Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PROFIL KEBULATAN UNTUK MENENTUKAN

KESALAHAN GEOMETRIK PADA PEMBUATAN KOMPONEN


MENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC

Muhammad Yanis
Jurusan Teknik Mesin-Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jl.Raya Prabumulih km 32, Inderalaya-Ogan Ilir (30662)

Abstrak
Banyak komponen mesin khususnya komponen mesin atau peralatan yang berputar, memiliki
penampang berbentuk bulat. Suatu komponen dengan permukaan silindris dengan tingkat kebulatan
yang baik (sesuai toleransi yang ditentukan) sangat dibutuhkan, hal ini akan berhubungan dengan
fungsi komponen tersebut. Ketidakbulatan (out of roundness) merupakan salah satu jenis kesalahan
bentuk (geometrik) dan dapat dipergunakan untuk mengetahui beberapa kesalahan bentuk lainnya.
Penelitian ini bertujuan mengetahui besar kesalahan geometrik yang terjadi pada pembuatan
komponen menggunakan mesin bubut CNC dengan melakukan pengukuran profil kebulatan. Nilai
kebulatan yang didapat juga akan digunakan untuk mencari nilai kesalahan geometrik lain, yaitu
kesejajaran, ketegaklurusan dan toleransi geometrik. Dari hasil pengujian didapat bahwa kesalahan
geometrik terbesar (ketidakbulatan) rata-rata 44,7 μm yang terjadi di posisi terluar dari
tumpuan/pencekam. Kesalahan lain yaitu ketegaklurusan 5,5 μm, ketidaksejajaran 4,5 μm, dan
toleransi kesalahan terbesar adalah 6,4 μm. Dengan demikian mesin bubut CNC yang dipakai masih
mampu membuat komponen yang teliti dilihat dari segi kesalahan geometrik yang terjadi. Nilai
kesalahan geometrik masih dibawah nilai toleransi (50 μm).

Kata kunci : Ketelitian geometrik, kebulatan, toleransi dimensi, toleransi geometrik, kesejajaran
dan ketegaklurusan.

I. PENDAHULUAN mempelancar pelumasan, menentukan ketelitian


putaran, menentukan umur komponen dan
Kualitas komponen yang dibuat menggunakan mesin menentukan kondisi suaian (Rochim T., 2001).
perkakas dinilai dari ketelitian dimensi, geometrik
(bentuk) dan kekasaran permukaan (surface roughness). Ketidakbulatan (out of roundness) merupakan salah
Mesin perkakas tersebut terdiri atas mesin perkakas satu jenis kesalahan bentuk (geometrik) dan
konvensional dan mesin perkakas CNC (computer umumnya berkaitan erat dengan beberapa kesalahan
Numerical Control). Sesuai kelebihan yang dimiliki bentuk lainnya, yaitu kesamaan sumbu, kelurusan,
mesin perkakas CNC (lebih teliti, lebih tepat, produktif ketegaklurusan dan kesejajaran. Suatu komponen
dan kompleksitas tinggi), maka sudah tentu komponen dengan kebulatan ideal sangat sulit untuk dibuat,
yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang lebih sehingga dapat dipastikan akan terjadi suatu
tinggi dari mesin perkakas konvensional (Rochim T., ketidakbulatan pada komponen tersebut. Walaupun
2007). secara visual penampang suatuk omponen berbentuk
bulat, namun bila dilakukan pembesaran maka akan
Banyak komponen mesin atau peralatan lainnya, terlihat suatu ketidakbulatan terjadi pada penampang
khususnya komponen mesin atau peralatan yang tersebut. Keterbatasan yang ada pada proses
berputar, memiliki penampang berbentuk bulat. Suatu pembuatan menyebabkan hal tersebut tidak dapat
komponen dengan permukaan silindris dengan tingkat dihindarkan, sehingga ketidakbulatan yang terjadi
kebulatan yang baik (sesuai toleransi yang ditentukan) harus ditolerir dalam batas-batas tertentu sesuai
sangat dibutuhkan, hal ini akan berhubungan dengan dengan tujuan dan fungsi dari komponen tersebut.
fungsi komponen tersebut. Peran kebulatan pada fungsi
suatu komponen diantaranya membagi beban sama rata,

JURNAL REKAYASA SRIWIJAYA No. 1 Vol. 19, Maret 2010 11


Penelitian ini bertujuan mengetahui besar kesalahan  Adanya ketidakbulatan cetakan pada proses
geometrik yang terjadi pada pembuatan komponen ekstrusi atau penarikan(drawing).
menggunakan mesin bubut CNC (TU2A EMCO-  Adanya ketidakbulatan bahan yang mencolok
Austria) dengan melakukan pengukuran profil pada proses gerinda tanpa senter.
kebulatan. Kesalahan geometrik yang dicari adalah
kebulatan pada posisi tertentu dari komponen,
(Rochim T., 2001)
kesejajaran, ketegaklurusan dan toleransi. Manfaat dari 2.2. Pengukuran Kebulatan
pengujian ini adalah ingin melihat apakah mesin bubut Pengukuran kebulatan dapat dilakukan dengan
CNC yang dipakai, apakah masih dapat membuat menggunakan alat ukur yang memiliki dua sensor
komponen yang teliti dilihat dari kesalahan geomterik o
yang saling bertolak belakang (180 ), misalnya
yang terjadi. Hal ini dipandang perlu karena mesin yang mikrometer. Dengan menggunakan mikrometer
ada tersebut sudah mulai “tua”. penampang poros dengan dua tonjolan beraturan
(elips) akan dapat diketahui ketidakbulatannya, yaitu
dengan mengukur diameter pada sisi terjauh dan
II. TINJAUAN PUSTAKA diameter pada sisi terdekat. Tetapi alat ukur tersebut
tidak dapat digunakan untuk mengetahui
2.1. Kebulatan ketidakbulatan poros yang memiliki tonjolan
Pada umumnya suatu profil kebulatan dikatakan bulat berjumlah ganjil beraturan, karena alat ukur tersebut
sempurna bila jarak titik-titik yang terdapat pada bentuk akan menunjukkan hasil yang selalu sama.
geometrik tersebut memiliki jarak yang sama terhadap Mengurangi sifat adhesive pada pahat potong dan
sebuah titik yang disebut dengan titik pusat. Suatu profil geram.
kebulatan dikatakan tidak bulat sempurna jika terjadi
ketidakbulatan yang ditandai dengan adanya perbedaan
jarak antara titik-titik pada bentuk geometrik tersebut
terhadap titik pusatnya. ISO/R 1101 mendefenisikan
toleransi kebulatan sebagai daerah toleransi pada bidang
penampang yang dibatasi oleh dua lingkaran konsentrik
dengan selisih radius sebesar harga toleransinya
(Rochim T., 2001).
Gambar 2. Pengukuran kebulatan dengan dua sensor

Pengukuran alat ukur dengan tiga sensor tersebut


dapat disetarakan dengan cara pengukuran
o
menggunakan blok-V (V block dengan sudut 60 ) dan
jam ukur.

Gambar 1. Toleransi untuk geometrik kebulatan

Hal-hal yang berhubungan dengan proses pembuatan


yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakbulatan
pada komponen yang dibuat adalah sebagai berikut :
 Keausan yang terjadi pada bantalan poros utama
mesin bubut atau mesin gerinda yang digunakan.
Gambar 3. Pengukuran kebulatan dengan blok-V
 Lenturan yang terjadi pada benda karja atau pada o
mesin perkakas yang diakibatkan oleh gaya (60 ) dan jam ukur tidak selalu
pemotongan yang cukup besar. menunjukkan adanya ketidakbulatan;
tergantung pada bentuk profil
 Kesalahan posisi senter pemegang.
kebulatan poros yang diukur.
 Tekanan alat pemegang atau pencekam pada
komponen yang berdinding tipis. Pengukuran kebulatan poros dilakukan dengan cara
 Terjadi chatter pada proses pemotongan. meletakkan pada blok-V dan kemudian memutarnya
dengan menempelkan sensor jam ukur di atasnya.
Cara tersebut merupakan cara klasik untuk mengetahui Empat lingkaran referensi untuk menentukan
kebulatan. parameter kebulatan :
Agar titik pusat benda ukur tidak berpindah, maka
benda ukur dapat diputar di antara dua senter, sementara 1. Lingkaran luar minimum (minimum
itu sensor jam ukur akan merasakan perubahan circumscribed circle)
permukaan benda ukur. Cara pengukuran seperti ini Merupakan lingkaran terkecil yang mungkin
hanya bisa dilakukan bila benda ukur mempunyai dibuat diluar profil kebulatan tanpa memotong
lubang senter, sementara itu dengan cara ini ketelitian profil tersebut. Ketidakbulatan adalah sama
putaran sangat dipengaruhi oleh posisi senter, bentuk dengan jarak radial dari lingkaran tersebut ke
senter dan ketidakbulatan senter. Meskipun cara-cara lekukan paling dalam.
pengukuran kebulatan seperti tersebut di atas memiliki 2. Lingkaran dalam maksimum (maximum
berbagai kelemahan, akan tetapi cara-cara tersebut inscribed circle)
masih sering dilakukan. Merupakan lingkaran terbesar yang mungkin
dibuat di dalam profil kebulatan tanpa memotong
profil tersebut. Ketidakbulatan sama dengan
jarak radial dari lingkaran tersebut ke tonjolan
yang paling luar.
3. Lingkaran daerah minimum (minimum zone
circle)
Dua buah lingkaran konsentris yang melingkupi
profil kebulatan sedemikian rupa sehingga jarak
radial antara kedua lingkaran tersebut adalah
yang terkecil. Titik tengah dari lingkaran
minimum tersebut disebut dengan minimum zone
center (MZC). Sedang ketidakbulatan adalah
selisih radius kedua lingkaran tersebut dan
Gambar 4. Pengukuran kebulatan diantara dua senter dinamakan minimum radial zone (MRZ).
4. Lingkaran kuadrat terkecil (least square circle)
Merupakan lingkaran yang ditentukan
berdasarkan profil kebulatan sedemikian rupa
sehingga jumlah kuadrat jarak dari sejunlah titik
dengan interval sudut yang sama pada profil
kebulatan ke lingkaran referensi adalah paling
kecil. Titik tengah lingkaran kuadrat terkecil
dinamakan least square center (LSC). Jarak
radial harga mutlak rata-rata antara profil
kebulatan dengan lingkaran kuadrat terkecil
disebut mean line average (MLA).

Gambar 5. Prinsip kerja alat ukur kebulatan Ditinjau dari segi teori maka parameter kebulatan
mean line average (MLA) dapat dianggap paling baik
untuk menyatakan harga ketidakbulatan serta titik
2.3. Parameter Kebulatan
(Rochim T., 2001) pusat (LSC) dengan teliti. ISO menganjurkan
Untuk dapat menyatakan tingkat ketidakbulatan suatu penggunaan lingkaran daerah minimum sebagai
benda ukur maka perlu ditetapkan suatu parameter referensi untuk menghitung harga ketidakbulatan,
kebulatan. Parameter kebulatan dapat dihitung karena MRZ yang diperoleh adalah setaraf dengan
berdasarkan profil kebulatan, relatif terhadap lingkaran defenisi toleransi kebulatan.
referensinya. Dalam hal ini terdapat empat jenis
lingkaran referensi yang dapat digunakan dalam Jenis karakteristik geometrik yang dapat dikontrol
menentukan harga parameter kebulatan. dengan suatu toleransi serta simbol yang digunakan
diperlihatkan tabel (1).
Gambar 6. Grafik polar dari empat jenis lingkaran referensi untuk menentukan parameter kebulatan
yaitu ∆ R = Rmax – Rmin (titik pusat masing-masing lingkaran referensi bisa berlainan).

Tabel 1. Jenis toleransi bentuk dan posisi menurut standar ISO

III. METODOLOGI PENELITIAN Langkah awal yang dilakukan untuk pengukuran


kebulatan adalah pembuatan benda kerja; secara
Analisis kualitas geometrik dari komponen yang otomatis dari program CNC yang telah disiapkan
dibuat dengan melihat hasil yang didapat dari sebelumnya. Bentuk benda kerja yang dibuat seperti
pengukuran profil kebulatan. Nilai kebulatan tersebut gambar (9). Pengukuiran kebulatan dilakukan dengan
ditampilkan dalam grafik polar. Untuk mendapatkan cara benda kerja tidak dilepas (metode dua senter)
data tersebut langkah-langkah yang akan dilakukan dan pada ujung bebas di center dengan tailstock.
adalah melakukan pengujian berdasarkan prosedur Dial stand dilekatkan pada lintasan luncur (guide
seperti gambar (8). ways) mesin perkakas disesuaikan posisinya didekat
titik pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan
memutar
o 0
benda kerja berselang 10 ( benda kerja ditandai  Pahat dari ojenis karbida (sudut potong utama 90 ,
berjarak 10 ). Su = 0o, =
Setiap pengukuran, dut Sudut sisi 0o)
jarum dial ger miring λs
indicator am,
diangkat untuk 0
menghindari
kesalahan
pengukuran
dan kerusakan Bentuk benda kerja
sensor. Pengujian yang dibuat seperti
dilakukan di Lab. ditunjukkan
CNC-CAD/CAM gambar di bawah
Fakultas Teknik ini. Posisi A
Unsri. merupakan titik
referensi
pengukuran
Mulai
kebulatan. Posisi A
berjarak ±
10 mm dari
pencekam spindel
mesin bubut dan
kebulatan titik ini
dianggap
mempunyai
kesalahan yang
sangat kecil. Posisi
1 sampai dengan
posisi 5
S I rsiapan : Mesin,
d
t e B.Kerja, Program
u n CNC
d t
i
i f
L i
it k
a Pembuatan Benda
. s Kerja yang akan
i Diukur
d Kebulatannya
a
n
P Pengukuran
e Kebulatan
r
u Analisa Data, Grafik
m Polar
u
s
a
Kelayakan
n
Hasil
M
a Y
s a
Tid a Kesim
k l pulan
a
h
S
el
Pe e
sai temp pengukuran material Aluminium Analisa data
at pada benda atau Kuningan dan dilakukan dengan
dilak kerja tidak sanggup untuk men-plot data hasil
ukan material yang lebih pengukuran
peng keras seperti baja. kebulatan kedalam
3.2. Data Kondisi
ukur Bahan dan peralatan grafik polar. Dari
Pengujian :
an pengujian yang grafik inilah akan
Kondisi dan variabel
kebu digunakan dalam dilakukan
pengujian yang
latan pengambilan data penentuan
diambil dengan
yang terdiri atas : ketidakbulatan,
menyesuaikan
akan  Mesin bubut penyimpangan
kondisi mesin
dipa CNC-EMCO terhadap kebulatan
yang digunakan
kai Mier TU2A- ideal, kesejajaran,
serta pahat yang ada
untu Austria, daya ketegaklurusan dan
sebagai berikut :
k maksimum 0,75 toleransi dari titik
 Pahat Sudut
anali kW yang diukur. Skala
sis potong utama, r =
o  Benda kerja untuk setiap grafik
kesal 90 hasil bubut disesuaikan nilai
ahan  Putaran spindel (material yang didapat
geo 1500 rpm sehingga ada
aluminium)
metri  Kecepatan  Dial stand kesesuaian dalam
k. makan 100 penggambaran di
 Dial indicator (
mm/min grafik polarnya.
kecermatan 0,001
 Kedalaman
mm)
makan 0,25 mm, Berikut hasil
finishing 0,05 mm pengukuran
kebulatan yang
langsung diplot
IV grafik polar.
.
H
A
G SI
a L
m D
b A
a N
r P
E
8 M
. B
A
P H
o A
s S
i A
s N
i
4.1. Analisa Data
Gambar 7. Peng
Prosedur ujian
penelitian analisa Karena keterbatasan
kebulatan mesin CNC yang
digunakan,
pengujian
menggunakan
material Aluminium
3.1. berdiameter awal 40
Baha mm. Mesin CNC
n dan yang ada hanya
Peral mampu melakukan
atan pemesinan untuk
n p

Gambar 12. Grafik kebulatan pengukuran posisi 5


Gambar 9. Grafik kebulatan pengukuran posisi 1
(1 skala dalam grafik = 3 μm)
(1 skala dalam grafik = 3 μm)

Gambar 10. Grafik kebulatan pengukuran posisi Gambar 13. Grafik kebulatan pengukuran posisi 1
2 (1 skala dalam grafik = 3 μm) (1 skala dalam grafik = 1 μm)

Dari ke-5 grafik itu maka dapat ditentukan data


sebagai berikut :

a. Ketidakbulatan masing-masing titik pengamatan.

Penentuan ketidakbulatan dan penentuan jarak titik


tengah MZC dengan titik tengah grafik polar
dilakukan denpgan dua cara yaitu dengan
lingkaran
o daerah minimum (MZC) dan lingkaran kudrat
terkecil (LSC).
 Lingkaran daerah minimum (MZC)

MZC = Jari-jari lingkmaks. – Jari-jari lingkmin.

Gambar 11. Grafik kebulatan pengukuran posisi 3


(1 skala dalam grafik = 3 μm)
Tabel 2. Harga ketidakbulatan berdasarkan MZC Tabel 4. Harga ketidakbulatan rata-rata berdasarkan
MZC & LSC
Ketidak Jarak titik tengah
Posisi bulatan grafik dengan titik
μm tengah MZC, μm Posis
posisi 1 40 m = 7
posisi 2 36 n = 5 posisi
posisi 3 32 o = 4 posisi
posisi 4 26 p = 4 posisi
posisi 5 4 q = 1,5 posisi
posisi
 Lingkaran kuadrat
terkecil (LSC)
Untuk menentukan b. Ketidak sejajaran sumbu
ketidak bulatan antara posisi 1 dan posisi
menggunakan pers. 3, dicari menggunakan
persamaan berikut :
berikut (Rochim T. ,
2001) :
2
a 2 Ketidaksejaja
b
R ran 
m-o
(4) posisi 1
dan 3

d MxH
i
m
a dimana M adalah
n pembesaran (M=1)
a
dan H adalah jarak
: posisi 1 dan posisi
3 (H = 30 mm),
maka didapat
ketidak sejajaran =
0,064 μm.
a = Jarak jari lingkaran
titik rata-rata dari
tengah LSC
grafik profil
dengan kebulat
titik an
tengah (ketida
profil kbulata
kebulat n)
an n = Jumlah data
(MZC)
arah x Hasil
b = Jarak perhitungan untuk
titik seluruh posisi pengamatan
tengah didapat nilai sebagai
grafik berikut :
dengan
titik Tabel 3. Harga
tengah ketidakbulatan
profil berdasarkan LSC
kebulat
an
Posisi

Jarak Jarak Ketidak


(MZC) (a) (b) bulatan
arah y μm μm (R) μm
R = Jari-
1 3,0 1,5 c.
2 6,1 4,8 Ketidaksejajara
3 4,6 1,7 n bidang posisi
4 dan posisi 5
4 2,8 1,7 dicari
5 1,9 2,1 dari jarak
antara
masing-
Bila dirata-ratakan masing
untuk kedua cara MZC yaitu
tersebut, maka nilai dari grafik
ketidakbulatan dan didapat = 4,5
jarak titik tengah μm.
grafik dengan titik
pusat profil
kebulatan menjadi
sebagai berikut :

ambar 14. Profil


kebulata
n
gabunga
n posisi
4 dan
posisi 5
(1 skala
= 3 μm)

d.
Ketegaklurus
an posisi 4
dan posisi
5 terhadap
posisi 3
adalah jarak
posisi 4 dan
posisi 5 ke
posisi
3 dan dari grafik
didapat = 4,5 μm.
dan 5,5 μm.
antara kedua lingkaran tersebut adalah yang
terkecil. Sementara itu cara LSC berdasarkan
perhitungan rata-rata untuk setiap data.
 Penyimpangan terbesar terjadi pada titik terjauh
dari tumpuan, hal ini wajar karena di posisi tersebut
timbul defleksi yang terbesar. Besar penyimpangan
maksimum adalah 44,65 μm.
 Kesalahan lain yaitu ketidaksejajaran 4,5 μm,
ketegaklurusan 5,5 μm dan toleransi kesalahan
terbesar adalah 6,38 μm. Dengan demikian mesin
bubut CNC yang dipakai masih dapat membuat
komponen yang teliti dilihat dari segi kesalahan
geometrik yang terjadi, terutama untuk komponen
berukuran kecil.
Gambar 15. Profil kebulatan gabungan posisi 3
dengan posisi 4 (1 skala = 3 μm) V. KESIMPULAN

Dari hasil analisa data maka dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut :

 Suatu komponen dengan kebulatan ideal sangat


sulit untuk dibuat, sehingga dapat dipastikan
akan terjadi suatu ketidakbulatan pada komponen
tersebut.
 Kesalahan geometrik yang terjadi dari komponen
pengujian yang dibuat tidak terlalu besar
(dibawah 50 μm). Kesalahan terbesar berada di
posisi terjauh dari tumpuan dengan besar
ketidakbulatan 44,65 μm. Kesalahan lain yaitu
ketidaksejajaran 4,5 μm, ketegaklurusan 5,5 μm
dan toleransi kesalahan terbesar adalah 6,38 μm.
Dengan demikian mesin bubut CNC yang
dipakai masih dapat membuat komponen yang
Gambar 16. Profil kebulatan gabungan posisi 3 teliti dilihat dari segi kesalahan geometrik yang
dengan posisi 5 untuk menentukan terjadi, terutama untuk komponen berukuran
ketegaklurusan (1 skala = 3 μm) kecil.

e. Nilai toleransi untuk masing masing posisi


Nilai toleransi ditentukan dari jarak titik tengah VI. DAFTAR PUSTAKA
grafik dengan titik pusat profil kebulatan dibagi
pembesaran grafik. Pembesaran untuk data diatas [1]. Kalpakjian S, Manufacturing Engineering and
adalah M = 1, sehingga nilai toleransi kesalalahan Technology, Second Edition, Eddison-Wesley
untuk posisi 1 sampai dengan posisi 5 adalah : 6,38 Publishing Co, 1992.
μm ; 5,18 μm ; 4,45 μm ; 3,64 μm ; 2,17 μm. [2]. Lab. CNC-CAD/CAM, , Petunjuk Pemrograman-
Pelayanan EMCO TU 2A, Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Unsri, inderalaya, 2008.
IV. PEMBAHASAN [3]. Lab. Metrologi Industri, Metrologi Industri-
Petunjuk Praktikum, Departemen Teknik Mesin
 Penentuan ketidak bulatan antara cara MZC dan
FTI - ITB, Bandung, 2001.
LSC terdapat perbedaan, namun pebedaan itu
[4]. Reeve C.P., The Calibration of a Roundness
masih dibawah nilai toleransi kebulatan secara
Standard, National Engineering Lab., National
umum yaitu 50 μm. MZC dihitung berdasarkan
Bureau of Standard NBSIR 79-1758,
pendekatan yang dicari dengan membuat dua buah
Washington, D.C, 2005.
lingkaran konsentris yang melingkupi profil
[5]. Rochim Taufiq, Wirjomartono S.H., Spesifikasi,
kebulatan sedemikian rupa sehingga jarak radial
Metrologi dan Kontrol Kualitas Geometrik,
Modul 0, Lab. Metrologi Industri, Departemen
Teknik Mesin FTI - ITB, Bandung, 1996.
[6]. Rochim Taufiq, Spesifikasi, Metrologi dan
Kontrol Kualitas Geometrik, Modul 3 & 4, Lab.
Metrologi Industri, Departemen Teknik Mesin
FTI - ITB, Bandung, 2001.
[7]. Rochim Taufiq, Spesifikasi, Metrologi dan
Kontrol Kualitas Geometrik – Buku 1, Penerbit
ITB Bandung, 2007.
[8]. Wibowo Agung, Analisis Kebulatan Berdasarkan
Lingkaran Daerah Minimum dengan Metode
Pendekatan Bertahap, Tesis S2, Teknik Produksi,
Teknik Mesin FTI ITB, Bandung,1998.

Anda mungkin juga menyukai