Anda di halaman 1dari 22

VOLCANOGENIC MASSIVE SULFIDE

(VMS)

1. Definisi
Endapan volkanogenik sulfida masif (VMS) juga dikenal sebagai
endapan volkanik yang terkait dengan gunung api, dan endapan gunung
berapi sedimen gunung api sedimen. Mereka biasanya muncul sebagai
lensa sulfida masif polimetalik yang terbentuk pada atau dekat dasar laut
di lingkungan vulkanik bawah laut. Endapan VMS terbentuk di, atau
dekat, dasar laut melalui pelepasan terfokus cairan hidrotermal yang kaya
logam. Untuk alasan ini, endapan VMS diklasifikasikan di bawah judul
umum endapan “exhalative”, yang meliputi sedimentary exhalative
(SEDEX) dan endapan nikel sedimen (Eckstrand et al., 1995).
VMS adalah kumpulan dari mineral mineral sulfida dalam bentuk
perlapisan (stratiform) yang dibentuk oleh hasil presipitasi larutan
hidrotermal di permukaan atau di bawah lantai samudra pada zaman
pubra ataupun yang masih berlangsung.
Proses sirkulasi dan pemanasan dari air laut terjadi pada
kedalman sekitar 2-8 km pada kerak oseanik. Air laut yang terpanaskan
tersebut kemudian mengalami proses boiling dan pemisahan fase dengan
ditandai berkembangnya lapisan brine di kerak oseanik. Larutan
hidrotermal yang terbentuk akan mengalami perubahan suhu, komposisi,
kosentrasi volatil akibat beberapa proses interaksi dengan batuan
samping. Sirkulasi yang terjadi menyebabkan presipitasi urat-urat sulfida
logam seperti Cu, Zn, Pb, dan Fe pada suhu berkisar 350-550 serta
menyebabkan terjadinya alterasi. Susunan hidrotermal yang terbentuk
pada umumnya mempunyai urutan dari dalam ke luar rekahan sebagai
berikut : sulfida Cu, Zn, dan sulfida Fe, sulfida colloform, sulfat. Aktivitas
ini berangsur-angsur akan berhenti akibat terisinya rekahan yang ada.
Adanya proses pemekaran samudra akan menghasilkan rekahan baru dan
siklus baru dari pengendapan urat hidrotermal dimulai. Hal ini berangsur
terus menerus yang kemudian menghasilkan tubuh bijih sulfida massive
yang luas. Larutan yang mengandung logam mengalami reduksi dengan
pH 2-6 dan menerobos melalui sistem rekahan lalu keluar di lantai
samudra dalam sebagai hot spring pada suhu sekitar 350-400oC

Gambar 1. Model Skematik dari proses pembentukan endapan VMS


(Pirajno, 2009)

Gambar 2. Penampang Skematik Endapan VMS (Hannington 1998)


2. Tektonik Seting

Tektonik seting untuk endapan VMS meliputi mid oceanic ridge, volcanic
arc, back arc basin, rifted continental margins, dan pull-apart basins.

Contoh Tipe Endapan dengan asosiasi litologi, dan tektonik seting


3. Genesa Endapan
 Sumber atau Jenis Batuan Induk
Endapan VMS diduga bersasosiasi dengan beberapa mineral
berbeda seperti calc-alkaline. Pada beberapa kasus, calc-
alkaline merupakan batuan induk. Dugaan inilah yang membuat
beberapa scientist untuk melakukan tes untuk memastikannya. Dari hasil
tes, tidak terlihat distribusi waktu pembentukan
endapan yang berkisar pada umur 3500 SM di Blok Pilbara-
Australia. Hutcison mencatat bahwa umur endapan VMS disesuaikan
dengan periode ketebalan endapan, akumulasi supracrustal, sehingga
tidak termasuk dalam fenomena metalogenik serta dari area singkapan
endapan dapat diperkirakan umur endapan. Bagaimanapun tidak ada
keraguan bahwa aktifitas vulkanik dilaut dalam, berumur dan memilike
tipe petrokimia yang sama, ini sangat
jelas terjadi distribusi sebagian pada endapan VMS. Sebagai contoh,
83 endapan VMS ekonomis diketahui terjadi di tahun 2650-2730 SM yang
terjadi akibat sabuk vulkanik di Canadian Shield, tapi hanya 2 komposisi
sabuk vulkanik yang diketahui berumur sama dengan yang ada di
Australia (Franklin et al, 1981). Pada endapan yang termetamorfosa,
biasanya bijih akan mengalami peningkatan kekasaran dengan
meningkatnya kadar metamorfosa. Tekstur
dan struktur pada kebanyakan pada lapisan sulfida massif yang
telahtermetamorfosa dan terdeformasi lebih tepatnya dideskripsika
n sebagai gneiss. Kemungkinan ciri-ciri yang didasarkan
pada endapan VMS telah terlihat pada zonasi dari kimia, mineralogi dan
tekstur bijih dan perubahan metasomatisme menjadi batuan induk dalam
jalur alterasi hidrotermal.
Mineral logam lainnya, pirotit, magnetit dan bornit (jika ada)
cenderung untuk terkonsentrasi pada inti zona stockwork dan bagian
tengah basalt pada lapisan sulfida massif. Barit, umumnya terjadi dengan
konsentrasi spalerit dan galena yang paling tinggi pada zona paling luar
dari lapisan sulfida massif. Pirit, umumnya lebih dulu berada di sepanjang
pola zonasi sulfida, cenderung untuk mencapai bagian yang relatif
maksimum dimana spalerit menjadi dominan daripada kalkopirit.
 Proses Pembentukan Endapan
Tahapannya sebagai berikut :
- Karena adanya tekanan hidrostatis, air laut meresap melalui
rekahan- rekahan yang terbentuk di lantai samudra
(Recharge).
- Air laut yang masuk kedalam rekahan tersebut dipanaskan
oleh magma yang melebur dan batuan bagiam dalam pada
kerak samudra sampai ketinggian temperature 400C. Reaksi
yang terjadi antara fluida magmatis dengan air laut
menyebabkan tingginya kadar sulfide dan sulfat.
- Fluida yang panas akan perlahan naik ke permukaan
dikarenakan adanya perbedaan suhu dan tekanan lalu
memancar ke permukaan dan terbentuklah black smoker.

Gambar. Pembentukan Endapan VMS


Black Smoker
Endapan ini terbentuk di pusat penyebaran. Black smoker
mempunyai suhu lebih dari 3600 C, endapan mineral yang dihasilkan ,
yaitu pirit (FeS2), calcopirit (CuFeS2), anhidrit (CaSO4) dan mineral yang
dihasilkan yaitu mineral sulfide. Bahan biji yang diendapkan di fumarole
(Black Smoker) ketika didorong ke laut dingin dan bercampur dengan air
laut maka akan mengakibatkan pengendapan mineral sulfide sebagai biji
sulfide stratiform.
White Smoker
Endapan ini terbentuk di busur pulau yang memiliki suhu antara
2600 – 3600 C, endapan mineral yang dihasilkan yaitu pirit (FeS2),
sphalerit (ZnS), dan kaya akan zinc. Disebut white smoker karena
menghasilkan unsur Al sebagai ciri khas dari mineral felsic.

4. Karakteristik
VMS mempunyai karakteristik seperti :
● Scara spasial dan temporal mempunyai hubungan yang erat
dengan kegiatan vulkanisme dan batuan vulkanik
● Bijih yang masif dijumpai dalam bentuk lapisan (strata) atau
menyerupainya yang mengandung lebih dari 60% mineral sulfida
● Bijihnya mengandung unsur logam dasar seperti Zn, Cu, Pb
dengan sedikit emas dan perak
● Mineral bijih terbentuk berasosiasi dengan lingkungan sub marine
volcanoe namun juga ada yang berasosiasi dengan lans based
volcanic
Table. 1 karakteristik endapan mineral

Gambar 3. Penampang Skematik Ideal Karakteristik endapan VMS

5. Klasifikasi
Sawkins 1990 membagi endapan VMS menjadi 3 endapan
berdasarkan kepada komposisi host rock dan lingkungan tektonik, yaitu :
● Kuroko type
Endapan tipe ini terbentuk pada lingkungan cekungan
busur belakang yang terbentuk akibat subduksi. Proses
mineralisasi membutuhkan kondisi laut dalan (>1000 m) karena
pada kondisi yang dangkal larutan yang mendidih akan cenderung
membuat proses mineralisasi terdispersi. Mineralogi tipe ini
didominasi oleh sulfida (60%) terdiri dari zona masif lapisan
bagian atas atau sering disebut black ore (pirit ± sfalerit ± pirotit ±
galena ± barit ± tetrahidrit - tenantit ± bornit) zona masif lapisan
bagian bawah atau yellow ore (pirit ± kalkopirit ± sfalerit ± pirotit ±
magnetit) zona stockwork (pirit ± kalkopirit ± emas dan perak).
Gypsum dan anhidrit dijumpai di beberapa deposit. Endapan ini
merupakan sumber utama dari Pb dan Zn
Tekstur yang dibentuk oleh endapan ini umumnya masif,
sering dijumpai stockwork, slump, graded bedding.

Gambar. Model Skema Endapan VMS Tipe Kuroko


● Cyprus type
Endapan tipe ini cenderung tidak terlalu luas dengan grade
yang menengah dan kaya akan Cu dan Zn. Endapan ini umumnya
berbentuk lensa atau tumpukan sulfida masif di atas sebuah
urutan kelompok batuan yang disebut ofiolit dan basalt. Pada
bagian bawahnya berupa zona stockwork yang kaya akan Cu.
Berasosiasi dengan lingkungan tektonik pemekaran lantai
samudra atau sea floor spreading. Penciri utama endapan ini
adalah sedikitnya kehadiran sedimen silisiklastik.

Gambar Model Penampang Skematik Endapan VMS Tipe Cyprus (Robb,


2005)
● Besshi type
Endapan tipe ini dijumpai pada lingkungan campuran
sedimen silisiklastik-vulkanik berupa serpih greywacke dan
batupasir. Biasanya endapan ini dijumpai pada sedimen turbidit
yang diintrusi oleh sill berkomposisi basalt. Umumnya mempunyai
kandungan Cu yang tinggi dengan Zn yang relatif
rendah.Perbedaan yang mencolok dengan tipe lainnya yaitu
endapan tipe ini membentuk lapisan sulfida masif yang kayak akan
pirotit dan pirit yang tipis dan memanjang secara lateral. Tipe ini
terbentuk pada lingkungan busur kepulauan.
Franklin, dkk 2005 membagi endapan VMS berdasarkan
litostratigrafinya menjadi :
● Bimodial Mafic
Terbagi menjadi dua yaitu bimodal mafic A dan bimodal
mafic B. Bimodal mafic A (flow)
- Disusun oleh >75% pillow tholeitic basalt-andesite, <25% Na-
felsic flow, flow breccia, minor pyroclastic.
- Mempunyai lingkungan tektonik pada daerah busur oseanik,
early arc rifting.
- Bijih berupa sulfida masif yang bulat sampai dengan tabular,
pirit, As, Sb minor, Sn bervariasi, dipenuhi oleh zona stockwork
yang kaya akan Cu.
- Alterasi dijumpai pada saluran yang memperlihatkan zonasi
pada inti Fe-Mg klorit dan pada rim berupa serisit alterasi,
urat-urat kuarsa-sulfida.
- Berukuran menengah dengan komposisi: 2.8 mt. 1.41% Cu, 2.6
Zn, 0.1 Pb, 0.8 g/t Au, 22 g/t Ag. Contoh endapan: Noranda
dan Snow Lake.
Bimodal-mafic B (volcaniclastic)
- Disusun oleh >75% pillowed basalt-andesite, <25% Na-felsic
volcaniclastic, mafic flow dan flow breccia,
- Mempunyai lingkungan tektonik yang sama dengan tipe A.
- Bijih berupa sulfida masif tabular, pirit, As, Sb umum dijumpai,
Sn bervariasi, zona stockwork Cu yang terbatas.
- Alterasi pada saluran yaitu zona silisifikasi-serisit yang tidak
terlalu berkembang, mineral-mineral alumni umum dijumpai
(pirofilit, andalusit, kloritoid).
- Berukuran menengah dengan komposis 4.5 mt., 1.1 Cu, 3.4 Zn,
0.8 Pb, 1.1 g/t Au, 37 g/t Ag. Contohnya: Sturgeon Lake, Kidd
Creek
● Mafic Dominated
- Disusun oleh thoeliitic MORB sampai dengan LILE dan LREE-
enriched, oceanic island basalt, dijumpai pada urutan ofiolit.
- Lingkungan tektonik berupa ocean-ocean back arc, oceanic
spreading ridge.
- Bijih berupa pirit membulat yang membentuk sulfida masif,
rendah As, Sb, dan zona stockwork Cu yang melimpah.
- Alterasi pada saluran sangat jelas, zonasi berupa Fe-Mg klorit
pada bagian core dan serisit +/-paragonit pada rim, urat-urat
silika.
- Ukuran rata-rata sebesar 2.7 mt., komposisi 1.8 Cu, 0.84 Zn,
0.02 Pb, 1.4 g/t, 11 g/t Ag. Contoh Cyprus, Oman, Lokken
(Norwegia).
● Sillisiclastic mafic
- Disusun oleh material pelitic sampai dengan semi-pelitic,
minor silisiclastic sediments. Thoeliitic basalt MORB to LILE
dan LREE-enriched, ocean island basalt
- Lingkungan tektonik pada mature ocean-ocean back arc.
- Bijih berupa tabular sulfida masif, pirit & pirotit, As rendah, Sb,
Sn; mengandung Co yang tinggi (+/- Ni), zona stockwork Cu
yang sedikit, dijumpai chert dan sedimen yang bersifat sulfida.
- Berukuran rata-rata 4.7 mt., dengan komposisi 1.2 Cu, 1.6 Zn,
0.7 Pb, 0.75 g/t Au, 19 g/t Ag. Contoh Besshi dan Windy
Craggy.
● Bimodial Felsic
- Disusun oleh<65% lapisan piroklastik dengan komposisi Na +/-
K felsic, >35% pillowed tholeiitic sampai calc-alkaline andesite,
intrusi sub volcanic
- Lingkungan tektonik berupa ocean-continent arc.
- Bijih sulfida berupa tabular-bulat sulfida masif, pirit, As, Sb, Sn
bervariasi, beberapa kaya akan Au, zona tinggi S, stockwork Cu
terbatas.
- Alterasi pada saluran sangat jelas berupa dominan silisifikasi
dan serisitisasi, zonasi membentuk Fe-Mg klorit pada core dan
serisit pada rim.
- Berukuran rata-rata 3.4 mt., dengan komposisi 1.0 Cu, 4.4 Zn,
1,1 Pb, 1,1 g/t Au, 56 g/t Ag. Contohnya Kuroko (Jepang),
Butte Lake.
● Felsic Sillisiclastik
- Disusun oleh sedimen silisiklastik (vulkanik+/- sedimen dari
kontinen) secara lokal dijumpai aliran piroklastik felsik, minor
calc-alkaline mafic flow
- Lingkungan tektonik berupa sulfida masif tabular yang luas,
pirit & pirotit, As, Sb, Sn bervariasi, minor strockwork Cu,
terkadang dijumpai chert.
- Alterasi pada bervariasi dalam ukuran, umumnya minor,
silisifikasi sampai dengan serisitisasi, klorit kaya Fe.
- Berukuran rata-rata 7.1 mt dengan komposisi 0.6 Cu, 2.7 Zn,
1.1 Pb, 0.6 gr/t Au, 38 g/t Ag. Contoh: Bathurst, Iberia,
Kazakhstan.
Gambar. Klasifikasi Endapan VMS (dimodifikasi dari Barrie and Hannington 1999)

6. Distribusi
Terdapat kurang lebih 800 endapan tipe VMS di dunia dengan
total cadangan lebih daro 200.000 ton. Endpan endapan tersebut terletak
pada lingkungan gunung api bawah laut sampai dengan lingkungan
pemekaran lantai samudra yang sementara terbentuk dan busur oseanik.
Secara umum, endapan VMS tersebar di seluruh dunia dan
terkonsentrasi pada batas pertemuan antar lempeng. Pada peta
persebaran di atas, lokasi tempat endapan VMS yang sudah terbentuk
terletak pada batas lempeng purba yang biasanya sudah tidak aktif.
Prospek penambangan endapan VMS yang terbesar terletak di Kanada
pada kamp FLin Flon, Bathurst, dan Noranda dengan cadangan 5-20 juta
ton. Selain itu, terdapat Sabuk Pirit Iberia yang melewati Spanyol dan
Portugal dengan lebih dari 90 endapan VMS dan total cadangan lebih dari
100 juta ton. Endapan VMS yang sedang terbentuk saat ini terletak di
batas lempeng aktif dimana tempat aktivitas vulkanik yang cenderung
aktif terjadi.

Gambar. Penyebaran Endapan VMS di dunia (Hannington, dkk., 2005)

Gambar. Distribusi Endapan VMS di Kanada


Gambar. Lingkungan Tektonik Endapan VMS
7. Penambangan

Gambar. Grade VMS


Bagan di atas menunjukkan tonase/grade pada tiap jenis endapan VMS.
Rata-rata grade terbesar dimiliki oleh endapan VMS jenis Bimodal-Mafic dengan
jumlah endapan sebanyak 197 dan total tonase 1,49 Milyar Ton. Kandungan
logam pada jenis ini didominasi oleh Cu dengan grade sebesar 1,5% dan Zn
dengan grade sebesar 4%. Contoh lokasinya terletak di Kidd Creek dan Noranda.
Namun, apabila dilihat dari rata-rata tonase dalam satuan juta ton, endapan VMS
jenis Mafic-Siliclastic atau biasa disebut dengan jenis Besshi memiliki jumlah
lebih dari 25 juta ton pada tiap endapan dimana angka ini jauh lebih tinggi
dibanding jenis Bimodal-Mafic yang hanya 7,5 juta ton. Namun, jumlah endapan
VMS tipe Besshi hanya terdapat sebanyak 9 di seluruh dunia.
Secara umum, rata-rata grade pada endapan VMS berkisar pada
 5% Cu
 4% Zn
 <1% Pb
 1 ppm Au

Bentuk Endapan, Variasi dan Karakteristik Setiap Bentuk Endapannya


Karakteristik dan genesa endapan ini sangat menarik karena berbeda dengan
tipe endapan lain, sehingga masih menjadi perdebatan diantara para
geoscientist. Namun belakangan ini telah dilakukan penelitian lebih lanjut dan
ditemukan bahwa endapan ini dapat ditemukn akibat semburan larutan
hidrotermal bersuhu tinggi (350oC) yang timbul akibat celah di sepanjangtimur
punggungan samudera pasifik yang juga menunjukan aktifitas presipitasi
mineral logam, yang serupa dengan endapan VMS. Dari penemuan tersebut
dihasilkan model endapanbijih yang terdiri dari 2 komponen utama, yaitu:
1. Model deskriptif: menceritakan model badan bijih antara lain geologi, morfologi,
sifat kimia, mineralogi setiap tipe endapan.
2. Model genetik: memberikan penjelasan yang rasional dan konsisten tentang
karakteristik tipe endapan yang menceritakan tentang proses geologi yang terjadi.
Endapan VMS terdiri dari lapisan konkordan pada kadar sulfida yang tinggi, komposisi
60% atau lebih mineral sulfida (Sangster dan Scott, 1976), yang secara stratigrafi didasari
olehstockwork diskordan atau pada zona urat-urat stringer. Mineralisasi tipe sulfida
terjadi pada jalur alterasi batuan hidrotermal. Kontak bagian atas dari lapisan VMS
(dengan batuan dinding atas) tajam, kontak terendah biasanya tergadrasi masuk
ke zona stringer. Perbandingan panjang dengan ketebalan yaitu antara 3-10 : 1.
Endapan yang akan ditambang mungkin terdiri dari beberapa lapisan VMS dan lapisan
tersebut mendasari zona stockwork.

Gambar E.1. Anatomi (cross-section VMS)

8. Studi Kasus
● Busur Sunda-banda (Neogen)
Busur Sunda-banda (Neogen) Busur Sunda-Banda paling panjang di
Indonesia, melampar dari utara Sumatera melewati Jawa ke arah timur
dari Damar. Segmen barat terdiri dari Sumatera, Jawa Barat dan sebagian
Jawa Tengah, dan terbentuk pada tepian selatan Paparan Sunda, bagian
timur dari Jawa Tengah ditafsirkan sebagai busur kepulauan terbentuk
pada kontinen yang tipis atau kerak intermediet. Tektonik Paleogen, dan
diikuti tektonik Akhir Kapur dimana kegiatan volkanisme di Busur
Sumatera-Meratus berakhir. Tepi Kontinen posisi pasif dari Paparan
Sunda pada Akhir Eosen telah melampar ke arah Sumatera, di mana
intrusi kalk-alkali terjadi dengan umur antara 52 sampai 57 Ma, dan
kemungkinan lebih muda menggambarkan adanya penunjaman secara
lambat ke arah utara pada Awal sampai pertengahan Eosen. Deformasi
bersifat kompresif di lepas pantai Sumatera bagian barat, dan
berakhirnya penunjaman Paleogen, merupakan gambaran saat
terbentuknya ofiolit pada bagian utara dan busur kepulauan yang
bertepatan dengan terbentuknya ofiolit Oligosen di Jalur IndoBurma, dan
juga dengan Formasi batuan bancuh dengan fragmen ofiolit pada
kepulauan di sebelah barat Sumatera. Di bagian timur Sumatera, ofiolit
dan batuan Paleogen, termasuk basal di Jawa, merupakan bagian dari
margin Sunda sebelum Akhir Oligosen. Pada Akhir Oligosen sampai Akhir
Miosen, busur magmatik melampar luas pada sebagian besar Sumatera,
membentuk formasi yang oleh Van Bemmelen (1949) disebut Andesit
Tua. Busur ini secara stratigrafis setempat terpisah dari batuan yang lebih
muda yaitu batuan yang lebih muda dari Neogen, yang dicirikan oleh
batuan endapan laut, termasuk di dalamnya batulempung. Belum ada
umur dari pengendapan mineral yang dapat untuk dikorelasikan dengan
busur Tersier tengah tersebut, posisinya bersamaan dengan busur
Neogen. Busur andesitik berumur Miosen dengan pelamparan yang sama
dengan volkanik Kuarter, melampar sepanjang Bukit Barisan dan
menerus ke Jawa dan bagian barat dari Busur Banda sampai Damar. Di
luar sebaran tersebut, ke arah timur, hanya dijumpai pulau pulau dengan
endapan volkanik Kuarter, dan tidak didapatkan data bahwa pada saat
Neogen melampar sampai daerah tersebut. Batuan magmatik pada
busur tersebut dominant batuan eruptif, termasuk juga batuan intrusi
berumur 12 dan 13 Ma di Sumatera dan intrusi di Jawa. Tidak dijumpai
batolit dalam ukuran besar pada Neogen. Riolit dan ignimbrit riolitik
berumur Kuarter dijumpai di Sumatera dan Jawa. Di Sumatera, batuan
gunungapi dominan terbentuk pada lingkungan darat dan umumnya
menumpang pada batuan berumur Miosen Awal berupa batuan
gunungapi, batulempung, dan batuan dasar berumur Miosen dan
Paleozoik termasuk juga batuan ofiolit Mesozoik Akhir dari Grop Woyla,
serta batuan plutonik busur magmatik Kapur Akhir. Pengangkatan pada
saat volkanisme aktif pada Kenozoik Akhir ditandai oleh adanya batuan
lempung yang terbentuk pada lingkungan laut menempati ketinggian
sampai 1100 meter di Bukit Barisan. Busur ini berpotensi terjadinya
mineralisasi, dimana mineralisasi emas dan tembaga yang terbentuk
merupakan 20% dari potensi emas, dan 14 % dari potensi tembaga di
Indonesia. Segmen kontinen bagian barat dicirikan oleh banyak
dijumpainya cebakan epitermal sistem urat tipe sulfidasi rendah seperti
di Pasaman, Lebong Tandai, Musirawas, Lampung, Pongkor dan Cibaliung.
Cebakan mineralisasi logam Zn, Pb, Cu, dan Ag dengan batuan induk
sedimen dijumpai di Dairi. Cebakan Cu-Au porfiri terdapat di Daerah Ise-
ise dan Tengkereng di Aceh Tenggara serta Batuhijau, Sumbawa.
Sementara cebakan tipe sulfida masif volkanogenik dijumpai di Wetar
dan Haruku.
 Contoh Kasus Penambangan VSM
1. Bisha
Bisha project terletak di Eritrea, Afrika Tengah dan memiliki IUP sebesar
110 km persegi. Lokasinya terletak 150 km ke barat dari kota Asmara.
Komoditas utama yang ditambang adalah Au, Ag, Zn, dan Cu. Mineralisasi
di project ini tersebar di 3 lapisan yaitu:
 Zona Oxide dengan ketebalan 35 m yang mengandung Au dan Ag
 Zona Supergen dengan ketebalan 30 m yang mengandung Cu
 Zona Sulphide Primer yang kaya akan Zn dan Cu
Cadangan total dari project ini lebih dari 40 juta ton dengan grade 1,78
ppm Au, 38,9 ppm Ag, 1,6% Cu, dan 3,15% Zn. Jumlah ini lima kali lebih
banyak dari rata rata grade pada endapan VMS. Daerah ini juga sangat
kaya karena ditemukan 7 endapan VMS lain dalam radius 20 km namun
hanya Bisha Project yang ditambang untuk saat ini.
2. Solwara 1
Solwara 1 adalah prospek penambangan endapan VMS jenis baru dimana
penambangan tidak dilakukan di darat namun akan dilakukan di dasar
laut pada endapan VMS muda yang masih terletak jauh di dalam laut
tepatnya 1,6 km di bawah permukaan laut.

Gambar di atas adalah permodelan 3D dari hydrothermal vent pada


endapan VMS Solwara 1 yang akan ditambang, Penambangan hanya
dilakukan di hydrothermal vent yang sudah tidak aktif agar tidak
menganggu lingkungan

Berikut adalah sayatan dari endapan VMS Solwara 1 dimana potensinya


adalah zona massive sulphide berwarna merah. Cadangan pada endapan
ini relatif sedikit hanya setengah juta ton namun gradenya sangat tinggi
dengan grade Cu sebesar 8% dan Au sebesar 6 ppm.
DAFTAR PUSTAKA

Maulana Adi. 2017. Endapan Mineral. Yogyakarta:Penerbit Ombak


Galley G Alan, Hannington, Jonasson R Ian.2007. Vulcanogenic Massive Sulphide
Deposits. Geological Association of Canada,5.141-161
Suprapto Joko Sabtanto. 2008. Geokimia Regional Pulau Sumatera Conto
Endapan Sungai Aktif Fraksi-80 Mesh. Buletin Sumber Daya Geologi Volume
3 Nomor 3, Kelompok Program Penelitian Konservasi – Pusat Sumber Daya
Geologi
Yadi, Safri. . Endapan Volcanic-hosted Massive
Sulphide.(https://www.academia.edu/24558486/ENDAPAN_VOLCANICHOS
TED_MASSIVE_SULPHIDE_VMS) diakses pada tanggal 26-09-2019
Barrie, C.T et al. 2007. The Bisha Volcanic-Associated Massive Sulfide Deposit,
Western Nakfa Terrane, Eritrea. London: University of Windsor
Dombrowsky, J.M. 2018. Resource and Reserve Classification of a Solwara 1 type
Deposit at an Arctic Mid Ocean Ridge. Trondheim: NTNU
Randolph A. Koski and Dan L. Mosier. 2012, Scientific Investigations Report 2010–
5070–C, Reston, Virginia, U.S. Geological Survey
PEMBAGIAN TUGAS
- Eka Rahmaniah (111.160.181) : Mencari materi definisi, klasifikasi,
karakteristik, penyebaran VMS (Adi Maulana,Hannington)
- Latief Faisal A (111.160.102 ) : Mencari materi genesa pembentukan
endapan VMS (Suprapto joko Sabtanto)
- Bambang Irawan (111.160.022) : Bentuk Endapan, Variasi dan Karakteristik
Setiap Bentuk Endapannya
- Syahid Widiatno (111.160.068) : Proses terbentuknya endapan VMS, black
smoker, white smoker (Yadi Safri)
- Devon Sena T (111.170.084) : Persebaran dan penambangan VSM
- Aminullah Riga S. (111.160.019) Seting tektonik vms dan Contoh Tipe
Endapan dengan asosiasi litologi, dan tektonik seting

Anda mungkin juga menyukai