Anda di halaman 1dari 3

PEMBERIAN ANASTESI LOKAL

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tgl. Terbit :
SOP Halaman : 1/3
PUSKESMAS
NON RAWAT Effendi Bsc
INAP PONDOK
NIP.196304081990031005
MEJA
1. Pengertian Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh petugas untuk
menghilangkan atau mengurangi sensasi di bagian tubuh tertentu tanpa
disertai hilangnya kesadaran.
Pemberian anastesi lokal dapat dengan tekhnik:
 Anastesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan
analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti pada mata, hidung,
faring.
 Anastesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal
langsungdiarahkan sekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara
ilfiltrasi yang sering digunakann adalah blokade lingkaran dan
larutan obat disuntikan intradermal atau subcutan.
 Anastesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke
saraf utama atau plesksus saraf.
 Anastesi regional intravena adalah penyuntikan larutan analgetik
lokal intravena.
Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang menghambat hantaran
saraf bila dikenakan secara lokal.anestesi lokal idealnya adalah yang
tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen,batas
keamanan lebar,mula kerja singkat,masa kerja cukup lama,larut dalam
air,stabil dalam larutan,dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan
dan efeknya reversibel.
Contoh obat anestesi lokal
 Lidokain (liqnikaon, xylocain) adalah anestesi lokal kuat yang
digunakan secara topikal dan suntikan. Efek anestesi lebih
kuat,cepat,ekstensif dibanding prokain.

 Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja


lambat dan masa kerja panjang.
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah petugas untuk menghilangkan rasa
sakit atau tidak nyaman ketika melakukan tindakan bedah minor dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor :
Tentang Pemberian Anestesi Lokal dan Sedasi
4. Referensi Kepmenkes No.779/Menkes/SK/VII/2008 tentang Standar Pelayanan
Anestesiologi dan Reanimasi
5. Prosedur Sebelum melakukan tindakan anestesi :
1. Petugas mengidentifikasi pasien, mencocokkan identitas pasien
dengan rekam medis.

2. Petugas menganamnesa dan melaksanakan pengkajian, dan


menetapkan tindakan medis yang akan dilakukan
3. Petugas mencatat anamnesa dan hasil pengkajian pasien ke
rekam medis

4. Petugas memberikan informed consent pada pasien dan


keluarga tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan

5. Pasien menandatangani lembar informed consent setelah diberi


informed consent oleh petugas

6. Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan


tindakan anestesi
Petugas melanjutkan ke langkah prosedur anestesi.
Anestesi Topikal
Cara melakukan anastesi topikal spray adalah :

1. Petugas mencuci tangan hingga bersih, mengeringkannya,


kemudian memakai sarung tangan
2. Petugas menyemprotkan bahan anastesi spray pada area
anastesi terus menerus selama 3-7 detik dari jarak 8-23 cm.
3. Petugas menyemprotkan anastesi spray sampai kulit mulai
memutih, tetapi tidak sampai membekukan kulit.
Anestesi Infiltrasi
Tahap melaksanakan infiltrasi anastesi :

1. Petugas mencuci tangan hingga bersih, mengeringkannya,


kemudian memakai sarung tangan
2. Petugas membersihkan kulit atau lokasi yang akan dianestesi
dengan kapas steril/kapas betadine. Untuk luka terbuka
dibersihkan dengan kasa dan Nacl atau povidon iodin
3. Petugas mengambil bahan anestesikum dengan spuit 1cc atau 3
cc, aspirasi sedikit sampai tidak ada udara yang tertinggal
4. Petugas memasukkan jarum pada lokasi atau ujung luka dan
dorong masuk ke arah bawah antara mukosa dan kulit mengikuti
garis dimana jarum jahitnya akan masuk dan keluar
5. Petugas mengaspirasi dan kemudian menginjeksikan anestesi
tersebut sambil menarik jarum ke titik dimana jarum masuk.
Apabila tidak melakukan aspirasi maka setelah memasukkan
spuit sampai dalam kemudian menariknya sambil
menyemprotkan perlahan-lahan
6. Petugas mencabut jarum dengan membelokkan kembali jarum
sepanjang garis lain dimana akan direncanakan dibuat jahitan
7. Petugas mengulangi proses penusukkan jarum pada ujung luka
di sebelahnya, sehingga seluruh daerah yang kemungkinan akan
dijahit sudah teranestesi.
8. Petugas menunggu beberapa lama dan lakukan penekanan
lembut pada kulit
9. Petugas mewaspadai bila terjadi syok anafilaktik dengan cara:
memonitor kondisi pasien dengan cara melihat keadaan umum,
kesadaran, vital sign dan tanda-tanda alergi
Setelah melakukan tindakan anastesi
1. Petugas menanyakan pada pasien apakah masih terasa nyeri
atau kebas
2. Petugas dapat melakukan tindakan, apabila pasien sudah tidak
merasakan nyeri.
3. Petugas memonitoring kondisi pasien dengan cara cara melihat
keadaan umum, kesadaran, vital sign dan tanda-tanda alergi
4. Petugas mendokumentasikan tahap anestesi ke dalam rekam
medis rawat jalan.
6. Bagan Alir
7. Unit Terkait 1. Ruang Tindakan
2. Ruang pelayanan Ibu, KB, dan kespro
3. Ruang pelayanan Gigi dan mulut

Anda mungkin juga menyukai