Semangat
Semangat
Semangat
PENDAHULUAN
1
akan di distribusikan, laju dan kecepatan aliran dalam pipa, kerugian disepanjang
aliran pipa, tekanan air pada pipa serta kapasitas tampungan.
Dalam perencanaan sistem plumbing tedapat sistem pembuangan air
limbah yang harus di rencanakan karena merupakan instalasi untuk mengalirkan
air buangan yang berasal dari peralatan saniter: wastafel, FD (floor drain) dan
kitchen zink. Oleh karena itu dalam perencanaannya harus sesuai dengan
standart, sehingga tidak mencemari lingkungan dan mengganggu kenyamanan
para pengunjung hotel, terdapat hal yang menjadi perhatian dalam
perencanaannya yaitu perencanaan pendimensian pipa dan kemiringan pipa yang
tepat sehingga air limbah berupa padat maupun cair dapat disalurkan dengan
baik.
1.3. Tujuan
Tujuan yang diperoleh dari hasil tugas akhir adalah :
2
1. Mengetahui besar kebutuhan air bersih dan jumlah air limbah yang
dihasilkan oleh Zest hotel
2. Mengetahui kapasitas tampungan air bawah ( Grown Water Tank) dan
kapasitas penampungan air atas ( Roof tank) untuk kebutuhan instalasi air
bersih.
3. Didapatkan suatu sistem pendirtribusian air bersih yang optimal melalui
jaringan pipa pada zest hotel
4. Didapatkan sistem penyaluran air limbah yang berupa air kotor dan
buangan melalui jaringan pipa pada zest hotel
5. Mengetahui kapasitas tampung bak ekualisi ( sum pit) sebagai tampungan
sementara air limbah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
memastikan telah memenuhi syarat air bersih. Jika belum
memenuhi persyaratan, maka air harus diolah terlebih dahulu
sebelum ditampung pada tangki air bawah (Ground Water Tank).
Jika air dari deep wheel telah memenuhi persyaratan dapat
langsung dialirkan untuk dapat ditampung pada tangki air bawah.
a. Syarat Kualitas
Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi
sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang
dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi
kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila
dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping.
b. Syarat Kuantitas
Air bersih yang masuk ke dalam bangunan atau masuk ke
dalam sistem plambing harus memenuhi syarat dari aspek
kuantitas, yaitu kapasitas air bersih harus mencukupi untuk
berbagai kebutuhan bangunan tersebut. Untuk menghitung
besarnya kebutuhan air bersih dalam bangunan didasarkan pada
pendekatan jumlah penghuni bangunan dan jumlah unit beban
alat plambing.
c. Syarat Kontinuitas
Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat
erat hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air
baku yang ada di alam. Artinya, kontinuitas disini adalah bahwa
5
air baku untuk air bersih tersebut dapat diambil terus menerus
dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim
kemarau maupun musim hujan.
d. Syarat Tekanan
Tekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan
kesulitan dalam pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat
menimbulkan rasa sakit terkena pancaran air serta mempercepat
kerusakan peralatan plambing, dan menambah kemungkinan
timbulnya pukulan air. Besarnya tekanan air yang baik berkisar
dalam suatu daerah yang agak lebar dan bergantung pada
persyaratan pemakaian atau alat yang harus dilayani. Tekanan
air yang berada pada sistem plambing (pada pipa) tekanannya
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, diantaranya yaitu,
untuk perumahan dan hotel antara 2,5 kg/cm2 atau 25 meter
kolom air (mka) sampai 3,5 kg/cm2 atau 35 meter kolom air
(mka). Tekanan tersebut tergantung dari peraturan setempat.
6
b. Pencegahan aliran balik
Aliran balik (back flow) adalah aliran air atau cairan lain,
zat atau campuran, ke dalam sistem perpipaan air bersih, yang
berasal dari sumber lain yang bukan untuk air bersih. Aliran balik
tidak dapat dipisahkan dari hubungan pintas dan ini disebabkan
oleh terjadinya efek siphon-balik (back siphonage). Efek siphon-
balik terjadi karena masuknya aliran ke dalam pipa air bersih dari
air bekas, air tercemar, dari peralatan saniter atau tangki,
disebabkan oleh timbulnya tekanan negatif dalam pipa. Tekanan
negatif dalam sistem pipa sering disebabkan oleh terhentinya
penyediaan air atau karena pertambahan kecepatan aliran yang
cukup besar dalam pipa. Pencegahan aliran balik dapat dilakukan
dengan menyediakan celah udara atau memasang penahan aliran-
balik.
c. Pukulan air
Penyebab pukulan air bila aliran dalam pipa dihentikan
secara mendadak oleh keran atau katup, tekanan air pada sisi atas
akan meningkat dengan tajam dan menimbulkan gelombang
tekanan yang akan merambat dengan kecepatan tertentu, dan
kemudian dipantulkan kembali ke tempat semula. Gejala ini
menimbulkan kenaikan tekanan yang sangat tajam sehingga
menyerupai suatu pukulan dan dinamakan gejala pukulan air
(water hammer). Pukulan air cenderung terjadi dalam keadaan
sebagai berikut (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura,
2000 ):
a. Tempat-tempat di mana katup ditutup/dibuka
mendadak;
b. Keadaan di mana tekanan air dalam pipa selalu tinggi;
c. Keadaan di mana kecepatan air dalam pipa selalu
tinggi;
d. Keadaan di mana banyak jalur ke atas dan ke bawah
dalam sistem pipa;
7
e. Keadaan di mana banyak belokan dibandingkan jalur
lurus;
f. Keadaan di mana temperatur air tinggi.
e. Dalam instalasi air bersih hal pertama yang perlu diketahui lebih
dahulu adalah denah plumbing dan diagram isometri untuk
menentukan jalur-jalur instalasi pipapipa yang akan dipasang.
f. Pemasangan pipa dilakukan setelah pasangan bata selesai namun
sebelum plesteran dan acian. Hal ini dilakukan untuk menghindari
bobokan yang menyebabkan keretakan pada dinding.
8
g. Khusus pemasangan di luar bangunan ( contohnya : pipa saluran
air hujan), sebaiknya dikerjakan setelah pekerjaan plesteran
diselesaikan.
h. Pipa yang melalui pelat dak, balok atau kolom beton harus
dipasang secara sparing atau pemipaan dilakukan terlebih dahulu
sebelum dilaksanakan pengecoran.
i. Pipa yang telah diposisikan secara tepat harus segera ditutup
dengan plug / dop yang kuat untuk menghindari kotoran / adukan
masuk yang dapat menyebabkan penyumbatan.
j. Hindari belokan pipa / knik pipa dari daerah pembakaran.
k. Posisi pipa yang hendak diletakan di kamar mandi harus
disesuaikan dengan saniter.
l. Penempatan rencana instalasi air bersih dilakukan pada
perempatan nat keramik / as keramik (agar simetris dengan luas
keramik).
m. Setelah instalasi selesai terpasang segera lakukan uji tekanan pipa :
Untuk pipa Gip max. 10 bar ; Untuk pipa PVC max. 6 bar.
(Sumber: https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-
gedung/metode-instalasi-plumbing)
9
pipa cabang biasanya diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan Air
Minum. Tangki pemanas air biasanya tidak disambung langsung
kepada pipa distribusi, dan dibeberapa daerah tidak diizinkan
memasang katup gelontor.
10
Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan
letak tangki atap tersebut, penentuan ini harus didasarkan atas jenis
alat plambing yang dipasang pada lantai tertinggi bangunan dan yang
menuntut tekanan kerja tinggi.
11
dapat dipasang dalam ruang dan harga awal lebih rendah dibandingkan
dengan tangki yang harus dipasang di atas menara.
12
seharusnya diperoleh dari penelitian keadaan sesungguhnya. Penentuan
laju aliran dapat ditentukan sebagai berikut (Noerbambang & Morimura,
2005):
a. Penentuan laju lairan berdasarkan pemakai
Apabila jumlah penghuni diketahui, atau diteteapkan untuk suatu
gedung maka angka tersebut dipaka untuk menghitung pemakaian air
rata-rata sehari berdasarkan regulasi dan standar mengenai kebutuhan
air per orang per hari untuk sifat penghuni gedung tersebut. Bila
jumlah penghuni tidak diketahu, biasanya ditaksir berdasarkan luas
lantai dan menentapkan padatan hunian per lantai. Luas lantai gedung
yang dimaksudkan merupakan luas lantai efektif, yang berkisar antara
55 sampai 80 persen dari luas seluruhnya.
13
c. Tekanan dan Kecepatan Pengaliran
Tekanan minimum pada setiap saat pada titik aliran keluar harus
50 kPa setara dengan 0,5kgf/cm2 (SNI 03-6481, 2000). Secara umum
dapat dikatakan besarnya tekanan “standar” adalah 1,0 kgf/cm2
sedang tekanan statik sebaiknya diusahakan antara 4,0 kgf/cm2
sampai 5,0 kgf/cm2 dan untuk perkantoran antara 2,5 kgf/cm2 sampai
3,5 kgf/cm2. Disamping itu, beberapa macam peralatan plambing
tidak dapat berfungsi dengan baik jika tekanan air kurang dari suatu
batas minimum (Poerbo, 2010).
Dimana:
14
Dimana:
Dimana:
2
𝑄𝑠 = 3 . 𝑄ℎ .......................(4)
Dimana:
15
2) Dihitung besarnya volume bak air bawah
Dimana:
Dimana:
16
e. Penentuan Head Pompa dan Perhitungan
Daya Pompa
Berikut merupakan langkah-langkah dalam
menentukan jenis pompa yang akan digunakan
untuk mengalirkan air dari bak air bawah menuju
bak air atas dengan asumsi kecepatan pengaliran
antara 0,3 m/s hingga 2,5 m/s (Noerbambang &
Morimura, 2005):
Maka :
2 4𝑥𝑄
𝐷 = √(𝑣 𝑥 𝑛) .............................(9)
Dimana:
Q = debit pengaliran (m3/detik)
D = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran (m/s)
𝑄
𝑉𝑐𝑒𝑘 = 1 ...................................(10)
𝑥𝜋𝑥𝐷 2
4
Dimana:
17
Vcek = kecepatan pengaliran (m/s)
Q = debit pengaliran (m3/s)
D = diameter pipa (m)
𝑉𝑥𝐷
𝑅𝑒 = ......................................(11)
𝑣
Dimana:
Re = bilangan raynolds
V = kecepatan (m/s)
D = diameter pipa (9m)
V = viskositas air (8,93x10-7 m2/s)
18
𝐿 𝑣2
ℎ𝑓 = ƛ 𝑥 𝑥 ..................................................(12)
𝐷 2𝑔
Dimana:
64
Untuk laminer: ƛ= 𝑅𝑒
0,005
Untuk turbulen: ƛ = 0,020 +
𝐷
Re = bilangan raynolds
𝐾 𝑥 𝑣2
𝐻𝑒 𝐸𝑙𝑏𝑜𝑤 = 𝑛 + ( )...........................(13)
2𝑔
Dimana:
n = jumlah aksesoris
K = koefisien gesek
19
∆ℎ𝑝 = perbedaan tekanan
ℎ1 = Head Loss total pipa
𝑃𝑎 𝑃𝑣
𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎 = + − ℎ𝑠 − ℎ𝑙𝑠 ...........(15)
𝛾 𝛾
Dimana:
𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎 = daya hisap sistem (m)
𝑃𝑎 = tekanan pada permukaan air (1 atm =
10332,274 kgf/m2)
𝑃𝑣 = tekanan uap jenuh (200C = 238,51
kgf/m2)
𝛾 = berat jenis air (1000 kgf/m3)
ℎ𝑠 = head isap statis (m)
ℎ𝑙𝑠 = head pada pipa hisap (m)
20
2.2. Prinsip Dasar Sistem Pembuangan Air Limbah
Sistem pembuangan air limbah bertujuan untuk mengalirkan air yang telah
digunakan dari dalam gedung menuju ke bangunan pengolah limbah sebelum
masuk ke saluran pembuangan umum tanpa menimbulkan pencemaran terhadap
lingkungan sekitar gedung ataupun gedung itu sendiri. Pencemaran akibat sistem
pembuangan air yang tidak bekerja dengan baik akan sangat menimbulkan
bahaya penyakit bagi para pengguna gedung maupun lingkungan sekitar.
Sehingga sistem pembuangan air dari suatu gedung merupakan salah satu bagian
terpenting dari suatu pembangunan gedung sehingga harus direncanakan dengan
sebaik mungkin.
21
Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada
saat closet diberi banyak air.
j. Floor drain sebaiknya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan
bak.). (Sumber: https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-
gedung/metode-instalasi-plumbing)
22
Storm water adalah limbah yang berasal dari air hujan. Air
hujan dapatlangsung disalurkan menuju buangan akhir, namun air
hujan tidak bolehmenimbulkan genangan yang banyak karena akan
menyebabkan banjir. Sistem pembuangan air hujan pun harus
diperhatikan agar buangannya langsung tersalurkan dan tidak
menggenang.
4. Air Buangan Khusus
Air buangan khusus adalah air buangan yang mengandung gas,
racun
bahan berbahaya atau air buangan yang mengandung bahan
radioaktif.
23
pembuangan air kotor akan
disambungkan ke instalasi pengolahan air kotor terlebih dahulu.
24
2. Pipa tegak air buangan adalah pipa tegak untuk mengalirkan air
buangan dari cabang-cabang mendatar.
3. Pipa tegak air kotor adalah pipa tegak untuk mengalirkan air kotor
daricabang-cabang mendatar.
4. Pipa atau saluran pembuangan gedung adalah pipa pembuangan
dalam gedung yang mengumpulkan air kotor, air bekas, dan air hujan
dari pipa-pipa tegak air buangan.
5. Riol gedung adalah pipa di halaman gedung yang menghubungkan
antara pembuangan gedung dengan instalasi pengolahan atau dengan
riol umum.
25
Tabel Diameter Minimum, Penangkap dan pipa buangan alat plumbing
26
kombinasi bak cuci tangan , untuk 2-4
13 40-50 40-50
orang
14 bak cuci tangan rumah sakit 40 40-50
15 bak cuci, laboratorium kimia 40-50 40-50
16 bak cuci, macam- macam
dapur, untuk rumah 40-50 40-50
hotel, komersial 50 50
bar 32 32
dapur kecil, cuci piring 40-50 40-50
dapur, untuk cuci sayuran 50 50
penghancur kotoran (disposer) untuk
40 40
rumah
penghancur kotoran (disposer) besar (
50 50
untuk restoran)
17 buangan lantai (flor drain) 40-75 40-75
Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000)
Tabel Unit Alat Plambing Sebagai Beban, Setiap Alat atau Kelompok
27
Tipe menempel di dinding 40 4
tipe menggantung di dinding 40-50 4
tipe dengan kaki, siphon jet atau
75 8
blow-out
untuk umum, model palung setiap
2
0,60 m
3 bak cuci tangan (lovatory) 32 1
4 bak cuci tangan (wash bashin)
ukuran biasa 32 1
ukuran kecil 25 0,5
5 bak cuci, praktek dokter gigi 32 1
alat perawatan gigi 32 0,5
6 bak cuci, salon dan tempat cukur 32 2
7 pancuran minum 32 0,5
8 bak mandi
berendam (bath tub) 40-50 3
model jepang (untuk dirumah) 40 2
untuk umum, 50-75 4~6
9 pancuran mandi :
untuk rumah 2
50
untuk umum, tiap pancuran 3
10 bindet 32 3
11 bak cuci, untuk pel 75-100 8
12 bak cuci pakaian 40 2
kombinasi bak cuci biasa dan bak
13 50 3
cuci pakaian
kombinasi bak cuci dapur dengan
14 40 (terpisah) 4
penghancur kotoran
15 bak cuci tangan, kamar bedah
ukuran besar 2
ukuran kecil 1,5
16 bak cuci, laboratorium kimia 40-50 1,5
28
17 bak cuci, macam-macam
dapur, untuk rumah 40-50 2~4
dapur, dengan penghancur makanan,
45-50 3
untuk rumah
hotel, komersial 50 4
bar 32 1,5
dapur kecil, cuci piring 40-50 2~4
18 mesin cuci
untuk rumah 40 2
pararel, dihitung setiap orang - 0,5
19 buangan lantai (flor drain) 40 0,5
50 1
75 2
kelompok alat plambing dalam
kamar mandi terdiri dari satu kloset,
20
satu bak cuci tangan, satu bak mandi
rendam atau satu pancuran mandi
dengan kloset tangki gelontor 6
dengan kloset katup gelontor 8
pompa penguras ( sump pump),
21 2
untuk setiap 3,8 liter/min
Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000)
29
2.2.3.2. Lubang pembersih dan bak kontrol
Lubang pembersih digunakan untuk membersihkan pipa
pembuanganngedung dan diluar gedung dipasang bak kontrol pada
riol gedung. Lubang pembersih harus dipasang pada tempat yang
mudah dicapai dan disekililingnya cukup luas untuk dilakukan
pembersihan pipa. Sedangkan bak kontrol dipasang dimana pipa
bawah tanah membelok tajam, berubah diameternya, dan
bercabang
1. Penangkap lemak
2. Penangkap minyak
3. Penangkap pasir
4. Penangkap rambut
5. Penangkap gips
6. Penangkap pada tempat cuci pakaian
30
2.2.3.4. Bak Ekualisasi (Sum Pit)
HRT
Volume Sum Pit = x a............................................... (2.23)
24
31
Keterangan, HRT = Hydraulic retention time (jam)
a. Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon
timbul apabila seluruh perangkat dan pipa pembuangan terisi air
buangan pada akhir proses pembuangan mengakibatkan sekat air
akan ikut mengalir.
b. Menjaga aliran air yang lancar di dalam pipa pembuangan
c. Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan
pipa pembuangan.
32
BAB III
METODE PERENCANAAN
3.1. Lokasi
Pembangunan gedung Zest Hotel ini terletak di Jl. Imam Bonjol, Kota
Ambon, Provinsi Maluku.
33
d. Kontraktor Pelaksana : CV. Tunas Mandiri
e. Lokasi : Jl. Imam Bonjol, Kota Ambon, Provinsi
Maluku
f. Infrastruktur : Gedung bertingkat (hotel)
2. Data Teknis
a. Jenis Konstruksi : Beton Bertulang
b. Jumlah Lantai : 11 Lantai
c. Panjang Bangunan : 38,625 m
d. Lebar Bangunan : 31,900 m
34
3.3.2. Pengumpualan Data
1. Site Plan Hotel
2. Denah Struktural setiap lantai hotel beserta detail dan potongannya
3. Sumber air dari deep wheel
3.3.3. Tahap Perencanaan
1. Melakukan pemetaan distribusi air bersih mulai dari reservoir
bawah tanah menuju reservoir atas untuk kemudian disalurkan
2. Melakukan pemetaan untuk penyaluran air kotor ke saptic tank
sebagai tampungan sementara
3. Menghitung kebutuhan air bersih yang dibutuhkan dan perkiraan
jumlah air kotor yang dihasilkan
4. Menghitung volume tampungan air bawah, tampungan air atas srta
saptic tank
5. Menghirung kapasitas dan head pompa
6. Menghitung kebutuhan diameter pipa yang diperlukan
35
3.4. Alur Tahapan Studi
Mulai
Studi Pendahuluan
Pengumpulan Data :
1. Site Plant
3. Sumber air
Perhitungan Perkiraan Volume Air Bersih Perhitungan Perkiraan Volume Air Limbah
Perhitunagn Volume GTW dan Roof Tank Perhitunagn Volume Bal Ekualisi (Sum Pit)
Perhitungan Kapasitas dan Head Pompa Perhitungan Kapasitas Pompa Air Limbah
v
Perhitunagn Kebutuhan Dimensi Pipa Perhitunagn Kebutuhan Dimensi Pipa
v
Kesimpulan 36
v
Selesai