Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Psikologi ialah ilmu yang meneliti jiwa, perilaku, dan proses mental.
Dengan adanya ilmu psikologi kita dapat mempelajari jiwa, perilaku, dan
proses mental. Oleh karena itu, untuk mempelajari hal tersebut kita
membutuhkan kesadaran yang bertujuan untuk memfokuskan apa yang kita
pelajari. Karena terkadang kita sadar tetapi ada kalanya tidak, dengan ilmu
psikologi kita dapat mengetahui tentang kesadaran.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan kesadaran?
b. Apa saja kerangka kerja kesadaran?
c. Apa saja fungsi kesadaran?
d. Apa saja tingkat-tingkat kesadaran?
e. Apa saja gangguan kesadaran?
f. Apa yang dimaksud dengan psikoaktif?

1.3 Tujuan
a. Agar pembaca dapat mengerti tentang kesadaran.
b. Agar pembaca dapat mengerti apa saja kerangka kerja kesadaran.
c. Agar pembaca dapat mengerti apa saja fungsi kesadaran.
d. Agar pembaca dapat mengerti apa saja tingkat-tingkat kesadaran.
e. Agar pembaca dapat mengerti tentang gangguan kesadaran.
f. Agar pembaca dapat mengerti tentang psikoaktif.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesadaran

Kesadaran dalam kamus bahasa Inggris di artikan consciousness dan


awereness. Istilah consciousness digunakan untuk pengertian kesadaran diri
secara lebih luas. Istilah awareness saat ini digunakan untuk pengertian
keadaan sadar terjaga terkait keadaan internal dan eksternal individu. [1]
Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness).
Kesadaran adalah kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh
terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Namun, kesadaran juga
mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari
oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat. Kesadaran juga dapat
didefinisikan sebagai kesiagaan seseorang terhadap peritiwa-peristiwa
lingkungannya serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori,
pikiran, perasaan, dan sensasi-sensasi fisik.

2.1.1 Macam - Macam Kesadaran

1. Kesadaran Pasif

Kesadaran pasif adalah keadaan dimana seorang individu


bersikap menerima segala stimulus yang diberikan pada saat itu, baik
stimulus internal maupun eksternal.

2. Kesadaran Aktif

Kesadaran aktif adalah kondisi dimana seseorang menitik


beratkan pada inisiatif dan mencari dan dapat menyeleksi stimulus -
stimulus yang diberikan.

2
2.1.2 Teori Kesadaran Menurut Carl G Jung

Kesadaran menurut Jung terdiri dari 3 sistem yang saling


berhubungan yaitu kesadaran atau biasa disebut ego, ketidasadaran
pribadi (personal unconsciousness) dan ketidaksadaran kolektif
(collective unconscious)

1. Ego

Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan,


pikiran dan perasaan-perasaan sadar. Ego bekerja pada tingkat
conscious dari ego lahir perasaan identitas dan kontinyuitas
seseorang. Ego seseorang adalah gugusan tingkah laku yang
umumnya dimiliki dan ditampilkan secara sadar oleh orang-orang
dalam suatu masyarakat. Ego merupakan bagian manusia yang
membuat ia sadar pada dirinya.

2. Personal Unconscious

Struktur psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan


ego. Terdiri dari pengalaman - pengalaman yang pernah disadari
tetapi dilupakan dan diabaikan dengan cara repression atau
suppression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya lemah juga
disimpan kedalam personal unconscious. Penekanan kenangan pahit
kedalam personal unconscious dapat dilakukan oleh diri sendiri
secara mekanik namun bisa juga karena desakan dari pihak luar yang
kuat dan lebih berkuasa.

Kompleks adalah kelompok yang terorganisir dari perasaan,


pikiran dan ingatan - ingatan yang ada dalam personal unconscious.
Setiap kompleks memilki inti yang menarik atau mengumpulkan
berbagai pengalaman yang memiliki kesamaan tematik, semakin
kuat daya tarik inti semakin besar pula pengaruhnya terhadap
tingkah laku manusia. Kepribadian dengan kompleks tertentu akan

3
didominasi oleh ide, perasaan dan persepsi yang dikandung oleh
kompleks itu.

3. Collective Unconscious

Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa


lampau leluhur seseorang yang tidak hanya meliputi sejarah ras
manusia sebagai sebuah spesies tersendiri tetapi juga leluhur
pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective
unconscious terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan
ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yang diturunkan dari
generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran -
gambaran yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan, yang
dianut oleh generasi tertentu secara hampir menyeluruh dan
kemudian ditampilkan berulang - ulang pada beberapa generasi
berikutnya. Beberapa archetype yang dominan seakan terpisah dari
kumpulan archetype lainnya dan membentuk satu sistem sendiri.[2]

2.1.3 Teori Kesadaran Sigmund Freud

Dalam teori tentang alam sadar (Conscious Mind), Freud


menjelaskan bahwa alam sadar adalah satu-satunya bagian yang
memiliki kontak langsung dengan realitas. Terkait dengan alam sadar ini
adalah apa yang dinamakan oleh Freud sebagai alam pra-sadar
(Preconscious Mind), yaitu jembatan antara Conscious dan Unconscious,
berisikan segala sesuatu yang yang dengan mudah dipanggil ke alam
sadar, seperti kenangan - kenangan yang walaupun tidak kita ingat ketika
kita berpikir, tetapi dapat dengan mudah dipanggil lagi, atau seringkali
disebut sebagai “kenangan yang sudah tersedia” (available memory).[3]

2.2 Kerangka Kerja Kesadaran

Karakteristik - karakteristik utama kerangka kerja tersebut meliputi


attention, wakefulness, architecture, recall of knowledge, dan emotive. Kelima

4
elemen kesadaran dalam konsep awareness adalah suatu upaya untuk
mengurangi variansi dalam pendefinisian pengalaman subjektif yang kita
sebut kesadaran. Berikut penjelasannya :

a. Attention (Atensi;Perhatian)
Pemusatan sumber daya mental ke hal - hal eksternal maupun
internal. Bagian dari kesadaran ini di acu sebagai “lampu sorot” (spotligth)
dan serupa dengan metafora atensi sebagai lampu sorot yang memusatkan
bekas sinar ke arah yang menarik minat kita.
Contoh anda mungkin mengamati burung - burung di langit pada
suatu saat dan kemudian mengarahkan “lampu sorot” Anda kesebuah
kapal yang tampak dikejauhan, dan selanjutnya mengarahkan “lampu
sorot” tersebut ke seorang turis yang sedang berjemur di pantai.

b. Wakefulness (Kesiagaan;Keterjagaan)
Kontinum dari tidur hingga terjaga. Kesadaran, sebagai suatu
kondisi kesiagaan, memiliki komponen aurosal.
Contoh : kemarin malam anda tidur dan sekarang ini anda terjaga
(seharusnya) itulah dua kondisi (state) kesadaran yang berbada secara
radikal.

c. Architecture (Arsitektur)
Lokasi fisik struktur - struktur fisiologis (dan proses-proses yang
berhubungan dengan struktur - struktur tersebut) yang menyonggong
kesadaran.
Contoh : otak adalah bahasa, yang menempati bagian yang cukup
besar di hemisfer kiri otak. Bahasa memberikan kontribusi amat besar dan
penting bagi kesadaran, yakni memberikan identifikasi semantik dan
pengorganisasian terhadap suatu objek. Sesungguhnya, seluruh otak
tampaknya terlibat dalam berbagai aspek yang berbeda dari AWARness
yang sadar.

5
d. Recal Of Knowledge (Mengingat Pengetahuan)
Proses pengambilan informasi tentang pribadi yang bersangkutan
dan dunia disekelilingnya. Kesadaran ini mempunyai tiga komponen:
recall pengetahuan tentang diri pribadi, recall informasi-informasi umum,
dan recall terhadap pengetahuan kolektif individu yang bersangkutan. Self
- knowledge (pengetahuan diri) adalah pemahan tentang informasi jati diri
seseorang.
Contoh : Anda mengetahui bahwa kata-kata barusan anda baca
(yang menjadi bagian kesadaran anda) adalah kata “kesadaran”.

e. Emotive (Emotif)
Emotive (Emotif) adalah komponen - komponen afektif yang
diasosiasikan dengan kesadaran.
Contoh : perasaan yang anda dapatkan saat jempol kaki anda
tersandung batu.

2.3 Fungsi - Fungsi Kesadaran

Satu - satunya alasan manusia memilki kesadaran adalah kesadaran


memungkinkan kita melakukan pergerakan atas kemauan sendiri. Pergerakan
atas kemauan diri sendiri adalah pergerakan yang dibuat berdasarkan
keputusan, bukan berdasarkan insting atau refleks. Dengan memilki
kesadaran, manusia akan dapat mengarahkan atensi dan perilaku kepada aspek
- aspek dalam lingkungan yang akan menimbulkan hasil akhir yang lebih baik.

Baars dan Mc Govern mengajukan sejumlah fungsi kesadaran. Fungsi


pertama adalah fungsi konteks setting (context - setting) yakni fungsi di mana
system - sistem bekerja untuk mendefenisikan konteks dan pengetahuan
mengenai sebuah stimuli yang datang ke dalam memori. Fungsi kedua adalah
adaptasi dan pembelajaran (adaptation and learning), yang mengendalikan
bahwa keterlibatan sadar diperlukan untuk menangani informasi baru dengan

6
sukses. Fungsi ketiga adalah fungsi prioritisasi (prioritizing) dan fungsi akses
dimana kesadaran diperlukan untuk mengakses besarnya jumlah informasi
yang tersedia di tingkat kesadaran. Fungsi keempat adalah fungsi rekrutmen
dan control (recruitment and control), dimana kesadaran memasuki system-
sistem motorik untuk menjalankan tindakan-tindakan sadar. Fungsi kelima
adalah fungsi pengambilan keputusan (decision-making) dan fungsi eksekutif,
yang berperan membawa informasi adan sumber daya keluar dari
ketidaksadaran untuk membantu pengambilan keputusan dan penerapan
kendali. Fungsi keenam adalah deteksi dan penyuntingan kekeliruan (error
detection and editing), yang berfokus pada kesadaran memasuki system norma
kita sehingga kita dapat mengetahui saat kita membuat suatu kekeliruan.
Fungsi ketujuh adalah monitor diri (self-monitoring), dalam bentuk refleksi
diri, percakapan internal, dan imagery, memabntu kita mengendalikan fungsi-
fungsi sadar dan fungsi-fungsi tidak sadar dalam diri kita. Fungsi kedelapan
adalah fungsi pengorganisasian dan fleksibilitas, fungsi ini memungkinkan
kita mengandalkan fungsi otomatis dalam situasi yang telah dapat
diprediksikan, namun sekaligus memungkinkan kita memasuki sumber -
sumber daya pengetahuan yang terspesialisasi dalm situasi - situasi tidak
terduga.

2.4 Tingkat - Tingkat Kesadaran

2.4.1 Tidur

Perbedaan yang paling jelas antara kesadaran dan ketidaksadaran


dapat diamati saat seseorang terjaga atau tertidur. Hal ini bisa diamati
melalui alat EEG. Gelombang otak dapat diamati selama periode tidur.
Pada siang hari, kita berinteraksi dan secara konstan berada dalam
kondisi siaga, melihat ke suatu arah, mendengarkan suatu pesan, atau
membaui suatu aroma baru. Namun ketika kita tertidur, mekanisme
kesiagaan tersebut sangat berkurang dan interaksi personal hamper -
hampir tidak ada.[4]

7
Lima karakteristik gelombang otak menunjukkan aktivitas elektrik
saat manusia terjaga dan selama empat tahap tidur :

1. Alpha → masih dalam kondisi sadar, relaks


2. Theta → pre-consciuos, awal fase ketidaksadaran.
3. Spindle → fase lebih tinggi dari pre - conscious.
4. Delta → fase ketidaksadaran (unconscious)
5. REM ( Rapid Eye Movement ) → fase mimpi[5]

2.4.2 Bermimpi

Bermimpi terjadi pada fase tidur REM. Freud meyakini bahwa


mimpi adalah cara yang digunakan ketidaksadaran kita untuk
membocorkan informasi, dan kita dapat mempelajari makna - makna
tersembunyi di balik mimpi. Aktivitas otak yang berlangsung selama
REM diinterpretasikan otak dengan cara yang sama seperti saat kita
sadar. Mimpi melibatkan pengalaman - pengalaman dan emosi - emosi
yang sama dengan yang kita jumpai sehari -hari.[6]

Teori Mimpi

1. Teori Psikoanalisis

Menurut teori Psikoanalisis, mimpi memungkinkan bertujuan


untuk memenuhi keinginan dan hasrat yang terlarang atau tidak
realistis yang dipaksakan masuk ke dalam bagian ketidaksadaran
didalam bagian ketidaksadaran didalam pikiran.

Kelemahan → interpretasi sering kali terlalu jauh, tidak ada cara


yang dapat diandalkan untuk menginterpretasi
makna“terpendam”.[7]

2. Teori Kognitif

Teori ini menyatakan bahwa mimpi merupakan modifikasi dari


aktivitas kognitif yang terjadi selama kita terjaga. Perbedaanya

8
adalah saat kita tidur, kita “terputus” dari input sensorik dari dunia
luar dan pergerakan tubuh, sehingga pikiran kita cenderung lebih
terpencar dan tidak fokus.[8]

3. Teori Aktivitas - Sintesis

Teori ini menyatakan bahwa mimpi terjadi ketika korteks mencoba


membuat interpretasi atau makna yang berarti dari pelepasan saraf
spontan yang diawali di pons. Sintesis yang dihasilkan dari sinyal ini
dengan ingatan maupun pengetahuan yang telah kita miliki tampil
dalam bentuk mimpi.

Dalam pandangan ini, mimpi tidak menutupi keinginan yang tidak


disadari, tapi dapat menunjukkan persepsi, konflik-konflik, dan
kecemasan seseorang.[9]

2.4.3 Penggunaan Obat - Obatan

Penggunaan obat akan mengubah kondisi kesadaran kita


sedemikian rupa sehingga kesadaran tersebut akan menjadi berbeda
dengan kondisi kesadaran normal saat kita terjaga. Beberapa obat
depressant (obat penenang) akan mengambat aktivitas sistem saraf. Obat
stimulant (obat perangsang) akan mempercepat aktifitas system saraf.
Obat hallucinogen (obat halusinogenik) mengubah pemahaman kita
terhadap realita. Semua obat - obatan berkerja dalam neurotransmitter
kita dalam menghasilkan dampak - dampaknya. Obat - obatan
mempengaruhi kewaspadaan kita akan aspek - aspek fisiologis dan
psikologis dari pengalaman sadar kita.

2.4.4 Meditasi

Meditasi adalah suatu kondisi konsentrasi rileks di mana pikiran


dikosongkan. Beberapa teknik meditasi menggunakan nyanyian yang
diulang, mantra - mantra internal, ragam posisi tubuh, dan objek - objek
eksternal sebagai bagian dari keseluruhan ritual. Alasan bermeditasi ada

9
bermacam-macam, bisa berupa alasan keagamaan, spiritual, kedamaian
pribadi, atau kesehatan tubuh.[10]

2.5 Ganguan kesadaran


1. Narkolepsi (narcolepsy)

Narkolepsi adalah gangguan tidur yang cukup umum diderita,


namun seperti gangguan tidur lainnya ia juga amat jarang dikenali oleh
masyarakat. Oleh masyarakat. Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa
dikatakan sebagai serangan tidur dimana penderitanya amat sulit
mempertahankan keadaansadar.

Gejala - Gejala Klasik Narkolepsi:

a. Rasa Kantuk Berlebihan


b. Katapleksi
c. Sleep Paralysis
d. Hypnagogic/Hypnopompic

2. Somnambulism
Somnambulism atau berjalan sambil tidur adalah penyakit yang
ditandai dengan gerakan berjalan pada saat tidur. Si penderita mungkin
juga dapat terlibat dalam kegiatan - kegiatan yang lain, seperti berbicara
atau makan pada saat tidur. Berjalan sambil tidur khususnya dapat terjadi
pada saat tidur yang terlalu nyenyak.

3. Sleep Paralysis Sleep Paralysis


Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur
merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan
sulit sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis
alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh).

2.6 Psikoaktif

10
Sejak dahulu, obat - obatan telah digunakan untuk mendapatkan efek
psikologisnya. Seperti mengubah kognisi dan emosi dengan mempengaruhi
neurotransmitter dengan mempengaruhi neurotransmitter dalam otak. Obat -
obatan yang mempunyai efek psikologis disebut sebagai psikoaktif. Macam -
macam psikoaktif:

a. Antianxiety Drugs
Antianxiety Drug yaitu obat yang dapat menurunkan kecemasan dan
termasuk pada golongan yang dinamakan benzodiazepin. Obat - obatan ini
sering dikenal dengan transkuiliser (penenang). Transkuiliser ini terdiri
dari transkuiliser minor dan transkuiliser mayor.

1. Transkuiliser Minor

Obat - obat ini biasanya diberikan pada pasien yang mengeluh


cemas atau tegang, walaupun beberapa orang sering menggunakannya
sebagai pil tidur.

2. Transkuiliser Mayor

Transkuiliser Mayor dianggap pada bagian yang luas untuk


mengurangi bentuk-bentuk kebutuhan yang bervariasi dari
pengendalian dan pengawasan. Dalam beberapa kasus dapat
mengurangi agitasi, delusi dan halusinasi.

b. Anti Depressant
Obat anti depressant sering diberikan pada pasien yang mengalami
depresi mayor. Selain itu juga untuk membantu meningkatkan mood
individu yang terdepresi. Obat ini lebih memberikan efek pada
membangkitkan energi. Obat anti depressant cenderung mengurangi
depresi pada aspekfisik.

c. Antipsychotic

11
Obat anti psikotik sangat efektif untuk menghilangkan halusinasi
dan konfusi dari satu episode schizophrenia akut serta membantu
pemulihan proses berpikir yang rasional.

d. Lithium
Bangsa Yunani pertama kali menggunakan metal lithium untuk
obat-obatan psycho active. Mereka menentukan kandungan air mineral
untuk pasien dengan gangguan bipolar afektif.[11]

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Kesadaran adalah kondisi dimana seorang individu memiliki kendali


penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal.
 Karakteristik-karakteristik utama kerangka kerja tersebut meliputi
Attension, wakefulness, architecture, recall of knowledge, dan emotive.
 Fungsi-fungsi kesadaran:
a. Fungsi konteks setting (context-setting)
b. Adaptasi dan pembelajaran (adaptation and learning)
c. Fungsi prioritisasi (prioritizing)
d. Fungsi rekrutmen dan control (recruitment and control)
e. Fungsi pengambilan keputusan (decision-making)
f. Deteksi dan penyuntingan kekeliruan (error detection and editing)
g. Monitor diri (self-monitoring)
 Tingkat kesadaran dibagi menjadi empat yaitu tidur, bermimpi,
penggunaan obat-obatan, dan meditasi.
 Ganguan kesadaran dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Narkolepsi adalah gangguan tidur yang cukup umum diderita, namun
seperti gangguan tidur lainnya ia juga amat jarang dikenali oleh
masyarakat.
b. Somnambulism Berjalan sambil tidur atau somnambulism,
adalahpenyakityang ditandaidengangerakanberjalanpada saat tidur.
c. Sleep Paralysis Sleep Paralysis (Tidur Lumpuh)
 Obat-obatan yang mempunyai efek psikologis disebut sebagai psikoaktif.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://atpsikologi.blogspot.co.id di akses pada tanggal 02 Februari 2010.

Jarvin, Matt. Teori-Teori Psikologi. Bandung:Nusa Media, 2000.

Marliani, Rosleny. Psikologi Umum. Bandung:CV Pustaka Setia, 2010.

Solso, Robert L. Psikologi Kognitif. Erlangga, 2007.

[1] http://skripsi-konsultasi.blogspot.co.id di akses pada tanggal 07 Desember


2012

[2] http://atpsikologi.blogspot.co.id di akses pada tanggal 02 Februari 2010

[3]Rosleny Marliani, Psikologi Umum(Bandung:CV Pustaka


Setia,2010),hlm.123-128

[4] Robert L. Solso,dkk, Psikologi Kognitif, Erlangga,2007,hlm.243-254.

[5] http://atpsikologi.blogspot.co.id di akses pada tanggal 02 Februari 2010.

[6] Robert L. Solso,dkk, Psikologi Kognitif, Erlangga,2007,hlm.255-256.

[7] Matt Jarvis, Teori-Teori Psikologi(Bandung: Nusa Media,2000),hlm.61-64.

[8] http://atpsikologi.blogspot.co.id di akses pada tanggal 02 Februari 2010.

[9] Matt Jarvis, Teori-Teori Psikologi(Bandung: Nusa Media,2000),hlm.256-258.

[10] Robert L. Solso,dkk, Psikologi Kognitif, Erlangga,2007,hlm.256-257.

[11] http://atpsikologi.blogspot.co.id di akses pada tanggal 02 Februari 2010.

14

Anda mungkin juga menyukai