Anda di halaman 1dari 5

V.

EFEK YANG DILINDUNGI

Sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor: Kep-715/BL/2012, sejak 1 Januari


2014 sampai dengan 31 Desember 2015, DPP hanya memberikan ganti rugi kepada Pemodal
yang merupakan nasabah Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek
nasabah dan Anggota PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan jenis aset yang dilindungi hanya
saham. Per 1 Januari 2016, seiring dengan bergabung nya Bank Kustodian menjadi anggota
DPP, perlindungan DPP mencakup pemodal yang merupakan nasabah Bank Kustodian, serta
jenis aset yang dilindungi oleh DPP bertambah menjadi dana dan efek (tidak hanya saham).

DANA PERLINDUNGAN PEMODAL (DPP)

DPP adalah kumpulan dana yang dibentuk untuk melindungi Pemodal dari hilangnya
Aset Pemodal di Pasar Modal Indonesia. DPP bukan merupakan milik Pihak tertentu dan tidak
dipergunakan untuk keperluan apapun selain digunakan untuk memberikan ganti rugi kepada
Pemodal atas hilangnya Aset Pemodal, sebagaimana di atur dalam Peraturan VI.A.4. Dana
yang digunakan untuk membentuk DPP berasal dari:

 kontribusi dana awal dari Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian;
 iuran keanggotaan yang nilainya ditetapkan oleh Bapepam dan LK, yang terdiri dari
iuran keanggotaan awal dan iuran keanggotaan tahunan;
 dana yang diperoleh Dana Perlindungan Pemodal dari Kustodian sebagai pengganti dari
Pemodal sebagai pelaksanaan hak subrogasi;
 hasil investasi Dana Perlindungan Pemodal; dan
 sumber lain yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK.

Kebijakan investasi DPP

Sebagaimana tercantum dalam peraturan VI.A.4, Harta kekayaan dari Dana


Perlindungan Pemodal hanya dapat diinvestasikan pada Surat Berharga Negara dan/atau
deposito pada bank yang dimiliki Pemerintah Republik Indonesia, investasi pada instrumen
lain hanya diperbolehkan setelah mendapatkan izin dari OJK. Penyelenggara Dana
Perlindungan Pemodal berhak mendapatkan imbalan atas jasa pengelolaan atas investasi DPP
sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari pendapatan bersih hasil investasi.
VI. ANGGOTA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

Berdasarkan angka 9 dan 10 Peraturan VI.A.4, disebutkan bahwa Kustodian wajib


menjadi Anggota DPP. Selanjutnya pada pasal 2 Keputusan Bapepam-LK Nomor: KEP-
715/BL/2012 tentang Dana Perlindungan Pemodal, ditetapkan bahwa:

1. PPE yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah wajib menjadi Anggota DPP
sejak 1 Januari 2014; dan
2. Bank Kustodian wajib menjadi Anggota DPP sejak 1 Januari 2016.

Setiap Anggota DPP wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Membayar penuh dan tepat waktu iuran keanggotaan sejumlah nilai yang ditetapkan
oleh Bapepam-LK;
2. Memisahkan rekening Efek pada Kustodian untuk setiap Pemodal dan dengan rekening
Efek milik Kustodian;
3. Memisahkan rekening dana pada Bank untuk setiap Pemodal dan dengan rekening dana
milik Kustodian sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor V.D.3 tentang
Pengendalian Internal Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai
Perantara Pedagang Efek; dan
4. Memiliki dan menerapkan sistem manajemen risiko sebagaimana diatur dalam
ketentuan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang berlaku.

Iuran Anggota DPP

Bagi Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah mulai
berlaku sejak 1 Januari 2014 dengan ketentuan:

a. iuran keanggotaan awal sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk masing-
masing Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah;
dan
b. iuran keanggotaan tahunan sebesar 0,001% (satu per seratus ribu) dari rata-rata
bulanan total nilai Aset Nasabah tahun sebelumnya yang dititipkan pada Perantara
Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah

Bagi Bank Kustodian mulai berlaku sejak 1 Januari 2016 dengan ketentuan:

a. iuran keanggotaan awal sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) masing-


masing Bank Kustodian; dan
b. iuran keanggotaan tahunan sebesar 0,001% (satu per seratus ribu) dari rata-rata
bulanan total nilai Aset Nasabah tahun sebelumnya yang dititipkan pada Bank
Kustodian dikali dengan jumlah seluruh faktor risiko.

VII. BREAKTHROUGH 2015

Pada saat pertama kali diluncurkannya DPP yang secara resmi mulai pada 1 Januari
2014, nilai maksimal ganti rugi per pemodal adalah sebesar Rp25 juta. Pada tahun 2015,
bersamaan dengan peringatan diaktifkannya kembali bursa Efek Indonesia yang ke 38, Batas
Maksimal Ganti Rugi Aset Pemodal ditingkatkan menjadi Rp100 juta per pemodal yang
dituangkan dalam Peraturan OJK. Perlindungan Pemodal terkait hilangnya aset pemodal dan
keamanan berinvestasi di Pasar Modal merupakan suatu hal strategis yang selalu difokuskan
oleh Pihak Otoritas maupun Penyelenggara Pasar Modal.

VIII. PENANGANAN KLAIM DAN SUBROGASI

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/SEOJK.04/2013 tentang Kriteria


Pernyataan Tertulis Oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Tata Cara Penentuan Nilai Aset
Pemodal Yang Hilang Dalam Rangka Penggunaan Dana Perlindungan Pemodal, PDPP
melakukan kegiatan penanganan klaim Pemodal yang mengalami kehilangan Aset Pemodal
setelah OJK menerbitkan pernyataan tertulis bahwa;

 Terdapat kehilangan Aset Pemodal;


 Kustodian tidak memiliki kemampuan untuk mengembalikan Aset Pemodal yang
hilang; dan
 Bagi Kustodian berupa PPE yang mengadministrasikan Efek dinyatakan tidak dapat
melanjutkan kegiatan usahanya dan dipertimbangkan izin usahanya dicabut oleh OJK;
atau
 Bagi Bank Kustodian dinyatakan tidak dapat melanjutkan kegiatan usahanya sebagai
Bank Kustodian dan dipertimbangkan persetujuan Bank Umum sebagai Kustodian
dicabut oleh OJK

Setelah keluarnya pernyataan tertulis dari OJK tersebut di atas, maka dalam waktu paling
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah menerima penetapan dari OJK, Direksi PDPP akan:

 Mengumumkan ke masyarakat melalui surat kabar/media lainnya jika terjadi peristiwa


dimaksud di atas dan mengundang Pemodal terkait agar menyampaikan klaim kepada
PDPP dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pengumuman
dilakukan;
 Mengusulkan pembentukan komite klaim kepada OJK; dan
 Membentuk tim verifikasi klaim.

Komite Klaim dibentuk dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Beranggotakan paling sedikit 7 (tujuh) orang yang terdiri dari:


a. Paling sedikit 2 (dua) orang Pejabat OJK;
b. Paling sedikit 3 (tiga) orang perwakilan Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;
c. Paling sedikit 1 (satu) orang direktur PDPP; dan
d. Paling sedikit 1 (satu) orang profesional di bidang Pasar Modal dan/atau perwakilan
lembaga perlindungan konsumen.
2. Susunan anggota Komite Klaim wajib mendapat persetujuan terlebih dahulu dari OJK.
3. Tugas dan fungsi Komite Klaim adalah:
a. Mengawasi dan memberikan pedoman mengenai pemeriksaan dan proses verifikasi
klaim Pemodal yang dilakukan tim verifikasi (dibentuk oleh Direksi PDPP)
b. Memberikan rekomendasi kepada Direksi PDPP mengenai diterima atau ditolaknya
klaim atas kehilangan Aset Pemodal yang diajukan Pemodal terhadap DPP serta jumlah
pembayaran dalam hal klaim diterima; dan
c. Memberikan usulan kepada Direksi PDPP atas proporsi jumlah maksimal klaim yang
disetujui untuk setiap Pemodal dan untuk setiap Kustodian dalam hal aset DPP tidak
mencukupi.

Ganti rugi sebagaimana dimaksud diberikan dalam bentuk dana sebesar nilai Aset
Pemodal yang hilang dan/atau sesuai dengan batasan paling tinggi untuk setiap Pemodal dan
setiap Kustodian yang ditetapkan oleh OJK. Ganti rugi atas nilai Aset Pemodal yang hilang
tidak mencakup nilai kerugian atas perkiraan nilai investasi masa datang. P3IEI sebagai PDPP
wajib melakukan upaya pengembalian dana dari DPP yang telah dibayarkan kepada Pemodal
dalam rangka pembayaran ganti rugi. Pengembalian DPP tersebut merupakan pelaksanaan Hak
Subrogasi dari pemodal yang mendapatkan ganti rugi kepada P3IEI. Pelaksanaan Hak
Subrogasi dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
 P3IEI menyusun rencana pelaksanaan Hak Subrogasi berdasarkan Formulir Perjanjian
Subrogasi dan/atau Surat Kuasa Klaim yang telah ditandatangani oleh Pemodal;
 P3IEI mengirimkan Surat Pemberitahuan dan Permintaan pengembalian DPP kepada
anggota DPP yang terlibat dalam peristiwa kehilangan Aset Pemodal;
 Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah Surat Pemberitahuan dan Permintaan
Pengembalian DPP disampaikan, anggota DPP wajib mengembalikan seluruh dana
ganti rugi yang telah dibayarkan oleh DPP kepada Pemodal ditambah biaya yang telah
dikeluarkan PDPP;
 Apabila dalam jangka waktu tersebut, anggota DPP tidak menanggapi dan/atau
menolak untuk mengembalikan DPP, P3IEI akan mengirimkan surat peringatan kepada
anggota DPP; • Apabila dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat
Peringatan, Anggota DPP tidak menanggapi dan/atau menolak untuk mengembalikan
DPP, maka akan dilakukan proses litigasi oleh P3IEI; dan
 Apabila setelah dilaksanakan proses litigasi, dimana anggota DPP diwajibkan untuk
mengembalikan DPP berdasarkan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap, anggota DPP tetap tidak mengembalikan DPP, maka P3IEI akan mengajukan
Surat Usulan untuk memailitkan Anggota DPP kepada OJK.

Anda mungkin juga menyukai