Anda di halaman 1dari 4

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan sebuah profesi dimana seseorang harus

mengabdikan dirinya kepada negara dan menjadi pelayan masyarakat karena


mendapat amanat dari Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
untuk melaksanakan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara. Dalam Undang-
Undang No. 5 Tahun 2014 disebutkan bahwa untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara
sebagai bagian reformasi birokrasi, perlu ditetapkan Aparatur Sipil Negara profesi
memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam
pelaksanaan manajemen Aparatur Sipil Negara.
Pegawai ASN berfungsi sebagai: 1) pelaksana kebijakan publik; 2) pelayan
publik; 3) perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus dilakukan
dengan penuh tanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Peraturan baru tentang ASN tersebut sudah secara signifikan telah mendorong
kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan
pada : a) nilai dasar ; b) kode etik dan kode perilaku ; c) komitmen, integritas moral,
dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang diperlukan sesuai
dengan bidang tugas ; dan e) profesionalitas jabatan.
Di negara Indonesia yang luas ini membutuhkan pelaku kebijakan, salah
satunya PNS, mulai dari memformulasi kebijakan sampai penetapannya dalam
berbagai sektor pembangunan. Karena PNS adalah sebagai Agen of Change yaitu
agen perubahan untuk membawa NKRI menjadi negara yang lebih berkembang
dan maju di beberapa bidang, dengan tetap menjaga kesatuan dan persatuan
bangsa yang mengacu pada pancasila dan UUD 1945.
Oleh karena itu, di era industri 4.0 menuntut pula perubahan dalam
perekrutan CPNS, yakni melalui ujian CAT. Hal tersebut merupakan salah satu
bentuk transparansi awal untuk pembentukan PNS yang profesional. Dilanjutkan
dengan adanya diklat, yang disebut Pelatihan Dasar (LATSAR), dalam rangka
membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS seperti yang tertuang dalam perLAN 12
Tahun 2018 tentang LATSAR CPNS. Pembaruan yang diharapkan juga akan
membawa pembaruan pula di instansi tempat kerja PNS. Jadi, pembangunan yang
merata ini bisa terwujud bersamaan dengan SDM dan kualitas bangsa. Serta
menjadi harapan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita Indonesia dalam
Pembukaan UUD 1945.
Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS merupakan suatu kewajiban yang harus
diikuti oleh seluruh CPNS sebagai salah satu persyaratan lulus pendidikan dan
Pelatihan Dasar (Latsar). Terkait dengan itu, dalam pelak sanaan Latsar, selain
merancang aktualisasi peserta juga mengimplementasikan rancangan tersebut di
tempat tugas masing-masing dengan berdasarkan nilai-nilai dasar PNS. Nilai-nilai
dasar PNS meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan
Anti korupsi yang dikenal dengan ANEKA.
Dalam rancangan aktualisasi, terdapat berbagai kegiatan yang harus
dilaksanakan pada saat habituasi. Di awali dengan agenda LATSAR dalam bentuk
pembelajaran klasikal di tempat pelatihan (on campus) selama 18 hari dan off
campus di satuan kerja masing-masing selama 30 hari sebagai bentuk aktualisasi.
Dengan sistem pelatihan ini, diharapkan CPNS yang sudah melewati masa
Pelatihan Dasar tidak hanya memahami teori atau konsep nilai-nilai dasar PNS
seperti yang dipelajari selama on campus. Akan tetapi juga dapat menginternalisasi,
menerapkan, mengaktualisasikan dan menjadikan nilai-nilai tersebut menjadi
sebuah habituasi sekaligus sebagai role model di satuan kerjanya. Untuk
merealisasikan kegiatan aktualisasi di tempat kerja (off campus) maka setiap
peserta Latsar CPNS harus membuat rancangan aktualisasi dan habituasi. Dimulai
dari penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi dengan melakukan
identifikasi isu yang ada di tempat kerja penulis yaitu di SDN Torongrejo 01 Kota
Batu.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003


bahwa pendidikan merupakan suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberikan keteladanan,
membangun kemauan (niat, hasrat) dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran melalui mengembangkan budaya membaca, menulis
bagi segenap masyarakat, dan memberdayakan semua komponen masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pendidikan.
Guru sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya dapat
membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri dan menerapkan pendidikan
karakter sejak dini kepada peserta didik agar kedepangenerasi muda penerus
bangsa dapat memiliki kepribadian yang professional,berkompeten, berintegritas
dan berkomitmen terhadap dirinya dan lingkungan sekitarnya. Selain memberikan
pelayanan di dalam kelas dalam kegiatan belajar mengajar, guru juga diharapkan
mampu mendukung program-program sekolah, dan juga peduli terhadap
lingkungan sekolah maupun peserta didik.

SDN Torongrejo 01 Kota Batu merupakan sekolah yang menyelenggarakan


pembelajaran bermutu dan berwawasan lingkungan. Mutu adalah sebuah proses
terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Mutu pendidikan yang
dimaksudkan di sini adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam meningkatkan
kemampuan belajar seoptimal mungkin. Salah satu yang mempengaruhi daya
kemampuan belajar peserta didik adalah factor konsumsi makanan. apabila
makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini
berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak,
ehingga terjadi ketidakmampuan dalam berfikir dan bertindak secara normal.
Setelah beberapa bulan mengajar di SDN Torongrejo 01, penulis merasakan
bahwa banyak peserta didik yang bermalas malasan saat dikelas hal ini bisa saja
terjadi karena asupan gizi yang kurang pada menu makanan peserta didik atau
bahkan karena siswa tidak pernah sarapan saat akan berangkat ke sekolah.
Pengamatan yang telah dilakukan menujukkan bahwa banyak siswa yang sering
membawa bekal yang kurang sehat. Bekal yang paling banyak dibawa oleh siswa
yaitu mie instan dan ayam goreng krispy pinggir jalan. Tempat bekal siswa juga
banyak yang masih menggunakan Styrofoam dan kertas bungkus. Jika kertas
minyak terus dibiarkan sebagai tempat bekal siswa maka hal tersebut dapat
mengganggu kesehatan siswa. Mengacu pada Permenkes Nomor 41 Tahun 2014
tentang pedoman gizi seimbang. Penyusunan menu makanan dengan gizi
seimbang dianggap sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
Sesuai dengan keadaan yang terjadi di SDN Torongrejo 01 Kota Batu
tersebut, dapatlah diangkat sebuah bahan penelitian aktualisasi yang berjudul
“Peningkatan Kesehatan Gizi melalui Program Ayo Makan Bergizi Seimbang
(AMAZING) Pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar Negeri Torongrejo 01 Kota Batu”
Dalam tugas tersebut diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar
profesi Aparatur Sipil Negara dengan cara menerapkan dan mengaktualisasikan diri
sendiri ditempat tugas, sehingga peserta dapat merasakan manfaat langsung
penerapan nilai dasar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai