1. Pengendalian Suhu
Dengan cara memperhatikan aliran panas yang masuk ke dalam gedung dan yang
keluar dari dalam gedung. Kita akan mampu untuk mengatur suhu ruangan sesuai
dengan keinginan kita. Dimana hal ini juga berhubungan dengan indera peraba manusia,
dimana kondisi bangunan seperti rasa panas dan dingin dapat dirasakan oleh manusia.
Perasaan ini biasanya disebabkan oleh interaksi kulit manusia dengan lingkungan
melalui media udara.
Dengan mengendalikan suhu, kita akan dapat mengatur temperatur ruangan di
dalam gedung sehingga akan meningkatkan kenyamanan, kesehatan, dan produktivitas
orang yang berada di dalam bangunan tersebut. Pengaturan temperatur ruangan juga
memiliki pengaruh yang besar terhadap ketahanan dan juga terhadap pertumbuhan
jamur di dalam ruangan tersebut.
Pengendalian suhu juga sangat dibutuhkan dalam melakukan penghematan energi
yang digunakan untuk mengatur suhu seperti AC dan kipas angin. Dengan begitu akan
mengurangi dampak lingkungan yang didapat dari pemakaian energi tersebut.
2. Pengendalian Kelembaban
Dalam mengatasi jamur dan bau dalam ruangan, perlu diperhatikan pengaruh
kelembaban yang menjadi faktor utama berkembang biak nya jamur di suatu tempat.
Semakin lembab suatu tempat maka semakin banyak kandungan molekul air di tempat
itu.
Dimana hal ini akan menimbulkan berbagai permasalahan bau dikarenakan interaksi
molekul air dengan benda-benda di dalam ruangan. Misalkan interaksi air dengan besi
yang akan menimbulkan karat, inilah alasan mengapa di setiap ruangan komputer
biasanya dipasangi AC.
Kelembaban bisa berasal dari berbagai hal misalnya dari air hujan, salju, air tanah,
uap air, atau dari kandungan air di dalam bangunan. Jadi, sebuah gedung yang memiliki
kelembaban yang tinggi menandakan terjadinya penurunan kualitas bangunan.
3. Aliran Udara
Sirkulasi udara pada sebuah bangunan memiliki dampak yang besar dalam membawa
debu, kotoran, panas, suara, dan molekul air ke dalam bangunan. Oleh sebab itu
sangatlah penting untuk melakukan pengendalian aliran udara pada sebuah bangunan.
Karena hal tersebut mampu meningkatkan kenyamanan, mencegah debu dan kotoran
masuk, dan mengoptimalkan penggunaan energi untuk mengatur aliran udara.
Perpindahan aliran udara biasanya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Udara akan
bergerak jika terdapat perbedaan tekanan antara tekanan di luar bangunan dan di dalam
bangunan. Pergerakan aliran udara ini kita bisa atur dengan mengatur letak ventilasi
udara atau dengan menembahkan ventilasi buatan seperti air conditioner (AC) jika
memang diperlukan.
4. Akustik
Akustik ruang sangat dibutuhkan pada bangunan yang membutuhkan pengendalian
bising agar dapat berkomunikasi secara secara langsung dengan suara. Seperti di
gedung pertemuan, teater, ruang kelas dan hampir di setiap banguan yang dibuat
sebagai tempat berkumpul.
Akustik ruang mempelajari dari mana suara itu muncul, bagaimana perjalanan suara
tersebut, dan bagaimana suara tersebut didengar oleh telinga manuusia. Sebagai contoh,
bangunan yang berada di tepi jalan raya akan mengalami gangguan yang timbul dari
suara kendaraan bermotor, sehingga dibutuhkan barrier agar perjalanan suara tersebut
terpotong, sehingga manusia di dalam gedung tidak mendengar suara bising dari mobil
dan motor yang melintas.
5. Pencahayaan
Pencahayaan sangat erat hubungannya dengan kenyamanan visual atau indera
penglihatan manusia yaitu mata. Dimana juga terdapat standarisasi nilai iluminasi pada
bangunan yang mengatur besarnya penggunaan cahaya pada berbagai macam
bangunan. Semisal pada bangunan yang diperuntukkan sebagai tempat belajar
mengajar, membutuhkan pencahayaan yang agar murid dapat melihat dengan jelas
tulisan di papan dan mampu mebaca dan menulis dengan baik.
Sumber cahaya sendiri terbagi menjadi dua, yaitu pencahayaan buatan dan alami.
Pencahayaan buatan berasal dari lampu, sedangkan pencahayaan alami berasal dari
sinar matahari. Penggunaan sinar matahari akan mampu menghemat listrik, karenanya
bentuk bangunan yang terbuka akan mampu dengan optimal memanfaatkan cahaya
matahari, tapi perlu diingat bahwa cahaya matahari juga berpengaruh terhadap suhu di
dalam ruangan.
Penggunaan lampu juga perlu diatur agar dapat digunakan secara efisien. Mulai dari
mengatur letak lampu, sudut kemiringan lampu, daya lampu, iluminasi lampu, dan
jumlah lampu. Dimana kesemuanya itu akan membuat lampu dapat digunakan secara
optimal dan tidak menghabiskan banyak energi listrik.
1. Garis Lintang
Garis lintang yang merupakan ukuran jarak utara atau selatan dari garis
katulistiwa berpengaruh terhadap kondisi iklim pada suatu wilayah. Pada daerah
tropis yang terletak antara 23,5°LU dan 23,5°LS menerima lebih banyak pancaran
sinar matahari, karena matahari bersinar hamper meliputi seluruh wilayah ini. Pada
daerah kutub yang wilayahnya mencakup 66,5°LU dan 66,5°LS hingga pusat kutub,
mendapatkan pancaran sinar matahari dengan sudut yang rendah dengan
menyebarkan energi pada area yang luas, itulah sebabnya daerah kutub tidak pernah
terasa hangat. Diantara daerah tropis dan kutub merupakan kawasan beriklim sedang
2. Luas Wilayah Perairan
Butuh banyak energi panas untuk menaikkan suhu pada wilayah perairan
daripada untuk menaikkan suhu di daratan, begitu juga wilayah perairan melepaskan
panas lebih banyak daripada wilayah daratan untuk menjadi dingin. Wilayah perairan
yang luas juga berpengaruh terhadap perubahan iklim di daerah pesisir yait dengan
menyerap maupun melepaskan panas. Hal ini menyebabkan daerah pesisir menjadi
hangat pada musim dingin dan lebih dingin pada musim panas dibandingkan dengan
wilayah daratan pada rentang garis lintang yang sama.
3. Daerah Pegunungan/ Dataran Tinggi
Pada posisi garis lintang yang sama, iklim di pegunungan lebih dingin daripada
wilayah permukaan laut. Pada saat pancaran dari matahari diserap oleh permukaan
bumi, maka hal itu akan menyebabkan kenaikan suhu di daratan yang kemudian akan
menghangatkan atmosfer. Karena atmosfer bumi menjadi lebih tipis di dataran tinggi,
maka udara di pegunungan memiliki lebih sedikit molekul untuk enyerap panas.
4. Arus Laut
Arus laut juga mempengaruhi iklim di daerah pesisir, arus hangat yang
bergerak dari wilayah katulistiwa menuju ke garis lintang yang lebih tinggi akan
menghangatkan wilayah darata yang dilalui arus tersebut. Pada saat arus dingin turun
dan mengalir menuju daerah katulistiwa, membuat udara dan iklim pada wilayah
yang dekat dengan arus tersebut menjadi dingin. Angin yang bertiup dari lautan
seringkali lebih lembab daripada yang berttiup dari daratan, oleh karena itu daerah
pesisir memiliki iklim lebih basah dari tempat yang lebih jauh lagi di daratan.
5. Bayangan Hujan (rain shadows)
Angin yang bertiup kearah pegunungan membuat udara menjadi dingin
kemudian meneteskan kelembabannya yang berupa kabut atau hujan. Lalu diteruskan
ke sisi lain, tekanan angin yang bertiup turun dari wilayah pegunungan tersebut
menurun, menjadi lebih panas dan membuat dataran menjadi kering.
6. Perkotaan
Jalan raya, lapangan-lapangan parkir, dan gedung gedung juga dapat
menyerap energi panas, ini juga mengakibatkan suhu udara meningkat. Panas ini
terjebak dalam polusi udara, menjadikan apa yang disebut efek panas pulau (heat-
island effect). Suhu udara di kota-kota besar bias mencapai 5°C lebih tinggi dari
daerah sekitar pedesaan.
ELEMEN-ELEMEN IKLIM
Tropis dapat diartikan sebagai suatu daerah yang terletak di antara garis isotherm di
bumi bagian utara dan selatan, atau daerah yang terdapat di 23,5° lintang utara dan 23,5°
lintang selatan. Pada dasarnya wilayah yang termasuk iklim tropis dapat dibedakan menjadi:
IKLIM TAPAK
Orientasi bangunan
Pembayangan