NIM: 142180203
A. ASET TETAP
Aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan
produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan kepada orang lain, atau untuk tujuan
administrative. Aset-aset tersebut diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu periode.
Karakteristik untama dari aset tetap adalah sebagai berikut:
1) Aset-aset tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan tidak untuk dijual
kembali.
2) Aset-aset tersebut bersifat jangka panjang dan biasanya disusutkan
3) Aset-aset tersebut memiliki substansi fisik
Sebagian perusahaan mengunakan biaya historis sebagai dasar untuk menilai aset tetap.
Biaya historis mengukur harga kas atau setara kas yang dikeluarkan untuk memperoleh aset dan
membawanya ke lokasi dan mempersiapkan kondisi yang diperlukan untuk digunakan. Secara
umum, perusahaan melaporkan biaya-biaya berikut sebagai unsur aset tetap:
Semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh tanah dan mempersiapkan untuk
penggunaan dianggap sebagai bagian dari biaya perolehan tanah. Umumnya, tanah merupkan
bagian dari aset tetap. Namun, jika tujuan utaman dari memperoleh dan memiliki tanah adalah
spekulatif, maka perusahaan lebih tepat mengklarifikasikan tanah tersebut sebagai investasi.
Biaya perolehan tanah mencakup:
1) Harga pembelian
2) Biaya legal
3) Biaya yang dikeluarkan dalam mengolah tanah sehingga kondisinya siap untuk
digunakan
4) Hak gadai, hipotek, atau kasus sitaan atas property
5) Peningkatan lahan
Biaya perolehan bangunan harus mencakup semua pengeluaran kas yang terkait
langsung dengan perolehan atau konstruksi bangunan tersebut. Biaya perolehan ini meliputi:
1. Aset kualifikasian
Agar memenuhi syarat kapitalisasi bunga, asset harus membutuhkan waktu yang
ckup lama untuk menjadikan asset tersebut siap untuk digunakan atau dijual. Asset yang
memenuhi syarat untuk kapitalisasi biaya bunga mencakup ase dalam pembangunan
untuk digunakan sendiri oleh perusahaan dan asset yang dimaksudkan untuk dijual atau
disewakan yang dibangun atau diproduksi sebagai proyek diskrit
2. Periode kapitalisasi
Jumlah bunga untuk dikapitalisasi adalah jumlah terbatas yang terendah dari biaya
bunga yang terjadi selama periode bunga yang dapat dihindari. Bunga yang dapat
dihindari adalah jumlah biaya bunga selama periode yang secara teoritis dapat dihindari
oleh perusahaan jika perusahaan tidak membuat pengeluaran untuk asset tersebut.
2. Pendapatan bunga
Pengeluaran untuk tanah , ketika perusahaan membeli tanah dengan tujuan ingin
mengembangkannyauntuk penggunaan tertentu , biaya bunga yang terkait dengan pengeluaran
tersebut harus memenuhi syarat untuk kapitalisasi bunga. Jika perusahaan membeli tanah sebagai
lokasi untuk bangunan , maka biaya bunga yang kapitalisasi selama periode kontruksi
merupakan bagian dari biaya perolehan pabrik, bukan biaya perolehan tanah.
Observasi
Seperti aset lainnya perusahaan harus mencatat aset tetap sebesar nilai wajar yang
diserahkan atau sebesar nilai wajar aset yang diterima, mana yang lebih jelas.
Diskon Tunai
Ketika perusahaan membeli aset tetap kemudian dikenakan diskon tunai atas pembayaran
lebih awal ,perusahaan harus melaporkan diskon ini dan mencatat sebagai pengurangan harga
pembelian aset.
Perusahaan sering membeli aset tetap degan kontrak kredit jangka panjang dengan
menggunakan wesel hipotek ,obligasi, atau kewajiban peralatan . untuk mencerminkan biaya
perolehan dengan tepat , perusahaan mencatat aset yang dibeli dengan kontrak kredit jangka
panjang pada nilai sekarang dari kopensasi yang dipertukarkan antara kedua belah pihak pada
tanggal transaksi.
Perusahaan menggunakan harga pertukaran kas dari aset yang diperoleh (jika
ditentukan) sebagai dasar untuk mencatat aset dan mengukur elemen bunga.
Pembelian Lumsum
Masalah khusus dalam penilaian aset tetap muncul ketika perusahaan membeli sekelompok
aset pada satu harga lumsum . ketika situasi umum ini terjadi, perusahaan mengalokasikan total
biaya antara berbagai aset atas dasar nilai wajar relatif. Asumsinya adalah bahwa biaya akan
bervariasi sesuai dengan proposal nilai wajarnya.prinsip ini adalah prinsip yang sama yang
diberlakukan perusahaan untuk mengalokasikan biaya lumsum antara barang - barang persediaan
yang berbeda.
Penerbitan Saham
Ketika perusahaan membeli properti dengan menerbitkan efek , seperti sahan biasa , nilai
pari atau nilai dinyatakan dari saham tersebut kurang tepat untuk mengukur biaya perolehan
properti . jika perdagangan saham adalah pasar pasar aktif , maka harga pasar saham yang
diterbitkan adalah indikasi wajar dari biaya perolehan properti yang dibeli . saham adalah ukuran
yang baik dari harga setara kas saat ini.
Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar dari saham biasa yang dipertukarkan
(berdasar harga pasar) , maka perusahaan dapat memperkirakan nilai wajar dari properti.
Perusahaan kemudian menggunakan nilai properti sebagai dasar untuk pencatatan aset dan
penerbitan saham biasa.
Akuntansi yang tepat untuk pertukaran aset nonmoneter, seperti aset tetap, masih
kontroversial. Beberapa pihak berpendapat bahwa perusahaan harus mencatat pertukaran jenis
ini berdasarkan nilai wajar dari aset yang disertakan atau nilai wajar aset yang diterima, dengan
mengakui keuntungan atau kerugian.
Biasanya perushaan mencatat pertukaran aset nonmoneter atas dasar nilai wajar aset
yang diserahkan atau nilai wajar aset yang diterima, mana yang lebih jelas. Dengan demikian
perusahaan harus mengakui dengan segera semua keuntungan atau kerugian atas pertukaran
tersebut. Alasan untuk pengakuan dengan segera adalah bahwa sebagian besar transaksi memiliki
substansi komersial, sehingga keuntungan atau kerugian harus diakui.
Seperti yang telah ditunjukan diatas, nilai wajar merupakan nilai dasar untuk mengukur aset
yang diperoleh dalam pertukaran nonmoneter jika transaksi memiliki substansi komersial.
Pertukaran memiliki substansi komercial jika arus kas masa depan berubah sebagai hasil
treansaksi. Artinya , jika posisi ekonomi kedua pihak berubah maka transaksi memiliki substansi
komersial.
Memiliki substansi komersial. Sekarang mari kita pertimbangkan situasi di mana pertukaran
nonmoneter memiliki substansi komersial dan menghasilkan keuntungan. Dalam kasus seperti
ini, perusahaan biasanya mencatat biaya perolehan aset nonmoneter yang diperoleh dalam
pertukaran dengan aset nonmoneter lain pada nilai wajar aset yang diserahkan , dan segera
mengakui keuntungan. Perusahaan harus menggunakan nilai wajar aset yang diserahkan.
Keuntungan adalah selisih antara nilai wajar dari barang bekas dengan nilai bukunya .
Hibah Pemerintah
Banyak perusahaan menerima hibah pemerintah. Hibah pemerintah merupakan bantuan yang
diterima dari pemerintah dalam bentuk pengalihan sumber daya kepada perusahaan dengan
imbal hasil kepatuhan terhadap syarat tertentu di masa lalu atau masa depan yang
berkaitandengan aktivitas operasi perusahaan. Dengan kata lain, hibah pemerintah seringkali
berupa beberapa jenis aset seperti (kas,efek, aset tetap,atau penggunaan fasilitas) yang disediakan
sebagai subsidi untuk perusahaan.
Pendekatan akuntansi
Ketika perusahaan memperoleh aset tetap melalui hibah pemerintah, konsep biaya
perolehan yang ketat menyatakan bahwa aset harus dinilai nol. Namun, pengalihan dari prinsip
biaya perolehan nampak dibenarkan karena satu-satunya biaya yang telah dikeluarkan (biaya
hukum dan pengeluaran lainnya yang relatif kecil) bukan merupakan dasar yang wajar untuk
mencatat aset yang diperoleh. Jika perusahaan tidak mencatat apapun, artinya perusahaan
mengabaikan realitas ekonomi dari kenaikan kekayaan dan aset. Oleh karena itu, sebagian besar
perusahaan menggunakan nilai wajar aset untuk menentukan nilai bukunya.
Pendekatan Pendapatan
IFRS mensyaratkan pendekatan pendapatan dan menunjukkan bahwa aturan umum
adalah bahwa hibah harus diakui dalam pendapatan secara sistematis yang mengaitkan
pendapatan dengan biaya yang dimaksudkan untuk dikompensasi oleh hibah tersebut.hal ini
dipenuhi oleh satu dari dua cara untuk aset seperti aset tetap :
1) Mencatat hibah sebagai pendapatan hibah tangguhan, yang diakui sebagai pendapatan
secara sistematis selama umur manfaat aset, atau
2) Mengurangi hibah dari jumlah tercatat aset yang diterima dari hibah, yang dalam hal ini
hibah diakui dalam pendapatan sebagai pengurangan beban penyusutan.
Masalah topik ini adalah mengalokasikan biaya tambahan ke periode waktu yang tepat.
Dalam menentukan bagaimana biaya harus dialokasikan setelah perolehan, perusahaan
mengikuti kriteria yang sama yang digunakan untuk menentukan biaya awal asset tetap. Artinya,
perusahaan mengakui biaya setelah perolehan sebagai asset bila biaya tersebut dapat diukur
secara andal dan besar kemungkinan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat ekonimik di
masa depan, bukti dari manfaaat ekonomik masa depan mencakup peningkatan
1) Umur manfaat
2) Kuantitas produk yang dihasilkan
3) Kualitas produk yang dihasilkan.
Umumnya perusahaan akan dikenakan empat jenis pengeluaran utama relative terhadap asset
yang ada yaitu:
Perusahaan nokia dapat memnsiunkan asset tetap mereka dengan sukarela atau
melepas asset tersebut melalui penjualan, pertukaran, konversi paksaan, atau ditinggalkan
begitu saja. Terlepas dari hal tersebut, nokia harus menghapus semua akun yang terkait
dengan asset yang dipensiunkan. Secara umum, nilai buku asset tetap tertentu tidak sama
dengan nilai pelepasannya. Akibatnya menimbulkan kauntungan atau kerugian. Alasannya:
penyusutan merupakan perkiraan alokasi biaya, dan bukan proses penilaian. Keuntungan atau
kerugian tersebut adalah koreksi laba neto untuk tahun dimana nokia menggunakan asset
tetap yang bersangkutan.
Konveksi Paksaan
Terkadang jasa asset diakhiri melalui beberapa jenis kejadian koversi paksaan
seperti kebakaran, banjir, dan pencurian. Perusahaan melaporkan selisih antara jumlah
dipulihkan (misalnya dari gati rugi penggusuran, atau klaim asuransi) jika ada, dan nilai buku
asset sebagai keuntungan atau kerugian.