjadi protokol umum yang disepakati sehingga dapat saling
berkomunikasi pada jaringan internet ini. Untuk menyeragamkan alamat di
jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem
nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name
System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah
melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang
tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan
sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun
kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak
10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini
membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling
bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan
browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang
lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www,
atau Worl Wide Web. Aplikasi World Wide Web (WWW) ini menjadi
konten yang dinanti semua pengguna internet. WWW membuat semua
pengguna dapat saling berbagi bermacam-macam aplikasi dan konten,

9
serta saling mengaitkan materi-materi yang tersebar di internet. Sejak saat
itu pertumbuhan pengguna internet meroket.8
2.1.5 Macam-macam Media Sosial
Karjaluoto (2008: 2) mengungkapkan bahwa istilah media sosial
menggambarkan sebuah media sehingga para pengguna dapat dengan
mudah berpartisipasi dan memberi kontribusi di dalam media tersebut.
Karakteristik umum yang dimiliki setiap media sosial yaitu adanya
keterbukaan dialog antar para pengguna. Sosial media dapat dirubah oleh
waktu dan diatur ulang oleh penciptanya, atau dalam beberapa situs
tertentu, dapat diubah oleh suatu komunitas. Selain itu sosial media juga
menyediakan dan membentuk cara baru dalam berkomunikasi. Seperti
diketahui, sebelum muncul dan populernya media sosial, kebanyakan
orang berkomunikasi dengan cara sms atau telpon lewat handphone.
Namun sekarang dengan adanya media sosial, orang cenderung
berkomunikasi lewat layanan obrolan (chat) atau berkirim pesan lewat
layanan yang tersedia di media sosial.
Berdasarkan Karjaluoto (2008: 4), media sosial ada 6 macam yaitu:
1. Blog (blogs or web blogs), yaitu sebuah website yang dapat digunakan
untuk memasang tulisan, baik oleh satu orang atau kelompok, dan
juga 18 menyediakan ruang sehingga pembaca tulisan dapat memberi
komentar. Banyak macam-macam blog di dunia, dan blog menjadi
popular karena menyediakan perspektif yang utuh dan asli mengenai
topik-topik tertentu.
2. Forum (Forums), yaitu sebuah situs dimana beberapa pengguna
(users) dapat menyusun topik dan mengomentari topik yang dibuat.
Semua orang yang mengunjungi situs tersebut dapat memberikan
komentar. Selain itu, biasanya forum ini dijadikan rujukan bagi
mereka yang tertarik pada suatu topik. Contoh dari forum yang cukup
popular adalah kaskus. Di dalam kaskus terdapat berbagai topik yang
diciptakan oleh para pengguna situs atau diusulkan oleh para
pengunjung situs tersebut.
8
Wikipedia, Sejarah Internet (https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet), diakses pada tanggal
19 Januari 2018.

10
3. Komunitas Konten (content communities), yaitu situs yang
memungkinkan pengguna (users) untuk memasang atau menyebarkan
konten. Konten yang dipasang dan disebarkan biasanya berupa video
atau foto untuk bercerita dan berbagi. Beberapa situs ini menyediakan
layanan untuk voting, sehingga pengunjung dapat ikut menentukan
relevansi konten yang akan dipasang dan disebarkan.
4. Dunia virtual (virtual worlds), merupakan sebuah situs yang
menyediakan dunia virtual bagi para pengunjungnya. Yaitu dunia
yang seolah-olah nyata, dikarenakan pengunjung bisa saling
berinteraksi dengan pengunjung lainnya, namun pada dasarnya dunia
tersebut hanya ada di dalam internet. Salah satu contoh yang cukup
popular dari dunia virtual adalah situs game on-line. Pengunjung dapat
berinteraksi dan berjuang bersama dengan pengunjung lain atau dapat
juga bersaing dengan pengunjung lain.
5. Wikis, yaitu situs penghasil data-data atau dokumen-dokumen. Dalam
situs ini, pengunjung yang telah diterima sebagai pengguna (users)
resmi dapat mengganti atau menambah konten yang ada dalam situs
dengan sumber yang lebih baik. Wikipedia merupakan salah satu
contoh dari situs wikis.
6. Jejaring Sosial (social networks), yaitu komunitas virtual yang
memungkinkan pengguna (users) untuk berkoneksi dengan pengguna
(users) yang lainnya. Beberapa situs jejaring sosial dibuat untuk
memperluas jaringan kelompok (contohnya Facebook), sementara
yang lainnya dibuat berdasarkan wilayah tertentu saja (contohnya
Linkedln).
2.1.6 Klasifikasi Media Sosial
Klasifikasi media sosial menurut Kaplan dan Haenlein (2010)
antara lain:
1) Collaborative blogs or collaborative projects (wikipedia) yang
mengizinkan peserta untuk bekerja sama dalam suatu proyek misalnya
penelitian atau penulisan kamus, dimana seluruh partisipan

11
diperbolehkan untuk menulis atau mengedit kapanpun dan dimanapun
untuk melengkapinya;
2) Blogs and microblogsmerupankan situs pribadi yang dibuat oleh
individu untuk berkomunikasi melaui tulisan atau media lain seperti
video, audio, atau gambar. Forum blog yang paling umum antara lain
blogger.com, wordpress.com dan Yahoogroups.com;
3) Content communities ialah jenis media sosial yang berfungsi untuk
berbagi konten-konten media seperti video, gambar, atau suara. Situs
paling umum untuk jenis media sosial ini adalah Youtube, Flickr, and
Slideshare;
4) Social networking sites situs paling umum untuk jenis ini adalah
Facebook, Twitter, MySpace, LinkedIn. Disebut situs jaringan sosial,
karena situs ini memang berfungsi untuk komunikasi sosial.9
Aplikasi yang digunakan juga menawarkan pengguna untuk
membuat profil yang umumnya terdiri dari nama, umur, lokasi, gender,
bahkan dapat mengunggah foto sebagai foto profil.; 5) virtual game
worldmerupakan suatu program dimana pengguna dapat berpartisipasi
dalam sebuah game secara virtual.; dan 6) virtual social worlds merupakan
tipe media sosial dimana individu dapat membuat profil, tindakan,
mengenai kehidupan, dan perbuatan yang sama halnya dengan didunia
nyata sesuai keinginannya. Klasifikasi tersebut dibuat berdasarkan social
presence (kehadiran sosial) dan self-presentation (presentasi diri).
Kaplan dan Haenlein mengklasifikasikan media sosial berdasarkan
pada teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial dan
kekayaan media) dan proses sosial (presentasi diri dan penyingkapan diri),
yang merupakan dua elemen kunci dari media sosial.
Teori kehadiran (Short, Williams, & Christie dalam Kaplan dan
Haenlein, 2010) menyatakan bahwa kehadiran sosial didefinisikan sebagai
akustik, visual, dan kontak fisik yang dapat dicapai atau muncul antara dua
mitra atau lebih dalam suatu komunikasi. Kehadiran sosial dipengaruhi

9
Andreas M. Kaplan, Michael Haenlein, Users of the world, unite! The challenges and
opportunities of Social Media (Paris: Science Direct, 2010), 62.

12
oleh keintiman (antarpribadi atau termediasi) dan kesiapan media (selaras
atau tidak selaras) dan yang dianggap sebagai media yang lebih rendah
misalnya, percakapan telepon dibandingakan dengan percakapan
interpersonal seperti diskusi tatap muka dan untuk yang tidak selaras
misalnya, e-mail atau surat elektronik dan komunikasi sinkron atau selaras
misalnya, live chat atau percakapan langsung. Teori media richness atau
kekayaan media (Daft & Lengel dalam Kaplan dan Haenlein, 2010)
didasarkan pada asumsi bahwa tujuan segala jenis komunikasi adalah
untuk memecahkan ambiguitas dan pengurangan ketidakpastian. Dan
karena itu ada beberapa media yang lebih efektif daripada media yang lain
dalam menyelesaikan ambiguitas dan ketidakpastian dalam
berkomunikasi.
2.1.7 Manfaat Media Sosial
Tully (2003) dalam Abrar (2003) mendefinisikan makna teknologi
bagi remaja adalah sebagai berikut:
1) Sarana investasi masa depan, dimana penguasaan teknologi menjadi
keharusan untuk memasuki dunia kerja;
2) Berfungsi sebagai symboliccapital, dimana penguasaan dan
kepemilikan teknologi baru mencerminkan gengsi bagi pihak ketiga
(peer groups dan/atau lingkungan sekitar);
3) Medium untuk mencari pengalaman baru di tengah kegerahan remaja
untuk selalu melakukan eksplorasi dan membangun identitas dirinya
dimana teknologi dijadikan manifestasi;
4) Objek pembeda dalam lingkungan sosial seperti gender, kelas sosial
dan generasi;
5) Agen keteraturan dalam kehidupan sosial, teknologi berfungsi sebagai
fasilitator sekaligus pembatas dalam kegiatan sosial.
2.2 Konsep Dasar Menulis
2.2.1 Pengertian Menulis
Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan
mengungkapkan secara tersurat (Akhadiah dkk, 1988:2). Menulis adalah
suatu aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan sebagai

13
mediumnya. Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna
dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi
(Keraf, 1987: 56). Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa),
menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan
dengan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang
terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan merupakan sebuah sistem
komunikasi antarmanusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa
yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah suatu proses kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan, sikap dan
keyakinan
menggunakan lambang-lambang bahasa tertulis secara logis dan
sistematis. Tulisan yang baik mengandung isi yang berbobot, jelas,
singkat, menarik, dan
mudah dipahami. Apabila seseorang berhasrat menyampaikan pikiran,
sikap, perasaan, dan keyakinan serta mantap dan mampu menyampaikan
dalam bahasa tulis maka ia telah memiliki keterampilan dan kemampuan
menulis.
2.2.2 Fungsi Menulis
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat
komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan
karena memudahkan para pelajar berpikir kritis, memperdalam daya
tangkap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan
menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu dalam
menjelaskan pikiran karena menulis merupakan suatu bentuk berpikir.
Salah satu dari tugas terpenting dari penulis adalah menguasai prinsip-
prinsip menulis dan berpikir, yang akan membantunya dalam mencapai
maksud dan tujuan tulisannya. Secara singkat belajar menulis adalah
belajar berpikir dalam atau dengan cara tertentu (D’Angelo dalam Tarigan,
2008:23).

14
Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan
situasi dengan tepat. Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu
adalah:
1) Maksud dan tujuan sang penulis (perubahan yang diharapkan akan
terjadi
pada diri pembaca);
2) Pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan, atau
teman);
3) Waktu dan kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan
berlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu, tempat, dan situasi
yang menuntut perhatian langsung, masalah yang memerlukan
pemecahan, pertanyaan yang menuntut jawaban, dan sebagainya
(D’Angelo dalam Tarigan, 2008:23).
Penulis memegang suatu peranan tertentu dalam tulisannya dan
tulisan tersebut mengandung nada yang sesuai dengan tujuan dan
maksudnya menulis. Penulis memproyeksikan sesuatu mengenai dirinya
ke dalam sepenggal tulisan. Bahkan, dalam tulisan yang objektif ataupun
yang tidak mengenai orang tertentu sekalipun, penulis kelihatan sebagai
seorang pribadi tertentu. Untuk itu, penulis tidak hanya diharuskan
memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan serasi, tetapi juga
harus menentukan siapa pembaca karyanya.
2.2.3 Tujuan Menulis
Tujuan menulis adalah (the writer’s intention) adalah “responsi”
atau jawaban dari pembaca kepada penulisnya. Berdasarkan batasan di
atas, dapat dikatakan bahwa:
a) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut
wacana informatif (informative discourse);
b) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut
wacana persuasif (persuasive discourse);
c) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau
yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer atau wacana
kesastraan (literary discourse);

15
d) Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau
berapi-api disebut wacana ekspresif (expressive discourse).
Dalam praktiknya jelas sekali terlihat bahwa tujuan-tujuan yang
disebutkan di atas sering tumpang-tindih, dan setiap orang mungkin saja
menambahkan tujuan lain, dari menulis, tetapi dari sekian banyak tujuan
menulis, hanya ada satu tujuan yang dominan. Tujuan menulis inilah yang
memberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut (D’Angelo dalam Tarigan,
2008:25). Sehubungan dengan “tujuan” penulisan suatu tulisan, seorang
ahli merangkumnya sebagai berikut.
a) Tujuan penugasan (assignment purpose)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama
sekali. Penulis menuliskan sesuatu karena ditugaskan, bukan atas
kemauan sendiri (misalnya siswa yang diberi tugas merangkum buku,
sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).
b) Tujuan altruistik (altruistic purpose)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan
perasaan duka para pembaca, ingin menolong para pembaca
memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat
hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan
karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna
kalau dia tidak percaya, baik secara sadar maupun tidak bahwa
pembaca atau penikmat karyanya adalah “lawan” atau “musuh”.
Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.
c) Tujuan persuasif (persuasive purpose)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
d) Tujuan informasional, tujuan penerangan (informational purpose)
Tulisan yang bertujuan memberikan informasi atau
keterangan/penerangan kepada para pembaca.
e) Tujuan pernyataan diri (self-exsfressive purpose)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan tau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.

16
f) Tujuan kreatif (creative purpose)
Tujuan ini erat hubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi
“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dam melibatkan
dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang
ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai
artistik, nilai-nilai kesenian.
g) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta
meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya
sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca (Hartig
dalam Tarigan, 2008: 25-26).
2.2.4 Manfaat Menulis dalam Pembelajaran
Menulis penting dan besar kegunaannya bagi kehidupan seseorang
terutama pelajar karena setiap pelajar tidak akan lepas dari kegiatan
menulis. Berikut manfaat menulis.
1. Menulis menyumbang kecerdasan
Menurut para ahli psikolinguistik, menulis adalah suatu aktivitas yang
kompleks. Kompleksitas menulis terlihat pada kemampuan
mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi
pengetahuan mengenai topic yang akan dituliskan, menuangkan
pengetahuan ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan
dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, serta penyajian
yang selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai
pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan
keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serta
menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level
berpikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.
2. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas
Di dalam kegiatan membaca, segala hal telah tersedia dalam bacaan
itu untuk dimanfaatkan. Sebaliknya dalam menulis, seseorang harus
menyiapkan dan menyuplai sendiri segala sesuatunya. Unsur mekanik

17
tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi, pengkalimatan,
pewacanaan, bahasan topik, serta pertanyaan dan jawaban yang harus
diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka
apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas, dan menarik.
3. Menulis menumbuhkan keberanian
Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan
kediriannya, termasuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta
menawarkannya kepada publik. Konsekuensinya, sebagai penulis
harus siap dan mau melihat dengan jernih pelaian serta tanggapan apa
pun dari pembaca, baik yang bersifat positif ataupun negatif.
4. Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi.
Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau
sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang
lain. Tetapi, apa yang akan disampaikan itu tidak selalu dimiliki saat
itu. Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari,
mengumpulkan, dan menyerap informasi untuk dijadikan bahan
tulisannya dengan cara membaca, mendengar, mengamati, berdiskusi,
atau wawancara. Informasi yang telah didapat akan dijaga sumbernya
dan diorganisasikan sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika
diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan
digunakan (Akhadiah dkk, 1997: 1.4-1.5).
2.2.5 Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi
Secara luas dapat dikatakan bahwa “komunikasi” adalah suatu
proses pengiriman dan penemerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi
sewaktu-waktu bila manusia atu binatang-binatang ingin berkenalan dan
berhubungan satu sama lain. Seperti hewan-hewan lainnya, maka manusia
berkomunikasi melalui gerak-gerik refleks yang sederhana dan bunyi-
bunyi yang tidak berupa bahasa. Akan tetapi, hanya manusia sajalah yang
telah mengembangkan bahasa (Webb, 1975: 26).
Proses komunikasi berlangung melalui tiga media:
1) Visual (atau nonverbal)

18
2) Oral (lisan)
3) Written (tulis)10

10
Prof. DR. Henry Guntur Tarigan, MENULIS: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
(Bandung: Penerbit Angkasa Bandung, 1994), 19.

19

Anda mungkin juga menyukai