Bab 1. Pendahuluan
Bab 1. Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai perencana, pelaksana dan pengendali yang selalui memberika peran aktif
suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya,
budaya kinerja tinggi. Karakteristik kompetensi ini terdiri dari lima tipe yakni:
berbentuk uang, barang langsung dan tidak langsung yang diterima pegawai
kekuatan yang bekerja berada dalam individu untuk memulai dan mengarahkan
motivasi para pegawai, serta selalu melakukan perbaikan. Semangat dan motivasi
merupakan bagian dari hubungan timbal balik antara organisasi dengan sumber
daya manusia.
Mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
dan daerah. Dilanjutkan dengan Peraturan Bupati Berau Nomor 47 (Pasal 30,
Paragraf 3) Tahun 2016 tentang Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa
serta dipimpin oleh seorang kepada bagian yang berada di bawah dan bertanggung
Perekonomian.
Berdasarkan pengamatan sementara peneliti, didapatkan fenomena sebagai
berikut: (1) Pegawai dengan motivasi dan kompetensi minim akibat kurangya
fasilitas pelatihan guna meningkatkan kinerja secara rutin; (2) Penyelesaian kerja
melebihi target yang telah ditetapkan; (3) Pegawai dengan beban kerja yang berat
serta insentif minim; (4) Belum optimalnya kerja pegawai: (5) Kuantitas sumber
daya manusia (SDM) pegawai pada Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa
masih banyak lagi hal fenomena lain yang peneliti temukan di instansi ini.
Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa pada Sekretariat Daerah
dalam proses pengolahannya untuk menjadi lebih baik. Salah satu hal yang
menjadi perhatian utama dari Instansi ini adalah peningkatan kualitas dan
motivasi, serta kemampuan kerja pegawai. Karena selama ini masih banyak yang
lapangan yang berat, tidak sepenuhnya terlaksana secara optimal oleh sumber
daya manusia karena dinilai motivasi, kompetensi, dan insentif yang minim
dengan beban kerja maksimal. Terkhusus melihat aturan sebelumnya, agenda dan
program kerja yang telah dicanangkan, memang terlalu banyak memakan waktu
pekerjaan tersebut.
Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun
2009 bahwa beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu
jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan
waktu. Setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya
penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja sehingga
menerus bertambah tanpa adanya pembagian beban kerja yang sesuai, maka
kinerja pegawai yang mendukung organisasi ditentukan pula oleh beberapa faktor,
dari pekerjaan tersebut. Pada sisi lain dampak motivasi yang semakin kopleks dan
organisasi sangat sulit untuk melakukan proses penyesuaian yang dapat digunakan
untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pegawai. Motivasi ini
bisa datang dari dalam diri pegawai itu sendiri dan bisa juga datang dari luar
perilaku dan pengalaman untuk melakukan suatu pekerjaan atau peran tertentu
secara efektif. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Ardiana et al. (2010)
terhadap kinerja. Kompetensi merupakan hal yang mutlk dimiliki pegawai, karena
lapangan. Melalui kompetensi ini, maka pegawai akan lebih mudah di dalam
pekerjaan. Hal inilah yang membuat faktor kompetensi adalah yang berpengaruh
informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau
6
analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik manajemen lainnya.
Beban kerja merupakan sindrom psikologis yang terdiri atas tiga dimensi
2006). Indikasi yang menunjukkan bahwa beban kerja sering timbul diantara
pegawai Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa pada Sekretariat Daerah
Pemerintahan Kabupaten Berau tampak dari selama 2 tahun terakhir ini pegawai
berlebihan, hal ini berdampak pada timbulnya beban kerja, Dengan beban kerja
oleh Instansi kepada pegawai masih kurang sesuai dengan harapan para pegawai,
khususnya melihat resiko dan beban kerja dimana keputusan yang diambil dalam
yang berlaku.
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas, maka penulis
Kerja, dan Insentif Terhadap Kinerja Pegawai Bagian Layanan Pengadaan Barang
B. Perumusan Masalah
7
manusia yang bersifat teknis, sehingga motivasi pegawai lemah (2) Belum
perhatian dari pihak manajerial terutama pimpinan lembaga, agar dapat sedini
manusia yang ada pada lembaga tersebut. Bagaimana mungkin bila untuk
kurang peduli dengan apa yang harus dikerjakan dan sudah menjadi tanggung-
jawabnya itu. Padahal pegawai itu mempunyai peran yang cukup besar dalam
Kabupaten Berau ?.
2. Apakah kompetensi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai
Kabupaten Berau ?.
5. Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini
1. Secara praktisi,
2. Secara akademisi,
terkait dengan peran motivasi, kompetensi, beban kerja, dan insentif dalam