Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute),
untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat
terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan.
Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan
apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam
bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari
selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah
"tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya
hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa
kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang
disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka larutan
tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati
temperatur kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian
lagi. Salah satu contoh dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang
membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap
perubahan temperatur baik di bawah temperatur kritis.
Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas 50°C maka
komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk
lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan
berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi
sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan
sempurna.Temperatur kritis adalah kenaikan temperatur tertentu dimana akan diperoleh
komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan.
Faktor yang mempengaruhi kelarutan sifat dari solute dan solvent, cosolvensi,
kelarutan, temperatur, salting out, salting in, dan pembentukan kompleks. Solute yang polar
akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air.
Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpolar pula. Misalnya alkaloid basa
(umumnya senyawa organik) larut
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan
pelarut lain dalam kloroform.atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut
memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya
adalah dapat larut dalam air dan tidak larut dalam air. Semua garam klorida larut,
kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2.
Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO 4,
PbSO4, CaSO4.Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3. Semua oksida dan
hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam phosfat tidak larut
kecuali K3PO4, Na3PO3.
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut
dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau
terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air
akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama
dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut
dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut
dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodium larut dalam
larutan KI atau NaI jenuh.
Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh ukuran partikel, suhu / temperature
dan pengadukan. Pengaruh ukuran pertikel, semakin halus solute, maka semakin kecil ukuran
partikel, makin luas permukaan solute yang kontak dengan solvent, solute makin cepat larut.
Pengaruh suhu atau temperature umumnya apabila kenaikan suhu
menambah maka kenaikan kelarutan solute. Pengaruh pengadukan pada suatu larutan
umumnya apabila pengadukan dilakukan semakin cepat maka kelarutan akan besar.
(http://medicafarma.blogspot.com/2008/08/larutan.html)
Jenis-jenis larutan yang penting ada 4 yaitu, larutan gas dalam gas. Gas dengan gas
selalu bercampur sempurna membentuk larutan. Sifat-sifat larutan adalah aditif, asal tekanan
total tidak terlalu besar.
Larutan gas dalam cair. Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan
temperatur. Daya larut N2, H2, O2 dan He dalam air, sangat kecil. Sedangkan HCl dan NH3
sangat besar. Hal ini disebabkan karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air, sedangkan
gas yang kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis
pelarut juga berpengaruh, misalnya N2, O2, danCO2 lebih mudah larut dalam alkohol daripada
dalam air, sedangkan NH3 dan H2S lebih mudah larut dalam air daripada alkohol.
Larutan cairan dalam cairan. Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur
sempurna, bercampur sebagian, atau tidak sama sekali bercampur. Daya larut cairan dalam
cairan tergantung dari jenis cairan dan temperatur. Contoh : Zat-zat yang mirip daya larutnya
besar.Benzena-Toluena, Air-Alkohol, Air-Metil. Zat-zat yang berbeda tidak dapat bercampur
Air-Nitro Benzena, Air-Kloro Benzena.
Larutan zat padat dalam cairan. Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat
terlarut, jenis pelarut, temperatur, dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi
larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk bermacam-macam zat dalam air sangat berbeda,
tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat-zat organik dalam air lebih besar daripada
dalam pelarut-pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah dengan naiknya temperatur
karena kebanyakan zat mempunyai panas pelarutan positif.
(Sukarjo, Kimia Fisika, hal: 143-146).
Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu larutan yang
susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan,
bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Atau larutan dapat dikatakan dapat bercampur
secara seragam (miscible). Larutan heterogen, yaitu apabila dua macam zat yang bercampur
masih terdapat permukaan-permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara bagian- bagian atau
fase-fase yang terpisah.
(http://www-supadi.blogspot.com/2010/12/kelarutan-timbal-balik.html)
Sistem biner fenol – air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat solubilitas
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Solubilitas (kelarutan)
adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut
(solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu
pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh.
Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya
disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran. Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, Pada system
biner fenol –air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu.
Suatu fase didefenisikan sebagai bagian system yang seragam atau homogeny diantara
keadaan submakroskopiknya, tetapi benar – benar terpisah dari bagian system yang lain oleh
batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling bercampur
dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas-gas adalah satu fase karena
sistemnya yang homogen. Symbol umum untuk jumlah fase adalah P.
Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut
seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut"
(insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada
sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi,
titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut
lewat jenuh yang metastabil atau mengendap.
http://chemist-try.blogspot.com/2013/02/kelarutan-timbal-
balik.html#targetText=Kelarutan%20atau%20solubilitas%20adalah%20kemampuan,dalam%20suatu
%20pelarut%20(solvent).&targetText=Larutan%20hasil%20disebut%20larutan%20jenuh.