Anda di halaman 1dari 5

P-ISSN : 2527-3310

Nurlaili Ramli & Putri Santy E-ISSN : 2548-5741


Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2017; 2(2): 132-136

HYGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP KANDUNGAN


Escherichia Coli DIPERALATAN MAKAN PADA WARUNG MAKAN
(Hygiene sanitation food handlers to the content of escherichia coli on cutlery
at food stalls)
Syahrizal1*
1
Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Aceh. Jln. Soekarno-Hatta, Lampeunerut.
Aceh Besar. Telp: 0651 46128. E-mail: ozal.poltek78@gmail.com

Received: 12/4/2017 Accepted: 20/10/2017 Published online: 19/11/2017

ABSTRAK Population and sample in this research are 4 food


handlers from 4 food stalls in Batoh Village Lueng Bata
Hygiene dan sanitasi makanan merupakan hal penting District Banda Aceh. Population and sample in this
mengingat bahwa makanan yang disajikan kepada research are 4 food handlers from 4 food stalls in Batoh
konsumen harus terjaga dan terjamin kualitasnya demi Village Lueng Bata District Banda Aceh. The result of the
keamanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk research shows that personal hygiene of food stallman
mengetahui hygiene sanitasi penjamah makanan terhadap Batoh is good category, seen from interview result (100%)
kandungan E.coli pada peralatan makan di warung makan and observation (75%). Food processing sanitation (75%)
desa Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh. Jenis is eligible, and sanitation of food equipment (50%) is
penelitian bersifat deskriftif yaitu untuk mengetahui eligible, the result of bacteria examination Escherichia
hygiene sanitasi penjamah makanan terhadap kandungan coli is positive in two food stalls. Personal hygiene and
E.coli pada peralatan makan di 4 warung makan desa sanitation of food processing plants are eligible, while
Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh. Populasi dan sanitation equipment has not been eligible, and the
sampel dalam penelitian ini adalah 4 penjamah makanan presence of E. coli bacteria in two food stalls.
dari 4 warung makan di desa Batoh Kecamatan Lueng
Bata Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keywords: Escherichia coli, food handlers, cutlery
personal hygiene penjamah warung makan Batoh
termasuk kategori baik, terlihat dari hasil wawancara
(100%) dan pengamatan (75%). Sanitasi tempat
pengolahan makanan (75%) memenuhi syarat, dan PENDAHULUAN
sanitasi peralatan makanan (50%) memenuhi syarat, hasil
pemeriksaan bakteri Escherichia coli didapatkan positif Makanan merupakan hal yang penting bagi
pada dua warung makan. Personal hygiene dan sanitasi kesehatan manusia. Saat ini banyak terjadi
tempat pengolahan makanan sudah memenuhi syarat, penyakit melalui makanan yang disebut Food
sedangkan sanitasi peralatan makan belum memenuhi Borne Disease atau penyakit bawaan makanan
syarat, dan adanya kandungan bakteri E.coli pada dua seperti diare atau keracunan makanan.1
warung makan.
Penyebab penyakit bawaan makanan
Kata kunci: Escherichia coli, penjamah makanan, dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya
peralatan makan bakteri patogen seperti Escherichia coli (E. coli).
Food Borne Disease biasanya bersifat toksik
ABSTRACT maupun infeksius, disebabkan oleh agen
Hygiene and food sanitation is important considering that penyakit yang masuk kedalam tubuh melalui
the food served to the consumer must be maintained and konsumsi makanan yang terkontaminasi.2
guaranteed quality for food safety in food stalls Batoh Untuk mendapatkan makanan dan
Village Lueng Bata District Banda Aceh. This study aims minuman yang memenuhi syarat kesehatan,
to find out sanitation hygiene food handlers to the content
maka perlu diadakan pengawasan terhadap
of E. coli on eating utensils in food stalls Batoh Village
Lueng Bata District Banda Aceh. The type of research is hygiene dan sanitasi makanan dan minuman
descriptive that is to know sanitizer hygiene food handlers utamanya adalah usaha diperuntukkan untuk
to the content of E. coli on eating utensils in 4 food stalls umum seperti restoran, rumah makan, ataupun
Batoh Village Lueng Bata District Banda Aceh. pedagang kaki lima mengingat bahwa makanan

*
Penulis untuk korespondensi: ozal.poltek78@gmail.com

132 Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017


Hygiene dan Sanitasi Penjamah Makanan...

dan minuman merupakan media yang potensial menyokong pertumbuhan mikroorganisme dan
dalam penyebaran penyakit.3 Warung makan melepaskan mikroorganisme yang hidup.7 Air
merupakan tempat untuk membantu masyarakat merupakan sarana yang penting bagi warung
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yang makan yang selanjutnya akan digunakan untuk
tidak dapat dipisahkan. Keterbatasan waktu mencuci peralatan makan dan minum. Bahaya
untuk mengolah makanan karena padatnya yang terbesar sehubungan dengan air bersih yang
aktivitas sehari-hari menjadi salah satu alasan digunakan untuk mencuci peralatan makan dan
masyarakat lebih suka membeli makanan di minum adalah bila air tersebut telah tercemar
warung makan.4 oleh kotoran manusia dapat menimbulkan
Semakin meningkatnya jumlah warung penyakit.8
makan tentu memberi kemudahan bagi Salah satu klasifikasi penyakit yang
masyarakat untuk dapat memenuhi berhubungan dengan air sebagai media
kebutuhannya. Akan tetapi hal ini tidak disertai penularan penyakit yaitu Water Washed Disease,
dengan informasi tentang praktik kebersihan yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
yang baik. Sebagian besar masyarakat tidak air untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan
mengetahui tentang praktik kebersihan yang dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat
baik terutama dampak dari kurangnya dapur dan alat makan. Dengan terjaminnya
kebersihan air yang digunakan untuk mencuci kebersihan oleh tersedianya air yang cukup maka
alat makan. Apabila air yang digunakan untuk penularan penyakit-penyakit tertentu pada
mencuci alat makan terkontaminasi oleh kuman manusia dapat dikurangi. Penyakit tersebut
digunakan untuk mencuci maka dapat diantaranya adalah infeksi saluran pencernaan,
mengakibatkan terkontaminasinya alat makan salah satunya adalah diare.9
tersebut oleh bakteri yang nantinya dapat Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
mengakibatkan kontaminasi pada makanan yang tahun 2007 menyatakan prevelensi nasional
disajikan.5 klinis adalah 9,0% dengan rentang 4,2%-18,9%
Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap sebanyak 14 provinsi mempunyai pravelensi
saat, salah satunya dari peralatan makanan yang diare diatas prevelensi nasional, dengan
digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di prevelensi tertinggi di Aceh dan terendah di
Indonesia peraturan telah dibuat dalam bentuk Yogyakarta.10 Di Aceh pada tahun 2008 proporsi
permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, kasus diare mencapai 44,5%.11
bahwa untuk persyaratan peralatan makanan
tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm 2.6
Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) DESAIN PENELITIAN
haruslah selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Jenis penelitian yang digunakan bersifat
digunakan. Alat makan yang kelihatan bersih deskriptif yaitu melihat hygiene sanitasi
belum merupakan jaminan telah memenuhi
penjamah makanan terhadap kandungan E.coli
persyaratan kesehatan, karena didalam alat
pada peralatan makanan di warung makan desa
makan tersebut telah tercemar bakteri E.coli Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh.
yang menyebabkan alat makan tersebut tidak Populasi pada penelitian ini adalah
memenuhi syarat kesehatan. Untuk itu pencucian penjamah makanan pada warung makan di
peralatan sangat penting diketahui secara desa Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda
mendasar, dengan pencucian secara baik akan Aceh dengan jumlah 4 orang, dari 4 warung
menghasilkan peralatan yang bersih.1 makan yaitu 2 warung makan yang melakukan
Alat makan merupakan salah satu faktor
pengolahan di tempat dan 2 warung makan
yang memegang peranan di dalam menularkan
dengan pengolahan di rumah, dengan objek
penyakit, sebab alat makan yang tidak bersih dan penelitian berupa piring, gelas dan sendok.
mengandung mikroorganisme dapat menularkan Sampel penelitian ini adalah total populasi 4
penyakit lewat makanan, sehingga proses orang penjamah makanan yaitu petugas yang
pencucian alat makan sangat berarti dalam langsung berhubungan dengan pencucian
membuang sisa makanan dari peralatan yang peralatan makan dari 4 warung makan di desa

Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017 133


Syahrizal

Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh, tidak baik, disebabkan masih kurangnya
yaitu 2 warung makan yang melakukan perhatian karena tidak mencuci tangan sebelum
pengolahan di tempat dan 2 warung makan mengolah makanan dan tidak menggunakan alat
dengan pengolahan di rumah, dengan objek bantu (penjepit makanan) saat mengolah
penelitian berupa piring, gelas dan sendok makanan.
masing-masing 3 (tiga) buah. Hasil pengamatan peneliti bahwa personal
Pengumpulan data dilakukan secara hygiene yang ada di warung makan Desa Batoh
wawancara dan didukung oleh observasi, Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh, dari segi
menggunakan kuesioner. Sedangkan data kebersihan diri dan kesehatan pribadi sudah baik.
pemeriksaan bakteri yaitu dilakukan proses Makin banyak orang yang memperhatikan,
pemeriksaan secara laboratorium di Politeknik memelihara, dan meningkatkan kesehatan
Kesehatan Kemenkes Aceh. dirinya semakin banyak kita bisa mengurangi
Data diolah secara sederhana melalui terjadinya sumber penularan penyakit yang
tahapan editing, koding, entry sampai tahap berasal dari makanan dan minuman.
tabulating. Selajutnya dilakukan analis secara Menurut Perry dan Potter 12, personal
univariat untuk mendeskripsikan hygiene dan hygiene adalah suatu tindakan untuk
sanitasi penjamah makanan serta hasil memelihara kebersihan dan kesehatan
pemeriksaan laboratorium. seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Kebersihan adalah suatu keadaan yang terbatas
dari kotoran dan mikroorganisme patogen.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam hygiene ada pengertian tentang
perawatan-perawatan yang secara positif
1. Personal Hygiene dan Sanitasi Tempat
mempengaruhi kesejahteraan manusia.
Pengolahan Makanan
Kesehatan berhubungan dengan tingkat
Hasil penelitian yang diperoleh dari
kesejahteraan jasmani, rohani dan sosial.
wawancara serta didukung data pengamatan
Tujuan umum kebersihan adalah untuk
untuk personal hygiene terhadap penjamah
mencegah timbulnya penyakit. Pemeliharaan
makanan di warung makan Kecamatan Lueng
hygiene perorangan di perlukan untuk
Bata Banda Aceh, ternyata semuanya
kenyamanan individu, keamanan, dan
mempunyai personal hygiene yang baik
kebersihan. Seperti pada orang sehat mampu
(100,0%), sedangkan berdasarkan hasil
pengamatan didapatkan sebesar 75,0% memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri,
responden yang mempunyai personal hygiene pada orang yang sakit atau kebersihan fisik
memerlukan bantuan perawatan praktik
yang baik dan hanya sebesar 25,0% responden
kesehatan yang rutin.5
yang tidak baik terkait personal hygiene. Begitu
Hasil penelitian terhadap sanitasi tempat
juga dengan sanitasi tempat pengolahan
pengolahan makanan di warung makan Desa
makanan di warung makan, data menunjukan
Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh
sebesar 75,0% warung makan memenuhi syarat
dengan kategori memenuhi syarat 75%, hal ini di
sebagai warung makan yang baik.
karenakan lokasi tempat yang bersih dan tidak
Penjamah makanan yang memiliki
licin, air bersih yang cukup, pembuangan air
personal hygiene yang baik, terlihat dari hasil
limbah mengalir dan ventilasi yang berfungsi
pengamatan peneliti terhadap beberapa hal
baik. Sedangkan 25% yang tidak memenuhi
seperti: mencuci sayuran mentah dengan air
syarat sanitasi tempat pengolahan makanan,
mengalir, memakai pakaian yang bersih saat
disebabkan karena dinding dan langit-langit
melakukan pengolahan makanan, pada saat
yang tidak bersih dan kamar mandi yang dekat
mengolah makanan menggunakan alat bantu
dengan dapur.
(penjepit makanan), menggunakan kain serbet
Sanitasi tempat pengolahan makanan
yang bersih pada peralatan makanan, tidak
berkuku panjang dan luka, dan tidak merokok dapur harus bersih, dan hanya digunakan untuk
mempersiapkan makanan, semua permukaan
saat melakukan pengolahan makanan.
sifatnya harus mudah dibersihkan. Dapur harus
Sedangkan 25% penjamah makanan berkategori

134 Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017


Hygiene dan Sanitasi Penjamah Makanan...

mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang Tabel 1. Hasil pemeriksaan kandungan


cukup. Serta jauh dari sampah, dan air bakteri E.coli pada peralatan makan di
pembuangan limbah dapur. Fasilitas warung makan
pembersihan dapur yang cukup tersedia.
Demikian pula fasilitas pencucian alat-alat Kandungan Bakteri Escherichia
Alat yang
masak dan alat makan. Dengan sanitasi tempat coli
diperiksa
pengolahan makanan yang baik dan memenuhi W. I W. II W. III W. IV
syarat maka pembeli makanan tersebut tidak Piring - + + -
tertular penyakit.13 Gelas - - - -
Selanjutnya terkait sanitasi peralatan, hasil Sendok - + - -
pengamatan menunjukkan bahwa warung makan W= Warung makan
sudah memenuhi syarat sanitasi. Hal ini terlihat
dari peralatan makanan dalam keadaan baik, Berdasarkan hasil pemeriksaan
terbuat dari bahan yang kuat aman dan halus, dan laboratorium (Tabel 1) didapatkan hasil secara
peralatan makanan yang kontak langsung pemeriksaan kualitatif terhadap kandungan
dengan makanan tidak mengandung zat racun. bakteri Escherichia coli ternyata beberapa
Adapun kekurangan dari sanitasi peralatan yaitu warung makanan positing mengandung bakteri,
tidak memiliki 3 (tiga) bak pencuci dan secara umum dapat terlihat bahwa yang
penyimpanan peralatan yang tidak selalu mengandung bakteri terdapat pada alat makan
tertutup. seperti piring dan sendok. Beberapa warung
Prinsip dasar persyaratan makanan makan tersebut tidak dapat memenuhi syarata
dalam mengolah makanan adalah aman standar kesehatan. Walaupun demikian,
sebagai alat atau perlengkapan proses beberapa warung makan lain tidak mengandung
makanan. Aman ditinjau dari bahan yang bakteri E. Coli (negatif) yang sudah sesuai dan
digunakan dan juga syarat-syarat dalam memenuhi syarat yang standar. Berdasarkan
keamanan peralatan tidak boleh mengandung temuan tersebut, bahwa sebagian sampel yang
bahan-bahan beracun, bahan anti karat, dan diperiksa tercemar E.coli hal yang tidak sesuai
dianjurkan tidak dipakai bahan sebagai kontak dengan Keputusan Menteri Kesehatan, Nomor:
dengan makanan, peralatan makanan terbuat 1098/Menkes/SK/VII/2003, yang menyatakan
secara visual bersih, tidak terdapat bercak- bahwa jumlah kandungan E.coli dalam sampel
bercak dan sisa-sisa makanan, dan tempat peralatan makanan harus 0/100 ml per sampel.15
penyimpanan makanan yang tertutup dan Sampel peralatan makanan yang tercemar
terjaga agar tidak terkontaminasi oleh bahan- oleh bakteri E.coli menandakan bahwa ada air
bahan yang berbahaya atau kuman patogen yang telah tercemar oleh tinja manusia. Hal ini
lainnya. 14,6 disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Tujuan sanitasi tempat peralatan makanan kurangnya kebersihan dalam mencuci peralatan
yaitu agar tidak terkontaminasi penyakit menular makanan, tidak mencuci dengan air hangat, dan
sehingga pembeli di warung nasi tersebut tidak kurangnya kebersihan dalam peralatan, tidak
terkena penyakit yang di sebabkan oleh makanan tersedia 3 bak pencucian. Hal ini sesuai dengan
dan minuman.9 penelitian Cahyaningsih16, yang menyatakan
bahwa sebagian besar warung makan tidak
2. Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli mempunyai fasilitas pencucian yang terdiri dari
Hasil dari pemeriksaan bakteri tiga bak.
Escherichia coli yang diambil sampel dari Untuk menghindari pencemaran bakteri
peralatan makan di warung makan di Desa Batoh E.coli terhadap peralatan makan maka dapat
Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh. dilakukan pencucian dalam 3 bak pencucian
Pemeriksaan kandungan bakteri dilakukan di yaitu: bak pencucian, bak pembilas, dan bak
Laboratorium Terpadu Kesehatan Lingkungan pembilas terakhir. Pencucian juga dilakukan
Poltekkes Aceh. Hasil pemeriksaan tersebut dengan menggunakan air panas dengan suhu
dapat dilihat pada Tabel 1. (70o-76oC) dapat digunakan sebagai desinfektan

Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017 135


Syahrizal

menurunkan jumlah atau mengurangi jumlah 6. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan
populasi bakteri.1,16 Republik Indonesia Nomor
1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang higiene
sanitasi jasa boga. 2011.
KESIMPULAN 7. Adams M, Motarjemi Y. Dasar-Dasar
Keamanan Makanan Untuk Petugas
Personal hygiene penjamah makanan pada
Kesehatan. Jakarta: EGC; 2004.
beberapa warung makan di Kecamatan Lueng
8. Sulistyandari H. Faktor–Faktor Yang
Bata Banda Aceh sudah memenuhi syarat, begitu
Berhubungan Dengan Kontaminasi
juga dengan sanitasi peralatan makanan.
Deterjen Pada Air Minum Isi Ulang Di
Sebaliknya, terkait sanitasi tempat pengolahan
Depot Air MInum Isi Ulang (DAMIU) Di
makanannya masih belum memenuhi syarat.
Kabupaten Kendal Tahun 2009. 2009.
Pada peralatan makanan, juga masih terdapat
9. Amaliyah N. Penyehatan Makanan Dan
kandungan bakteri Escherichia coli seperti pada
Minuman-A. 1st ed. (Gunawan AT, ed.).
piring dan sendok.
Yogyakarta: Deepublish Publisher; 2017.
Disarankan, bagi penjamah makanan agar
10. Depkes. Riset Kesehatan Dasar
dapat memperhatikan sanitasi tempat
(RISKESDAS) 2007. Jakarta: Badan
pengolahan makanan untuk mencegah
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
kontaminasi terhadap peralatan makanan. Bagi
penjamah makanan agar menggunakan kain lap Departemen Kesehatan RI; 2007.
yang bersih untuk mencegah kontaminasi 11. Dinkes. Profil Kesehatan Provinsi Aceh
Tahun 2009. Banda Aceh: Dinas Kesehatan
terhadap peralatan makanan. Bagi peneliti
Propinsi Aceh; 2009.
selanjutnya untuk dapat menambahkan
12. Potter PA, Perry AG. Buku Ajar
pemeriksaan pemeriksaan sampel air yang
Fundamental Keperawatan: Konsep,
digunakan untuk mencuci peralatan makan,
Proses, Dan Praktik. 4th ed. Jakarta:
sehingga bisa diketahui hubungannya dengan
Penerbit Buku Kedokteran (EGC); 2005.
keberadaan E.coli pada alat makan.
13. Sutrisno C. Teknologi Penyediaan Air
Bersih. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
14. Fajriansyah F. Hygiene dan Sanitasi
DAFTAR PUSTAKA
Pengolahan Roti pada Pabrik Roti Paten
1. Kurniadi Y, Saam Z, Afandi D. Faktor Bakery. AcTion: Aceh Nutrition Journal.
Kontaminasi Bakteri E. Coli Pada Makanan 2016;1(2):116-120.
Jajanan Dilingkungan Kantin Sekolah Dasar 15. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan
Wilayah Kecamatan Bangkinang. Jurnal Republik Indonesia Nomor
Ilmu Lingkungan. 2013;7(1):29-37. 942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang
2. WHO. Penyakit Bawaan Makanan Fokus Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
Pendidikan Kesehatan. Jakarta: EGC; 2005. Makanan Jajanan. Jakarta; 2003.
3. Depkes RI. Tentang Bakteri Pencemaran 16. Cahyaningsih CT, Kushadiwijaya H, Tholib
Makanan Dan Penyakit Bawaan Makanan. A. Hubungan higiene sanitasi dan perilaku
Jakarta; 2004. penjamah makanan dengan kualitas
4. Depkes RI. Prinsip Prinsip Hygiene Dan bakteriologis peralatan makan di warung
Sanitasi Makanan. Jakarta; 2000. makan. Berita Kedokteran Masyarakat.
5. Agustina F, Pambayun R, Febry F. Higiene 2009;25(4):180.
dan sanitasi pada pedagang makanan
jajanan tradisional di lingkungan sekolah
dasar di Kelurahan Demang Lebar Daun
Palembang tahun 2009. Jurnal Publikasi
Ilmiah Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya. 2009.

136 Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017

Anda mungkin juga menyukai