Anda di halaman 1dari 6

MODUL

PRAKTIKUM

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2017
Praktikum Teknik Mesin
SIKLUS REFRIGERASI

1. Tujuan

1) Mempraktekan hasil pembelajaran yang berkaitan dengan sistem refrigerasi.


2) Mengetahui cara mengukur tekanan dan temperatur pada setiap komponen
3) Mengetahui lebih mendalam tentang penyerapan panas, pelepasan panas pada
sistem refrigerasi.
4) Mengetahui secara langsung perhitungan daya kompressor dan Coeeficient of
Performance (COP) dari sistem refrigerasi.

2. Dasar Teori
Pendahuluan Sistem Refrigerasi

Kalor secara natural mengalir dari daerah temperatur tinggi ke temperatur rendah.
Namun, untuk mengalirkan kalor dari daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi
memerlukan suatu sistem khusus yaitu sistem refrigerasi.
Oliver Evans (September 13, 1755 - 15 April, 1819) adalah seorang penemu Amerika,
insinyur pengusaha, pelopor dalam bidang otomatisasi, penanganan material dan mesin
tenaga uap. Oliver Evans telah mendesain sistem refrigerasi dengan dasar sistem kompresi
uap. Namun desain ini tidak pernah dibuat. Pada tahun 1834 sistem refrigerasi kompresi
uap pertama dibuat prototype dan dipatenkan oleh Jacob Perkins. Jacob Perkins (9 Juli
1766 – 30 Juli 1849) adalah seorang penemu Amerika, insinyur mekanik dan fisika. Dia
dinobatkan sebagai bapak refrigerasi karena kontribusinya di dalam dunia refrigerasi saat
itu.
Refrigerant merupakan komponen penting dalam system refrigerasi. Refrigerant
berfungsi sebagai fluida yang akan menyerap kalor yang berasal dari ruang bersuhu lebih
rendah dari sekitar. Penerimaaan kalor tersebut menyebabkan refrigerant mengalami
penguapan dan kenaikan suhu.
Dalam sistem refrigerasi terdapat empat komponen utama yaitu kompresor,
kondensor, katup ekspansi dan evaporator. Kompresor berfungsi untuk menaikkkan
tekanan sekaligus temperatur refrigerant secara isentropik. Kondensor berfungsi sebagai
penukar kalor yaitu menyerap kalor (menurunkan temperatur) serta menurunkan tekanan
refrigerant secara isobarik sehingga fase refrigerant berubah dari gas menjadi liquid.
Katup ekspansi berfungsi menurunkan tekanan refrigerant secara iso-enthalpi sehingga
refrigerant dapat menyerap kalor lingkungan dan untuk mengatur mass flowrate
refrigerant yang akan masuk ke evaporator. Proses pendinginan terjadi pada evaporator
dimana refrigerant menerima kalor sehingga fase berubah kembali menjadi gas kemudia
masuk kembali ke dalam kompressor, dan seperti itu seterusnya membentuk suatu siklus
tertutup yang utuh.
Praktikum Teknik Mesin
Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Ideal

Kalor secara natural mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah. Namun,
dalam sistem refrigerasi terjadi fenomena yang berlawanan, yaitu kalor mengalir dari
objek dingin ke objek yang panas. Hal tersebut dapat tercapai dengan menggunakan
suatu zat yang disebut refrigerant. Refrigerant menyerap panas, oleh karena itu refrigerant
menguap pada tekanan rendah untuk membentuk gas. Gas ini kemudian dikompresi ke
tekanan yang lebih tinggi, setelah itu transfer panas yang telah diterima, ditransfer
kembali ke luar sistem, oleh karena itu refrigerant kembali mengembun menjadi cairan.
Dengan demikian, panas yang diserap dari sumber suhu rendah dapat ditransfer ke
sumber suhu yang lebih tinggi. Siklus refirgerasi memiliki tahapan sebagai berikut

Gambar 2.1 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Ideal

1 – 2 : Saturated vapor memasuki kompressor, dimana akan terjadi proses kompresi


sehingga tekanan refrigerant menjadi naik. Selain itu, temperatur refrigerant menalami
peningkatan besar, karena proporsi input energi untuk proses kompresi dipindahkan ke
refrigerant.
2 – 3 : gas superheated memasuki kondensor, dimana akan terjadi proses kondensasi
sehingga temperatur refrigerant turun pada tekanan konstant.
3 – 4 : Saturated liquid bertekanan tinggi memasuki perangkat ekspansi yang dapat
menurunkan tekanan dan mengontrol flowrate masuk evaporator.
4 – 1 : Refrigerant bertekanan rendah dalam evaporator menyerap kalor dari udara air
atau fluida lainnya.
Praktikum Teknik Mesin
Kompressor
𝑊𝑛𝑒𝑡 = 𝑚̇ . (ℎ2 − ℎ1 ) (2.1)
Dengan :
𝑊𝑛𝑒𝑡 = daya kompressor [watt]
𝑚̇ = laju aliran refrigerant [𝑘𝑔/𝑠]
ℎ2 = enthalpi refrigerant keluar kompressor [𝑘𝐽/𝑘𝑔]
ℎ1 = enthalpi refrigerant masuk kompressor [𝑘𝐽/𝑘𝑔]

Evaporator
𝑄𝐿 = 𝑚̇ . (ℎ1 − ℎ4 ) (2.2)
Dengan :
𝑄𝐿 = kalor yang diserap evaporator [watt]
𝑚̇ = laju aliran refrigerant [𝑘𝑔/𝑠]
ℎ1 = enthalpi refrigerant keluar evaporator [𝑘𝐽/𝑘𝑔]
ℎ4 = enthalpi refrigerant masuk evaporator [𝑘𝐽/𝑘𝑔]

Sama halnya dengan sistem termodinamika lainnya, sistem refrigerasi memiliki nilai efisiensi
terhadap daya input dan output yang diperoleh. Namun dalam sistem refrigerasi istilah
yang digunakan bukan efisiensi melainkan Coefficient Of Performance Refrigeration
(𝐶𝑂𝑃𝑅 ), karena energi yang dibutuhkan (𝑊𝑛𝑒𝑡 ) dapat lebih kecil terhadap kalor yang
diserap (𝑄𝐿 ). Formula 𝐶𝑂𝑃𝑅 adalah sebagai berikut:

𝑄 ℎ −ℎ
𝐶𝑂𝑃𝑅 = 𝑊 𝐿 = ℎ1 −ℎ4 (2.3)
𝑛𝑒𝑡 2 1

Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Aktual

Sistem Refrigerasi Kompresi Uap yang sebenarnya terjadi berbeda dari siklus
Refrigerasi Kompresi Uap yang ideal. Pada keadaan aktual rugi tekanan (pressure drop)
terjadi di mana-mana dalam sistem kecuali dalam proses kompresi. Perpindahan panas
terjadi antara refrigerant dan semua komponen serta perpipaan dalam sistem. Proses
kompresi yang sebenarnya terjadi juga berbeda secara substansial dari keadaan ideal
(kompresi isentropik). Fluida kerja bukanlah zat murni tetapi campuran refrigerant dan
minyak. Semua penyimpangan tersebut menyebabkan irreversibelitas dalam sistem.
Setiap irreversibelitas membutuhkan daya tambahan ke dalam kompresor. Pada gambar
2. dapat terlihat perbedaan siklus ideal dan aktual refrigerasi pada grafik P-h dalam
kondisi Temperatur udara (TR) dan T0 sama.
Praktikum Teknik Mesin

Gambar 2.2 Diagram P-h siklus ideal dan aktual refrigerasi dalam sistem operasi sama nilai
Temperatur udara (TR) dan (T0).

Refrigerant/Freon

Refrigerant merupakan fluida yang bekerja pada sistem refrigerasi, pengkondisian


udara, dan juga pompa kalor (heat pumps). Refrigerant menyerap panas dari suatu
ruang dan melepaskan kalor ke ruang lain lewat komponen penukar kalor evaporator
dan kondensor.
Refrigerant dapat menyerap kalor saat menguap pada temperatur dan tekanan
rendah serta melepaskan kalor saat mengembun pada temperatur dan tekanan tinggi.
Sebuah refrigerant harus dapat melakukan proses ini secara berulang-ulang tanpa
mengalami perubahan pada karakteristiknya. Perancangan alat- alat refrigerasi sangat
tergantung pada pemilihan karakteristik refrigerant.
Pemilihan refrigerant harus memenuhi banyak persyaratan, beberapa di antaranya
tidak langsung berhubungan dengan kemampuannya untuk mentransfer panas. Stabilitas
kimia dalam kondisi penggunaan, kode keamanan untuk refrigerant mudah terbakar dan
beracun. Biaya, ketersediaan, efisiensi, kesesuaian dengan pelumas kompresor dan
material yang digunakan pada komponen sistem juga harus diperhatikan.
Pelepasan refrigerant chlorofluorocarbons (CFC) dan hydrochlorofluorocarbons
(HCFCs) seperti R-11, R-12, R-22, dan R-502 ke udara berkontribusi pada penipisan lapisan
ozon. Perhitungan kemampuan material untuk dapat merusak ozon pada lapisan
stratosfer dikenal dengan ozone depletion potential (ODP), sebuah nilai yang mempunyai
nilai relatif terhadap R-11, yaitu 1,0. Halocarbons (CFCs, HCFCs, dan HFCs) dan banyak
nonhalocarbons (seperti hidrokarbon, karbondioksida) juga merupakan gas yang
menyebabkan efek rumah kaca (green house). Global Warming Potential (GWP) dari gas
– gas tersebut merupakan sebuah indeks yang menyatakan kemampuan relatif untuk
memerangkap sinar matahari terhadap CO2 (R-744), yang mempunyai waktu
keberadaan pada atmosfer yang sangat panjang.
Praktikum Teknik Mesin

3. Petunjuk Umum Praktikum

1. Persiapkan peralatan pendukung (infra red thermometer, tabel data dan alat tulis)
2. Menyalakan mesin pendingin.
3. Catat perubahan temperatur pada empat titik (masuk & keluar kompresor dan
masuk & keluar katup ekspansi) setiap 10 detik
4. Catat perubahan tekanan pada dua titik (masuk & keluar kompresor)
5. Data diambil selama 5 menit, lalu mesin di matikan. Lalu di lanjutkan dengan
menutup sedikit shut-off valve dan mengulangi kembali poin 1-5.

4. Pengolahaan Data

1. Dari data temperatur dan tekanan, input angka tersebut pada tabel
termodinamika untuk R-134a untuk mendapatkan seluruh karakteristiknya
2. Membuat grafik dari data yang di peroleh
3. Membuat P-H dan T-S diagramnya dengan asumsi siklus ideal
4. Hitung nilai COP
5. Analisis setiap poin (1 sampai 4) dengan bedasarkan teori dari buku termodinamika

Anda mungkin juga menyukai