Kel 3-1
Kel 3-1
PENDAHULUAN
Saat ini pendidikan mulai bergeser pada proses belajar (learning), berbasis
pada masalah (case base), bersifat kontekstual dan tidak terbatas hanya untuk
golongan tertentu sehingga pelajar dituntut untuk lebih aktif mempelajari dan
mengembangkan materi pelajaran dengan mengoptimalkan sumber-sumber
lain.
Berbicara tentang mengajar maka tidak lepas dari guru, maka guru menjadi
figur yang teramat penting ditengah derasnya dinamika dan tuntutan
perubahan kebijakan menyangkut peningkatan mutu pendidikan dewasa ini.
Sebab apapun perubahan dibidang pendidikan, pada akhirnya akan ditentukan
oleh guru melalui pekerjaan profesinya sebagai orang yang berdiri di depan
kelas.
1
dalam hal pembelajaran. Kompetensi ini selanjutnya akan menempatkan guru
pada sebuah paradigma baru dalam proses pembelajaran. Model pendekatan
guru yang dulu begitu otoriter dengan asumsi bahwa guru tahu segala-galanya
dan siswa tidak tahu apa-apa sudah tidak berlaku lagi. Pendekatan
pembelajaran dewasa ini mesti memiliki nuansa demokratis, dimana guru dan
siswa saling belajar dan membantu dan bekerja sama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Pertama, proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan
guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb).
2. Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman
belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita,
dialog atau melalui simulasi role-play).
3. Ketiga, proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang
kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka
telah lakukan).
4. Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan
melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan,
penyelidikan dan/atau wawancara).
4
dilakukan oleh seorang guru yang baik dalam proses pembelajaran
terhadap siswa:
a. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya
untuk berkembang sesuai dengan kecenderungan bakat dan minat
mereka,
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan
rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika
mereka membutuhkan,
c. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan
entuisme terhadap ide serta gagasan mereka,
d. Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang
yang diminati dan penghargaan atas prestasi mereka,
e. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan
semangat pada pekerjaan lain berikutnya.
f. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran
untuk membangun hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata.
g. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat
serta modalitas gaya belajar individu siswa,
h. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara
penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri,
i. Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra
mereka dan perannya sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa.
j. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan
dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat belajar siswa,
k. Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif,
inkuiri dan diskaveri agar terbentuk budaya belajar yang bermakna
(meaningful learning) pada siswa.
l. Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya umpan balik
dan semangat/gairah pada siswa untuk ingin mempelajari materi
lebih dalam.
5
Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan dalam
pelaksanaan konsep Pakem jika peran para guru dalam berinteraksi dengan
siswanya selalu memberikan motivasi, dan memfasilitasinya tanpa
mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif,
membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan
minat mereka melalui proses pembelajaran yang terencana. Perlu dicatat
bahwa tugas dan tanggung jawab utama para guru dalam paradigma baru
pendidikan ”bukan membuat siswa belajar” tetapi ”membuat siswa mau
belajar”, dan juga ”bukan mengajarkan mata pelajaran” tetapi ”mengajarkan
cara bagaimana mempelajari mata pelajaran”. Prinsip pembelajaran yang
perlu dilakukan: ”Jangan meminta siswa Anda hanya untuk mendengarkan,
karena mereka akan lupa. Jangan membuat siswa Anda memperhatikan saja,
karena mereka hanya bisa mengingat. Tetapi yakinkan siswa Anda untuk
melakukannya, pasti mereka akan mengerti”.
6
masalah tersebut dengan bantuan berupa tips-tips dari sang dosen
dan referensi yang ada.
7
2. Kember (1997)
SCL merupakan sebua kutub proses pembelajaran yang
menekankan mahasiswa sebagai pembangun pengetahuan
sedangkan kutub yang lain adalah dosen sebagai agen yang
memberikan pengetahuan.
3. Harden dan Crosby (2000)
SCL menekankan pada Mahasiswa sebagai pembelajar dan apa
yang dilakukan mahasiswa untuk sukses dalam belajar
dibanding dengan apa yang dilakukan oleh dosen.
8
2.2.3 Metode Student Center Learning (SCL)
1. Small Group Discussion
Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif dan
merupakan bagian dari banyak model pembelajaran SCL yang
lain, seperti CL, CbL, PBL dan lain-lain. Di dalam kelas, para
mahasiswa membuat kelompok kecil (misalnya 5 – 10 orang)
untuk mendikusikan bahan yang dapat diberikan oleh dosen
ataupu bahan yang diperoleh sendiri oleh anggota kelompok
tersebut.
1. Simulation
Simulasi adalah model yang membawa situasi yang mirip
dengan sesungguhnya ke dalam kelas. Misalnya simulasi
sebagai seorang manajer atau pemimpin, mahasiswa diminta
untuk membuat perusahaan fiktif, kemudian di minta untuk
9
berperan sebagai manajer atau pemimpin dalam perusahaan
tersebut. Simulasi ini dapat berbentuk permainan peran (role
playing). Permainan-permainan simulasi dan lain-lain.
10
Manfaat dari metode ini adalah menyadarkan dan
memberdayakan mahasiswa, bahwa belajar adalah tanggung
jawab mereka sendiri. Individu mhasiswa didorong untuk
bertanggung jawab terhdapa semua fikiran dan tindakan yang
dilakukannya. Untuk dapat menerapkan metode ini,
sebelumnya kita harus dapat memenuhi asumsi bahwa
kemampuan mahasiswa semestinya bergeser dari orang yang
tergantung pada orang lain menjadi individu yang mampu
belajar mandiri.
11
Masalah/tugas/kasus memang berasal dari dosen dan bersifat
open ended, tetapi pembentukan kelompok yang didasarkan
pada minat, prosedur kerja kelompok, penentuan waktu dan
tempat diskusi/kerja kelompok, sampai dengan bagaimana
hasil diskusi/kerja kelompok ingin dinilai oleh dosen,
semuanya ditentukan melalui consensus bersama antar
anggota kelompok.
12
Pada umumnya, terdapat empat langkah yang perlu dilakukan
mahasiswa dalam PBL/I, yaitu:
1) Menerima masalah yang relevan dengan salah
satu/beberapa kompetensi yang dituntut mata kuliah, dari
dosennya.
2) Melakukan pencarian data dan infromasi yang relevan
untuk memecahkan masalah
3) Menata data dan mengaitkan data dengan masalah
4) Menganalisis strategi pemecahan masalah.
13
5. Berfikir Kritis Dan Kreatif,
Siswa harus menggunakan segala kecerdasan intelektual dan
emosinya yang berwujud kreativitas, inovasi, dan analisa untuk
mengatasi berbagai tantangan.
6. Komunikatif,
Siswa harus menggunakan kemampuannya berkomunikasi baik
lisan maupun tertulis karena boleh jadi siswa melihat konsep
dengan cara yang berbeda sebagai hasil pengalaman hidupnya,
sehingga diperlukan media dan sarana yang efektif untuk
menyamakan presepsi.
7. Kerjasama
Kondisi dimana para peserta didik dapat saling bersinergi dan
saling mendukung pencapaian keberhasilan atau tujuan yang
ditetapkan dalam pembelajaran.
8. Integritas
Siswa harus menunjukkan perilaku moralitas tinggi, dan percaya
diri dalam melaksanakan segala sesuatu yang diyakininya dalam
kegiatan belajarnya.
14
c) Adanya keinginan mahasiswa untuk terciptanya iklim belajar
yang kondusif,
d) Prakarsa mahasiswa dalam memecahkan masalah,
e) Terjadi interaksi multi arah.
3. Kadar SCL dilihat dari kegiatan evaluasi yaitu :
a) Adanya self assessment,
b) Kemandirian mahasiswa dalam kegiatan evaluasi,
c) Kemauan mahasiswa dalam menyusun laporan kegiatan
belajar.
15
e) Kemampuan berfikir analitis, dalam praktikum mahasiswa
akan membuat analisa-analisa penting dalam membangun
perusahaan;
f) Kemampuan mahasiswa berdiskusi secara logis dan
bertanggung jawab (memformulasikan pertanyaan yang
berkualitas tentang suatu subyek, menjawab pertanyaan
menggunakan berbagai metode, mengungkapkan pendapat dan
berargumentasi secara logis, kejujuran dalam menilai jawaban
atas pertanyaan sendiri maupun pertanyaan kawan,
kemampuan untuk menerima dan mengelola perbedaan
pendapat);
g) Kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
5. Meningkatkan kemampuan technopreneurship mahasiswa. Hal ini
diperoleh dengan praktikum.
16
i) Pemanfaatan teknologi informasi yang efisien dan efektif
j) Mahasiswa akan mempunyai sifat kooperatif, kolaboratif dan
suportif
k) Cukup menyenangkan bagi mahasiswa dan tutor dan prosesnya
membutuhkan partisipasi seluruh mahasiswa dalam proses
pembelajaran
2. Kerugian
a) Memerlukan waktu pembelajaran yang lebih lama
b) Tidak sesuai dengan beberapa jenis kurikulum
c) Tidak cocok untuk mahasiswa yang pasif
d) Jumlah pengajar yang diperlukan dalam proses tutorial lebih
banyak dari pada sistem konvensional
e) Banyak mahasiswa yang ingin mengakses perpustakaan dan
komputer dalam waktu bersama
f) Sulit diimplementasikan pada kelas besar
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Diharapkan agar peserta didik mampu menguasai dan memahami penerapan
metode pembelajaran Student Center Learning (SCL) dan menjadikan peserta
didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan peserta didik tidak terpaku
pada pendidik agar kemampuannya lebih berkembang dalam hal dan tujuan
yang bermanfaat untuk kepentingan bangsa dan negara agar menjadi penerus
bangsa yang berpendidikan baik dan berakhlak mulia.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20