Anda di halaman 1dari 62

SURVEI

VEKTOR
Departemen Kesehatan
Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
Biodata
NAMA : Kusuma S. Lestari, dr., M.KM.
(Tari)

TTL : Surabaya, 7 November 1980

ALAMAT : Hidrodinamika II Blok T No. 49


Surabaya

HP : 0821 – 1551 - 145


EMAIL : kusumalestari@fkm.unair.ac.id
Tujuan Pembelajaran
• Menjelaskan pengertian survei vektor
• Mengetahui manfaat dan tujuan survei vektor
• Mengetahui metode pengumpulan data survei vektor
• Mengetahui interpretasi hasil survei vektor
• Vektor adalah artropoda yang dapat menularkan,
memindahkan, dan/atau menjadi sumber penular
penyakit
• Binatang pembawa penyakit adalah binatang selain
artropoda yang dapat menularkan, memindahkan,
dan/atau menjadi sumber penular penyakit
Teknik Sampling Vektor
• Berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti
bak mandi, tempayan, tempat minum burung dan barang-
barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu
hujan terisi air (Judarwanto, 2007).
• Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak dan bertelur di
tempat penampungan air bersih
• Telur diletakkan menempel pada dinding penampungan air,
sedikit di atas permukaan air.
• Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sekitar
100 butir telur dengan ukuran sekitar 0,7 mm per butir.
Ovitrap
• Telur ini di tempat kering ( tanpa air) dapat bertahan
sampai 6 bulan.
• Telur akan menetas menjadi jentik setelah sekitar 2
hari tergenang.
• Jentik nyamuk setelah 6-8 hari akan tumbuh menjadi
pupa nyamuk.
• Pupa nyamuk masih dapat aktif bergerak di dalam
air, tetapi tidak makan dan setelah 1-2 hari akan
muncul nyamuk Aedes Aegypti yang baru.
Ovitrap
• Bila infestasi A.aegypti di suatu daerah rendah hingga
sukar ditemukan larvanya,dapat digunakan ovitrap.
• Ovitrap adalah kontainer buatan yang sengaja
dipasang ditempat-tempat tertentu
• Ovitrap “asli” terdiri dari tabung kaca berbentuk
gelas, seperti gelas ukuran dengan volume ± 0,5 liter.
Diameter bagian atas= 7,5 cm dan tinggi 13 cm.
Dinding luarnya diberi cat hitam mengkilap. Diisi air
setinggi 2,5 cm dan dipasangi“paddle” dari
hardboard/triplex dengan ukuran 2 x 13 x 0,3 cm.
Ovitrap
• Ovitrap dipasang ditempat nyamuk dewasa hinggap
di dalam rumah atau di luar (tempat teduh) dengan
jarak 100-150m. Setelah 5-7 hari diperiksa. Paddle
yang ada telurnya diambil,kalengnya dibersihkan dan
diganti airnya, dipasangi paddle baru. Telur di paddle
diperiksa atau ditetaskan, dan larvanya ditentukan
speciesnya.
• Ovitrap index = % ovitrap yang menjadi sarang
A.aegypti.
Ovitrap Index
Alat
• Kasa nyamuk
• Kaleng susu bekas 3
• Botol 3 buah
• Stereoform/ gabus sandal jepit
• Pisau/cutter
• Kawat/tali rafia
• Senter
• Gunting
• Spidol
Ovitrap Index
Bahan
Air dengan jenis airnya meliputi:
Air PDAM
Air minum isi ulang (AMIU)
Air hujan
Air sumur
dsb
Ovitrap Index
• Siapkan alat dan bahan.
• Beri label pada kaleng susu bekas bentuk kasa sesuai
dengan diameter kaleng
• Bentuk stereform/gabus sesuai dengan diameter
dalam kaleng lalu dipotong sesuai pola dan bagian
tengah di lubangi 2 cm lebih kecil dari ukuran
stereoform
Ovitrap Index
• Isi kaleng dengan jenis air yang berbeda, masing-
masing setinggi ½ volume kaleng.
• Rekatkan kasa nyamuk pada stereoform yang telah
kita bentuk polanya tadi.
• Kaitkan tali/ kawat pada kedua sisi stereoform/gabus
• Letakkan kaleng di tempat yang disukai nyamuk.
• Amati perubahan jumlah jentik nyamuk dalam kaleng
dan catat hasilnya setiap hari.
Kepadatan Jentik
Cara mengidentifikasi jentik nyamuk Aedes Aegypti :
• Gerakan jentik Aedes Aegypti lebih lambat daripada
jentik nyamuk culex
• Apabila diberi sinar ( senter ) maka jentik nyamuk
Aedes Aegypti akan berenang ke dasar air.
• Jentik Aedes Aegypti lebih suka menempel pada tepi
– tepi tempat penampungan dan gerakannya lebih
pasif.
Kepadatan Jentik
Alat
• Lampu senter
• Gayung (cidukan)
• Botol
• Kaca pembesar
Kepadatan Jentik
• Memeriksa container yang ada di setiap rumah baik kontainer
yang ada didalam rumah maupun diluar rumah
• Pemeriksaan kontainer yang berukuran besar besar seperti: bak
mandi dan bak penampungan air lainnya, jika pada
pandangan (penglihatan) pertama tidak ada jentik, tunggu
kira-kira 1/2 – 1 menit untuk memastikan bahwa benar tidak
ada jentik
• Apabila terdapat jentik, ambil jentik (larva) sebagai sampel
• Jentik yang diambil ditempatkan dalam botol
• Identifikasi jenis jentik (larva) dengan menggunakan kaca
pembesar.
Kepadatan Jentik
House Index (%) = HI =
Jumlah rumah dengan Larva Aedes X 100%
Jumlah rumah diperiksa

Container Index (%) = CI =


Jumlah Container Dengan Larva Aedes X 100%
Jumlah Container diperiksa

Breteau Index (%) = BI =


Jumlah Container Dengan Larva Aedes X 100%
Jumlah Rumah Diperiksa
Kepadatan Jentik
Density Figure House Index Container Index Breteau Index

1 1-3 1-2 1-4

2 4-7 3-5 5-9

3 8-17 6-9 10-19

4 18-28 10-14 20-34

5 29-37 15-20 35-49

6 38-49 21-27 50-74

7 50-59 28-31 75-99

8 60-76 32-40 100-199

9 77+ 41+ 200+


Kepadatan Jentik
• ABJ : persentase rumah penduduk yang tidak
ditemukan larva nyamuk ×100
Identifikasi Jentik
Kepadatan Jentik

Larva dan pupa anopheles


Karakteristik Fisik Jentik Saat Hinggap
Aedes Anopheles Culex Mansonia
Larva Istirahat : Istirahat : Istirahat : Istirahat :
/ Bergantung Mengapu Bergantu Bergantu
Jentik dengan ng sejajar ng ng
membentuk dengan memben memben
posisi permukaa tuk sudut tuk sudut
vertikal n air. lancip. lebih
dengan lancip
permukaan dari jentik
air. nyamuk
Culex.
Identifikasi Jentik
Identifikasi Jentik
Alat
• Lampu senter
• Gayung (cidukan)
• Botol
• Kaca pembesar
Maya Index
• Tempat penampungan air (TPA) yang di survei dicatat sebagal
controllable site (CS) dan disposable site (DS).
• Controllable site adalah tempat yang dapat dikontrol atau
dikendalikan oleh manusia seperti ember, pot bunga, talang
air, drum minyak, sumur, bak mandi, tempat minum burung,
tower, bak air.
• Disposable sites adalah sampah atau tempat yang sudah
dipakai seperti botol bekas, kaleng bekas, ban bekas, ember
bekas, lubang pada bambu, pohon berlubang, tempurung
kelapa, genangan air, toples bekas.
• Ketiga adalah tempat yang selalu terkontrol (undercontrol
sites) seperti kolam yang berisi ikan.
Maya Index
• Analisis maya index (MI) digunakan untuk
memperkirakan area berisiko tinggi sebagai tempat
perkembangbiakan larva.
• MI menggunakan indikator hygiene risk index (HRI)
dan breeding risk index (BRI).
• indikator tersebut dikategrikan menjadi 3, yakni tinggi,
sedang, dan rendah yang membentuk tabel 3 x 3.
Maya Index
• BRI adalah pembagian dari jumlah controllable
container (CS) di rumah tangga dengan rata-rata
larva positif di CS per rumah tangga.
• HRI adalah pembagian jumlah dari disposable
container (DS) di rumah tangga dengan rata-rata
larva positif di DS per rumah tangga.
Maya Index
• Maya index dapat digunakan untuk mengidentifikasi
sebuah lingkungan berisiko tinggi sebagai tempat
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, yakni
ketersediaan tempat-tempat yang berpotensi
sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk dan
status kebersihan lingkungan.
• Untuk mendapatkan maya index dihitung terlebih
dahulu hygiene risk index (HRI) dan breeding risk index
(BRI) dengan formula Miller
Kepadatan Lalat
a. 0 – 2 : Rendah atau tidak menjadi masalah
b. 3 – 5 : Sedang dan perlu dilakukan pengamanan
terhadap tempat-tempat berkembang biakan lalat
(tumpukan sampah, kotoran hewan, dan lain-lain)
c. 6 – 20 : Tinggi/padat dan perlu pengamanan
terhadap tempat- tempat berkembang biakan lalat
dan bila mungkin direncanakan upaya
pengendaliannya.
d. > 21 : Sangat tinggi/sangat padat dan perlu
dilakukan pengamanan terhadap tempat–
tempat perkembangbiakan lalat dan tindakan
Kepadatan Lalat
Teknik fly grill dibuat berdasarkan sifat lalat yang berkumpul dalam
klaster ketika istirahat dan makan serta senang hinggap pada tepi atau
tempat yang bersudut tajam.
Teknik fly grill merupakan cara paling mudah, murah, dan cepat untuk
mengukur kepadatan populasi lalat di suatu lokasi.
Fly grill dapat dibuat dari bilah-bilah kayu dengan panjang masing-
masing 80 cm, lebar 2 cm, dan tebal 1 cm, sebanyak 16 – 24 buah.
Bilah-bilah tersebut hendaknya di cat putih.
Bilah-bilah yang telah disiapkan disusun berjajar dengan jarak 1 – 2 cm
pada suatu kerangka menggunakan paku sekrup, sehingga dapat
dibongkar pasang.
Kepadatan lalat dihitung berdasarkan jumlah lalat yang hinggap pada
grill per satuan waktu.
Kepadatan Lalat
Susun dan siapkan fly grill.
Letakkan fly grill di titik yang telah ditentukan pada lokasi yang
akan diukur.
Dengan bantuan counter, hitung jumlah lalat yang hinggap
pada fly grill selama 15 detik. Ulangi kembali perhitungan hingga
mencapai 10 kali. Dari total 10 kali perhitungan ( masing-masing
selama 15 detik ) ambil 5 hasil perhitungan tertinggi dan buat
rata-ratanya.
Lakukan pengukuran pada tempat dan flygrill yang berbeda
dengan cara yang sama.
Catatan : Pada setiap lokasi yang akan diukur sebaiknya titik
pengukuran yang dipilih lebih dari satu dan beri sedikit sampah
untuk mempermudah dalam melakukan observasi.
Kepadatan Lalat
Berdasarkan Depkes RI, 1992 hasil pengukuran kepadatan lalat di tempat
penjual makanan dapat dikategorikan, sebagai berikut :
Jarak 1 m dari tempat pengumpulan sampah dengan kepadatan lalat 7 ekor
termasuk dalam kategori perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-
tempat perkembangbiakan lalat.
Jarak 7 m dari tempat pengumpulan sampah dengan kepadatan lalat 5 ekor
termasuk dalam kategori perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-
tempat perkembangbiakan lalat.
Jarak 10 m dari tempat pengumpulan sampah dengan kepadatan lalat 4 ekor
termasuk dalam kategori tidak menjadi masalah.
Jarak 17,5 m dari tempat pengumpulan sampah dengan kepadatan lalat 3
ekor termasuk dalam kategori tidak menjadi masalah.
Jarak 25 m dari tempat pengumpulan sampah dengan kepadatan lalat 2
ekor, temasuk dalam kategori tidak menjadi masalah
Kepadatan Lalat
Kepadatan Kecoak
• Pengukuran kepadatan kecoa dikelompokkan dalam
kategori rendah, sedang, dan tinggi/ padat.
• Kategori rendah apabila ditemukan kecoa sebanyak
0-1 ekor, kategori sedang apabila ditemukan kecoa
sebanyak 2-10 ekor, dan kategori tinggi/ padat
apabila ditemukan kecoa >10 ekor
Kepadatan Kecoak
• Mengamati keberadaan kecoak
• Pengamatan secara visual setiap 2 minggu
Interpretasi hasil survei vektor
PENANGKAPAN NYAMUK DAN JENTIK

I. Persiapan
1. lokasi survei
2. bahan dan peralatan
3. jumlah tenaga
4. jumlah rumah
II. Penangkapan nyamuk dewasa
1. Malam hari
1.1. Penangkapan nyamuk dengan
umpan orang
a. Di dalam rumah
» Kolektor kurang lebih 3 orang
» Masing-masing di dalam rumah pada
rumah berbeda.
• Waktu penangkapan pukul 18.00 – 24.00 wib atau
18.00 – 06.00 wib sesuai kebutuhan
• Lama penangkapan 40 menit / jam
• Dimasukkan kedalam paper cup
• Beri label sesuai metode dan jam penangkapan
• Diidentifikasi, dibedah kelenjar ludah dan ovarium.
• Dihitung parity rate.
b. Diluar rumah
• Kolektor kurang lebih 3 orang
• Masing-masing menangkap di luar rumah, pada
rumah berbeda.
• Waktu penangkapan pukul 18.00 – 24.00 wib atau
18.00 – 06.00 wib sesuai kebutuhan.
• Lama penangkapan 40 menit per jam.
• Dimasukkan kedalam paper cup
• Beri label sesuai metode dan jam penangkapan
• Diidentifikasi, dibedah kelenjar ludah dan ovarium
• Dihitung parity rate
• Dihitung kepadatan vektor
• Menghitung kepadatan vektor :

Jumlah nyamuk tertangkap


MHD : dari spesies yang sama
Jumlah kolektor x jam penangkapan
• Menghitung Parity rate

P% = Jml nyamuk parous dr spesies yg sama


Nulli parous + parous
1.2. Penangkapan nyamuk di dinding dalam
rumah
Tujuan : untuk mengetahui kebiasaan
vektor menghisap darah,
sebelum atau sesudah
menghisap darah umpan kemudian
hinggap didinding.
• Penangkapan dilakukan kolektor setelah
penangkapan umpan orang di dalam rumah.
• Nyamuk ditangkap yang hinggap didinding dalam
rumah.
• Lama penangkapan 10 menit per jam.
• Masukkan kedalam paper cup
• Beri label sesuai metode dan jam penangkapan.
• Diidentifikasi, dilihat kondisi perutnya
(U, F, HG, G) --) untuk mengetahui daur
gonotropik.
• Menghitung kepadatan vektor :
MHD = Jml nyamuk tertangkap
dari spesies yang sama Jml
kolektor x jam penangkapan
1.3. Penagkapan nyamuk disekitar kandang
Tujuan : untuk mengetahui fauna nyamuk
yang ada di lokasi tersebut.
• Penangkapan dilakukan kolektor setelah
penangkapan nyamuk dengan umpan
orang di luar rumah.
• Dimasukkan kedalam paper cup
• Beri label sesuai metode dan jam
penangkapan
• Diidentifikasi
• Dihitung kepadatan vektor

Jumlah nyamuk tertangkap


MHD : dari spesies yang sama
Jumlah kolektor x jam penangkapan
2. Penangkapan nyamuk pagi hari
Penangkapan nyamuk dewasa didinding dalam
rumah.
Tujuan : untuk mengetahui vektor
beristirahat di dalam rumah dalam
menyelesaikan daur gonotropiknya.
• Kolektor kurang lebih 6 orang
• Rumah yang akan disurvei kurang lebih 30 rumah.
• Penangkapan Anopheles sp dilakukan diseluruh
dinding dalam rumah.
• Pelaksanaan dilakukan jam 06.00 (pagi).
• Diidentifikasi.
• Dilihat kondisi perutnya U (unfed), F (fed) , HG ( Half
gravid), G (Gravid).
• Rumus kepadatan vektor :

Jumlah nyamuk tertangkap


per spesies yang sama
Jumlah rumah diperiksa
3. Penangkapan jentik
• Dilakukan oleh kolektor
• Di genangan-genangan air sebagai tempat
perindukan potensial (lagun, kobakan, persawahan,
dll).
• Dicatat jenis TP
- Predator
- fauna / flora
- cahaya langsung / tidak
- salinitas.
• Hitung kepadatan jentik :
Jumlah jentik per spesies yang sama
jumlah cidukan
SURVEI VEKTOR FILARIA
• Pelaksanaan survei sesuai dengan survei vektor
malaria
• Nyamuk setelah diidentifikasi kemudian dibedah untuk
melihat cacing filaria di daalam tubuhnya (L1, L2, L3).
• Cara : dipisahkan kepala (caput), dada (thorax) dan
perut (abdomen).
ISTILAH-ISTILAH :
• Endophilic : istirahat di dalam rumah
• Exophilic : istirahat diluar rumah
• Endophagic : menghisap darah di dalam rumah
• Exophagic : menghisap darah di luar rumah
• Anthropophilic : menghisap darah manusia
• Zoophilic : menghisap darah hewan
• Siklus gonotropik/ gonotropik cycle :
menghisap darah sampai meletakkan telur.

Apa yang menghabiskan
pikiran Anda, akan
mengendalikan hidup Anda”
(anonim)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai