Disusun oleh:
Kelompok 6
Putri Nosa Dwiawanda 10060316193
Gheavanya Azhari Tamim 10060316200
Risa Apriani Hilyah 10060316203
Miranda Dwi Putri 10060316203
Farah Yumna Ambaro 10060316215
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer makhluk hidup. Makanan
menjadi salah satu faktor penting untuk makhluk hidup bertahan hidup. Al-Qur’an
meminta manusia agar memperhatikan dengan cermat keadaan dirinya, dan
mendorongnya mempelajari keadaan tubuh, jiwa, dan hubungan diantara keduanya.
Jika seseorang dengan seksama memperhatikan ini semua dengan mudah ia akan
menemukan tanda-tanda eksistensi tanda Allah dalam dirinya. Allah dengan tegas
menyatakan bahwa semua makhluknya termasuk manusia diciptakan bukan tanpa
tujuan. Oleh karena itu, memelihara kesehatan jasmani amat penting agar ruh dan jiwa
juga sehat, sehingga dapat membantu manusia dalam upaya pencapainnya dalam
bidang material maupun spiritual. Oleh karena itu, pengaturan makanan berperan
penting dalam kedokteran islam. Islam mengharamkan jenis makanan tertentu karena
dampaknya yang buruk, serta menghalalkan semua makanan lainnya yang halal.
Pola makan seimbang adalah metode pengaturan asupan makanan yang
diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh . Khususnya yang berhubungan dengan
sistem pencernaan . Dampak dari kombinasi makanan serasi adalah memini malkan
jumlah penumpukan sisa makanan dan metabolisme , sehingga fungsi pencernaan dan
penyerapan zat makanan menjadi lancar . Dan pemakaian energi tubuh lebih efisien .
Pola makan seimbang mendorong terciptanya perilaku makan yang mengoptimalkan
masukan dan penyerapan zat gizi dengan cara mengkonsumsi makanan yang serasi saja
setiap kali makan . Selain itu , pola makan juga mendayagunakan fungsi sistem
pencernaan dengan cara menyesuaikan apa yang dimakan dengan kebutuhan asam basa
dan siklus alamiah tubuh agar metabolisme tubuh seimbang. Hal ini bertujuan untuk
memasyarakatkan memadukan dan menyelaraskan makanan untuk kesehatan sesuai
yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW , di mana banyak sekali manfaatnya untuk
kesehatan manusia . Karena kesehatan fisik dan psikis merupakan inti dari kesehatan
tubuh " Tak ada gading yang tak retak " , tidak ada kesempurnaan bagi sesuatu.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat ditarik adalah
bagaimana pengaturan dan pola makan yang baik menurut islam yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan.
1.3. Tujuan
Dapat mengetahui pengaturan dan pola makan yang baik menurut islam yang
dapat berpengaruh terhadap kesehatan.
1.4. Manfaat
Dari penulisan makalah ini diharapkan dapat menerapkan pengaturan dan pola
makan menurut islam terhadap kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengaturan Makanan
Al-Quran meminta manusia agar memerhatikan dengan cermat, dan
mendorongnya untuk memahami situasi tubuh, jiwa, dan manusia di antara keduanya.
Jika seseorang dengan saksama memerhatikan ini semua, dengan mudah ia akan
menemukan tanda-tanda eksistensi Allah dalam dirinya. Allah dengan tegas
menyatakan semua yang diciptakan- Nya-termasuk manusia-diciptakan bukan tanpa
tujuan (QS Ali 'Imrân [3]: 191). Oleh karena itu, mendukung kesehatan jasmani sangat
penting agar ruh dan jiwa juga sehat, sehingga dapat membantu manusia dalam
mencapai keberhasilan dalam bidang material maupun spiritual. Karena itu,
pengaturan makanan memainkan peran yang penting dalam kedokteran Islam. Islam
mengharamkan jenis makanan tertentu karena dampaknya yang buruk serata
menghalalkan semua makanan lainnya yang halal dan baik Allah berfirman:
Katakaniah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Ailah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan)
rezeki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu disediakan bagi orang-orang yang
beriman dalam kehidupan dunia, khusus untuk hari kiamat, Demikianlah Kami
menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang mengerti." (QS Al-A'râf (7]: 32)
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya
kepada-Nya kamu menyembah. (QS Al-Baqarah [2]: 172)
Kemudian, setiap orang dianjurkan memakan makanan yang bersih dan suci
serta tidak tergiur pada barang yang tidak bersih, buruk, dan berbahaya, sehingga
mengikuti jejak syaitan. Al-Quran menyatakan:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdüpat
di bumi, Sepuluh janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya
setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS Al-Baqarah [2]: 168)
Perlu ditekankan di sini bahwa kata "suci" disamakan artinya dengan “halal ",
sehingga segala sesuatu yang tidak suci otomatis menjadi haram," walaupun tidak
sesuai dengan daftar larangan. Kriteria untuk menentukan manakah sesuatu makanan
itu suci atau tidak adalah dengan memerhatikan apakah ia melihat suci-bersih menurut
hukum Islam atau tidak, atau bisa juga menggunakan pandangan yang universal sesuai
dengan standar peradaban dan manusia yang manusiawi yang sesuai. Al-Quran sendiri
menetapkan semua makanan khusus yang diharamkan, antara lain seperti yang
mendapat ayat berikut:
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (meniakan) bangkai,
darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menggunakan nama selain Allah;
terapi barang siapa yang berhasil dilewati dengan tidak nienganiaya dan tidak pula
meiatasi batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pergampun lagi Maha Penyayang.
(QS Al-Nahl [16]: 115)
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan hewan yang disebut kompilasi dengan nama Allah. Namun, barang tidak
sesuai keinginan dan tidak disetujui, maka tidak ada dosa yang diterima.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS AL-Baqarah [2:
73).
Keempat hal yang disukai dalam ayat di atas diharamkan Islam dan hanya
Allah-lah yagn mengetahui apa alasan keharamannya itu. Namun, dari hasil penelitian
terhadap hal-hal yang diharamkan itu, pada umumnya disimpulkan bahwa
mengonsumsi hal-hal yang akan merugikan kesehatan manusia, baik kesehatan fisik
(seperti mengonsumsi bangkai, darah, dan daging babi), kesehatan moral (seperti
mengonsumsi daging babi), dan kesehatan ruhani (seperti mengonsumsi makanan
yang dipersembahkan bagi berhala). Daftar makanan yang haram juga mencakup hal-
hal di bawah ini:
... yang disembelih atas nama selain Allah yang tercekik yang dipukul yang
jatuh yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib anak panah
itu) adalah kefasikan. (QS Al-Mâ'idah [5]: 3)
Alkohol juga diharamkan karena mengandung bahaya yang lebih besar dari
manfaat yang diberikannya:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa besar dan beberapa Manfaat bagi manusia," Tapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya, " Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan."
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatnya kepadamu supaya kamu berpikir. (QS
Al-Baqarah (2): 219)
Hai orang-orang yang beriman, sungguh (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panh, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan setan. Maka jauhlah perbuatan-perbuatan itu agar kamu dapat
beruntung. Sesungguhnya setan yang harus dilawan menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaun itu). (QS Al-Ma'idah (5]: 90-91)
Ayat Al-Quran di atas dengan tegas menyatakan bahaya alkohol dan perjudian
dapat menimbulkan masalah moral, fisik, sosial, dan ruhaniah.
2.2. Pola Makan yang Seimbang
Al-Quran juga memberikan petunjuk yang bermanfaat tentang pola makan
yang seimbang yang mengandung zat yang bermanfaat bagi pertumbuhan, kekuatan,
dan perbaikan sel-sel manusia, seperti protein hewani, lemak, kalsium, zat besi, dan
garam. Adapun pola makan yang seimbang adalah dengan mengonsumsi daging,
terutama daging anak sapi panggang, atau ikan, susu segar, keju, dan buah-buahan.
Makanan merupakan prasyarat penting bagi kehidupan, dan dengan demikian
tujuan utama dari makan dan minum adalah untuk memungkinkan tubuh untuk
berfungsi secara normal. Dengan makanan, atau kurangnya itu, nasib individu sangat
dipengaruhi olehnya. Kita harus "makan untuk hidup", dan " tidak hidup untuk makan".
Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa orang saleh makan hanya cukup untuk
menjaga tulang punggungnya tegak".
Nutrisi adalah masalah kebiasaan makan seumur hidup yang diatur dengan usia.
Pola makan juga bervariasi dari satu orang ke orang lain sesuai dengan perbedaan
lingkungan budaya dan geografis. Untuk memastikan pasokan yang tepat dari nutrisi
yang penting, kita harus menggabungkan sumber makanan tersebut dalam jumlah yang
tepat . Hasilnya adalah pola makan yang seimbang.
1) Ikan
Ikan juga merupakan makanan yang berprotein tinggi dan sangat penting bagi
kesehatan manusia Al-Quran mengungkapkan perihal makanan segar ini sebagai
berikut:
Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat
makan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya dan supaya
kamu mencari keuntungan dari karunianya dan supaya kamu bersyukur (QS Al-Nahl
[16: 14)
Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum, dan
yang lain -lainlagi pahit. Dan masing-masing dari masing-masing laut itu kamu dapat
memuat daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu
memakaınya, dan pada masing-masingnya kamu melihat kapal-kapal yang berlayar
membelah di laut, kamu bisa mencari hadiah-Nya dan supaka kamu bersyukur. (QS
Fâthir [35]: 12)
Kemudian Al-Quran menunjukkan pentingnya protein hewani sebagai menu
makan umum: Dan Dia telah menciptakan hewan ternak untuk kamu; Yang ada (bulu)
yang hangatkan dan berbagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. (QS Al-Nahl
[16]: 5)
Allah-lah yang menjadikan hewan ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu
kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan. (QS Al-Mu'min [40]: 79)
2) Susu
Memimun susu segar yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia juga Al-
Quran:
Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar bterdapat
pelajaran yang penting bagi kamu, Kami mermberi minum kamu dari air susu yang
ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu faedah yang lebih
banyak untuk kamu, dan sebagian darinya kamu makan. (QS Al-Mu'minûn [23]: 21)
Dan sesungguhnya pada hewan ternak itu berar-benar terdapat pelajaran bagi
kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada di perutnya (beerupa) Susu yang
bersih di antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang da
meminumnya. (QS Al-Nahl [16]: 66)
3) Buah-buahan dan Sayur-sayuran
Manfaat buah-buahan sebagai sumber makanan jelaskan Al-Quran sebagai
berikut:
dan dari buah kurma dan anggur, kamu dapat membuat minuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (keberaran Allah) bagi orang yang memikirkan. (QS Al-Nahl
[16]: 67)
Anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat,
dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk hewan
ternakmu. (QS Abasa [80]: 28-32)
Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta
delima.. Maka, nikmat Tuhan kamu yang dimaksudkan yang kamu dustakan? (QS Al-
Rahmân [55): 68- 69)
Orang yang beriman dan beramal saleh yang dijanjikan Tuhan akan
mendapatkan berbagai jenis buah-buahan di surga, seperti difirmankan Allah
Disyurga itu mereka memperoleh buah-buah dan memperoleh apa yang
mereka minta (QS Yâ Sin [36]: 57) di dalam syurga itu ada buah buahan yang banyak
untukmu yang sebahagiannya kamu makan. (QS Al-Zukhruf (43j: 73)
Dan buah-buah yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak
terlarang mengambilnya. (QS Al-Waqi ah (56): 32-33)
Al-Quran juga mengingatkan manusia kepada rezeki Allah yang teramat
banyak, terutama aneka macam buah-buahan:
Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan
anggur: di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan
sebahagian dari buah-buah itu kamu makan. (QS Al-Mu'minûn (23): 19)
Al-Quran juga tidak mengabaikan bahan-bahan makanan tambahan dalam pola
makan yang seimbang:
Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitau
dan kor kurma , kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan,
untuk kesenanganmu dan untuk hewan ternakmu. (QS 'Abasa [80]: 27- 32)
Ja memublikasikan daripadanya mata airnya dan (menumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu)
untuk kesayangan Anda dan untuk hewan-hewan ternakmu. (QS Al-Nâzi'ât [79]: 31-
33)
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air
(hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena itu
tanam- tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak.
Hingga apabilan bumi ini telah menyempurnakan keindahannya, dan memakai (pula)
perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya,
tiba-tiba datanglah meminta azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan
(tanaman-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-belum
pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan
(Kami) kepada orang-orang yang berpikir. (QS Yûnus [10]: 24)
Ayat berikut mencakup berbagai jenis buah-buahan dan sayur-sayuran yang
menjadi menu penting dalam pola makan yang seimbang:
Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh tumbuhan. Maka kami keluarkan dari tumbuhan-
tumbuhan itu tanaman yang menghuijau. Kami keluarkan dari tanaman yang
menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai
yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkar pula) zaitun dan delima
yang mirip aan yang tidak mirip, Perhatikannlah buahnya diwaktu pohonnya berbuah
, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada
tanda-tanda (kekuasaan Aliah) untuk orang-orang yang beriman. (QS Al-An'âm [6):
99)
Jika kita perhatikan sejenak ayat-ayat yang dikutip di atas, dengan mudah kita
menemukan tema tauhid yang menggambarkan semua aspek kehidupan dan semua
disiplin ilmu matematika, ekonomi, fisiologi, ilmu gizi makan , atau pun ilmu kimia.
Tauhid tetap menjadi hakikat dari semua ilmu pengetahuan. Kita tidak akan bisa
mengambil langkah lebih jauh jika tidak berpegang pada konsep tauhid ini, karena
Allah adalah Yang Mahaa wal dan Maha akhir dari segala sesuatu. Inilah perbedaan
mendasar antara ilmuwan Muslim dan non-Muslim. Seorang ahli Muslim yang
memperhatikan semangat tauhid meeliputi setiap unsur dan elemen dalam kehidupan
ini. Baginya, semua ilmu bersumber dari- Nya dan, karena itu, harus dirujukkan
kembali ke-Nya. Ini berlaku dalam segala bidang ilmu dan kehidupan manusia. tidak
terkecuali dalam hal kebiasaan dan pola makan. Makanan, minuman, dan segala
sumber kehidupan yang beraneka ragam yang terhampar di muka bumi dengan
sendirinya merupakan tanda-tanda kekuasaan dan rahmat- Nya bagi mereka yang
memiliki akal dan pemahaman. Allah Yang Mahakuasa memberikan karunia-Nya
kepada Bani Israil ketika ia mereka mengembara di Gurun Sinai bersama Musa a.s.
Dalam kesempatan itu, Allah menurunkan makanan yang mengandung protein hewani
bagi mereka yang difirmankan-Nya:
Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna"
dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan
kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri. (QS Al-Baqarah [2]: 57).
Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masing nya
berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air
kepandanya "Pukullah batu itu dengan tongkatmu, Maka memancarlah daripadanya
dua belas mata air. Sesungguhnya setiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-
masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka
manna dan salwa. (Kami berfirman): "Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah
Kami rezekikan kepadamu." Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang
selalu menganiaya juga memiliki sendiri. (QS Al-A'râf [7): 160).
2.3. Kebiasaan Makan
Makan sebaiknya dilakukan dengan jumlah yang tidak terlalu banyak.
Rasullullah mengatakan bahwa kami adalah umat yang makan ketika lapar dan berhenti
sebelum kenyang. Makan lah sekedar untuk menegakan tulang punggung mu. Hal-hal
diatas mengajarkan kepada kita agar membagi porsi lambung menjadi sepertiga untuk
makan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk udara. Jika makan terlalu banyak
makan menyebabkan gangguan pada pencernaan lambung
Rasulullah Saw . mencontohkan gaya hidup yang sederhana dan merasa cukup
dengan kenikmatan yang telah Allah anugerahkan . Ketika beliau lapar , beliau hanya
makan seadanya , tidak menuntut untuk makan makanan yang enak dan mahal . Bahkan
, poni makan Rasulullah Saw . pun tidak banyak yang penting bisa menopang hidup .
Makan untuk hidup , bukan hidup untuk malan Terkait dengan hidup sederhana atau
tidak berlebih - lebihan , Allah berfirman
المسرفين يحب ال إنه تسرفوا وال واشربوا كلوا
makanlah dan minumlah , dan jangan berlebih - lebihan . Sesungguhnya , Dia (
Allah ) tidak menyukai orang - orang yang berlebih - lebihan , ( QS Al - A ' raf ( 71 :
31 )
Itulah Terdapat hadits yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengenai ada seorang muslim dalam makan, yaitu jangan berlebihan makan
sampai kenyang yang membuat malas dan merusak kesehatan. Hadits tersebut adalah,
نشبع ال أكلنا وإذا نجوع حتى نأكل ال قوم نحن
“Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan
sebelum kenyang“ Hadits ini dhaif, akan tetapi maknanya benar. Syaikh Abdul Aziz
bin Baz rahimahullah berkata.
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Pengaturan makanan menurut islam yaitu dianjurkan memakan makanan yang
bersih dan suci (halal) serta tidak tergiur pada barang yang tidak bersih, buruk, dan
berbahaya, sehingga mengikuti jejak syaitan. Al-Quran menyatakan: Kriteria untuk
menentukan makanan itu suci (halal) atau tidak adalah dengan memerhatikan apakah
ia melihat suci-bersih menurut hukum Islam atau tidak, atau bisa juga menggunakan
pandangan yang universal sesuai dengan standar peradaban dan manusia yang
manusiawi yang sesuai. Pola makan yang seimbang menurut Al-Quran yaitu makanan
yang mengandung zat bermanfaat bagi pertumbuhan, kekuatan, dan perbaikan sel-sel
manusia, seperti protein hewani, lemak, kalsium, zat besi, dan garam. Pola makan yang
seimbang adalah dengan mengonsumsi daging, terutama daging anak sapi panggang,
atau ikan, susu segar, keju, dan buah-buahan.
DAFTAR PUSTAKA
As-Sayyid, A.B.M. (2006). Pola Makan Rsulullah: Makanan Sehat Berkualitas
Menurut Al-Qur’an dan As-sunnah, PT. Almahira, Jakarta.
Praja, D.I. (2014). Islamic Food Combining, Penerbit Garudhawana, Yogyakarta.
Abdullah, Ali. (2015). Khotbah-Khotabah Terakhir Rasullah SAW, PT. Bentang
Pustaka, Yogyakarta.