Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi,

sehingga manusia merupakan fator strategis dalam semua kegiatan di dalam

pengeloaan organisasi. Pegawai merupakan asset utama bagi perusahaan, mereka

sebagai perencana, pelaksana dan pengendali yang selalui memberika peran aktif

dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Penilaian kinerja pegawai merupakan

suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya,

sehingga berbagai berbagai kebijakan harus dilakukan organisasi untuk

meningkatkan kinerja pegawai. Faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai

adalah kompetensi yang dimiliki diri individu pegawai, kompensasi yang

diberikan oleh organisasi serta motivasi yang diberikan kepada pegawai.


Kompetensi dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

kinerja. Kompetensi diperlukan untuk membantu organisasi untuk menciptakan

budaya kinerja tinggi. Karakteristik kompetensi ini terdiri dari lima tipe yakni:

motive (motif), traits (bakat/bawaan), self concept (konsep diri), knowledge

(pengetahuan), skill (keterampilan) (Sedarmayanti, 2007:15).


Selain kompetensi, dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai

kompensasi juga perlu diperhatikan. Kompensasi adalah semua pendapatan yang

berbentuk uang, barang langsung dan tidak langsung yang diterima pegawai

sebagai imbalan atas jasa yang diberikan perusahaan Hasibuan (2011:9).

Kompensasi berbentuk uang artinya kompensasi di bayar dalam bentuk uang


2

kartal kepada pegawai bersangkutan. Kompensasi berbentuk barang artinya

kompensasi dibayar dengan barang.


Demikian juga dengan motivasi, menurut Handoko (2008:49), motivasi

diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan

individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

Kinerja mempunyai hubungan dengan motivasi, di mana motivasi merupakan

adalah suatu konsep yang kita gunakan jika menguraikan kekuatan-kekutan

kekuatan yang bekerja berada dalam individu untuk memulai dan mengarahkan

perilaku serta untuk menjelaskan perbedaan dalam intensitas perilaku di mana

perilaku yang lebih bersemangat adalah hasil motivasi yang kuat.


Dewasa ini, semakin ketatnya akan tuntutan kerja dalam bidang pelayanan

publik, mengakibatkan Sekretariat Daerah Pemerintahan Kabupaten Berau

dihadapkan pada tantangan untuk dapat mempertahankan dan memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Bagi Sekretariat Daerah Pemerintahan Kabupaten

Berau, khususnya Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa, penelitian

kemampuan kerja pegawai sangat beguna untuk menilai kualitas, kuantitas,

motivasi para pegawai, serta selalu melakukan perbaikan. Semangat dan motivasi

kerja yang optimal, sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan

menjaga kelangsungan hidup organisasi.


Untuk menjamin tercapainya keselarasaan tujuan, pimpinan organisasi

bisa memberikan perhatian dengan memberikan kompensasi, karena kompensasi

merupakan bagian dari hubungan timbal balik antara organisasi dengan sumber

daya manusia.
Mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, bahwa Pengadaan Barang/Jasa


3

Pemerintah mempunyai peran penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional

untuk peningkatan pelayanan publik dan pengembangan perekonomian nasional

dan daerah. Dilanjutkan dengan Peraturan Bupati Berau Nomor 47 (Pasal 30,

Paragraf 3) Tahun 2016 tentang Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa

berkedudukan sebagai unsur pembantu Sekretaris Daerah melalui Asisten

Pembangunan dan Perekonomian dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya,

serta dipimpin oleh seorang kepada bagian yang berada di bawah dan bertanggung

jawab terhadap Sekretaris Daerah melalui Asisten Pembangunan dan

Perekonomian.
Berdasarkan pengamatan sementara peneliti, didapatkan fenomena sebagai

berikut: (1) Pegawai dengan motivasi dan kompetensi minim akibat kurangya

fasilitas pelatihan guna meningkatkan kinerja secara rutin; (2) Penyelesaian kerja

melebihi target yang telah ditetapkan; (3) Pegawai dengan beban kerja yang berat

serta insentif minim; (4) Belum optimalnya kerja pegawai: (5) Kuantitas sumber

daya manusia (SDM) pegawai pada Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa

(Sekretariat Daerah Pemerintahan Kabupaten Berau) masih terbatas; (6) Dan

masih banyak lagi hal fenomena lain yang peneliti temukan di instansi ini.
Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa pada Sekretariat Daerah

Pemerintahan Kabupaten Berau) selalu berusaha dan mengadakan perbaikan

dalam proses pengolahannya untuk menjadi lebih baik. Salah satu hal yang

menjadi perhatian utama dari Instansi ini adalah peningkatan kualitas dan

motivasi, serta kemampuan kerja pegawai. Karena selama ini masih banyak yang

perlu diperbaiki yang berkaitan dengan motivasi, kompetensi, beban kerja,

maupun insentif terhadap kinerja pegawainya.


4

Hal tersebut, menunjukkan adanya suatu fenomena dimana walaupun

anggaran tersedia dengan cukup, namun pelaksanaan ataupun pengerjaan di

lapangan yang berat, tidak sepenuhnya terlaksana secara optimal oleh sumber

daya manusia karena dinilai motivasi, kompetensi, dan insentif yang minim

dengan beban kerja maksimal. Terkhusus melihat aturan sebelumnya, agenda dan

program kerja yang telah dicanangkan, memang terlalu banyak memakan waktu

dilapangan, serta kuantitas pegawai masih sangat dibutuhkan untuk membantu

pekerjaan tersebut.
Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun

2009 bahwa beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu

jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan

waktu. Setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya

sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya

penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja sehingga

diperoleh produktivitas kerja yang optimal.


Menurut Setyawan dan Kuswati (2006:36) apabila beban kerja terus

menerus bertambah tanpa adanya pembagian beban kerja yang sesuai, maka

kinerja karyawan akan menurun. Kinerja menurut Simamora (2001:280) adalah

proses dengannya organisasi mengevaluasi pelaksanaan kerja individu.


Dalam hal tersebut beberapa faktor yang mempengaruhi untuk tercapainya

kinerja pegawai yang mendukung organisasi ditentukan pula oleh beberapa faktor,

seperti: motivasi, kompetensi, beban kerja, dan insentif. Faktor-faktor tersebut

secara langsung berpengaruh terhadap psikologis dan berdampak langsung

terhadap kinerja yang dihasilkan.


5

Faktor motivasi turut menentukan kualitas dan kuantitas dari hasil

pekerjaan yang mampu diselesaikan pegawai di lapangan sesuai dengan target

dari pekerjaan tersebut. Pada sisi lain dampak motivasi yang semakin kopleks dan

cenderung tidak terkelola dengan sangat memadai, mengakibatkan beberapa

organisasi sangat sulit untuk melakukan proses penyesuaian yang dapat digunakan

untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pegawai. Motivasi ini

bisa datang dari dalam diri pegawai itu sendiri dan bisa juga datang dari luar

dirinya, dengan demikian maka faktor motivasi ini diperhitungkan dalam

meningkatkan kinerja pegawai.


Kompentensi melukiskan karakteristik pengetahuan, keterampilan,

perilaku dan pengalaman untuk melakukan suatu pekerjaan atau peran tertentu

secara efektif. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Ardiana et al. (2010)

yang penelitiannya menyimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja. Kompetensi merupakan hal yang mutlk dimiliki pegawai, karena

ini bersifat teknis dan akan mempengaruhi pencapaian penyelesaian pekerjaan di

lapangan. Melalui kompetensi ini, maka pegawai akan lebih mudah di dalam

bekerja dan dapat mengaktualisasikan dirinya berdasarkan dari latar belakang,

pengalamanan dan keterampilan yang dimiliki untuk dapat disalurkan ke dalam

pekerjaan. Hal inilah yang membuat faktor kompetensi adalah yang berpengaruh

dominan terhaap kinerja.


Pengukuran beban kerja pada Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa

pada Sekretariat Daerah Pemerintahan Kabupaten Berau) untuk mendapatkan

informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau
6

pemegang jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik

analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik manajemen lainnya.
Beban kerja merupakan sindrom psikologis yang terdiri atas tiga dimensi

yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, maupun Maslach (dalam Siswanto,

2006). Indikasi yang menunjukkan bahwa beban kerja sering timbul diantara

pegawai Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa pada Sekretariat Daerah

Pemerintahan Kabupaten Berau tampak dari selama 2 tahun terakhir ini pegawai

sering merasakan bahwa beban kerja yang harus diselesaikannya terkesan

berlebihan, hal ini berdampak pada timbulnya beban kerja, Dengan beban kerja

yang berlebihan menyebabkan pegawai merasa mempunyai tanggung jawab yang

besar untuk menyelesaikan pekerjaan dengan optimal, sehingga pihak instansi

sering menerima keluhan dari para pegawainya.


Demikian pula halnya terhadap program insentif bagi pegawai pada

Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa pada Sekretariat Daerah

Pemerintahan Kabupaten Berau yakni berupa honor perbulan dan Tambahan

Penghasilan Pegawai (TPP) Besarnya pemberian insentif finansial yang diberikan

oleh Instansi kepada pegawai masih kurang sesuai dengan harapan para pegawai,

khususnya melihat resiko dan beban kerja dimana keputusan yang diambil dalam

penyelesaiaan pekerjaan harus benar-benar sesuai dengan aturan dan prosedur

yang berlaku.
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas, maka penulis

melaksanakan penelitian dengan judul “Peran Motivasi, Kompetensi, Beban

Kerja, dan Insentif Terhadap Kinerja Pegawai Bagian Layanan Pengadaan Barang

dan Jasa di Sekretariat Daerah Pemerintahan Kabupaten Berau”.

B. Perumusan Masalah
7

Fenomena yang terjadi menunjukkan belum optimalnya kinerja pegawai

Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa di Sekretariat Daerah Pemerintahan

Kabupaten Berau, diantaranya: (1) Masih kurangnya pelatihan sumber daya

manusia yang bersifat teknis, sehingga motivasi pegawai lemah (2) Belum

terpenuhinya kompetensi pegawai di Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa

di Sekretariat Daerah Pemerintahan Kabupaten Berau (3) Banyaknya beban kerja

dan minimnya intensif yang didapatkan,Hal inilah yang perlu mendapatkan

perhatian dari pihak manajerial terutama pimpinan lembaga, agar dapat sedini

mungkin mencegah dan berupaya meningkatkan kualitas manajemen sumber daya

manusia yang ada pada lembaga tersebut. Bagaimana mungkin bila untuk

mencapai tujuan yang diharapkan oleh lembaga/instansi banyak pegawai yang

kurang peduli dengan apa yang harus dikerjakan dan sudah menjadi tanggung-

jawabnya itu. Padahal pegawai itu mempunyai peran yang cukup besar dalam

mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menyelenggarakan dan

membentuk kinerja yang optimal dari organisasi kerjanya.


Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan maka, pertanyaan-

pertanyaan penelitian yang akan dikaji dan dianalisis adalah:


1. Apakah motivasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai Bagian

Layanan Pengadaan Barang dan Jasa di Sekretariat Daerah Pemerintahan

Kabupaten Berau ?.
2. Apakah kompetensi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai

Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa di Sekretariat Daerah

Pemerintahan Kabupaten Berau ?.


3. Apakah beban kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai

Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa di Sekretariat Daerah


8

Pemerintahan Kabupaten Berau ?.


4. Apakah insentif secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai Bagian

Layanan Pengadaan Barang dan Jasa di Sekretariat Daerah Pemerintahan

Kabupaten Berau ?.
5. Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai

Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa di Sekretariat Daerah

Pemerintahan Kabupaten Berau ?.

C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:


1. Untuk menganalisis pengaruh motivasi secara parsial terhadap kinerja

pegawai Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa di Sekretariat Daerah

Pemerintahan Kabupaten Berau.


2. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi secara parsial terhadap kinerja

pegawai Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa di Sekretariat Daerah

Pemerintahan Kabupaten Berau.


3. Untuk menganalisis pengaruh beban kerja secara parsial terhadap kinerja

pegawai Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa di Sekretariat Daerah

Pemerintahan Kabupaten Berau.


4. Untuk menganalisis pengaruh insentif secara parsial terhadap kinerja pegawai

Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa di Sekretariat Daerah

Pemerintahan Kabupaten Berau.


5. Untuk menganalisis variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap

kinerja pegawai Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa di Sekretariat

Daerah Pemerintahan Kabupaten Berau.

D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini

ditujukan kepada beberapa pihak, yaitu:


9

1. Secara praktisi,

Sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk bahan evaluasi dalam

merancang, serta merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran guna

meningkatkan kinerja pegawai Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa

di Sekretariat Daerah Pemerintahan Kabupaten Berau.

2. Secara akademisi,

Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang terkait dengan perencanaan

sumberdaya manusia organisasi secara efektif dan efisien. Kemudian, juga

dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengambil kebijakan, yakni

Pemerintah Kabupaten Berau dalam menyusun skala prioritas dan kebijakan

pengembangan dalam sektor manajemen sumber daya manusia (SDM),

terkait dengan peran motivasi, kompetensi, beban kerja, dan insentif dalam

meningkatkan kinerja pegawai.

Anda mungkin juga menyukai