Anda di halaman 1dari 30

DASAR-DASAR FARMASI

Nurlaili Susanti

Blok Mekanisme Dasar Penyakit


Pengertian Obat

• Obat adalah bahan atau paduan bahan,


termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi
atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia (UU no. 36/2009)
• Obat paten adalah obat jadi dengan nama
dagang yang terdaftar atas nama si pembuat
(pabrik) atau yang dikuasakannya, dan dijual
dalam bungkus asli pabrik yang
memproduksinya.
• Obat generik adalah obat dengan nama resmi
(International Non Proprietary Names/ INN) yang
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau
buku standar lain untuk bahan berkhasiat yang
terkandung di dalamnya.
• Obat generik bermerk/ bernama Dagang adalah
obat generik dengan nama dagang yang
menggunakan nama milik produsen obat yang
bersangkutan (Permenkes no.
HL.02.02/MENKES/068/I/2010).

• Obat generik berlogo adalah obat generik yang


yang diproduksi oleh pabrik yang memiliki
sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB).
Contoh penamaan obat dengan bahan aktif
Amoxicillin

Nama generik Amoksisilin


Nama latin Amoxicillinum
Nama paten Amoxil
Nama dagang (contoh) Amoxillin, Amoxsan, Bannoxillin,
Lapimox, dll.
Nama kimia Asam (2S, 5R, 6R)-6[(R)-(-)-2-
Amino-2-(p-hidroksifenil)
asetamido]-3,3-dimetil-7-okso-4-
tia-1-azabisiklo[3,2,0]-heptana-2-
karboksilat trihidrat
Karakteristik Obat
• Obat mengandung bahan-bahan yang memiliki
karakteristik fisikokimia.
• Karakteristik fisika antara lain kelarutan dalam
air atau pelarut lain.
• Karakteristik kimia antara lain sifat asam atau
basa obat.
• Karakteristik obat berpengaruh pada
farmakokinetik.
Cara Kerja Obat

1. Menggantikan senyawa kimia yang mengalami


defisiensi dalam tubuh (vitamin, mineral,
hormon)
2. Mempengaruhi fungsi sel (agonis, antagonis)
3. Menghambat penyebaran organisme atau sel
yang tidak normal.
Interaksi obat
• Terjadi ketika obat diberikan dengan obat lain
atau makanan.
• Bisa menimbulkan efek yang diharapkan (misal:
kasus obat anti-hipertensi), tetapi kebanyakan
menimbulkan efek yang tidak diinginkan bahkan
membahayakan.
• Dapat terjadi karena mempengaruhi absorpsi
obat, aktivitas enzim, ekskresi pada urin, ikatan
pada protein plasma, serta adanya efek yang
sejenis atau berlawanan pada reseptor yang
sama.
Penggunaan obat pada kondisi
khusus

Resiko penggunaan obat dapat cukup besar pada


pasien-pasien tertentu, yaitu:
• Bayi dan anak-anak
• Wanita hamil dan menyusui
• Lanjut usia
• Pasien gangguan ginjal dan hepar
Bayi dan anak-anak

• Bayi dan anak-anak membutuhkan dosis obat


yang berbeda dengan dosis dewasa karena
kondisi fisiologi anak berbeda dengan dewasa,
antara lain adanya perbedaan komposisi cairan
tubuh, kadar lemak serta perbedaan
perkembangan dan fungsi organ seperti ginjal
dan hepar dibandingkan dengan kondisi tubuh
pasien dewasa
Wanita hamil dan menyusui
• Obat yang dapat menembus barrier plasenta,
apabila dikonsumsi oleh ibu hamil akan
mengalami distribusi hingga sampai ke janin
yang dikandung.
• Sebagian kecil dosis obat yang diminum seorang
ibu menyusui dapat berpengaruh pada bayi, dan
ada juga yang mempengaruhi jumlah ASI yang
diproduksi
Lanjut usia
• Adanya penurunan fungsi organ, seperti hepar
dan ginjal.
• Orang lanjut usia cenderung mengonsumsi obat
dalam jumlah dan jenis yang banyak sehingga
berpotensi pada terjadinya interaksi obat.
• Karena kondisi lanjut usia menyebabkan
penggunaan obat yang tidak tepat, misalnya
kondisi lupa minum obat, atau menggandakan
dosis obat, kesulitan menelan atau kesulitan
membaca instruksi penggunaan obat.
Rute pemberian obat
1. Efek Sistemik
Obat yang diberikan dengan efek sistemik artinya
akan beredar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
• Oral, pemberian obat melalui saluran cerna
• Buccal, pemberian obat melalui bagian dalam pipi
• Sublingual, pemberian obat dengan cara diletakkan di bawah
lidah
• Rektal, pemberian melalui rektum
• Parenteral, misalnya mll injeksi intra vena (iv) ,
subkutan (s.c), intra muskular (i.m.)
• Transdermal, digunakan melalui permukaan kulit
dan diabsorpsi secara perlahan ke dalam
sirkulasi sistemik.
2. Efek Lokal
• Pemberian oral dapat menghasilkan efek lokal,
al: adsorben, dan antasida
• Inhalasi (aerosol, gas), mll paru
• Obat topikal
Oral
• Paling sering digunakan.
• Sebagian besar dimaksudkan untuk efek sistemik.
• Paling mudah, tidak sulit, menyenangkan dan aman.
• Kekurangannya:
• Memiliki respon yang lebih lambat dibanding parenteral.
• Kemungkinan absorpsi obat yang tidak teratur, akibat pengaruh
makanan
• Perusakan beberapa obat oleh asam lambung atau enzim
pencernaan.
• Seringkali terjadi kesalahan penggunaan obat dan dosisnya.
• Bentuk sediaan yang dapat digunakan: tablet, kapsul,
suspensi, dan berbagai larutan sediaan farmasi.
Rektal
• Biasanya untuk efek lokal, tapi juga bisa untuk efek sistemik.
• Bentuk sediaannya antara lain: larutan, supositoria, salep.
Keuntungan :
• Obat terbebas dari kondisi rusak yang diakibatkan oleh
lingkungan lambung.
• Baik bagi pasien yang mual, muntah, pingsan, bayi atau tidak
dapat menelan obat.
• Tidak melewati hati sebelum masuk ke sirkulasi darah.
Kelemahan :
• Tidak menyenangkan.
• Absorpsi obat seringkali tidak teratur dan sulit diramalkan.
Parenteral
• Parenteral dari bahasa Greek, yaitu para yang berarti di
samping, dan enteron yang berarti usus, dimana
keduanya menunjukkan sesuatu yang diberikan di luar
dari usus dan tidak melalui saluran makanan.
• Obat yang diberikan secara parenteral adalah sesuatu
yang disuntikkan melalui lubang jarum ke dalam tubuh
pada berbagai tempat dan dengan bermacam-macam
kedalaman.
• Ada tiga cara utama, yaitu: subkutan, intramuskular (im)
dan intravena (iv).
Keuntungan cara parenteral:
• Dipilih bila dibutuhkan absorpsi yang segera seperti pada
keadaan darurat.
• Kadar obat dalam darah jauh lebih bisa diramalkan karena
tidak ada atau sedikit yg ter-eliminasi.
• Memungkinkan pemberian obat dalam dosis kecil.
• Berguna dalam pengobatan pada pasien yang tidak mau
bekerja sama, kehilangan kesadaran atau tidak mau
menerima obat secara oral.

Kerugian penggunaan cara parenteral:


• Sekali obat sudah disuntikkan, tidak bisa ditarik lagi.
• Biaya yang lebih tinggi karena diperlukan sterilitas
sediaan.
• Memerlukan petugas terlatih yang berwenang untuk
melakukan pengobatan.
Transdermal
• Tidak terjadi gangguan seperti absorpsi gastrointestinal (adanya cairan
gastrointestinal yang asam, gerakan peristaltik, kecepatan pengosongan
lambung)
• First Pass Effect di hati dapat dihindari sehingga dapat meminimalkan dosis
obat
• Cocok pada obat yang mempunyai karakteristik mempunyai indeks terapi
sempit, memiliki waktu paruh eliminasi yang pendek dan poor oral
absorption
• Pengontrolan kadar obat dalam plasma dapat diprediksi dan terpercaya
• Dapat meningkatkan kenyamanan penggunaan obat pada pasien
• Penghentian terapi dapat dilakukan jika diinginkan
• Kadar obat efektif dalam plasma dapat dipertahankan selama 1-7 hari
Kerugian
• Tidak dapat digunakan untuk obat yang memerlukan
dosis tinggi
• Tidak dapat menggunakan obat dengan molekul yang
besar
• Penggunaan obat dapat menyebabkan iritasi atau alergi
Aturan Pemakaian Obat

• Efek terapi akan


tercapai secara
optimal apabila
obat digunakan
tepat sesuai waktu
yang ditetapkan.
Kapan minum obat yang tepat?
• Sebelum atau sesudah
makan?
• Pagi, siang malam?
• Apakah harus dengan interval
tertentu?
Jenis obat Waktu minum
Obat antidiabet Pagi, pagi pukul 4-5
Obat antihipertensi Pagi , pukul 9-11
Obat diuretik Pagi , pukul 7
Obat kolesterol Malam, pukul 7-9
Apa yang dilakukan jika
LUPA MINUM OBAT?
• Segera minum obat ketika ingat
• Jika sudah mendekati waktu minum obat
berikutnya, tinggalkan obat yang terlupa dan
minumlah obat kembali sesuai jadwal
• Jangan sekali-kali minum obat dengan dosis
dobel untuk menggantikan dosis obat yang
terlupa
Cara penyimpanan obat

• Cara penyimpanan obat yang tepat berpengaruh


pada stabilitas obat
• Perhatikan suhu penyimpanan
• Menyimpan obat di tempat yang aman dari
jangkauan anak kecil
• Menyimpan obat tetap dalam kemasan aslinya.
Tanggal kadaluwarsa

• Tertulis sebagai bulan dan tahun.


• Adalah tanggal saat bahan aktif yang terkandung
dalam obat diharapkan masih memberikan efek
sebagaimana tertera pada monografi farmakope
hingga tanggal tersebut, selama penyimpanan
obat sesuai dengan kondisi yang seharusnya.
• Tanggal kadaluwarsa obat racikan?
Faktor penentu tanggal
kadaluwarsa obat racikan:

• Karakteristik bahan penyusun


• Bentuk sediaan
• Metode peracikan
• Karakteristik wadah
• Kondisi penyimpanan
Penentuan tanggal kadaluwarsa obat racikan
menurut USP:

• Untuk obat disiapkan dalam bentuk padat dan kering, batas waktu yang
ditetapkan tidak lebih dari 25% dari tanggal kadaluwarsa atau 6 bulan,
tergantung periode yang tercapai terlebih dahulu.
• Untuk obat disiapkan dalam bentuk padat dan kering tetapi dari bahan
baku obat, misal serbuk parasetamol, batas waktu penggunaan obat 6
bulan sejak tanggal peracikan obat. Namun jika serbuk bahan obat
tersebut diasumsikan memiliki batas kadaluwarsa lebih pendek dari 6
bulan, misal 4 bulan, maka batas penggunaan obat ditetapkan 1-2 bulan.
• Untuk obat disiapkan dalam bnetuk cairan mengandung air, batas waktu
penggunaan obat ialah 14 hari sejak tanggal peracikan dan obat harus
disimpan pada suhu dingin. Hal ini berlaku untuk menyiapkan suspensi
dengan cara merekonstitusi obat bentuk kering, misal: Amoxicillin sirup
kering.
Cara pemusnahan obat

• Obat bebentuk padat, harus dikeluarkan dari kemasan


dan dihancurkan, bila perlu dilarutkan terlebih dahulu
sebelum dibuang
• Obat berbentuk cair, harus dikeluarkan dari wadah
sebelum dibuang
• Obat berbentuk setengah padat, harus dikeluarkan dari
wadah dan dibungkus dalam wadah berbeda untuk
kemudian dibuang terpisah dari kemasan aslinya

Anda mungkin juga menyukai