Anda di halaman 1dari 31

Konsep Biaya dalam Akuntansi biaya

Murid semua guru 3:51 AM Akuntansi Biaya

Konsep Biaya dalam Akuntansi biaya - Konsep biaya yang telah berkembang
sekarang ini sesuai
dengan kebutuhan para akuntan,ekonom dan insinyur.Seorang akuntan akan
mendefinisikan biaya sebagai "suatu nilai tukar,pengeluaran,atau pengorbanan
yang dilakukan untuk menjamin perolehan
manfaat.Dalam akuntansikeuangan,pengeluaran atau pengorbanan pada
tanggal akuisisi dicerminkan oleh penyusutan atas kas atau aset lain yang
terjadi pada saat ini atau di masa yang akan datang.Konsep Biaya dalam
Akuntansi biaya akan menjelaskan tentang istilah biaya,agar nantinya para
calon akuntan tidak bingung dengan perbedaan antara biaya dan beban.

Konsep Biaya dalam Akuntansi biaya

Konsep Biaya dalam Akuntansi biaya - Biaya (


Cost)
Konsep Biaya dalam Akuntansi biaya - istilah biaya biasanya digunakan sebagai
sinonim dari beban (expese).Tapi,ternyata beban sendiri mempunyai definisi
yang sebenarnya berbeda dengna definisi dari biaya.Definisi dari beban adalah
arus kas keluar yang terukur dari barng atau jasa,yang kemudian dibandingkan
dengan pendapatan untuk menentukan laba.Contoh kasus gampang nya agar
teman-teman bisa membedakan antara beban dan biaya adalah sebagai berikut
:
Contoh Logika 1
Perusahaan PT.Tahu Sejahtera membeli bahan baku kedelai secara TUNAI.
Karena pembelian ini menggunakan secara tunai, maka tidak ada aset berseih
yang terpengaruh sehingga tidak perlu adanya pengakuan beban. Mengapa?
karena sumberdaya perusahaan hanya dirubah dari kas menjadi persediaan
bahan baku.Akan tetapi,ketika persediaan bahan baku tersebut dirubah
menjadi barang jadi dan kemudian dijual,maka biaya dari bahan baku tersebut
dibukukan sebagai beban di laporan laba rugi.

SETIAP BEBAN ADALAH BIAYA,TETAPI TIDAK SETIAP BIAYA ADALAH

BEBAN

Konsep Biaya dalam Akuntansi biaya - Biaya


(Cost) dan Beban (expenses)

Dalam membedakan antara biaya dan beban sebenarnya cukup mudah,tetapi teman-
teman terkadang bingung karena perbedaan keduanya yang begitu sedikit membuat
kita menjadi bingung.Berikut ini mungkin saya berikan sedikit perbedaan yang bisa
ditemukan oleh dosen saya :

 Biaya : Pengorbanan sumber ekonomi yang biasa diukur dalam satuan


uang untuk tujuan tertentu.Biasanya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
telah terjadi atau akan terjadi,dikeluarkan untuk tujuan tertentu.
 Beban : Biaya yang telah habis pakai yang biasanya dikurangkan dari
pendapatan.
Contoh simple dari keduanya adalah sebagai berikut :
Pembayaran biaya PDAM merupakan termasuk beban (expenses)
Biaya pembelian kran air,pipa dan alat lainya untuk pengaliran air
PDAM merupakan termasuk Biaya (cost)

Mudah bukan ? teman-teman tidak perlu merasa kesulitan kok.


Konsep Biaya dalam Akuntansi biaya - Jenis
biaya dan deskripsinya
Konsep Biaya dalam Akuntansi biaya - Teman-teman coba pahami konsep di
atas,istilah biaya menjadi lebih spesifik ketika dimodifikasi dengan deskripsi
seperti langsung,utama,konversi,tetap,variabel,terkendali,periode,dan
lainnya.Setiap modifikasi tersebut mengimpplikasikan suatu atribut tertentu
yang penting dalam pengukuran biaya.Biaya tersebut dicatat dan
diakumulasikan ketika manajemen membebankan biaya ke
persediaan,menyusun laporan keuangan,merencanakan dan mengendalikan
biaya,membuat perencanaan dan ketika pengambilan keputusan.Sebagai
seorang akuntan,nantinya akan banyak jenis biaya yang akan ditemui
diantaranya adalah biaya masa depan,biaya penggantian,biaya diferensial,biaya
oportunitas yang semuanya tidak dicatat dan dilaporkan dalam laporan
keuangan eksternal.

Konsep Biaya dalam Akuntansi biaya - Di atas telah saya sebutkan beberapa
jenis biaya,nah sekarang saya akan mendeskripsikan beberapa biaya tadi dan
menambahkan beberapa jenis biaya yang belum disebutkan di atas :
Biaya Langsung (direct cost) : biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
keperluan yang harus dibiayai.Contoh : Gaji karyawan,pembelian bahan
baku.
Biaya tidak langsung (indirect cost) : Biaya yang dikeluarkan untuk
membiayai hal-hal yang sifatnya tidak langsung.Contoh : biaya overhead
pabrik dan beberap hal yang berkaitan dengan proses produksi.
Biaya eksplisit (explicit cost) : Biaya yang ketika dikeluarkan nantinya
biaya tersebut tercantum dalam pembayaran kas
Biaya implisit (implicit cost) : Biaya yang dikeluarkan tapi tidak tercantum
dalam pembayaran kas.
Biaya variabel : biaya yang nominalnya bergantung pada output atau
hasil dari produksi.Semakin besar hasil produksi maka semakin besar pula
biaya variabel nya.
Biaya tetap : biaya yang nominalnya tidak bergantung pada jumlah
produk yang dihasilkan.yang termasuk dalam biaya tetap adalah biaya
penyusutan mesin pabrik.
Biaya opportunity : biaya yang muncul akibat pengorbanan kesempatan
tertentu.
Biaya sebenarnya : biaya yang benar-benar dibayarkan sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan.

Mungkin itu dulu dari saya,semoga materi Konsep Biaya dalam Akuntansi biaya
akan bermanfaat bagi teman-teman semuanya yang sedang menempuh mata
kuliah akuntansi biaya.
Akuntansi Perusahaan Merger - Ketika mengambil mata kuliah akuntansi keuangan
lanjutan, tentunya teman-teman mahasiswa akan belajar tentang
perlakuan Akuntansi Perusahaan Merger. Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar
bersama mengenai penjurnalan yang terjadi ketika perusahaan melakukan merger
dengan perusahaan yang lain. Tentu saja, setelah mempelajari materinya, nanti juga
akan ada latihan soal Akuntansi Perusahaan Merger yang bisa kita gunakan untuk belajar
bersama. Penasaran bagaimana teori Akuntansi Perusahaan Merger ? Yuk simak
terus!

Akuntansi Perusahaan Merger - Cara Mencari


Goodwill
Sebelum melakukan penjurnalan, maka kita harus mengetahui terlebih
dahulu, Merger perusahaan akan menghasilkan goodwill ataukah keuntungan diskon.
Kondisi menghasilkan Goodwill ketika nilai investasi lebih besar ketimbang nilai FV Net
Asset perusahaan yang diakuisisi. Dan, akan muncul keuntungan diskon ketika nilai
investasi lebih kecil ketimbang nilai FV Asset yang diakuisisi. Cara
menghitung goodwill adalah sebagai berikut :

Goodwill (Keuntungan diskon) = Cash Transfered atau Nilai saham

biasa - FV Net Asset

FV Net Asset = FV Asset - FV liabilites

Akuntansi Perusahaan Merger - Jurnal Ketika melakukan


investasi
Ada dua cara yang bisa dilakukan perusahaan ketika melakukan investasi dalam
hal merger, bisa menggunakan kas ataupun menggunakan saham. Tentunya
penjurnalanya berbeda, berikut ini adalah jurnal nya :
Jurnal Ketika Investasi

Ketika menggunakan kas

Dr : Investasi ke Perusahaan. X
Cr : Kas

Ketika Menggunakan Saham

Dr : Investasi ke Perusahaan X
Cr : Share Capital Ordinary
Tambahan Modal Disetor

Harga saham yang dipakai adalah Harga Pasar dari saham tersebut.

Jurnal Ketika Mencatat Beban

Ketika mencatat beban langsung (Biaya penerbitan saham)

Dr : Tambahan Modal Disetor


Cr : Kas

Ketka Mencatat beban tidak langsung (Biaya konsultasi, Biaya appraisal, dan lain-lain)

Dr : Beban lain-lain
Cr : Kas

Jurnal ketika akuisisi Aset bersih

Dr : Aset ( Sebesar FV/ Nilai wajarnya)


Goodwill ( Opsional, tergantung ada goodwill atau tidak)

Cr : Investasi ( Sebesar nilai investasi yang tercantum pada jurnal investasi)


Liabilitas ( Sebesar nilai FV/nilai wajarnya)
Keuntungan diskon ( Opsional, tergantung ada keuntungan diskon atau tidak)
Akuntansi Perusahaan Merger - Nah, bagaimana teman-teman ? Jurnal-jurnal diatas
merupakan hasil belajar saya di kelas bersama dosen saya. Apabila ada kesalahan
penulisan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Dan besar harapan saya bila di
ingatkan apabila ada yang salah. Untuk Contoh soal dari Akuntansi Perusahaan Merger,
bisa dilihat pada artikel selanjutnya. Terimakasih dan selamat belajar akuntansi
keuangan lanjutan!

Author : Murid semua guru

Memahami Pajak Bumi dan Bangunan


(PBB) P2
Murid semua guru 2:54 AM Perpajakan Dasar

Memahami Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) P2 - Pajak adalah iuran wajib yang
harus disetorkan masyarakat kepada negara yang nantinya digunakan
sepenuhnya demi memakmurkan rakyat. Salah satu pajak yang tentu tidak
asing bagi kita adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Memahami Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) P2 bukanlah hal yang susah untuk
dilakukan. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) P2 atau sektor pedesaan dan
perkotaan adalah pajak daerah yang dikenakan terhadap bumi dan/atau
bangunan berdasarkan UU no 28 tahun 2009 tentang Pajak daerah dan
Retribusi daerah. PBB-P2 merupakan pajak atas bumi dan atau tanah yang
dimiliki/dikuasai/dimanfaatkan oleh pribadi atau badan, kecuali kawasan usaha
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan karena merupakan
wilayah perpajakan yang diurus oleh pemerintah pusat melalui DJP.
Memahami Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) P2

Memahami Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)


P2 - Istilah dalam PBB P2
Ketika belajar tentang PBB P2, tentunya ada beberapa istilah yang akan kita
temui terkait berkas-berkas administrasi dalam pengurusan PBB P2. Istilah-
istilah tersebut antaralain :

1. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)

Surat digunakan oleh WP untuk melaporkan data subjek (WP) dan Objek PBB -
P2 disesuaikan dengan ketentuan undang-undang perpajakan daerah. SPOP
harus diisi dengan jelas, benar, lengkap, dan harus ditandatangani kemudian
disampaikan kepada Kepala Daerah dimana objek pajak berada. Paling lambat
30 hari kerja setelah diterimanya SPOP yang harus diisi oleh subjek pajak.

2. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)

Surat yang digunakan untuk memberitahukan kepada wajib pajak terkait jumlah
PBB - P2 yang terutang. Dari SPOP yang telah disampaikan ke Kepala Daerah,
maka Kepala daerah menerbitkan SPPT. Dalam hal tertentu, Kepala daerah bisa
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah pokok pajak
terutang (SKPD) apabila :

 SPOP tidak disampaikan dan wajib pajak telah ditegur secara tertulis oleh
Kepala Daerah seperti ditentukan dalam surat teguran
 Berdasarkan pemeriksaan atau keterangan lain, ditemukan Jumlah pajak
yang terutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung berdasarkan SPOP
yang disampaikan wajib pajak

3. Tahun Pajak satu tahun kalender

4. Saat yang menjadi acuan dalam menentukan pajak terutang adalah


menurut keadaan objek pajak per tanggal 1 Januari. Ingat lho ya! per
tanggal 1 Januari

5. Tempat pajak terutang adalah di wilayah objek pajak berada.

Baca Juga : Penundaan, Penyampaian dan

Pembetulan SPT Tahunan

Memahami Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)


P2 - Objek dan Subjek Pajak PBB P2
Dalam pajak, pastinya akan selalu ada yang namanya Subjek pajak dan Objek
pajak. Dua hal tersebut tidak akan pernah saling terpisahkan. Dalam bagian ini,
kami akan memberikan pejelasan terkait Objek pajak dan Subjek pajak dalam
PBB P2.

Objek Pajak PBB P2 yang termasuk dalam bangunan


Jalan yang terletak dalam kompleks bangunan seperti hotel, pabrik dan
sejenis yang menjadi suatu kesatuan atas kompleks bangunan tersebut
Jalan tol
Kolam renang
Pagar mewah
Tempat olahraga
Galangan kapal / dermaga
Taman mewah
Kilang minyak dan sejenisnya
Menara

Subjek Pajak PBB P2


Orang Pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai dan atau
memperoleh dan atau memiliki dan atau memanfaatkan hak atas bumi dan
atau bangunan

Memahami Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) P2 - memang rasanya berat apabila
dihafalkan, namun dengan mengetahui definisi dari yang dimaksud Bumi dan
Bangunan dalam PBB, insyallah akan lebih mudah tanpa harus menghafal. Bumi
adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut
di wilayah kabupaten/kota. Sedangkan, bangunan merupakan konstruksi teknik
yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan
pedalaman dan/atau laut.

Baca Juga Artikel Pajak lainya di : Kategori

Perpajakan Dasar
Memahami Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
P2 - Objek pajak yang dikecualikan dari PBB
P2
Dalam beberapa hal, ada objek yang memang dikecualikan dari kelompok objek
pajak yang dikenai PBB P2. Beberapa objek tersebut adalah :

Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk menyelenggarakan


pemerintah
Digunakan untuk kepentingan umum dan kegiatan non-profit
Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala dan sejenisnya
Digunakan untuk hutan lindung, suaka alam, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai desa dan tanah negara yang belum
dibebani suatu hak
Digunakan untuk perwakilan diplomatik atas perlakuan timbal balik
Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional ditentukan
oleh menteri keuangan

Memahami Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)


P2 - Tata Cara Penghitungan PBB P2
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) digunakan sebagai dasar dalam pengenaan PBB P2.
NJOP ditetapkan setiap 3 tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu yang
ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayah lokasi objek
pajak. Menghitung PBB P2 sangat mudah dan tidak ribet sama sekali, pada
dasarnya rumus menghitungnya adalah sebagai berikut :
ATAU

NJOP BUMI + NJOP BANGUNAN = NJOP SEBAGAI DASAR PENGENAAN

PBB

NJOP SEBAGAI DASAR PENGENAAN PBB - NJOP TKP = NJOP PKP

Keterangan :

 NJOP didapatkan dari harga rata-rata diperoleh dari transaksi jual beli
yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat jual beli, maka NJOP
ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis danatau
nilai perolehan baru.
 NJOP TKP ( NJOP Tidak Kena Pajak) ditetapkan paling rendah sebesar Rp
10.000.000 untuk setiap Wajib Pajak dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah
 Tarif PBB P2 paling tinggi adalah 0,3% dan ditetapkan dengan Peraturan
daerah.

Memahami Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) P2 - Nah, kan sudah diketahui NJOP
PKP, maka yang kita lakukan adalah :

Pajak PBB P2 Terutang = NJOP PKP x Tarif

Memahami Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) P2 - Nah mudah sekali bukan dalam
memahami tentang Pajak Bumi dan Bangunan ? Kita hanya perlu memahami
sedikit informasi yang ada kemudian bisa langsung menghitung PBB P2 terutang
kita sendiri. Untuk lebih jelasnya, silahkan download file Contoh Soal dan
Jawaban Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) P2 yang tersedia dalam di artikel
lainya. Sekian Penjelasan tentang Memahami Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
P2 dari kami dan selamat belajar semoga sukses!.

Author : Murid semua guru

SHARE THIS
Google Facebook

Dasar - Dasar Perpajakan


Murid semua guru 3:53 AM Perpajakan Dasar

Dasar - Dasar Perpajakan - Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.Definisi pajak tadi merupakan salah satu dari sekian banyak definisi yang telah
dikatakan oleh tokoh-tokoh ternama di dunia.Dasar - Dasar Perpajakan akan
membahas tentang definisi pajak,ciri-ciri pajak dan pungutan yang lain pajak serta
fungsi pajak.Selain itu,pada bagian Dasar - Dasar Perpajakan akan membahas juga
tentang pembagian hukum pajak hingga jenis-jenis pajak.
Dasar - Dasar Perpajakan - Ciri-Ciri yang melekat
pada definisi pajak
Dasar - Dasar Perpajakan - Dalam pajak,terdapat ciri-ciri yang terus melekat
dengan definisi pajak itu sendiri.Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh
tokoh-tokoh tadi maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa :

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta


aturan pelaksanaanya.
Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kotraprestasi
individual oleh pemberintah.
Pajak dipungut oleh negara,baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah,yang bila
dari pemasukanya masih terdapat surplus maka akan digunakan untuk
pembiayaan public investment.
Nah,setelah mengetahui ciri-ciri di atas,maka kita dapat mengetahui tentang beberapa
hal yang melekat pada pajak yang telah dibahas di Dasar - Dasar Perpajakan.

Dasar - Dasar Perpajakan - Pungutan lain selain


pajak
Dasar - Dasar Perpajakan - Setelah kita mengetahui ciri-ciri yang melekat pada
defenisi pajak,ternyata ada pungutan lain selain pajak.Disamping pajak,ternyata ada
beberapa pungutan lain yang serupa dengan pajak,tetapi memiliki perlakuan dan sifat
yang berbeda dengan pajak yang dilaksanakan oleh negara terhadap
rakyatnya.Pungutan yang dimaksud tadi yaitu :
Bea Meterai : Pungutan yang dikenakan atas dokumen dengan
menggunakan benda materai atau benda lain.
Bea masuk dan Bea keluar : bea masuk merupakan pungutan atas
barang-barang yang dimasukan ke dalam daerah pabean berdasarkan
harga/nilai barang itu atau berdasarkan tarif yang sudah
ditentukan.Sedangkan bea keluar merupakan pungutan yang dilakukan
atas barang yang dikeluarkan dari daerah pabean berdasar tarif yang
sudah ditentukan berdasarkan masing-masing golongan barang.
Cukai : Merupakan pungutan yang dikenakan atas barang-barang
tertentu yang sudah ditetapkan untuk masing-masing jenis barang
tertentu.Contohnya adalah tmebakau,gula,bensin,dan minuman
keras,dan sebagainya.
Retribusi : Pungutan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa
atau fasilitas yang diberikan oleh pemerintah secara langsung dan nyata
kepada pembayar.Contoh nyaadalah parkir,pasar,jalan tol dan lainya.
Iuran : Pungutan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atau
fasilitas yang diberikan pemerintah secara langsung dan nyata kepada
kelompok atau golongan pembayar.
Pungutan lainya : Pungutan yang sah atau legal berupa sumbangan
wajib

Dasar - Dasar Perpajakan - Fungsi Pajak


Dasar - Dasar Perpajakan - Tadi kita telah mengetahui tentang pungutan lain selain
pajak,maka sekarang kita waktunya memahami tentang fungsi daripada pajak itu
sendiri.Pada Dasar - Dasar Perpajakan maka fungsi pajak mempunyai dua fungsi
utama yaitu :

1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Dasar - Dasar Perpajakan - Pajak mempunyai fungsi sebagai Budgetair,yang


artinya adalah pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah
untuk membiayai segala pengeluaran rutin ataupun pembangunan.Karena
sebagai salah satu sumber penerimaan negara,maka pemerintah melakukan
berbagai upaya untuk memasukan uang sebanyak-banyaknya untuk kas
negara.Berbagai upaya tersebut antaralain dilakukan secara ekstensifikasi dan
intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai
jenis pajak,contohnya adalah Pajak Penghasilan (PPh),Pajak Pertambahan Nilai
(PPN),Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM),Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) dan lain sebagainya.

2. Fungsi Pengatur (regularend)

Dasar - Dasar Perpajakan - Pajak memiliki fungsi sebagai pengatur,yang memiliki


makna bahwa pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di
laur bidang keuangan.Berikut ini adalah contoh penerapan pajak yang menrapkan
fungsi sebagai pengatur.
 Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dikenakan ketika terjadi
transaksi jual beli barang tergolong mewah.Semakin mewah suatu barang maka
tarif pajaknya semakin tinggi barang tersebut sehingga harganya semakin
mahal.Tujuan adanya pengenaan pajak ini agar masyarakat tidak berlomba
untuk membeli barang mewah dan untuk menghindarkan masyarakat dari gaya
hidup hedonisme.
 Tarif Pajak Progresif dikenakan atas penghasilan,tujuanya adalah agar
pihak yang memperoleh penghasilan yang tinggi juga memberikan kontribusi
yang tinggi pula sehingga terjadi pemerataan pendapatan.
 Tarif Pajak ekspor sebesar 0%,tujuanya agar para pengusaha terdorong
mengekspor hasil produksi di pasar dunia sehingga memperbesar devisa
negara.
 Tarif penghasilan dikenakan atas penerahan barang hasil industri
tertentu,seperti industri semen,industri kertas dan lainya.Tujuanya adalah untuk
menekan produksi terhadap industri-industri yang telah ditentukan tadi karena
proses produksinya mengganggu lingkungan dan menyebabkan polusi bagi
lingkungan.
 Pengenaan pajak 1% bersifat final untuk kegiatan usaha dan batasan
peredaran usaha tertentu yang memiliki tujuan untuk penyederhanaan
penghitungan pajak.
 Penerapan tax holiday memiliki tujuan untuk menarik investor asing agar
tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Dasar - Dasar Perpajakan - Pembagian Hukum Pajak
Dasar - Dasar Perpajakan - Setelah mengerti tentang fungsi pajak,maka sekarang kita
akan mencoba memahami tentang pembagian hukum pajak.Hukum pajak dibagi
menjadi dua yaitu hukum pajak materil dan hukum pajak formil.Berikut ini adalah
penjelasan lengkapnya :

1. Hukum Pajak Materiil

Dasar - Dasar Perpajakan - Hukum Pajak Materiil adalah norma-normal yang


menjelaskan tentang keadaan,perbuatan dan peristiwa hukum yang harus dikenakan
pajak,siapa yang harus dikenakan pajak,dan berapa besar pajaknya.Artinya hukum
pajak materiil mengatur tentang timbulnya,besarnya dan hapusnya utang pajak
beserta hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak.Hal-hal yang termasuk
dalam hukum pajak materiil antara lain pengaturan yang memuat
kenaikan,denda,saknsi,atau hukuman.Contoh dari hukum pajak materiil antara lain
Undang-Undang Pajak Penghasilan dan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai.

2. Hukum Pajak Formil

Dasar - Dasar Perpajakan - Hukum pajak formil adalah peraturan-peraturan


mengena berbagai cara untuk mewujudkan hukum materiil menjadi suatu
kenyataan.Bagian ini memuat cara-cara penyelenggaraan mengenai penetapan suatu
utang pajak,kontrol oleh pemerintah terhadap penyelenggaraanya,kewajiban para
wajib pajak.Hubungan antara fiskus dan wajib pajak tidak selalu sama karena
kompetensi aparatur fiskus peraturan yang melindungi wajib pajak,tetapi bersifat
melawanya.Namun,saat ini ada perbaikan terkait hak-hak wajib pajak yang umumnya
melindungi tindakan sewenang-wenang pihak fiskus.Contohnya adalah : Undang-
undang ketentuan umum dan tata cara perpajakan,undang-undang penagihan pajak
dan surat paksa,serta undang-undang peradilan pajak.

Dasar - Dasar Perpajakan - Nah,mungkin sekian dulu ya tentang Dasar - Dasar


Perpajakan dan semoga dapat bermanfaat.

Author : Murid semua guru

Jenis - Jenis Pajak


Murid semua guru 6:57 AM Perpajakan Dasar

Jenis - Jenis Pajak - Pada dasar-dasar perpajakan,mahasiswa diharapkan bisa


untuk mengerti dan bisa membedakan tentang Jenis - Jenis Pajak.Terdapat
berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokan menurut golongan,menurut
sifat,dan menurut lembaga pemungutanya.Nah,pada kesempatan kali ini akan
membahas Jenis - Jenis Pajak secara lebih mendalam agar kita lebih mengerti
tentang pengelompokan pajak menurut masing-masing jenisnya.
Jenis - Jenis Pajak - Pengelompokan Pajak
menurut Golongan
Menurut golonganya,pajak digolongkan menjadi dua golongan sebagai berikut :

1. Pajak langsung

Jenis - Jenis Pajak - Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau
ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau
dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.Pajak harus menjadi beban Wajib
Pajak yang bersangkutan.
Contoh nya adalah : Pajak Penghasilan (PPh),PPh dibayar atau ditanggung oleh
pihak-pihak tertentu yang memperoleh penghasilan tersebut.

2. Pajak Tidak langsung

Jenis - Jenis Pajak - Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.Pajak tiadk
langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan,peristiwa,atau perbuatan yang
menyebabkan terutangnya pajak.
Contoh nya adalah : Pajak Pertambahan Nilai (PPN),PPN terjadi karena terdapat
pertambahan nilai terhadap barang atau jasa,Pajak ini dibayarkan oleh produsen
atau pihak yang menjual barang,namun dapat dibebbankan kepada konsumen
baik secara eksplisit maupun implisit ( dimasukan dalam harga jual barang atau
jasa )

Jenis - Jenis Pajak - Cara Menentukan suatu


Pajak Termasuk Pajak langsung atau Pajak
tidak langsung
Jenis - Jenis Pajak - Dalam menentukan suatu pajak tergolong pajak tidak
langsung atau pajak langsung dalam artian ekonomis,maka dapat menggunakan
cara melihat ketiga unsur yang terdapat dalam kewajiban pemenuhan
perpajakanya.Berikut ini adalah ketiga unsur tersebut :

Penanggung jawab pajak adalah orang yang secara formil yuridis


diharuskan melunasi pajak.
Penanggung pajak adalah orang yang dalam faktanya memikul terlebih
dahulu beban pajaknya.
Pemikul pajak adalah orang yang menurut undang-undang harus dibebani
pajak.

Jika ketiga unsur tadi sudah ditemukan pada seseorang,maka pajak tersebut
disebut pajak langsung.Sedangkan jika ketiga unsur tersebut ditemukan
terpisah atau terdapat pada lebih dari satu orang,maka disebut pajak tidak
langsung.

Jenis - Jenis Pajak - Pengelompokan Pajak


menurut Sifat
Ternyata,menurut sifatnya pajak dapat dikelompokan menjadi dua antara lain :

1. Pajak Subjektif
Jenis - Jenis Pajak - Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaanya
memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang
memperhatikan keadaan subjeknya.
Contoh daripada pajak ini yaitu : Pajak Penghasilan (PPh),Dalam PPh terdapat
subjek pajak orang pribadi.Pengenaan PPh untuk orang pribadi harus
memperhatikan keadaan pribadi tersebut seperti status perkawinan,banyak nya
anak,dan tanggungan lainya.Keadaan pribadi tersebut lah nantinya akan
digunakan untuk menentukan besaran penghasilan yang tidak dikenakan pajak.

2. Pajak Objektif

Jenis - Jenis Pajak - Pajak objektif adalah pajak yang pengenaanya


memerhatikanobjeknya,baik berupa benda,keadaan,perbuatan,maupun
peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak,tanpa
memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak dan tempat tinggal.
Contoh dari pajak ini yaitu : Pajak Pertambahan Nilai (PPN),Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM),dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Jenis - Jenis Pajak - Pengelompokan menurut


Lembaga Pemungut
Apabila dikelompokan menurut Lembaga Pemungutnya,maka pajak
dikelompokan menjadi dua antara lain :

1. Pajak Negara (Pajak Pusat)

Jenis - Jenis Pajak - Pajak Negara adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat dan nantinya digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada
umumnya.
Contoh : PPh,PPN,dan PPnBM
2. Pajak Daerah

Jenis - Jenis Pajak - Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah baik di tingkat provinsi atau di daerah tingkat kota/kabupaten dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.Ada undang-
undang yang mengatur tentang Pajak daerah yaitu Undang-Undang Nomor
28 tahun 2009.
Contoh : Pajak kendaraan bermotor,Bea Balik nama Kendaraan bermotor,Pajak
rokok dan lain sebagainya.

Jenis - Jenis Pajak - Nah,bagaimana teman-teman ? semoga sedikit penjelasan


mengenai Jenis-Jenis pajak di atas dapat sedikit membantu tugas dari teman-
teman.Materi disini saya ambil dari catatan saya dari dosen pak hendi dan
menggunakan buku perpajakan teori dan kasus yang dikarang oleh bu siti
resmi.Semoga bermanfaat dan selamat belajar tentang Jenis - Jenis Pajak.

Author : Murid semua guru


Penundaan Penyampaian dan Pembetulan
Surat Pemberitahuan (SPT)
Murid semua guru 4:07 AM Perpajakan Dasar

Penundaan Penyampaian dan Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) - Pada


artikel sebelumnya yang berjudul Surat Pemberitahuan dalam bidang
Perpajakan (SPT), kita sedikit banyak sudah mengulas mengenai beberapa hal
penting yang berkaitan dengan Surat Pemberitahuan (SPT) yang harus diketahui
oleh khususnya mahasiswa. Dan pada kesempatan ini, kita akan mengulas
bagian lain dari Surat Pemberitahuan (SPT) yaitu tentang Penundaan
Penyampaian dan Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT). Untuk lebih
lengkapnya mengenai pembahasan Penundaan Penyampaian dan Pembetulan
Surat Pemberitahuan (SPT), silahkan membaca artikel ini secara pelan-pelan
yha!

Penundaan Penyampaian dan Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT)

Penundaan Penyampaian dan Pembetulan


Surat Pemberitahuan (SPT) -
Penundaan/Perpanjangan Penyampaian SPT
Wajib pajak diberikan kesempatan untuk melakukan penundaan/perpanjangan
penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) apabila telah memenuhi beberapa
syarat sebagai berikut :
Pemberitahuan diajukan sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan
PPh berakhir dengan menyebutkan alasan-alasanya.
Menyampaikan perhitungan sementara pajak penghasilan yang terutang
dan dilampiri laporan keuangan sementara tahun pajak.
melampirkan bukti pelunasan atas kekurangan pajak yang terutang
apabila menurut perhitungan sementara kurang bayar.
Pemberitahuan menggunakan formulir 1770Y untuk OP atau 1771Y untuk
badan
Jangka waktu penyampaian pemberitahuan perpanjangan SPT
Tahunan sama dengan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan yaitu
paling lama akhir maret tahun berikutnya atau 3 bulan setelah akhir tahun
pajak.
Penundaan penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan paling lama 2
bulan dari batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh berakhir
Dalam wal WP belum siap menyampaikan SPT tahunan dalam waktu
sebagaimana dimaksud pada pemberitahuan perpanjangan penyampaian
SPT Tahunan yang diajukan sebelumnya, maka WP masih dapat
menyampaikan pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan sepanjang tidak
melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam angka 7.

Baca Juga : Artikel Perpajakan Lainya di

Kategori Perpajakan Dasar

Penundaan Penyampaian dan Pembetulan


Surat Pemberitahuan (SPT) - Pembetulan SPT
Tahunan
Bagi WP yang belum melaporkan SPT nya dengan benar,jelas dan lengkap.
Masih diberikan kesempatan untuk melakukan pembetulan seperti :
 Apabila terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam pengisian SPT atau
terjadi perubahan laporan keuangan WP yang menimbulkan
kesalahan/kekeliruan penghitungan pajak penghasilan dalam SPT Tahunan/Masa
maka wajib pajak dapat membetulkan sendiri SPT dengan menyampaikan
pernyataan tertulis dengan syarat Direktur Jenderal Pajak selama DJP belum
melakukan tindakan pemeriksaan. Dalam hal pembetulan SPT yang menyatakan
rugi atau lebih bayar, Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lama
dalam jangka waktu 2 tahun sebelum daluarsa penetapan yaitu 5
tahun.Dasar hukum nya adalah Pasal 8 ayat 1 dan 1a UU KUP
 Apabila atas pembetulan SPT Tahunan yang berakibat adanya utang
pajak menjadi lebih besar, maka dikenakan sanksi sebesar 2% per bulan
atas jumlah pajak yang kurang bayar dihitung sejak saat penyampaian SPT
berakhir sampai dengan tanggal pembayaran karena pembetulan
tersebut.Dasar hukumnya Pasal 8 ayat 2 UU KUP
 Apabila atas pembetulan SPT masa yang berakibat utang pajak menjadi
lebih besar maka dikenakan sanksi sebesar 2% per bulan atas jumlah
pajak yang kurang dibayar dihitung sejak penyampaian SPT berakhir sampai
dengan tanggal pembayaran karena pembetulan tersebut.Dasar hukumnya
yaitu Pasal8 ayat 2 UU KUP
 Sekalipun telah dilakukan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan
tindakan penyidikan pengenai ketidakbenaran yang dilakukan WP
sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 (dalam pengisian SPT, maka apabila WP
dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatanya tersebut
disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya
terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 150% dari
jumlah pajak kurang dibayar maka terhadap ketidakbenaran perbuatan
tersebut, Wajib pajak tidak akan dilakukan penyidikan .Dasar hukumnya yaitu
Pasal 8 ayat 3 UU KUP
 Sekalipun Dirjen Pajak telah melakukan pemeriksaan,
dengan syarat DJP belum menerbitkan surat ketetapan Pajak, WP dengan
kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang
ketidakbenaran pengisian SPT yang telah disamaikanya, yang mengakibatkan :
 Pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau
lebih kecil
 Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil
atau lebih besar
 Jumlah harta berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi
lebih kecil atau lebih besar
 Jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil
 Jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil
 Atas pengungkapan ini, maka WP harus melunasi pajak yang
kurang dibayar ditambah sanksi sebesar 50% dari pajak yang kurang
bayar dan harus dilunasi sendiri oleh WP sebelum laporan tersendiri
dimaksud disampaikan ke KPP dan proses pemeriksaan tetap dilanjutan.Dasar
hukumnya Pasal 8 Ayat 4 dan 5
 Dengan syarat direktur jenderal pajak belum melakukan tindakan
pemeriksaan, WP dapat membetulkan SPT Tahunan PPh yang telah disampaikan
dalam hal WP menerima keputusan keberatan atau putusan banding mengenai
surat ketetapan pajak tahun pajak yang sebelumnya yang menyatakan rugi
fiskal yang berbeda dari ketetapan yang diajukan keberatan atau keputusan
Keberatan yang diajukan banding, dalam waktu 3 bulan setelah menerima
keputusan keberatan atau putusan banding tersebut.

Pahami penekanan-penekanan poin yang saya "BOLD" diatas agar


memudahkan teman-teman sekalian.

Penundaan Penyampaian dan Pembetulan


Surat Pemberitahuan (SPT) - WP yang
dikecualikan dari penyampaian SPT
Dalam beberapa hal, terdapat Wajib Pajak yang memang dikecualikan dari
penyampaian SPT diantaranya :
 WP OP yang penghasilan netonya dibawah PTKP bebas menyampaikan
SPT Masa PPh Pasal 25 dan Tahunan
 WP OP yang tidak menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas
dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25.

kedua poin tentang pengecualian WP dari penyampaian SPT seperti diatas


dirangkum pada dasar hukum PMK 183/PMK.03/2007

Baca Juga : Artikel Surat Pemberitahuan di

bidang Perpajakan (SPT)

Penundaan Penyampaian dan Pembetulan


Surat Pemberitahuan (SPT) - Sanksi Pajak
Terkait Penyampaian SPT
Penundaan Penyampaian dan Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) -
Berbicara mengenai penyampaian SPT, ada denda administrasi yang diberikan
kepada WP yang tidak mematuhi peraturan perjakan yang telah ditentukan
perihal Surat Pemberitahuan (SPT). Saknsi administrasi berupa bunga menurut
pasal 8 ayat 2 UU KUP Jo Pasal 19 ayat 3 UU KUP sanksi administrasi berupa
kenaikan. Pasal 13 ayat 3 huruf a UU KUP menerangkan bahwa bila SPT tahunan
terlambat disampaikan berdasarkan waktu yang ditetapkan dalam Surat
Teguran maka WP dikenakan sanksi berupa kenaikan sebesar 50% dari jumlah
pajak penghasilan yang kurang/tidak bayar, atau bisa 100% dari PPh pasal 21
yang tidak/kurang dipotong atau tidak/kurang dipungut ata kurang/tidak
disetorkan dan dipotong atau dipungut namun kurang atau tidak disetorkan
atau bisa juga 100% dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang bayar.

Selain denda administrasi, bisa jadi terkena sanksi pidana apabila terjadi :
 karena Kealpaan, SPT Tahunan tidak disampaikan atau disampaikan tapi
isinya tidak benar dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah
perbuatan yang pertama kali sebagaimana diisebutkan dalam Pasal 13A, maka
dipidana dengan ancaman kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1
tahun atau denda setinggi-tingginya 2x jumlah pajak yang terutang.Dasar
Hukumnya Pasal 38 KUP
 Karena secara sengaja, SPT Tahunan tidak disampaikan atau disampaikan
tapi isinya tidak benar, dipidana dengan kurungan paling lama 6 tahun dan
denda paling tinggi 4x jumlah pajak yang terutang.Dasar hukumnya Pasal 39
Ayat 1 huruf B dan C UU KUP)
Penundaan Penyampaian dan Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) - Nah
sekian pembahasan mengenai Penundaan Penyampaian dan Pembetulan Surat
Pemberitahuan (SPT), semoga bermanfaat dan selamat memahami Penundaan
Penyampaian dan Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT).

Author : Murid semua guru

Rangkuman Materi Rekonsiliasi Bank


Murid semua guru 10:03 PM Pengantar Akuntansi

Rangkuman Materi Rekonsiliasi Bank - Rekonsiliasi bank sejatinya digunakan untuk


melakukan cek dan penyesuaian atas Kas di Bank yang dimiliki oleh perusahaan
tertentu. Dalam hal ini, perusahaan dan bank melakukan penyesuaian saldo sehingga
tercapai jumlah yang sama terhadap saldo kas perusahaan yang ada di
bank. Rangkuman Materi Rekonsiliasi Bank ini akan melibatkan dua catatan
yaitu pencatatan saldo menurut bank dan pencatatan saldo menurut pencatatan
perusahaan.Sebagai mahasiswa Akuntansi, biasanya mempelajari Rangkuman
Materi Rekonsiliasi Bank di awal semester ketika pertama kali memasuki
perkuliahan.

Rangkuman Materi Rekonsiliasi Bank

Rangkuman Materi Rekonsiliasi Bank -


Kerangka Rekonsiliasi Bank
Perusahaan mengeluarkan cek/melakukan penarikan cek = bank mendebetkan = kas di
bank perusahaan berkurang -> (karena bank mengakui penarikan perusahaan sebagai
hutang bank perusahaan)

Perusahaan melakukan deposit/menyetor = Bank Mengkreditkan = Kas di bank


bertambah -> (karena bank mengakui deposit perusahaan sebagai penambahan
hutang bank terhadap perusahaan)
Rangkuman Materi Rekonsiliasi Bank - Hal-
Hal yang Mempengaruhi Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank terjadi akibat beberapa hal yang terjadi dan akhirnya
mempengaruhi saldo kas di bank milik perusahaan. Hal-hal tersebut yaitu :

Time Lag, adanya pencatatan yang terkendala waktu sehingga tidak bisa
mencatat di waktu yang sama. Contoh dari efek Time Lag yaitu :
 Perusahaan melakukan deposit kas ke bank pada hari jumat sore,
maka sesuai prosedur oleh bank akan dibukukan pada hari Senin pagi.
 Perusahaan melakukan penarikan lewat ATM setelah jam
operasional tutup akan dicatat keesokan harinya.
Error, adanya kesalahan pencatatan oleh salah satu pihak
(perusahaan/bank)
Rangkuman Materi Rekonsiliasi Bank - Prosedur
Rekonsiliasi Bank
Bagi penulis, dalam melakukan rekonsiliasi bank biasanya penulis mengikuti
prosedur yang nantinya memudahkan ketika melakukan rekonsiliasi. Langkah-
langkah rekonsiliasi bank tersebut adalah sebagai berikut :

Deposit In Transit (DIT) ,Adalah deposit atau setoran yang belum


dicatat oleh bank baik karena kendala waktu (Time Lag) ataupun situasi.
Dalam hal ini, berlaku asumsi perusahaan mencatat bahwa kas di
bank bertambah, namun menurut catatan Bank Belum. Maka cara untuk
merekonsiliasi nya adalah menambah saldo pada catatan di bank.
Out Standing Checks / Cek dalam Perjalanan ,Adalah cek beredar
yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan namun belum dicairkan ke bank.
Asumsi nya adalah perusahaan mencatat bahwa kas di bank
berkurang, tapi menurut catatan di bank belum berkurang.Maka
cara untuk berekonsiliasinya adalah melakukan pengurangan pada sisi
catatan di bank.
Error ,Adalah kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan atau
Bank.Asumsi nya adalah salah satu sisi (bank atau perusahaan) bisa
saja berkurang/bertambah.Maka cara merekonsiliasinya adalah
melakukan pengurangan atau penambahan pada salah satu sisi
catatan (bank atau perusahaan)
Bank Memo ,Memo/catatan dari bank yang diberikan kepada
perusahaan; memo ini biasanya berisi mengenai transaksi yang telah
dibukukan oleh bank, namun belum dicatat perusahaan.Jenis Memo ada
beberapa macam :
 Memo Debet = Bank telah melakukan pendebetan atas kas di
bank.
 NFS Check/Cek Kosong = Cek yang tidak cukup dananya
untuk dicairkan/ditransfer ke rekening perusahaan.
 Charge = Pembebanan yang dilakukan oleh bank ke rekening
perusahaan, contohnya beban administrasi, beban bank,beban bunga bank
dsb.
 Memo Kredit = Bank telah melakukan pengkreditan atas kas di
bank.
 Collection = Pembayaran piutang milik perusahaan (hutang
milik orang/perusahaan lain) yang dilakukan langsung ke bank (transfer
atau deposit).
 Interest = Bunga atas deposit/tabungan perusahaan.

Rangkuman Materi Rekonsiliasi Bank (1)

Asumsi yang digunakan atas memo bank yang ada di atas adalah sebagai
berikut :
NFS/Cek Kosong = Perusahaan telah menambahkan pendapatan dari
Cek kosong di pencatatan perusahaan padahal menurut bank Tidak
dapat dicairkan
Charge = Bank telah mengurangkan kas di bank, tapi menurut catatan
perusahaan belum
Collection = Bank telah menambahkan kas di bank, tapi menurut
pencatatan perusahaan belum
Interest = Bank telah menambahkan Kas di Bank, tapi menurut catatan
perusahaan belum
Cara merekonsiliasi Memo bank adalah :
Memo debet = Melakukan pengurangan pada sisi catatan perusahaan.
Memo kredit = Melakukan penambahan pada sisi catatan perusahaan.
Klik Disini untuk Download Contoh Soal dan
Jawaban Rekonsiliasi Bank

Rangkuman Materi Rekonsiliasi Bank - Begitulah tentang Rangkuman Materi


Rekonsiliasi Bank yang bisa penulis bagikan kepada para pembaca. Saran, agar
lebih memahami materi rekonsiliasi bank alangkah baiknya mengerjakan soal
latihan rekonsiliasi bank yang ada di artikel selanjutnya. sekian dari penulis dan
selamat membaca Rangkuman Materi Rekonsiliasi Bank

Kata Kunci :
materi rekonsiliasi bank dan contoh soal ,materi rekonsiliasi bank, materi
rekonsiliasi bank lengkap, materi rekonsiliasi bank akuntansi, artikel materi
rekonsiliasi bank, materi akuntansi keuangan rekonsiliasi bank, contoh materi
rekonsiliasi bank, materi kuliah rekonsiliasi bank,

Author : Murid semua guru

Anda mungkin juga menyukai