Anda di halaman 1dari 59

DIFINISI LINGKUNGAN PENDIDIKAN, SOSIAL,

DAN TEHNOLOGI

A. Definisi Lingkungan Pendidikan


Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang
dengan segala benda, gaya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan peri
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya
(Kuneifi, 2016 : 48). Adapun definisi lingkungan yaitu segala hal
yang merangsang individu, sehingga individu turut terlibat dan
mempengaruhi perkembangannya (Surya, 2014 : 34).
Lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat
dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh
yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau hal-hal
yang mempunyai hubungan dengan seseorang. Sejauh manakah
seseorang berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula
terbuka peluang masuknya pengaruh pendidikan kepadanya (Surya,
2014: 36)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan
agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya
supaya memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sedangkan
lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap praktik pendidikan.
Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat

1
berlangsungnya proses pendidikan merupakan bagian dari lingkungan
sosial (Kuneifi, 2016: 49).
Pendidikan juga merupakan seluruh aktivitas atau upaya
secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik
terhadap semua aspek perkembangan kepribadian baik jasmani
maupun rohani, secara formal maupun non-formal yang berjalan
terus-menerus untuk mencapai kebahagiaan dan nilai yang tinggi,
baik nilai insaniyah atau ilahiyah (Suyudi, 2014: 20).
Disimpulkan bahwa Lingkungan Pendidikan adalah segala
sesuatu yang mencakup iklim, geografis, adat istiadat, tempat tinggal
atau istiadat dan lainnya yang dapat memberikan penjelasan serta
mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan anak
untuk menjadi manusia yang lebih baik yang mempunyai nilai tinggi,
baik nilai insaniyah dan ilahiyah. Sejauh manakah seseorang
berhubungan dengan lingkungan, sejauh itu pula terbuka peluang
masuknya pengaruh pendidikan kepadanya. Tetapi keadaan itu tidak
selamanya bernilai pendidikan, artinya mempunyai nilai positif bagi
perkembangan seseorang karena bisa saja merusak perkembangannya.

B. Definisi Lingkungan Sosial


Lingkungan sosial adalah lingkungan tempat individu
berinteraksi, yang memiliki beberapa aspek yaitu sikap
kemasyarakatan, sikap kejiwaan, sikap kerohanian (Sarah, 2014: 52).
Adapun definisi dari lingkungan sosial dibedakan menjadi dua, yaitu
lingkungan sosial makro dan lingkungan sosial mikro. Lingkungan
sosial makro adalah interaksi sosial tak langsung diantara kelompok-
kelompok masyarakat manusia yang sangat besar serta Lingkungan
sosial mikro adalah interaksi sosial langsung diantara kelompok-

2
kelompok masyarakat yang lebih kecil, seperti sebuah keluarga
(Peter dan Olson, 2015: 6).
Lingkungan sosial merupakan lingkungan pergaulan antar
manusia, pergaulan antar pendidik dengan peserta didik serta orang-
orang lainnya yang terlibat dalam interaksi pendidikan (Hertati, 2014:
21). Sejalan dengan pendapat tersebut bahwa definisi lingkungan
sosial seperti para guru, para tenaga kependidikan dan teman-teman
sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa (Syah,
2013: 154).
Lingkungan sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya
berbagai kegiatan, yaitu interaksi sosial antara berbagai kolompok
beserta pra nyatanya dengan symbol dan nilai serta terkait dengan
ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan tata ruang atau
peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan binaan atau buatan)
(Effendi, 2015: 6).
Lingkungan sosial merupakan “manusia-manusia lain yang
ada di sekitarnya seperti tetangga-tetangga, teman-teman, bahkan juga
orang lain di sekitarnya yang belum dikenal (Amsyari, 2013: 12).
Disamping itu, lingkungan sosial meliputi semua kondisi-kondisi
dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi
tingkahlaku seseorang, termasuk pertumbuhan dan perkembangan
atau life processe, yang dapat pula dipandang sebagai penyiapan
lingkungan (to provide environment) bagi generasi yang lain (Stroz,
2013: 76).
Disimpulkan bahwa lingkungan sosial adalah wadah atau
sarana untuk berinteraksi dengan orang lain dan membentuk sebuah
pribadi serta mempengaruhi tingkahlaku seseorang. Oleh karena itu

3
lingkungan sosial yang baik akan mempengaruhi pribadi atau perilaku
seseorang itu menjadi baik pula.

C. Definisi Lingkungan Budaya


Budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan system gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Juju,
2013: 109). Adapun definisi budaya yaitu hasil karya akal budi
manusia (Sofia, 2013: 125).
Lingkungan budaya adalah hal- hal yang berkaitan dengan
karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laku manusia, misalnya
yang menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat,
pakaian, rumah, dan lain-lain (Eko, 2014:175). Adapun definisi
lingkungan budaya terdiri dari institusi dan kekuatan lain yang
mempengaruhi nilai dasar, persepsi, selera, dan perilaku masyarakat.
Manusia tumbuh dalam masyarakat tertentu yang membentuk
keyakinan dan nilai dasarnya. (Zoer’aini, 2013: 25).

Disimpulkan bahwa lingkungan budaya adalah hasil karya


akal budi manusia yang menyangkut gagasan, norma, kepercayaan,
adat istiadat dan lain-lain.

D. Definisi Lingkungan Teknologi


Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan kenyamanan
hidup manusia. Penggunanaan istilah “teknologi” dalam Bahasa
Inggris : Technology telah berubah secara signifikan selama duaratus
tahun terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidak umum dalam
Bahasa Inggris dan biasanya mengacu pada penggambaran atau seni
terapan penilaian (Dhoyohadikusumo, 2013: 222).

4
Tehnologi adalah kumpulan alat, aturan, dan prosedur yang
merupakan penerapan pengetahuan alamiah terhadap suatu pekerjaan
tertentu (Capra, 2014: 107). Tehnologi juga dapat diartikan benda-
benda yang berguna bagi manusia, seperti mesin, tetapi dapat juga
mencakup hal yang lebih luas, termasuk sistem, metode organisasi,
dan teknik.
Lingkungan tehnologi merupakan segmen utama dalam macro
enviroment. Menghasilkan atau memberikan produk baru, proses, atau
bahan atau material baru. Secara langsung mempengaruhi berbagai
aspek dimasyarakat sekeliling misalkan mode transportasi, energi,
komunikasi, kesehatan, makanan, pertanian, industri. Mengubah
aturan-aturan kompetesi dan perdagangan dunia (Yaumi, 2016: 45).
Dapat disimpulkan lingkungan tehnologi adalah segmen utama
dalam menghasilkan atau memberikan produk baru, proses atau bahan
material atau sarana untuk menyediakan barang yang dibutuhkan
untuk kelangsungan hidup dan kenyamanan hidup manusia.

5
CIRI-CIRI LINGKUNGAN DARI BERBAGAI RANAH
(PENDIDIKAN, LINGKUNGAN, SOSIAL, BUDAYA, DAN
TEHNOLOGI)

A. Ciri-Ciri Lingkungan Pendidikan


Lingkungan pendidikan menunjuk kepada situasi dan kondisi
yang mengelilingi dan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan
pribadi. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Lingkungan Pendidikan Formal
Ciri-ciri lingkungan pendidikan formal, yaitu:
a. Tujuan pendidikan lebih menenkankan pada pengembangan
intelektual.
b. Peserta bersifat homogeny.
c. Isi pendidikan terprogram.
d. Berjenjang.
e. Waktu pendidikan terjadwal.
f. Cara pelaksanan bersifat formal.
g. Evaluasi pendidikan bersifat dinamis.
2. Lingkungan Pendidikan Informal
a. Lingkungan Keluarga
Ciri-ciri lingkungan pendidikan di dalam keluarga, yaitu:
1) Lebih menekankan pada tujuan pengembangan karakter.
2) Peserta bersifat heterogen.
3) Isi pendidikan tidak terprogram.
4) Tidak berjenjang.
5) Waktu pendidikan tidak terjadwal dan relatif lama.
b. Lingkungan Masyarakat
Ciri-ciri pendidikan di dalam lingkungan masyarakat, yaitu:

6
1) Tujuan pendidikan lebih menekankan kepada
pengembangan keterampilan khusus.
2) Peserta bersifat heterogen.
3) Isi pendidikan ada yang terprogram.
4) Waktu pendidikan terjadwal dan relatif lama.
5) Dapat terstruktur secara berjenjang.
Adapun lingkungan masyarakat yang turut berpengaruh
terhadap perkembangan dan pendidikan antara lain:
a. Situasi politik seperti keadaan perang atau damai dan
pemerintahan yang memberi atau menindas kebebasan.
b. Situasi ekonomi seperti negara miskin koma negara
berkembang atau negara maju.

B. Pusat Pusat Pendidikan


Yaitu tempat organisasi dan kumpulan manusia yang
dirancang sebagai sarana pendidikan sejak Islam melembagakan
pendidikan anak sebagai kewajiban dan tanggung jawab orang tua
keluarga menjadi pusat pendidikan pertama titik selanjutnya
pendidikan berlangsung di dalam masyarakat atas dasar kewajiban
menjalankan menjalankan amar ma'ruf nahi mungkar titik di luar
pendidikan keluarga pendidikan Islam tidak membatasi daripada pusat
pendidikan tertentu titik tempat maupun yang dapat memberi
kesempatan kepada orang muslim untuk memperoleh pendidikan
tempat itu dalam pendidikan Islam dipandang sebagai pusat
pendidikan,
a. Keluarga
Sebagai pusat pendidikan pertama keluarga mempunyai tugas
fundamental dalam mempersiapkan anak bagi peranannya di
masa depan titik di sini pendidikan berlangsung dengan

7
sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku di
dalamnya.
Lingkungan keluarga yang baik sekurang-kurangnya mempunyai
dua ciri sebagai berikut: Pertama, keluarga memberikan suasana
emosional yang baik bagi anak-anak seperti perasaan senang
aman disayang koma dan dilindungi. Kedua, mengetahui dasar-
dasar kependidikan tertentu berkenaan dengan kewajiban dan
tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak serta tujuan
serta tujuan dan isi pendidikan yang diberikan kepadanya. Ketiga,
bekerja sama dengan pusat pendidikan tempat orang tua
mengamanatkan pendidikan anaknya seperti Madrasah dan
Pesantren menitipkan anak pada pusat pendidikan bukan
melepaskan tanggung jawab.
Hal itu justru menunjukkan tanggung jawab orang tua terhadap
pendidikan anaknya apabila ia sendiri merasa tidak mampu untuk
memberi pendidikan yang dibutuhkan anaknya.
b. Masjid
Pada masa awal awal penyebaran islam Masjid merupakan pusat
berbagai aktivitas yang penting ialah sebagai berikut;
1) Pusat peribadahan salat
Pusat pendidikan dan pengembangan kebudayaan di situ para
ulama membentuk forum studi dalam bentuk lingkaran
dalam kurung halaqah untuk mengkaji alquran faqih dan
bahasa serta penyampaian fatwa.
2) Sebelum didirikan kantor kantor pemerintahan koma wasit
merupakan pusat sebagai kegiatan pemerintahan.

8
c. Perpustakaan
Perpustakaan umum yang biasanya berpusat di kota kadang-
kadang mempunyai bangunan sendiri dan kadang-kadang
berdampingan dengan masjid sekolah koma ribath, atau rumah
sakit.
d. Madrasah atau sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang penting setelah
keluarga titik dan peran Sekolah bagi pembentukan kepribadian
anak sangat besar koma ini terbukti dengan keberhasilan sekolah
dalam membina kecerdasan sikap koma minat dan sebagainya.

C. Ciri-ciri lingkungan pendidkan juga dapat dilihat dari lingkungan


sekitar (mileu)
Yaitu segala keadaan: benda, orang, serta kejadian atau
peristiwa disekeliling peserta didik. Dan lingkungan sekitar ini terdiri
atas lingkungan alam dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap
pendidikan antara lain sebagai berikut:
a. Kondisi iklim seperti daerah beriklim dingin sedang koma dan
panas titik kondisi ini dapat menyebabkan orang mempunyai
kebiasaan dan sifat tertentu.
b. Letak geografis seperti daerah pantai dan daerah pedalaman titik
daerah pantai dengan kehidupan nelayan yang selalu bertempur
melawan gelombang dapat membuat orang berwatak keras
sementara daerah pedalaman dengan kehidupan pertanian dapat
membuat orang berwatak lemah lembut.
c. Demikian pula keadaan tanah seperti kering tandus dan gersang
mempunyai pengaruh yang berbeda dari daerah daerah yang

9
subur koma di mana penghidupan tidak merupakan beban yang
berat titik
Sedangkan lingkungan sosial sendiri meliputi lingkungan
sosial keluarga dan lingkungan sosial masyarakat titik dan keadaan
dalam lingkungan keluarga yang dapat berpengaruh terhadap
pendidikan antara lain:
a. Perlakuan orang tua terhadap anak
b. Kedudukan anak dalam keluarga
c. Status anak dalam keluarga
d. Besar kecilnya keluarga
e. Ekonomi keluarga dan pola hidupnya
f. Pendidikan orang tua

D. Ciri-Ciri Lingkungan Sosial


Ciri-ciri Lingkungan Sosial yaitu:
1. Adanya beragam aktivitas
2. Aneka ragam interaksi
3. Berbagai pranata yang terbentuk
4. Berada dalam suatu lingkungan alam dan buatan sebagai tempat
kehidupannya.
Menurut Purba (2002: 29) ciri-ciri kualitas lingkungan sosial
ialah sebagai berikut:
a. Segenap pihak diikutseratakan dan masing-masing mempunyai
peran dan tanggung jawab. Hal ini didasarkan pada prinsip
partisipatif dan bertanggung jawab.
b. Hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas guna
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Hal ini ditandai dengan
tingkat ekonomi dan pendapatan masyarakat yang layak, tempat
tinggal dan pemukiman yang sehat dan aman, adanya kesempatan

10
bekerja dan berusaha, pertambahan dan distribusi penduduk
sesuai daya dukung lingkungan dan daya tampung sosial, tingkat
pendidikan penduduk yang memadai, dan kesehatan yang prima.
c. Penghormatan terhadap hak-hak masyarakat serta modal sosial
yang dikembangkan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya
alam dan pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini ditandai dengan
adanya perlindungan hukum atas hak intelektual warga maupun
kelompok masyarakat, misalnya melalui paten, serta
perlindungan terhadap hak-hak adat masyarakat lokal (misalnya
melalui peraturan daerah yang mengakomodasi perlindungan atas
hak-hak masyarakat lokal).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan ciri kualitas lingkungan,
yaitu semua pihak berpartisipasi dan bertanggung jawab, hasil dapat
dinikmati oleh semua lapisan masyarakat dan penghormatan terhadap
hak-hak masyarakat.

E. Konsepsi Mengenai Lingkungan Sosial Yang Baru


Setiap individu dalam kehidupannya pasti akan merasakan
atau memasuki yang namanya lingkungan baru, salah satu lingkungan
tersebut ialah lingkungan sosial. Di dalam lingkungan baru itu sendiri
manusia diharapkan mampu memainkan peran-peran sosial baru,
mengembangkan sikap-sikap sosial baru dan nilai-nilai baru sesuai
dengan tugas-tugas baru yang dihadapi nantinya (Hurlock, 1980:
247).
Guna terwujudnya keberhasilan seorang individu dalam
menghadapi lingkungan sosial yang baru, individu tersebut harus bisa
menyesuaikan diri dengan baik dengan segala faktor–faktor yang ada.
Seperti halnya proses penyesuaian diri yang sulit dihadapi manusia
secara umum, misalnya remaja. Pada periode ini akan memberikan

11
waktu pada remaja untuk mencoba gaya baru yang berbeda,
menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan
dirinya (Kampler, 1976:144). Dengan kata lain hal ini merupakan
proses pencarian indentitas diri yang dilakukan oleh para remaja.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak
ke masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat pada fisik, psikis maupun sosial.
Yang tersulit perkembangan pada masa remaja adalah yang
berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan
diri dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga maupun teman-
teman sebaya (Hurlock, 1980:213). Agar dalam penyesuaian yang
dilakukan remaja terhadap lingkungan sosial berhasil (well adjust),
maka remaja harus menyelaraskan antara tuntutan yang berasal dari
dalam dirinya dengan tuntutan-tuntutan yang diharapkan oleh
lingkungannya sehingga remaja mendapatkan kepuasan dan memiliki
pribadi yang sehat.

F. Ciri-Ciri Lingkungan Budaya


1. Abstrak = Berupa kompleks gagasan, ide, konsep, dan pikiran
manusia
2. Kompleks aktivitas = saling berinteraksi, bersifat konkret
3. Fisik = budaya bisa berupa benda yang ada wujudnya konkret,
mulai dari bergerak, sampai benda yang diam
4. Budaya bukan bawaan, tetapi dipelajari.
5. Budaya dapat disampaikan dari orang ke orang, dari kelompok
ke kelompok dan dari generasi ke generasi.
6. Budaya bedasarkan simbol.
7. Budaya bersifat dinamis, suatu sistem yang terus berubah
sepanjang waktu.

12
8. Budaya bersifat selektif, merepresentasikan pola-pola perilaku
pengalaman manusia yang jumlahnya terbatas.
9. Berbagai unsur budaya saling berkaitan.
10. Etnosentrik (menganggap budaya sendiri sebagai yang terbaik
atau standar untuk menilai budaya lain).

G. Ciri-Ciri Lingkungan Tehnologi


Tehnologi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Tehnologi Modern
a. Padat modal
b. Mekanisme elektris
c. Menggunakan bahan canggih
d. Berdasarkan penelitian mutakhir
2. Tehnologi Madya
a. Dapat dikerjakan oleh keterampilan setempat
b. Padat karya
c. Menggunakan alat setempat
d. Menggunakan bahan setempat
e. Berdasarkan suatu penelitian
3. Tehnologi Tradisional
a. Padat karya
b. Menggunakan keterampilan setempat
c. Menggunakan alat setempat
d. Menggunakan bahan setempat
e. Berdasarkan kebiasaan atau pengamatan

H. Ciri-ciri Masyarakat Literasi Sains dan Tehnologi


Menurut Poedjaji (2007:123) seseorang yang memiliki literasi
sains dan tehnologi adalah yang memiliki kemampuan menyelesaikan
masalah menggunakan konsep-konsep sains diperoleh dalam

13
pendidikan sesuai jenjangnnya, mengenal produk tehnologi dan
memeliharanya, kreatif membuat hasil tehnologi yang disederhanakan
dan mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai.
Dalam buku sains Tehnologi Masyarakat karya Poedjaji
(2007:102-103) National Sains Teachers Association mengemukakan
bahwa seseorang yang memiliki literasi sains mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Menggunakan konsep-konsep sains, keterampilan proses dan
nilai apabila mengambil keputusan yang bertanggung jawab
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui bagaimana masyarakat mempengaruhi sains dan
tehnologi serta bagaimana sains dan tehnologi mempengaruhi
masyarakat.
3. Mengetahui bahwa masyarakat mengontrol sains dan tehnologi
melalui pengelolaan sumber daya alam.
4. Memiliki pengetahuan dan pengalaman cukup untuk member
penghargaan pada penelitian dan pengembangan tehnologi.
5. Memiliki sumber-sumber informasi dan sains tehnologi yang
dipercaya dan sumber dalam mengambil keputusan.

14
JENIS –JENIS LINGKUNGAN DARI BERBAGAI RANAH
(PENDIDIKAN, SOASIAL, BUDAYA, DAN TEHNOLOGI)

A. Jenis-jenis Lingkungan Pendidikan


Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh
pendidikan secara langsung atau tidak langsung. Lingkungan
pendidikan secara garis besarnya oleh Ki Hajar Dewantoro dibagi
menjadi tiga yang disebut dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal itu sejalan dengan yang
dinyatakan oleh Langeveld bahwa yang bertanggung jawab dalam
pendidikan adalah keluarga, sekolah dan masyarakat (Tirtahardja,
2004).
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga secara etimologi menurut Ki Hajar Dewantoro,
seperti dijelaskan oleh Abu Ahmadi adalah sebagai berikut : Bagi
bangsa kita perkataan “keluarga” kita kenal sebagai rangkaian
perkataan-perkataan “kawula” dan “warga” . sebagai kita ketahui ,
maka “kawula” itu tidak lain artinya “abdi” yakni “hamba” sedangkan
“warga” berarti “anggota”. Sebagai abdi dalam keluarga wajiblah bagi
seseorang di situ menyerahkan segala kepentingan-kepentingan
kepada keluarganya. Sebaliknya, sebagai warga atau anggota ia
berhak sepenuhnya pula untuk ikut mengurus segala kepentingan di
dalam keluarga tadi (Ahmadi, 1991).
Keluarga dalam pandangan antropologi adalah kesatuan-
kesatuan kecil yang memiliki tempat tinggal dan ditandai oleh kerja
sama yang sangat erat. Orang tua-ayah dan ibu memiliki kewajiban
dan tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya. Pada dasarnya
kewajiban ayah memberikan perlindungan terhadap semua anggota

15
keluarga baik secara fisik maupun psikis. Ibu adalah menjaga,
memeliharanya dengan mendidik dan merawat anak-anaknya. Tetapi
boleh saja peran ayah dan ibu bisa bergantian tergantung pada situasi
dan kondisi yang diperlukan.
Secara sosiologi keluarga adalah bentuk masyarakat kecil
yang terdiri dari beberapa individu yang terkait suatu keturunan.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan mempunyai peranan penting
dalam membentuk generasi muda, keluarga disebut pula sebagai
lembaga pendidikan informal. Pendidikan informal adalah kegiatan
pendidikan yang tidak diorganisasikan secara struktural dan tidak
mengenal sama sekali penjenjangan kronologis menurut tingkatan
umum maupun tingkatan keterampilan dan pengetahuan.
2. Lingkungan Sekolah
Sekolah mempunyai peranan penting dalam pendidikan karena
pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Oleh karena itu disamping
keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah mempunyai fungsi
sebagai pusat pendidikan untuk membentuk kepribadian anak.
Sekolah sengaja dibangun untuk tempat pendidikan, dapatlah ia
digolongkan sebagai tempat atau lembaga pendidikan kedua setelah
keluarga, lebih-lebih mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan
keluarga dengan guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati
(Ahmadi, 1991).
Pendidikan di sekolah biasanya disebut sebagai pendidikan
formal karena ia adalah pendidikan yang mempunyai dasar, tujuan,
isi, metode, alat-alatnya disusun secara eksplisit, sistematis, dan
distandarisasikan (Azra, 1998).

16
3. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan.
Secara sederhana masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan
individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan Negara, kebudayaan
dan agama. Setiap masyarakat mempunyai cita-cita, peraturan-
peraturan dan sistem kekuasaan tertentu. Lembaga pendidikan ini
berorientasi langsung kepada hal-hal yang bertalian dengan
kehidupan. Pendidikan masyarakat merupakan pendidikan yang
menunjang pendidikan keluarga dan sekolah. Masyarakat besar
pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak, terutama
para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada di dalamnya
(Darajat, 1992).
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam
masyarakat meliputi segala bidang , baik pembentukan kebiasaan-
kebiasaan, pembentukan pengertian (pengetahuan) sikap dan minat,
maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan (Marimba, 1980).

B. Jenis-jenis Lingkungan Sosial


Lingkungan sosial merupakan salah satu yang dapat
mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk dapat melakukan
sesuatu tindakan serta perubahan-perubahan perilaku setiap individu.
Lingkungan sosial yang kita kenal antara lain lingkungan keluarga,
lingkungan teman sebaya, dan lingkungan teman sebaya. Keluarga
merupakan lingkungan sosial yang pertama kali dikenal oleh individu
sejak lahir.
Lingkungan sosial menurut Stroz (1987 : 76) meliputi “semua
kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku seseorang, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan atau life process yang dapat pula dipandang sebagai

17
penyiapan lingkungan ( to provide environment ) bagi generasi yang
lain.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan lingkungan sosial adalah segala sesuatu yang
terdapat di sekitar manusia yang dapat memberikan pengaruh pada
manusia tersebut serta manusia-manusia lain yang ada di sekitarnya,
seperti tetangga-tetangga, teman-teman, bahkan orang lain
disekitarnya yang belum dikenal sekalipun.
Dapat dimasukan ke dalam lingkungan sosial adalah semua
manusia yang ada di sekitar seseorang atau di sekitar kelompok.
Lingkungan sosial ini dapat berbentuk perorangan maupun dalam
bentuk kelompok keluarga, teman sepermainan, tetangga, warga desa,
warga kota, bangsa, dan seterusnya.
Dalam hal ini lingkungan sosial dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Lingkungan Sosial Primer
Lingkungan sosial primer adalah lingkungan di mana
kumpulan-kumpulan masyarakat yang ada di dalam lingkungan
tersebut memiliki hubungan yang erat dan saling mengenal baik.
Contohnya, masyarakat-masyarakat di pedesaan atau di daerah
pinggir perkotaan kebanyakan adalah termasuk dari lingkungan
sosial primer, karena di tempat tinggal mereka sifat kebersamaan,
gotong royong, kekeluargaan, menjaga silaturahmi masih sangat
kental di dalamnya. Dalam masyarakat tersebut masih menjunjung
tinggi adanya nilai-nilai sosial seperti kekeluargaan, kesopanan dan
lain-lain. Sehingga antara warga satu dengan yang lainnya
cenderung saling mengenal baik satu sama lain, keep contact, dan
lebih bersifat sosialis (tidak individualis).

18
2. Lingkungan Sosial Sekunder
Lingkungan sosial sekunder adalah kebalikan dari
lingkungan sosial primer, lingkungan sosial sekunder adalah
lingkugan sosial di mana masyarakat yang ada di dalamnya
cenderung individualis, cuek, bersikap acuh tak acuh kepada
sesamanya. Contohnya, masyarakat di komplek-komplek
perkotaan, mereka cenderung tidak mengenal satu sama lainnya di
lingkungan tempat tinggal mereka, tidak peduli akan
sesamanya. Nilai-nilai sosial dalam lingkungan sosial sekunder
sangat sedikit sekali yang mengamalkan.

C. Jenis-jenis Lingkungan Budaya


Menurut Dalyono (1997 : 246) lingkungan sosial terdiri dari :
1. Teman Bergaul
Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk
dalam jiwa anak, apabila anak suka bergaul dengan mereka yang
tidak sekolah maka ia akan malas belajar, sebab cara hidup mereka
yang bersekolah berlainan dengan anak yang tidak sekolah.
2. Lingkungan Tetangga
Corak kehidupan tetangga, misalnya suka main judi, menkonsumsi
minuman keras, menganggur, tidak suka belajar dan lain
sebagainya akan mempengaruhi anak-anak yang bersekolah
minimal tidak ada motivasi bagi anak untuk belajar. Sebaliknya,
jika tetangga terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter, insinyur akan
mendorong semangat belajar anak.
3. Aktivitas dalam Masyarakat
Terlalu banyak berorganisasi atau kursus-kursus akan
menyebabkan belajar anak akan menjadi terbengkalai. Pengaruh
aktivitas dalam masyarakat secara terbuka tidak hanya berupa hal-

19
hal yang positif saja, melainkan juga meliputi efek negatif. Efek
negatif yang timbul akibat pengaruh aktivitas dalam masyarakat
salah satunya adalah kepribadian yang tidak selaras atau
menyimpang dari lingkungan sosial dalam bentuk kenakalan
remaja, kejahatan, rendahnya rasa tanggung jawab, dan lain
sebagainya.

D. Jenis-jenis Lingkungan Teknologi


Manusia menggunakan teknologi karena memiliki akal.
Dengan akalnya manusia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih
baik, lebih aman, dan sebagainya. Perkembangan tehnologi terjadi
karena seseorang menggunakan akalnya untuk menyelesaikan setiap
masalah yang dihadapinya.
Tehnologi yang berkembang dengan pesat, meliputi berbagai
bidang kehidupan manusia. Masa sekarang nampaknya sulit
memisahkan kehidupan manusia dengan tehnologi, bahkan sudah
merupakan kebutuhan manusia. Awal perkembangan tehnologi yang
sebelumnya merupakan bagian dari ilmu atau bergantung dari ilmu,
sekarang ilmu dapat pula bergantung dari tehnologi. Contohnya
dengan berkembang pesatnya tehnologi komputer dan satelit ruang
angkasa, maka diper-oleh pengetahuan baru dari hasil kerja kedua
produk tehnologi tersebut (Dwiningrum, 2012: 155).
Dari definisi perubahan di atas dapat disimpulkan bahwa
perubahan sosial budaya merupakan suatu perubahan yang
menyangkut banyak aspek dalam kehidupan seperti ke-senian, ilmu
pengetahuan, tehnologi, aturan-aturan hidup berorganisasi, dan
filsafat. Jadi, teknologi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap terjadinya perubahan sosial budaya.

20
1. Lingkungan Dinamis
Dess dan Beard (Susanti, 2002) menyatakan bahwa lingkungan
yang dinamis berhubungan dengan dengan tingkat perubahan,
ketiadaan pola dan lingkungan yang tidak dapat diprediksi.
Semakin dinamis lingkungan maka semakin besar pula tingkat
rasionalisasi dalam proses perencanaan perusahaan.
2. Lingkungan Kompleks
Lingkungan yang kompleks adalah lingkungan yang mencakup
heterogenitas dari elemen lingkungan yang relevan atau
berpengaruh tehadap suatu operasi perusahaan. Duncan (Susanti,
2002) mendefinisikan kompleksitas lingkungan dengan adanya
bermacam macam kekuatan eksternal yang berinteraksi dengan
organisasi.

21
KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

A. Manfaat Lingkungan Pendidikan Bagi Kehidupan


Pendidikan merupakan salah satu hal yang amat sangat
diwajibkan oleh setiap pemerintah di Negara manapun, termasuk di
dalamnya adalah di Indonesia. Mengenyam pendidikan pada institusi
pendidikan formal yang diakui oleh lembaga pendidikan negara. Di
Indonesia sendiri sudah ada undang-undang yang mengatur mengenai
tata cara pelaksanaan pendidikan di Indonesia, yaitu mulai dari usia
sekolah dasar hingga SMP, yang masuk ke dalam aturan wajib belajar
9 tahun. Sehingga jenjang sekolah lanjut, sekolah kejuruan, hingga
tinggat perguruan tinggi, mulai dari Diploma, Sarjana, Magister,
Doktor hingga Professor. Namun demikian, pendidikan tidak hanya
kita peroleh di dalam ruang lingkup formal saja (Fattah: 2015: 98).
Manfaat pendidikanpun diharapkan memberikan hasil yang
positif untuk kehidupan. Manusia mulai sejak lahir ke dunia telah
memperoleh pendidikan sampai ia masuk ke bangku sekolah. Kata
pendidikan pun sudah tak asing lagi ditelinga, karena semua manusia
yang hidup tentu memerlukan pendidikan, supaya arah hidupnya
terwujud. .Pada dasarnya, pendidikan sangat penting untuk dilakukan.
manfaat pendidikan dapat memberikan banyak kegunaan diantaranya
sebagai berikut:
1. Melatih Kemampuan Kemampuan Akademis Anak (Biar Pintar)
Dengan melatih serta mengasah kemampuan menghafal,
menganalisa, memecahkan masalah, logika, dan lain sebagainya
maka diharapkan seseorang akan memiliki kemampuan akademis
yang baik. Orang yang tidak sekolah biasanya tidak memiliki
kemampuan akademis yang baik sehingga dapat dibedakan dengan

22
orang yang bersekolah. Kehidupan yang ada di masa depan
tidaklah semudah dan seindah saat ini karena dibutuhkan
perjuangan dan kerja keras serta banyak ilmu pengetahuan.
2. Menggembleng dan Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin
Dengan mengharuskan seorang siswa atau mahasiswa datang dan
pulang sesuai dengan aturan yang berlaku maka secara tidak
langsung dapat meningkatkan kedisiplinan seseorang. Dengan
begitu padatnya jadwal sekolah yang memaksa seorang siswa
untuk belajar secara terus-menerus akan menguatkan mental dan
fisik seseorang menjadi lebih baik.
3. Memperkenalkan Tanggung Jawab
Tanggung jawab seorang anak adalah belajar di mana orangtua
atau wali yang memberi nafkah. Seorang anak yang menjalankan
tugas dan kewajibannya dengan baik dengan bersekolah yang rajin
akan membuat bangga orang tua, guru, saudara, famili, dan lain-
lain.
4. Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan
Banyaknya teman yang bersekolah bersama akan memperluas
hubungan sosial seorang siswa. Tidak menutup kemungkinan di
masa depan akan membentuk jaringan bisnis dengan sesama teman
di mana di antara sesamanya sudah saling kenal dan percaya.
Dengan memiliki teman maka kebutuhan sosial yang merupakan
kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dengan baik.
5. Sebagai Identitas Diri
Lulus dari sebuah institusi pendidikan biasanya akan menerima
suatu sertifikat atau ijazah khusus yang mengakui bahwa kita
adalah orang yang terpelajar, memiliki kualitas yang baik dan
dapat diandalkan. Jika disandingkan dengan orang yang tidak

23
berpendidikan dalam suatu lowongan pekerjaan kantor, maka rata-
rata yang terpelajarlah yang akam mendapatkan pekerjaan tersebut.
6. Sarana Mengembangkan Diri dan Berkreativitas
Seorang siswa dapat mengikuti berbagai program ekstrakurikuler
sebagai pelengkap kegiatan akademis belajar mengajar agar dapat
mengembangkan bakat dan minat dalam diri seseorang. Semakin
banyak memiliki keahlian dan daya kreativitas maka akan semakin
baik pula kualitas seseorang. Sekolah dan kuliah hanyalah sebagai
suatu mediator atau perangkat pengembangan diri. Yang
mengubah diri seseorang adalah hanyalah orang itu sendiri. (Rivai
dan Sylviana: 2009: 8)
Pendidikan sangatlah bermanfaat bagi kehidupan masyarakat
agar menjadi manusia yang seutuhnya, karena sejatinya pendidikan
sebagai alat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara, maju
mundurnya suatu bangsa tergantung maju mundurnya pendidikan itu
sendiri. Orang yang akan mendapat beberapa keuntungan atau
manfaat pendidikan yang pertama dan yang paling nyata adalah siswa.
Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga
setiap karakteristik tersebut harus dapat dipahami agar mereka dapat
mencapai manfaat dalam pendidikan. Sebagai tambahan pengaruh
orang lain dalam masyarakat dapat mempengaruhi pendidikan siswa,
baik secara langsung maupun tidak langsung (keluarga dan teman-
teman atau guru). Manfaat pendidikan yang akan diperoleh siswa
mudah sekali untuk dijelaskan, siswa yang belajar membaca disekolah
lebih baik dari pada mereka yang tidak dapat membaca (Din
Wahyudin, dkk: 2009: 1.2).
Dalam ekonomi hal ini disebut “manfaat pribadi”. Para
ekonom membedakan manfaat pribadi dengan manfaat sosial.

24
Manfaat pendidikan atas sosial adalah sesuatu yang dapat
mengembangkan orang selain pendidikan. Masyarakat dikatakan lebih
baik karena pendidikan mereka (Din Wahyudin, dkk: 2009: 1.2).

Karakteristik dan pembawaan umum tertentu dapat dianggap


sebagai hasil dari manfaat pendidikan yang diajarkan di sekolah.
Manfaat pendidikan yang lain termasuk pemahaman tentang nilai
demokrasi sebagai upaya untuk memerangi segala bentuk
kediktatoran dalam suatu pemerintahan. Kemampuan untuk berpikir
kritis dan yang pantas juga merupakan manfaat pendidikan dari
sekolah. Keahlian tersebut mungkin menjadi pengaruh tidak langsung
dari bidang studi kewarganegaraan, ilmu sosial, sejarah, filsafat,
bahasa, dan pengajaran lain (Fattah: 2015: 105).

B. Manfaat Lingkungan Sosial Bagi Kehidupan


Lingkungan sosial ialah interaksi diantara masyarakat dengan
lingkungan, ataupun lingkungan yang juga terdiri dari makhluk sosial
atau manusia. Lingkungan sosial inilah yang kemudian membentuk
suatu sistem pergaulan yang memiliki peranan besar di dalam
membentuk sebuah kepribadian seseorang, dan kemudian terjadilah
sebuah interaksi diantara orang atau juga masyarakat dengan
lingkungannya (Kahpi, 2015: 43).
Lingkungan sosial dari seseorang pertama kali dibentuk di
dalam sebuah lingkungan keluarga, dan kemudian lingkungan
keluarga yang menjadi media pertama yang memiliki pengaruh
terhadap perilaku seseorang dan yang paling utama yaitu anak-anak.
Karena di dalam lingkungan keluarga setiap anggota dari keluarga
terutama anak-anak diberikan berbagai macam pendidikan supaya
mampu menjadi seorang anak yang mandiri (Kahpi, 2015: 43).

25
Selain dapat mengarahkan anak menjadi mandiri, anak juga
dapat mengambil suatu keputusan untuk dirinya sendiri supaya bisa
mengembangkan kemampuan dirinya seperti mental, sosial,
emosional ataupun fisik yang dipunyainya. Sehingga anak tersebut
bisa mengembangkan suatu kehidupan yang sehat serta produktif.
Untuk menciptakan suasana yang ada di dalam lingkungan keluarga,
harus kita ciptakan suasana yang kondusif atau saling terbuka di
dalam setiap suatu permasalahan yang ada, sehingga akan muncul
rasa saling menyayangi dan juga mempercayai diantara satu sama
lainnya (Kahpi, 2015: 44).
Oleh sebab itulah lingkungan keluarga merupakan hal yang
berpengaruh besar di dalam mendapatkan bekal untuk dapat
melakukan sosialisasi di dalam sebuah lingkungan sosial yang sangat
luas. Dan tidak hanya dapat dilakukan di dalam suasana rumah saja,
melainkan juga bisa untuk dipakai sebagai bekal di dalam lingkungan
sosial ataupun di dalam hidup bermasyarakat (Kahpi, 2015: 44).
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah unit kesatuan sosial terkecil yang
mempunyai peranan sangat penting dalam membina anggota-
anggota keluarganya. Secara prinsip keluarga merupakan unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih
berdasarkan pada ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup
dalam satu rumah tangga di bawah asuhan seorang kepala rumah
tangga, berinteraksi di antara anggota keluarga, setiap anggota
keluarga memiliki peranannya masing-masing dalam menciptakan
dan mempertahankan budaya keluarga (Hidayat, 2013: 380).
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal bagi
seseorang begitu ia dilahirkan di dunia. William Bennet dalam

26
Hastuti (2008) mengungkapkan bahwa keluarga adalah tempat
yang paling efektif dimana seorang anak menerima kebutuhan
kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan bagi hidupnya, serta
kondisi kondisi biologis, psikologis, dan pendidikan serta
kesejahteraan seorang anak amat tergantung pada keluarga. Jadi
untuk menciptakan kesejahteraan bagi anak maka kesejahteraan
keluarga merupakan hal utama yang harus dibangun. Apabila anak
telah sejahtera, maka akan terbentuk anak yang berkualitas,
berkompeten, dan dapat mandiri (Winati, dkk: 2011: 250).
Lingkungan keluarga sungguh-sungguh merupakan pusat
pendidikan yang penting dan menentukan, karena itu tugas
pendidikan adalah mencari cara, membantu para Ibu dalam tiap
keluarga agar dapat mengerjakan segala pekerjaan di dalam
keluarganya. Di dalam lingkungan keluarga, anak dilatih sebagai
kebiasaan yang baik tentang hal-hal yang berhubungan dengan
kesopanan dan moral. Disamping itu mereka di tanamkan
keyakinan-keyakinan yang penting utamanya hal-hal yang bersifat
religious (Winati, dkk: 2011: 250).
Kebiasaan baik dan keyakinan tersebut merupakan landasan
yang sangat di perlukan untuk pembangunan. Keluarga merupakan
pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang
karena hubungan semendara dan sedarah. Keluarga itu dapat
berbentuk keluarga inti ataupun keluarga yang di perluas. Sebagai
kelompok primer, lingkungan keluarga mempunyai manfaat untuk
bagian anggotanya, karena:
a. Keluarga memberikan kesempatan yang unik kepada
anggotanya untuk menyadari dan memperkuat nilai

27
kepribadiannya, dalam keluarga individu memperoleh
kebebasan yang luas untuk menampakkan kepribadiannya.
b. Keluarga mengatur dan menjadi perantara hubungan anggota-
anggotanya dengan dunia luar (Latief, 2014: 17).
2. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang secara relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,
mendiami suatu tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan
melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.
Jadi lingkungan masyarakat adalah suatu kawasan tempat
sekelompok manusia yang secara relatif mandiri, hidup bersama-
sama, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian
besar kegiatannya dalam kelompok tersebut (Solikin, dkk: 2015:
158).
Didalam lingkungan masyarakat selain budaya, anak juga
akan dipengaruhi oleh teman sebayanya (peer group). Peer group
adalah suatu kelompok dari orang-orang yang seusia dan memiliki
status yang sama, dengan siapa seseorang umumnya berinteraksi
atau bergaul. Di mulai dari masa anak-anak hingga dewasa
sebagian besar orang akan membangun pertemanan dengan teman
sebaya yang memiliki minat yang sama. Secara umum, memiliki
teman adalah suatu hal yang positif sebab teman dapat mendorong
dan menolong dalam mengatasi stress, tetapi teman juga dapat
memiliki efek negatif jika mereka antisosial, menarik diri, tidak
suportif, argumentatif, atau tidak stabil. Peer group merupakan
suatu wadah untuk bersosialisasi (Winarti, dkk: 2013: 151).
Menurut Havighurst (Ahmadi, 2004) peer group memiliki
tiga manfaat, yaitu :

28
a. Mengajarkan kebudayaan
b. Mengajarkan mobilitas sosial atau perubahan status
c. Memberi peranan sosial yang baru
Jadi di dalam peer group anak akan belajar banyak hal
diantaranya adalah budaya, status dan peranannya baik dalam
kehidupan keluarga, sekolah maupun masyarakat (Winarti, dkk:
2013: 151).

29
MANFAAT LINGKUNGAN BUDAYA DAN LINGKUNGAN
TEHNOLOGI BAGI KEHIDUPAN

A. Manfaat Lingkungan Budaya bagi Kehidupan


Proses dan perkembangan kebudayaan dari waktu kewaktu
kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (sistem
telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehidupan manusia.
Perkembangan jaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan
disegala bidang, termasuk dalam hal kebudayaan (Effendi, 2016 :
220).
Budaya dimiliki bersama oleh suatu kelompok antara budaya
dan masyarakat tidak dapat di pisahkan satu sama lain, setiap
masyarakat memiliki budaya dan setiap budaya pasti ada
masyarakatnya. Masing-masing masyarakat memiliki budaya yang
bersifat khas, yang hanya dimiliki oleh masyarakat tersebut (Effendi,
2016 : 220).
Bisa dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang
berbudaya. Manusia sebagai makhluk berbudaya berarti manusia
adalah makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk-makhluk lain
yang diciptakan di muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang
dapat dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu
berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu
manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab
dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan,
kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi
kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal

30
budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan di
muka bumi ini (Effendi, 2016 : 220).
Warisan budaya sebuah negara mencakup semua kegiatan
manusia di lingkungan nyata. Hal tersebut menjadi sumber informasi
kehidupan dan kegiatan manusia yang tidak dapat digantikan, dan
tentang sejarah perkembangan kerajinan, teknik dan seni. Karena
monumen, tempat peninggalan bersejarah dan lingkungan budaya
merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, maka
pengelolaannya harus didasarkan pada perspektif jangka panjang.
Monumen dan tempat budaya menjadi sumber ekspresi dan keindahan
bagi banyak orang, dan masyarakat moderen dapat merasakan
manfaat pemeliharaan dan penggunaan warisan budaya tersebut
(Effendi, 2016 : 220).
Manfaat budaya adalalah memantapkan tindakan-tindakan
serta tingkah laku manusia. Proses belajar dari sistem budaya ini
dilakukan melalui proses pembudayaan atau institutionalization
(pelembagaan). Dalam proses ini, individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem
norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini
dimulai sejak kecil, dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat,
mula-mula meniru berbagai macam ilmuan. Setelah itu menjadi pola
yang mantap, dan mengatur apa yang dimilikinya (Rowland, 2013 :
93).
Kebudayaan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi
manusia dan masyarakat, bermacam kekuatan yang harus dihadapi
masyarakat dan anggotanya seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-
kekuatan lainnya didalam masyarakat itu sendiri tidak selalu baik
baginya. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan pula

31
kepuasan, baik dibidang spiritual maupun material. Kebutuhan-
kebutuhan masyarakat tersebut di atas untuk sebagian besar dipenuhi
oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Dikatakan sebagaian besar karena kemampuan manusia terbatas
sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya
juga terbatas didalam memenuhi segala terbatas didalam memenuhi
segala kebutuhannya (Rowland, 2013 : 93).
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi
manusia dan masyarakat. Kebudayaan mengatur agar manusia dapat
mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan
sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain (Rowland,
2013 : 93).
Di bawah ini merupakan beberapa manfaat budaya menurut
Rowland (2013 : 94) yaitu:
1. Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat. Identitas ini terbentuk
oleh berbagai faktor seperti sejarah, kondisi dan posisi geografis,
sistem sosial, politik dan ekonomi, dan perubahan nilai-nilai di
dalam masyarakat.
2. Sebagai pengikat suatu masyarakat. Kebersamaan adalah faktor
pengikat anggota masyarakat yang kuat.
3. Sebagai sumber. Budaya merupakan sumber inspirasi, kebanggaan
dan sumber daya menghasilkan komoditi ekonomi, misalnya :
wisata budaya, produk budaya.
4. Sebagai kekuatan penggerak atau pengubah. Karena budaya
terbentuk melalui proses belajar mengajar maka budaya itu
dinamis dan tidak kaku.
5. Sebagai kemampuan membentuk nilai tambah. Menghubungkan
dengan nilai keunggulan.

32
6. Sebagai pola perilaku. Budaya berisi norma tingkah laku dan
menggariskan batas-batas toleransi sosial.
7. Sebagai warisan. Budaya disosialisasikan dan diajarkan kepada
generasi berikutnya.
8. Sebagai substitusi (pengganti) formalisasi. Sehingga tanpa
diperintah orang akan melakukan tugasnya.
9. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan.proses budaya
dalam pembangunan sebagai perubahan sosial yang berencana.
10. Sebagai proses yang mempersatukan. Melalui proses value sharing
masyarakat di persatukan, tidak seperti sapu lidi, melainkan ibarat
rantai.
11. Sebagai produk proses usaha mencapai tujuan bersama dalam
sejarah yang sama.
12. Sebagai program mental sebuah masyarakat.

B. Manfaat Lingkungan Teknologi bagi Kehidupan


Pada masyarakat teknologi, ada tendensi bahwa kemajuan
adalah suatu proses dehumanisasi secara perlahan-lahan sampai
akhirnya manusia takluk pada teknik. Teknikteknik manusiawi yang
dirasakan pada masyarakat teknologi, terlihat dari kondisi kehidupan
manusia itu sendiri. Manusia pada saat ini telah begitu jauh
dipengaruhi oleh teknik (Ngafifi, 2014 : 41).
Era modern diidentikkan dengan era masyarakat digital. Setiap
aktivitas manusia akan digerakkan melalui serangkaian teknologi
digital. Pola hidup manusia selalu mengalami perubahan seiring
perkembangan zaman. Kehidupan yang semakin modern membawa
manusia pada pola perilaku yang unik, yang membedakan individu
satu dengan individu lain dalam persoalan gaya hidup. Bagi sebagian
orang gaya hidup merupakan suatu hal yang penting karena dianggap

33
sebagai sebuah bentuk ekspresi diri. Pola hidup merupakan pola-pola
tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain, yang
berfungsi dalam interaksi dengan caracara yang mungkin tidak dapat
dipahami oleh orang yang tidak hidup dalam masyarakat modern
(Ngafifi, 2014 : 41).
Perkembangan teknologi informasi memberikan pengaruh
yang sangat signifikan dan positif bagi penggunannya selain dapat
menghemat waktu dan biaya juga dapat menambah pendapatan bagi
masyarakat, membuka lapangan pekerjaan, dan menambah wawasan
tentang pengetahuan selain telah menjadi kebutuhan teknologi juga
mengubah cara pandangan masyarakat dari yang primitif menjadi
modern dan dari yang lam menjadi serba instan (Zulfah, 2015 : 9).
Adapun manfaat tehnologi bagi kehidupan sehari-hari :
1. Manfaat tehnologi komunikasi
a. Waktu tidak lagi menjadi kendala dalam komunikasi, kapan saja
kita ingin berkomunikasi dan dengan jarak yang berjauhan
maka akan dipermudahkan untuk berkomunikasi.
b. Penyebaran informasi, penyiaran berita, atau berbagai
pengetahuan, tehnologi telah membuatnya menjadi lebih cepat,
lebih mudan dan lebih singkat.
2. Manfaat tehnologi dalam pendidikan
a. Perpustakaan online, perpustakaan yang ada di dunia maya
dengan ini kita tidak perlu repot pergi ke perpustakaan untuk
membaca buku yang kita inginkan, kita bisa mengaksesnya
melalui smartphone.
b. Diskusi online, sebuah forum diskusi di dunia maya yang
memberikan informasi, pengetahuan dan kita juga dapat
memberikan argument sesuai tema diskusi tersebut. Selain itu

34
kita juga dapat bertemu dengan orang jauh misalnya dari luar
daerah bahkan luar negeri.
c. Media pembalajaran di sekolah, dahulu guru hanya
menggunakan papan tulis untuk menulis materi saat belajar
sekarang guru hanya menyiapkan materi atau video di laptop
dan proyektor untuk belajar. Selain menyenangkan bagi sisiwa
penggunaan teknologi dalam belajar dapat mempermudah guru
untuk menyampaikan materi kepada siswa.
3. Manfaat teknologi dalam pemerintahan
a. Mempermudah tugas karyawan dan pemerintah, para karyawan
dengan mudah dan cepat mengirimkan data-data yang penting.
b. Masyarakat bisa menegtahui dengan cepat kebijakan-kebijakan
yang dibuat pemerintah untuk ikut berpartisipasi dalam
kebijakan tersebut.
c. Masyarakat bisa mengawasi kinerja pemerintah melalui
informasi yang tersedia baik melalui TV, radio maupun internet.

35
CARA MENJAGA LINGKUNGAN PENDIDIKAN DAN
LINGKUNGAN SOSIAL BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT

A. Pengertian Lingkungan Hidup Menurut Para Ahli


1. Menurut UUPLH 1982
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, dan keadaan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia
dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
2. Menurut Prof. Dr. St. Munajat Danusaputro, SH
Lingkungan hidup adalah semua benda dan kondisi, termasuk di
dalamnya manusia tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam
ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup serta
kesejahteraan manusia dalam jasad hidup lainnya.
3. Menurut Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto
Lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang
ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan
kita.
4. Menurut S. J McNaughton dan Larry L. Wolf
Lingkungan hidup adalah semua faktor eksternal yang bersifat
biologis dan fisika yang langsung mempengaruhi kehidupan,
pertumbuhan , perkembangan, dan reproduksi organisme.
5. Menurut Michael Allaby
Lingkungan hidup adalah the physical, chemical and biotic
condition surrounding and organism.

36
B. Lingkungan Pendidikan
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik.
Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam
mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem.Saling
ketergantungan antara lingkungan biotic dan abiotik tidak dapat
dihindari.Itulah hukum alam yang harus dihadapi oleh anak didik
sebagai makhluk hidup yang tergolong kelompok biotik (Bahri,
2002 :142).
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-
olah lingkungan hanyalah alam sekitar di luar diri manusia /
individu. Secara harfiah lingkungan dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang mengitari kehidupan, baik berupa fisik seperti alam
jagat raya dengan segala isinya, maupun berupa nonfisik, seperti
suasana kehidupan beragama, nilai-nilai, dan adat istiadat yang
berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan yang
berkembang, kedua lingkungan tersebut hadir secara kebetulan,
yakni tanpa diminta dan direncanakan oleh manusia (Bahri, 2002
:142).
Pendidikan juga merupakan seluruh aktivitas atau upaya
secara sadar yang dilakukan oleh pendidik/guru kepada peserta
didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian baik
jasmani maupun rohani, secara formal, informal maupun non-
formal yang berjalan terus-menerus untuk mencapai kebahagiaan
dan nilai yang tinggi, baik nilai insaniyah atau ilahiyah (Suyudi,
2005 :54).
Jadi, dari beberapa penjelasan tentang pengertian lingkungan
dan pendidikan, penulis dapat simpulkan bahwa Lingkungan

37
Pendidikan adalah segala sesuatu yang mencakup iklim, geografis,
adat istiadat, tempat tinggal atau istiadat dan lainnya yang dapat
memberikan penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku,
pertumbuhan, perkembangan anak untuk menjadi manusia yang
lebih baik yang mempunyai nilai tinggi, baik nilai insaniyah dan
ilahiyah.
2. Macam-macam Lingkungan Pendidikan
Ki Hajar Dewantoro membedakan lingkungan pendidikan
menjadi tiga, dan yang kita kenal dengan Tri Pusat Pendidikan
yaitu (Ahmadi dan Uhbiyati, 2007 :147) :
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan suatu soaial terkecil dalam kehidupan
umat manusia sebagai makhluk sosial, ia merupakan unit
pertama dalam masyarakat. Disitulah terbentuknya tahap awal
proses sosialiasi dan perkembangan individu.
Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan
diatara golongannya bersifat khas.Di lingkungan ini terletak
dasar-dasar pendidikan.Disini pendidikan berlangsung dengan
sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku
didalamnya.
b. Lingkungan Sekolah
Kegiatan pendidikan pada mulanya dilaksanakan dalam
lingkungan keluarga dengan menempatkan ayah dan ibu sebagai
pendidikan utama, dengan semakin dewasanya anak semakin
banyak hal-hal yang dibutuhkannya untuk dapat hidup di dalam
masyarakat secara layak dan wajar.Sebagai respon dalam
memenuhi kebutuhan tersebut muncullah usaha untuk
mendirikan sekolah di lingkungan keluarga.

38
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan
karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak.Maka
disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun
mempunyai fungsi sebagi pusat pendidikan untuk pembentukan
pribadi anak.
Dengan sekolah, pemerintah mendidik bangsanya untuk
menjadi seorang ahli yang sesuai dengan bidang dan bakatnya si
anak yang berguna bagi dirinya, dan berguna bagi nusa dan
bangsanya.
c. Lingkungan Masyarakat
Dari lahir sampai mati manusia hidup sebagai anggota
masyarakat. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi
sosial dengan orang-orang di sekitar dan dengan demikian
mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain. Interaksi
sosial sangat utama dalam tiap masyarakat.
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga sesudah
keluarga dan sekolah, mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda
dengan ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan
keanekaragaman bentuk kehudupan sosial serta berjenis-jenis
budaya.

Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang


menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman
yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan
kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi
krisis kehidupannya.

3. Cara Menjaga Lingkungan Pendidikan Bagi Kehidupan


Kearifan terhadap lingkungan adalah bagaimana hidupkita
terhadap pelestarian lingkungan yang terdapat pada sekitar kita.

39
Sikap dan perilaku kita terhadaplinhkungan dengan menggunakan
kearifan ini menghasilkan apa yang disebut dengan kearifan local.
Mafai (2012) pemahaman, pengetahuan dan kebijaksanaan yang
dilakukan oleh manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan
adalah bentuk dari kearifan lokal. Kearifan lokal ini
menggambarkan bagimana manusia bersikap terhadap lingkungan
menjaga dan melestarikan lingkungan danri berbagai ancaman dan
gangguan.
Pelestarian lingkungan merupakan kewajiban seluruh umat
manusia. Baik atau buruknya kualitas lingkungan bergnatung
kepada tanggung jawab seyiap individuterhadap pemeliharaan
lingkungan., hal ini merupakan nilai yang harus dilestarikannilai
yang harus dilestarikan dan ditanamkan pada generasi penerus
selanjutnya agar lingkungan dapat terus terjaga (Marfai, 2012 :
129).
Lingkungan yang terpelihara dan terjaga kelestariannya juga
dilatar belakangi oleh tingkat kesadaran masyarakat dalam
menjaga dan memelihara lingkungan. Masyarakat yang memiliki
kesadaran yang tinggi tentang pentingnya lingkungan bagi
kehidupan, mereka akan menjaga, memelihara dan melestarikan
lingkungan. Kesadaran tentang penting nya lingkungan bagi
kehidupan dan berperilaku positif terhadap lingkungan merupakan
nilai luhur yang harus terus dikembangkan dalam pemeliharaan dn
pelestarian lingkungan.

Pada lingkungan pendidikan perlu kita kembangkan tentang


suatu inovasi mengenai proses pembelajaran yang berkaitan atau
menggunakan literasi yang mengacu pada lingkungan sekitar guna
menciptakan suatu pembelajaran yang inovativ dan kreatif,

40
beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menciptakan nya
misalnya, menciptakan sekolah yang menerapkan sekolah
adiwiyata guna menciptakan lingkungan pendidikan, yang secara
tidak langsung dapat ikut serta melestarikan lingkungan
pendidikan itu sendiri dengan cara mengaitkan lingkungan untuk
dijdikan sumber belajardan alat atau fasilitas dalam proses
pembelajaran yang dapat memberikan suatu pengalaman langsung
dalam proses pembelajarannya seperti yang sering kita temui pada
mata pelajaran IPA yang materinya dapat dikaitkan langsung
dengan lingkungan sebagai sumber pembelajaran (Iskandar,2013 :
219).

C. Lingkungan Sosial
1. Pengertian Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial merupakan lingkungan kemasyarakatan
yang mempunyai kaitan erat dengan kehidupan sehari-hari.
(Purwanto, 2003:28) “Mengemukakan bahwa lingkungan sosial
adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita”.
Manusia membentuk pengelompokan diantara dalam upaya nya
mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan.Dalam
suatu kehidupn sosial manusia juga memerlukan organisasi yaitu
sekolah, kelompok masyarakat, dan lain-lain.

Hertati (2009:21) mengatakan bahwa lingkungan sosial


merupakan lingkungan pergaulan antar manusia, pergaulan
pendidik dengan peserta didik serta orang-orang lainnya yang
terlibat dalam interaksi pendidikan.

41
2. Faktor-faktor Lingkungan Sosial
Syah (2010:26-27) menjelaskan bahwa faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi
dua faktor yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
nonsosial. Yang termasuk Lingkungan Sosial diantaranya ialah :
a. Lingkungan Sosial
1) Lingkungan Sosial Sekolah, seperti guru, administrasi dan
teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi proses
belajar seorang siswa.
Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi
motivasi bagi siswauntuk belajar dengan baik di
sekolah.Lingkungan belajar yang kondusif di sekoalah
dapat menumbuhkan semangat siswa untuk belajar.
2) Lingkungan Sosial Masyarakat, pada lingkungan sosial
masyarakat kita dapat melihat dari berbagai aspek. Yaitu
hubungan antar orang perorangan dalam masyarakat dalam
masyarakat atau juga kondisi lingkungan itu sendiri. Ketika
kondisi lingkungan bersih dan asri setidaknya mendukung
untuk kegiatan belajar, begitu pula sebaliknya. Masyarakat
yang ramah, penyantun serta memiliki hubungan yang
harmionis tentunya dapat dijadikan teman untuk belajar
atau bahkan kita jadikan sumber belajar.
3) Lingkungan Sosial Keluarga, lingkungan ini sangat
mempengaruhi kegiatan belajar. Keluarga merupakan
tempat pertama kali anak menganyam pendidikan keluarga
menjadi petak dasar dan karakter anak. Ketika sejak kecil
dibiasakan dengan hal-hal yang positif maka akan tertanam
kuat sampai mereka dewasa. Kehidupan keluarga ibarat

42
sekolah terbuka dengan jurusan atau materi pendidikan
yang tidak terhingga.
b. Lingkungan Nonsosial
Lingkungan Alamiah, lingkungan ini seperti kondisis
udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak
terlalu silau tau kuat, atau tidak terlalu lemah atau gelap,
suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan Alamiah
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas
belajar siswa. Sebaliknya bila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung proses belajar siswa akan terhambat.

43
CARA MENJAGA LINGKUNGAN BUDAYA DAN TEHNOLOGI
BAGI KEHIDUPAN

A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa
sansakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti
“budi” atau“akal”. Jadi Koentjaraningrat mendefinisikan budaya
sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan
kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu
(Koentjaraningrat, 2000: 181).
Menurut Taylor (Liliweri, 2002: 62) definisi kebudayaan
tersusun oleh kategori-kategori kesamaan gejala umum yang disebut
adat istiadat yang mencakup teknologi, pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, estetika, rekreasional dan kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia
sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup
semua yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Menurut Linton Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan
dari masyarakat yang mana pun dan tidak hanya mengenai sebagian
dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih
tinggi atau lebih diinginkan (Ihromi, 2006:18).
Jadi kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan
meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap,
dan juga hasil dari kegiatan manusia khas untuk suatu masyarakat
atau kelompok penduduk tertentu.

44
B. Keanekaragaman Budaya
Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa
beragamnya. Hal ini tidak lepas dari banyaknya suku bangsa yang
dimiliki, juga kondisi geografis yang beragam. Sebagai gambaran,
sampai akhir 2014, sudah tercatat 5.251 warisan budaya tak benda
yang kita catat. Jumlah ini akan bertambah lagi kalau
mempertimbangkan karya-karya baru yang muncul, sebagai
konsekuensi dari kreativitas dan inovasi yang dimiliki oleh para
pegiat budaya. Salah satu aset bangsa Indonesia yang dapat
dibanggakan adalah keragaman budayanya, dengan berbagai macam
suku bangsa, bahasa, kesenian, adat-istiadat, sistem kepercayaan, dan
sistem budaya yang beraneka ragam. Keanekaragam budaya itulah
yang menjadikan budaya sebagai kekayaan yang sangat penting bagi
Indonesia. Negara-negara lain banyak yang berkunjung ke Indonesia
didasari keinginan untuk menikmati kekayaan budaya itu. Berikut
budaya Indonesia yang mendunia menurut website:
1. Wayang
2. Aklung
3. Keris
4. Batik
5. Tari saman
6. Tari kecak
Walaupun keanekaragaman budaya tersebut terus mengalami
perubahan, akan tetapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya masih
tetap dipertahankan, salah satunya upacara adat. Menurut Kamus
Bahasa Indonesia, keanekaragaman budaya dimaknai sebagai proses,
cara atau pembuatan menjadikan banyak macam ragamnya tentang
kebudayaan yang sudah berkembang. Hal ini dimaksudkan bahwa

45
kehidupan bermasyarakat memiliki corak kehidupan yang beragam
dengan latar belakang kesukuan, agama, maupun ras yang berbeda-
beda. Adanya berbagai kelompok masyarakat yang beragam,
sesungguhnya merupakan masyarakat yang mempunyai potensi
konflik. Perbedaan yang terdapat dalam masyarakat karena nilai-nilai
budaya yang dilatar belakangi sosio kultural, akan menjadi pendorong
munculnya perasaan kesukuan yang berlebihan dapat memicu nilai
negatif berupa etnocentrisme yang menganggap remeh suku dan
kebudayaan lain.

Hal ini akan berakibat timbul perilaku ekslusif berupa


kecenderungan memisahkan diri dari masyarakat bahkan
mendominasi masyarakat lainnya. Nilai negatif lain yang harus
dihindari adalah pandangan diskriminatif berupa sikap membeda-
bedakan perlakuan sesama anggota masyarakat yang dapat
menimbulkan prasangka yang bersifat subyektif serta muncul konsep
sifat/watak dari suatu golongan (stereotip). Keanekaragaman yang
khas dari satu suku dengan suku lainnya berdampak pada
kesalahpahaman dan berujung pada konflik.

C. Upaya Pelestarian Budaya


Pelestarian adalah suatu proses atau tehnik yang didasarkan
pada kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian tidak dapat berdiri
sendiri. Oleh karena itu harus dikembangkan pula. Melestarikan suatu
kebudayaan pun dengan cara mendalami atau paling tidak mengetahui
tentang budaya itu sendiri. Mempertahankan nilai budaya,salah
satunya dengan mengembangkan seni budaya tersebut disertai dengan
keadaaan yang kita alami sekarang ini. Yang bertujuan untuk
menguatkan nilai-nilai budayanya.

46
Dalam upaya melestarikan kebudayaan pastinya ada
komponen yang menjadi pelaksana komponen pelaksana tersebut
dapat meliputi masyarakat. Kebudayaan merupakan hal yang
mendasar bagi masyarakat sehingga diharapkan semua lapisan
masyarakat dapat berpartisipasi, selain masyarakat ada juga
pemerintah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan, selain itu
para pendidik, politisi, wartawan juga harus berpartisipasi dengan cara
berperan sesuai dengan perannya masing-masing (Tuloli, 2003).
Seperti contoh seorang guru harus dapat mendidik siswanya
untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap kebudayaan bangsa.
Dengan cara ini apabila rasa kepedulian sudah tertanam di jiwa-jiwa
generasi penerus bangsa maka untuk kedepan kebudayaan akan
terjaga dan akan terbenahi. Apabila semua lapisan masyarakat sudah
menerapkan kepedulian dan kesadaran terhadap kebudayaan bangsa,
maka diharapkan kebudayaan akan dijaga dan dilestarikan dengan
baik (Tuloli, 2003). Selain adanya komponen yang menjadi pelaksana
juga ada tindakan yang dilaksanakan (Tuloli, 2003).
Dalam tindakan pelestarian hal yang dapat dilaksanakan
adalah harus mengetahui terlebih dahulu kebudayaan-kebudayaan
yang dimiliki, baik itu kebudayaan yang menjadi adat istiadat dan
tradisi maupun kebudayaan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah itu menerima nilai-nilai kebudayaan akibat globalisasi dengan
terbuka akan tetapi bukan berarti langsung menerima nilai-nilai
tersebut dan menerapkannya dalam kebudayaan, melainkan terlebih
dahulu menyaringnya mana nilai yang baik dan mana nilai yang
buruk.
Menjadi tanggung jawab kita semua untuk melestarikan dan
mengembangkan kekayaan budaya itu. Pemerintah, paling tidak, bisa

47
bertanggung jawab melalui dua pintu besar, yaitu memfasilitasi dan
membuat regulasi agar budaya itu bisa terus tumbuh dan berkembang.
Fasilitas itu, misalnya, melalui adanya iklim yang baik, yang
memungkinkan hak-hak berbudaya itu dijamin dan pemberian
apresiasi kepada para budayawan dan seniman sehingga mereka terus
berkarya. Regulasi, misalnya, berupa peraturan perundang-undangan
yang memungkinkan warisan budaya yang kita miliki itu terlindungi
dan terkembangkan. Peleburan budaya di Indonesia tidak hanya
membentuk sesuatu yang baru saja, namun juga memberikan sentuhan
kepada budaya dari sebuah suku bangsa.

D. Cara Menjaga Lingkungan Budaya Bagi Kehidupan


Proses pelestarian lingkungan diawali dari adaptasi manusia
terhadap lingkungan di mana dia berada. Aryadi mengatakan adaptasi
merupakan sesuatu yang dilakukan melalui kemampuan organisme
(manusia) untuk mengatasi keadaan yang ada pada lingkungannya dan
memanfaatkan sumberdaya tersebut sekaligus memeliharanya.
Kemampuan untuk mengatasi tersebut dapat dicapai melalui
pengaturan dari persyaratan dan toleransi-toleransi terhadap elemen-
elemen yang terdapat di lingkungan hidupnya.
Nilai adaptasi merupakan penyesuaian prilaku manusia dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Nilai adaptasi melihat peranan
manusia dalam mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi
terhadap lingkungannya. Proses adaptasi manusia terhadap kondisi
lingkungannya bergantung pada tingkat kebudayaan yang dimiliki
oleh manusia itu sendiri. Manusia yang memiliki tingkat kebudayaan
yang sudah tinggi akan dapat beradaptasi secara maskimal terhadap
lingkungannya.

48
Perilaku manusia dalam beradaptasi dengan lingkungannya
termasuk dalam kajian ekologi budaya. Penyesuaian budaya terjadi di
dalam kehidupan manusia yang berinteraksi dengan lingkungannya
sebagai jawaban atas perubahan-perubahan yang menimpa lingkungan
(Aryadi, 2012 : 38).
E. Menjaga Lingkungan yang Bersih dan Sehat
Pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang diadakan awal
bulan Juli 2017, lingkungan dan perubahan iklim pun berada pada
agenda urutan teratas. Melalui berbagai kebijakan milik kepala
negara, komitmen dalam menyelesaikan masalah lingkungan telah
mereka tunjukkan. Kini, saatnya masyarakat yang ikut bertindak. Ada
banyak cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga
lingkungan.
1. Kurangi Konsumsi Air Kemasan
Aktivitas yang Anda lakukan
sehari-hari tentu tidak lepas
dari air mineral. Namun, tidak
ada salahnya melakukan
sedikit perubahan. Langkah
tepat dalam menjaga
lingkungan yang paling sederhana adalah mengurangi konsumsi air
kemasan. Anda bisa membawa tempat minum dari rumah agar
berkurangnya limbah plastik. Selain menjaga lingkungan, Anda
bisa lebih berhemat karena tidak perlu berulang kali membeli
produk air kemasan.
Jika kebiasaan ini masih terlalu sulit, lakukan bersama
sahabat atau keluarga Anda. Agar kebiasaan baik ini akan terasa
lebih menyenangkan, Anda bisa mulai dengan mengajak kerabat

49
kantor untuk menggunakan gelas yang sudah disediakan. Usahakan
tidak membawa air kemasan ke dalam kantor. Saat ini teknologi
seperti alat penyaring air minum yang sudah canggih memudahkan
Anda untuk ikut serta menjaga lingkungan dengan lebih mudah.
2. Mengelola Limbah Rumah Tangga
Sudah mencoba untuk
mengelola sampah rumah
tangga milik Anda? Apapun
profesi Anda saat ini, menjaga
lingkungan dapat Anda
lakukan dengan cara
sederhana seperti membuang sampah sesuai dengan kategorinya.
Selain menjaga lingkungan, pemilihan sampah juga akan
memudahkan para pencari nafkah yang sering mengumpulkan
barang-barang seperti karton, kerdus, koran, dan majalah.
Jenis sampah kering lain yang bisa dimanfaatkan dan
menambah kreativitas Anda adalah gelas plastik, botol saus,
bungkus detergent dan masih banyak lagi. Sampah-sampah
tersebut bisa menjadi aksesoris cantik yang bisa Anda kreasikan
bersama keluarga di rumah. Sedangkan untuk jenis sampah organik
hijau dan hewani, bisa Anda pisahkan sebagai hasil kompos atau
pupuk yang bermanfaat. Dengan begitu, menjaga lingkungan di
rumah sendiri akan terasa lebih mudah dan menyenangkan.

50
3. Menghemat Penggunaan Air
Salah satu kebiasaan yang
mungkin sering tidak Anda
sadari dapat memberikan
kontribusi positif pada
lingkungan adalah melakukan
penghematan air. Persediaan
air tanah semakin menipis, bahkan menurut penelitian dari The
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) akan terjadi kekuarangan air bersih skala global pada
tahun 2030. Dengan menghemat air, Anda tentunya dapat
membantu mencegah terjadinya hal tersebut. Jika Anda sudah
menanam kebiasaan menutup keran air di rumah, sebaiknya
lakukan juga kebiasaan tersebut di tempat-tempat umum. Mungkin
terkesan “tidak ada kerjaan”, namun jika bukan Anda yang mulai
melakukan perubahan, sumber daya air akan semakin terbuang sia-
sia dan menjadi habis.
Selain kebiasaan menutup keran setelah tidak digunakan
kembali, mungkin Anda bisa mencoba menghemat penggunaan air
saat sedang mandi. Semakin lama Anda berada di dalam kamar
mandi, maka semakin banyak air bersih yang terbuang. Apalagi
saat Anda sedang menggosok gigi, usahakan untuk menutup keran
terlebih dahulu jika memang Anda tidak menggunakan airnya.
Lakukan langkah sederhana itu secara perlahan agar berdampak
positif untuk menjaga lingkungan.

51
4. Mencabut Charger Ponsel Saat Tidak Digunakan
Apakah Anda salah satu
orang yang lupa mencabut
charger ponsel saat tidak
digunakan? Jika iya,
sepertinya kebiasaan itu harus
Anda hentikan. Perlu Anda
ketahui, charger yang berada dalam keadaan terpasang namun
tidak digunakan akan tetap memakan daya listrik 1 watt setiap
jamnya. Bila kebiasaan ini tidak Anda hentikan, risiko yang
didapat adalah borosnya penggunaan listrik. Walau daya yang
dikonsumsi hanya kecil, usahakan selalu mencabut charger setelah
digunakan karena bisa membantu menjaga lingkungan Anda.
Kebiasaan ini bisa Anda bagikan kepada kerabat dekat, serta Anda
terapkan di kantor. Menghemat listrik sama juga halnya dengan
menjaga lingkungan Anda agar menjadi lebih baik lagi.
5. Manfaatkan Lahan Kosong untuk Penghijauan

Jika Anda memiliki sedikit lahan


kosong di rumah, Anda bisa
membantu menjaga
lingkungan dengan cara
melakukan penghijauan.
Selain mencegah efek rumah
kaca, manfaat yang bisa Anda rasakan bila melakukan penghijauan
adalah mengurangi partikel debu. Penghijauan yang Anda lakukan
secara tidak langsung dapat menyelamatkan kondisi lingkungan.
Dampak positif lain dari penghijauan yang Anda lakukan,
menjadikan lingkungan di sekitar Anda sejuk. Udara bersih yang

52
Anda rasakan setiap pagi membuat pikiran menjadi tenang
sehingga mempermudah Anda untuk mencari ide-ide baru. Jangan
sia-siakan sekecil apapun lahan kosong yang Anda miliki, karena
dapat bermanfaat bagi kesehatan Anda dan keluarga.

F. Pengertian Tehnologi
Tehnologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan
untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan keperluan pribadi,
bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis
untuk pengambilan keputusan (Sutabri, 2014: 3).
Tehnologi adalah suatu jaringan komputer yang terdiri atas
berbagai komponen pemrosesan informasi yang menggunakan
berbagai jenis hardware, software, manajemen data, dan teknologi
jaringan informasi (O’Brien, 2008: 28).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
teknologi informasi adalah suatu gabungan dari teknologi komputasi
dan komunikasi yang berbentuk sistem dari perangkat lunak dan
perangkat keras yang digunakan untuk mengolah, memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan
sebagai sarana organisasi untuk mengurangi ketidakpastian dan
keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan, selain itu teknologi
informasi dapat menghasilkan informasi yang strategis untuk
pengambilan keputusan.

53
G. Cara Menjaga Lingkungan Teknologi Bagi Kehidupan
Perubahan zaman yang makin moderen rupanya diikuti oleh
menyusutnya kesadaran manusia untuk perduli kepada lingkungan.
Walau sebenarnya, lingkungan atau alam sekitar kita yaitu salah satu
faktor terpenting buat kehidupan. Atas dasar inilah manusia lalu terasa
butuh untuk membuat teknologi ramah lingkungan. Teknologi yaitu
semua hal yang di ciptakan secara sengaja oleh manusia melalui akal
serta pengetahuannya untuk memberikan kemudahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, ramah lingkungan artinya tidak mengakibatkan
kerusakan pada lingkungan sebagai tempat tinggal manusia. Maka
dengan cara yang sederhana, teknologi ramah lingkungan yaitu
teknologi yang di ciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia
namun tidak mengakibatkan kerusakan atau memberikan dampak
negatif pada lingkungan di sekelilingnya. Teknologi seperti ini mesti
mampu melindungi lingkungan. Caranya dapat beraneka ragam,
contohnya kurangi polutan yang umumnya timbul dari alat-alat
teknologi, memakai sumber daya alam dengan berimbang serta
berkepanjangan, dan memberikan penanganan yang pas pada limbah-
limbah yang barangkali dihasilkan dari tehnologi tersebut (Briggs dan
Burke, 2006:210-212).
Prinsip dari teknologi yang ramah lingkungan ini ada enam,
yakni Recycle, Recovery, Reduce, Reuse,Refine, serta Retrieve Energy
(McLuhan, 1994:108).
1. Refine artinya memakai bahan yang ramah lingkungan dan lewat
system yang lebih aman dari teknologi sebelumnya
2. Reduce artinya mengurangi jumlah limbah denga
cara memaksimalkan pemakaian bahan

54
3. Reuse yaitu menggunakan kembali beberapa bahan yg tidak
terpakai atau telah berbentuk limbah serta diolah dengan cara yang
berbeda.
4. Recycle nyaris sama juga dengan reuse, hanya saja
recycle memakai kembali bahan-bahan atau limbah dengan sistem
yang sama.
5. Recovery artinya pemakaian material khusus dari limbah untuk
diolah demi kepentingan yang lain.
6. Retrieve Energy yaitu penghematan daya dalam satu sistem
produksi.

55
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud, dkk. 2015. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Elfachmi, Kuneifi Amin. 2016. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Sujatmiko, Eko. 2014. Kamus IPS , Surakarta: Aksara Sinergi Media.
Surya, Mohamad. 2014. Psikologi Guru: Konsep Dan Aplikasinya.
Bandung: Alfabeta.
Nelpa,Yuliani Fitri. 2013. Hubungan Antara Lingkungan Sosial Dengan
Motivasi Belajar Santri Di Pesantren Madinatul Ilmi Islamiyah.
Jurnal Pendidikan Vol. I, No.2, Juli 2013.
Budanti. 2017. Pengaruh Lingkungan Sosial Dan Gaya Hidup Terhadap
Perilaku Konsumsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fkip Uns. Jurnal Pendidikan.
Aini. 2016. Bab II Kajian Teori [Online]. Tersedia:
digilib.uinsby.ac.id/5141/65/Bab%202.pdf [ 3 Oktober 2018]
Noorhayati, Aliet Sutrisno. 2015. Telaah Filsafat Pendidikan Edisi Revisi,
Yogyakarta: K-Media,
Elfachmi, Amin Kuneifi. 2016 Pengantar pendidikan. Yogyakarta : PT
Gelora Aksara Pratama.
Kadir, Abdul . 2012. Dasar-Dasar Pendidikan . Jakarta : Prenadamedia
Group (hal. 159-169)
Nugraheni, Hermien. 2018. Kesehatan Masyarakat Dalam Determinan
Sosial Budaya . Yogyakarta : Deepublish (hal. 85-88)
Susanti. 2002. Pengaruh Teknologi Komunikasi Terhadap Hubungan
Antara Lingkungan dan Struktur Organisasi. Tesis S-2 UGM.
2002.

56
Yunita, Eke. 2011. Perubahan Sosial, http://eka-yunita-ekayunita.
blogspot.com/2011/10/lingkungan-sosial-adalah-hubungan.
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2018
Saleha, Siti. 2009. Kerusakan Lingkungan dan Penanggulangannya.
Salemba Medika: Jakarta.
Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Efektif : Suatu Pendekatan Lintas
Budaya. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Rahmat, Agus, dkk. 2002. Konsep Dasar IPA II. Depdikbud Jakarta:PT
Rineka Cpta.
Daradjat, Zakariah. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi Aksara.
Tirtarahardja, Umar. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta:PT Adi
Mahasatya.
Wahyudin, Din, dkk,. 2009. Pengantar Pendidikan, Universitas Terbuka,
Cetakan 7, Jakarta 2009, hal. 1.2
Winarti, Wigna,dkk,. 2013. Pengaruh Lingkungan Keluarga, Sekolah Dan
Masyarakat Terhadap Persepsi Gender Mahasiswa Laki-Laki
Dan Perempuan, Vol. V, No. 2. Februari 2013.
Solikin, dkk, (2015). Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat Terhadap
Peningkatan Prilaku Peserta Didik Di Smp Negeri I Bangilan,
Jurnal Pendidkan.
Latief, Abdul. 2014. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil
Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Peserta Didik Di
Smk Negeri Paku Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali
Mandar, Vol. VII, No. 1.
Hidayat, Ginanjar. 2013. Urgensi Lingkungan Pendidikan Sebagai
Mediasi Pembentukan Karakter Peserta Didik, Vol. II, Juli.
Kahpi, Ashabul. 2015. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Vol. II, No. 2.

57
Fattah, Nang. 2009. Landasan Manajemen Pendiddikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Pasaribua B. F Rowland. 2013. Kebudayaan Masyarakat. Bandung : PT
Grafindo Media Pratridwan.
Effendi, Ridwan. 2016. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan
Teknologi. Bandung : UPI PRESS.
Ngafifi Muhamad. 2014. Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia.
Journal of Technology. Vol 2. Hal 41.
Zahratun. 2013. Pengertian Lingkungan Hidup menurut para ahli .
[Online], Tersedia : Sumber : http://zahratun-
pengertianahli.id/2013/10/pengertian-lingkungan-hidup-menurut-
ahli.html. [16 Oktober 2018]
Bahri, Syaiful Djamarah. 2001. Psikologi Belajar, Jakarta Timur: Prenada.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2007. Ilmu Pendidikan, Bandung:
Alfabeta.
Hertati, (2009).Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Yogyakarta: Rineka
Cipta
Marfai, Aris, M. (2012) Pengantar Etika Lingkungan dan Kearifan
Lokal.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Iskandar, Z (2013) Psikoilogi Lingkunga Metode dan Apliksi. Bandung
Refka Aitama.
Purwanto, M. Ngalim. 1994. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Baharuddin dan Nur Wahyuni, Esa.2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Soemarwot, Otto. 2006. Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan,
Jakarta : Rineka Cipta.

58
Koentjaraningrat, Djambatan. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta:
Rineka Cipta
Liliweri, Alo. 2000. Makna Budaya dalam Komunikasi antar
Budaya.Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara.
Liliweri, Alo. 2010. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Radjiku,Irwansyah .2010. Adaptasi Teknologi Pertanian, Jurnal Program
Studi Sosiologi, Fakultas Perhutanan Lambung Mangkurat.
Suheiti, Kiki. 2012. Alat dan Mesin Pertanian Tepat Guna Untuk
Tanaman Padi dalam Mendukung Program Peningkatan
Produksi Beras Nasional (P2BN), Jurnal Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP), Jambi.
Effendi, Ridwan, Elly Malihah. 2007. Panduan Kuliah Pendidikan
Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: Maulana
Media Grafika.

59

Anda mungkin juga menyukai