DPP adalah kumpulan dana yang dibentuk untuk melindungi Pemodal dari hilangnya
Aset Pemodal di Pasar Modal Indonesia. DPP bukan merupakan milik Pihak tertentu dan tidak
dipergunakan untuk keperluan apapun selain digunakan untuk memberikan ganti rugi kepada
Pemodal atas hilangnya Aset Pemodal, sebagaimana di atur dalam Peraturan VI.A.4. Dana
yang digunakan untuk membentuk DPP berasal dari:
kontribusi dana awal dari Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian;
iuran keanggotaan yang nilainya ditetapkan oleh Bapepam dan LK, yang terdiri dari
iuran keanggotaan awal dan iuran keanggotaan tahunan;
dana yang diperoleh Dana Perlindungan Pemodal dari Kustodian sebagai pengganti dari
Pemodal sebagai pelaksanaan hak subrogasi;
hasil investasi Dana Perlindungan Pemodal; dan
sumber lain yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK.
1. PPE yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah wajib menjadi Anggota DPP
sejak 1 Januari 2014; dan
2. Bank Kustodian wajib menjadi Anggota DPP sejak 1 Januari 2016.
1. Membayar penuh dan tepat waktu iuran keanggotaan sejumlah nilai yang ditetapkan
oleh Bapepam-LK;
2. Memisahkan rekening Efek pada Kustodian untuk setiap Pemodal dan dengan rekening
Efek milik Kustodian;
3. Memisahkan rekening dana pada Bank untuk setiap Pemodal dan dengan rekening dana
milik Kustodian sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor V.D.3 tentang
Pengendalian Internal Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai
Perantara Pedagang Efek; dan
4. Memiliki dan menerapkan sistem manajemen risiko sebagaimana diatur dalam
ketentuan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang berlaku.
Bagi Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah mulai
berlaku sejak 1 Januari 2014 dengan ketentuan:
a. iuran keanggotaan awal sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk masing-
masing Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah;
dan
b. iuran keanggotaan tahunan sebesar 0,001% (satu per seratus ribu) dari rata-rata
bulanan total nilai Aset Nasabah tahun sebelumnya yang dititipkan pada Perantara
Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah
Bagi Bank Kustodian mulai berlaku sejak 1 Januari 2016 dengan ketentuan:
Pada saat pertama kali diluncurkannya DPP yang secara resmi mulai pada 1 Januari
2014, nilai maksimal ganti rugi per pemodal adalah sebesar Rp25 juta. Pada tahun 2015,
bersamaan dengan peringatan diaktifkannya kembali bursa Efek Indonesia yang ke 38, Batas
Maksimal Ganti Rugi Aset Pemodal ditingkatkan menjadi Rp100 juta per pemodal yang
dituangkan dalam Peraturan OJK. Perlindungan Pemodal terkait hilangnya aset pemodal dan
keamanan berinvestasi di Pasar Modal merupakan suatu hal strategis yang selalu difokuskan
oleh Pihak Otoritas maupun Penyelenggara Pasar Modal.
Setelah keluarnya pernyataan tertulis dari OJK tersebut di atas, maka dalam waktu paling
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah menerima penetapan dari OJK, Direksi PDPP akan:
Ganti rugi sebagaimana dimaksud diberikan dalam bentuk dana sebesar nilai Aset
Pemodal yang hilang dan/atau sesuai dengan batasan paling tinggi untuk setiap Pemodal dan
setiap Kustodian yang ditetapkan oleh OJK. Ganti rugi atas nilai Aset Pemodal yang hilang
tidak mencakup nilai kerugian atas perkiraan nilai investasi masa datang. P3IEI sebagai PDPP
wajib melakukan upaya pengembalian dana dari DPP yang telah dibayarkan kepada Pemodal
dalam rangka pembayaran ganti rugi. Pengembalian DPP tersebut merupakan pelaksanaan Hak
Subrogasi dari pemodal yang mendapatkan ganti rugi kepada P3IEI. Pelaksanaan Hak
Subrogasi dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
P3IEI menyusun rencana pelaksanaan Hak Subrogasi berdasarkan Formulir Perjanjian
Subrogasi dan/atau Surat Kuasa Klaim yang telah ditandatangani oleh Pemodal;
P3IEI mengirimkan Surat Pemberitahuan dan Permintaan pengembalian DPP kepada
anggota DPP yang terlibat dalam peristiwa kehilangan Aset Pemodal;
Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah Surat Pemberitahuan dan Permintaan
Pengembalian DPP disampaikan, anggota DPP wajib mengembalikan seluruh dana
ganti rugi yang telah dibayarkan oleh DPP kepada Pemodal ditambah biaya yang telah
dikeluarkan PDPP;
Apabila dalam jangka waktu tersebut, anggota DPP tidak menanggapi dan/atau
menolak untuk mengembalikan DPP, P3IEI akan mengirimkan surat peringatan kepada
anggota DPP; • Apabila dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat
Peringatan, Anggota DPP tidak menanggapi dan/atau menolak untuk mengembalikan
DPP, maka akan dilakukan proses litigasi oleh P3IEI; dan
Apabila setelah dilaksanakan proses litigasi, dimana anggota DPP diwajibkan untuk
mengembalikan DPP berdasarkan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap, anggota DPP tetap tidak mengembalikan DPP, maka P3IEI akan mengajukan
Surat Usulan untuk memailitkan Anggota DPP kepada OJK.