HAND OUT
Topik : Konsep Asuhan Yang Mendasari Asuhan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra
Sekolah
Sub Pokok : Menguasai dan menjelaskan konsep asuhan yang mendasari asuhan neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolah
Objektif : Setelah Mengikuti pelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :
Perilaku 1. Menjelaskan dan memahami adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di
Mahasiswa luar uterus
2. Menjelaskan dan memahami tentang pencegahan infeksi dalam asuhan
neonatus, bayi dan balita
3. Menjelaskan dan memahami tentang rawat gabung (roomin in / bedding in)
dalam asuhan neonatus, bayi dan balita
Referensi : 1. Depkes RI. 2010. Asuhan Persalinan Normal
2. Kemenkes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial,
Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : Depkes RI
3. Prof. Achmad Surjono, PhD, SpAK. 1998. Penatalaksanaan Neonatus Risiko
Tinggi. Jakarta : EGC.
4. Saifuddin, Abdul. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNP KKR-POG I-Yayasan Bina Pustaka
Sarwono
5. Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
6. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
7. Saadah, Nurlailis. 2015. Modul Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah Semester 4 Kegiatan Belajar 2. Jakarta :Pusdiklat Nakes
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia.
8. Johnson R. Taylor W. (2000). Skill For Midwifery Practice
9. Varney. (1997). Varney’s Midwifery
10. Carcio H.A. (1999)., Advanced Health Assesment Of Woman
11. Bobak, K. Jensen. 2005. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
12. Johnson, Ruth dan Wendy Taylor. 2004. Praktek Kebidanan . Jakarta : EGC.
Konsep Dasar Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
B. Pencegahan Infeksi
1. Definisi Pencegahan Infeksi
Pencegahan Infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada
bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat
penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan
pencegahan infeksi. Tindakan Pencegahan Infeksi pada bayi baru lahir meliputi :
a. Mencuci tangan secara sekasama sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan
bayi
b. Memakai sarung tangan bersih saat melayani bayi yang belum dimandikan
c. Memastikan semua peralatan telah disterilkan
d. Memastikan semua perlengkapan bayi dalam keadaan bersih,
e. Memastikan semua alat-alat yang bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih,
f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara
g. Membersihkan muka, pantat,dan tali pusat bayi dengan air bersih hangat dan
sabun setiap hari
h. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi.
2. Prinsip Dasar Pencegahan Infeksi
Prinsip dasar dalam pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
a. Setiap orang (pasien dan petugas pelayanan kesehatan) harus dianggap berpotensi
menularkan infeksi.
b. Cuci tangan adalah prosedur yang paling praktis dalam mencegah kontaminasi
silang.
c. Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh setiap kulit yang luka, selaput lendir
(mukosa), darah, dan cairan tubuh lainnya (sekret atau ekskret).
d. Gunakanlah pelindung (barier) seperti kacamata (goggles), masker, celemek
(apron) pada setiap kali melakukan kegiatan pelayanan yang diantisipasi dapat
terkena percikan atau terkena darah dan cairan tubuh pasien.
e. Selalu melakukan tindakan/prosedur menurut langkah yang aman, seperti tidak
memebengkokan jarum dengan tangan, memegang alat medik dan memprosesnya
dengan benar, membuang dan memproses sampah medik dengan benar.
3. Upaya Pencegahan Infeksi
a. Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti menjaga
agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah.
Pemakaian popok bayi diletakkan disebelah bawah tali pusat. Apabila tali pusat
kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan sabun, segera
keringkan dengan kain kasa kering dan dibungkus dengan kasa tipis yang steril
dan kering. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan
sebagainya pada luka tali pusat, sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus
yang dapat berakhir dengan kematian. Tanda-tanda infeksi tali pusat yang harus
diwaspadai, antara lain kulit sekitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus/nanah
dan bau busuk. Mengawasi dan segera melaporkan ke dokter jika pada tali pusat
ditemukan perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau berbau
busuk.
Langkah-langkah perawatan tali pusat :
1) Cuci tangan dengan sabun dan air
2) Membuka pakaian bayi
3) Membersihkan tali pusat dengan kassa dan air DTT dari ujung ke pangkal
4) Mengeringkan tali pusat dengan kassa kering
5) Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara tanpa
di tutupi kassa
6) Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat
7) Mengenakan pakaian bayi
8) Membereskan alat-alat
9) Menucuci tangan dengan sabun
10) Menginformasikan hasil tindakan
b. Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi
baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi didada ibu agar
terjadi kontak langsung ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadinya
kolonisasi mikroorganisme yang ada di kulit dan saluran pencernaan bayi dengan
mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat nonpatogen, serta adanya zat
antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam air susu ibu.
Langkah-langkah memandikan bayi :
1) Cuci tangan dengan sabun dan air
2) Siapkan keperluan mandi: seperti pakaian bayi lengkap, minyak telon, bedak,
sabun, handuk dan waslap, selimut, perlak, dan tempat pakaian kotor, bak
mandi, air hangat dan dingin.
3) Pastikan ruangan dalam keadaan hangat
4) Siapkan air hangat, tapi tidak terlalu panas dalam bak mandi
5) Lepas pakaian bayi
6) Bersihkan tinja dari daerah pantat sebelum memandikan agar air mandi tetap
segar
7) Sanggalah kepala bayi sambil mengusapkan air ke muka, tali pusat, dan
tubuh bayi
8) Letakkan bayi pada selembar handuk
9) Sabuni seluruh badan bayi (jangan memberi sabun pada muka dan cuci
mukanya dahulu sampai bersih)
10) Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bersihkan dan
keringkanseluruhnya
11) Jika bayi laki-laki tarik katup (prepusium) ke belakang dan bersihkan dan
bila bayi perempuan bersihkan labia mayora dan minora
12) Tempatkan bayi kedalam bak mandi sambil menyangga kepala ke
punggungnya, bilaslah dengan sabun dengan cepat, (tidak perlu
menghilangkan verniks)
13) Keringkan betul-betul bayi dengan sebuah handuk yang hangat dan kering
14) Tempatkan bayi pada alas dan popok yang hangat dan kering (singkirkan
handuk basah kepinggir)
15) Perawatan tali pusat
16) Kenakan pakaian yang bersih dan kering
17) Bungkuslah bayi dengan selimut yang bersih dan kering
18) Cuci tangan
c. Pencegahan infeksi pada mata
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah dengan merawat
mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlebih dahulu, membersihkan
kedua mata bayi segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan
bersih yang telah dibersihkan dengan air hangat. Dalam waktu 1 jam setelah bayi
lahir, berikan salep/obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatorum
(Tetrasiklin 1%, Eritromisin 0,5% atau Nitras Argensi 1%), biarkan obat tetap
pada mata bayi dan obat yang ada di sekitar mata jangan dibersihkan.
Keterlambatan memberikan salep mata, misalnya bayi baru lahir diberi salep
mata setelah lewat 1 jam setelah lahir, merupakan sebab tersering kegagalan
upaya pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir.
Langkah-langkah pemberian obat tetes mata :
1) Memeriksa catatan riwayat kesehatan bayi
2) Menyiapkan alat: Bak instrumen berisi: tetes mata dalam tube, kom berisi
kapas air hangat, sarung tangan, bengkok.
3) Mendekatkan alat
4) Mencuci tangan dan mengenakan sarung tangan
5) Mengatur posisi bayi : bayi telentang, leher sedikit ekstensi
6) Membersihkan mata dari dalam ke arah luar dengan kapas air hangat
7) Memegang tetes mata dan memposisikan tangan di atas pinggir kelopak
mata. Menarik kelopak mata bawah dan meneteskan obat sesuai dosis dalam
sacus konjungtiva bawah. Bila saat obat diteteskan bayi berkedip, mata
terpejam atau tetesan jatuh di luar sacus konjungtiva, ulangi prosedur
8) Menarik kelopak mata atas dan meneteskan obat sesuai dosis dalam sacus
konjungtiva atas
9) Memejamkan mata bayi. Bila efek obat sistemik, berikan tekanan lembut
pada duktus nasolakrimalis 30-60 detik
10) Mengamati kondisi umum bayi
11) Merapikan bayi dan menyerahkan kembali kepada orangtua
12) Merapikan alat
13) Mencuci tangan
d. Imunisasi
Pada daerah risiko tinggi infeksi tuberkulosis, imunisasi BCG harus
diberikan pada bayi segera setelah lahir. Pemberian dosis pertama tetesan polio
dianjurkan pada bayi segera setelah lahir atau pada umur 2 minggu. Maksud
pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan
awal. Imunisasi Hepatitis B sudah merupakan program nasional, meskipun
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Pada daerah risiko tinggi, pemberian
imunisasi Hepatitis B dianjurkan pada bayi segera setelah lahir.