Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


10.22 00 1/2
Ditetapkan:
Tanggal terbit: Direktur
Standar Prosedur
Operasional 19 januari 2019
dr. Fajri Israq, MARS

Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan yang digunakan sebagai


barier untuk melindungi petugas dan pasien kesehatan dari resiko
PENGERTIAN pajanan terhadap benda/bahan berbahaya seperti bahan infeksius
(darah/cairan tubuh), pajanan termal dan radiasi, trauma mekanik,
kimia dan lain-lain baik akibat percikan, kejatuhan atau tumpahan.
1. Melindungi petugas dan pasien dari perpindahan
mikroorganisme
TUJUAN 2. Mencegah infeksi silang
3. Memberikan jaminan keamanan petugas saat bekerja dalam
kondisi resiko
SK direktur No : 184/Dir/SK/RSGH/I/2019 tentang pedoman
KEBIJAKAN
manajemen resiko
PROSEDUR 1. Sarung Tangan
o Sarung tangan tersedia disemua unit kerja
o Pakai sarung tangan bila mungkin terkontaminasi darah,
cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi,
mukus membran dan kulit yang tidak utuh, kulit utuh yang
potensial terkontaminasi.
o Cara memakai sarung tangan memakai prinsip skin to skin,
glove to glove sesuai dengan SPO penggunaan sarung
tangan
o Jenis Sarung Tangan :
1) Sarung tangan steril
2) Sarung tangan bersih non steril
3) Sarung tangan rumah tangga
4) Sarung tangan steril digunakan untuk tindakan bedah atau
perasat yang memerlukan teknik steril
o Sarung tangan bersih non steril untuk prosedur diagnostik
dan tindakan lainnya dengan teknik bersih sebagai Alat
Pelindung Diri (APD) terhadap transmisi kontak di ruangan
perawatan, dan unit lain seperti di Instalasi Gizi dalam
pengolahan bahan makanan
o Pakai sarung tangan sesuai ukuran tangan dan jenis tindakan
o Penggunaan sarung tangan bersih non steril hanya satu kali
pakai untuk satu perasat pada satu orang pasien.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


10.22 00 2/2
Ditetapkan:
Tanggal terbit: Direktur
Standar Prosedur
Operasional 19 januari 2019
dr. Fajri Israq, MARS

o Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh


terkontaminasi ke area bersih
o Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum
menyentuh benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi,
sebelum beralih ke pasien lain
o Jangan memakai satu sarung tangan untuk pasien yang
berbeda
o Tidak dibenarkan mencuci sarung tangan non steril untuk
pemakaian ulang
o Sarung tangan rumah tangga digunakan untuk prosedur
penanganan kebersihan lingkungan; penanganan
sampah/limbah, pengelolaan linen, dan pemrosesan
peralatan serta kegiatan pemeliharaan sarana prasarana
rumah sakit
o Setelah selesai penggunaan sarung tangan dibuang ke tempat
sampah sesuai dengan jenis sampah dan kontamisasinya.
o Bila sarung tangan terkontaminasi darah, ekskreta, atau
cairan tubuh pasien terutama penderita HBV, HCV atau HIV,
langsung dibuang sebagai sampah infeksius (kuning)
o Bila terpapar bahan sitostatika dan radiasi dibuang ke tempat
sampah radiasi (ungu)
o Bila digunakan sebagai pengolah bahan makanan dibuang ke
tempat sampah biasa (hitam)
o Selalu perhatikan tangan pasca melepas sarung tangan
adakah tanda-tanda kebocoran sarung tangan pada tangan.
o Lakukan prosedur kebersihan tangan segera setelah
melepaskan sarung tangan
o Jenis dan bahan sarung tangan rumah tangga disesuaikan
dengan potensi hazard yang akan dicegah
o Sarung tangan rumah tangga dapat dipakai ulang bila tidak
ada kebocoran dan telah melalui proses dekontaminasi dan
pembersihan
2. Penggunaan Pelindung Wajah (Masker, Goggle, Visor)
o Pakai Pelindung wajah untuk melindungi konjungtiva,
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


10.22 00 3/2
Ditetapkan:
Tanggal terbit: Direktur
Standar Prosedur
Operasional 19 januari 2019
dr. Fajri Israq, MARS

mukus membran mata, hidung, mulut selama melaksanakan


prosedur dan aktifitas perawatan pasien yang berisiko terjadi
cipratan/semprotan dari darah, cairan tubuh, sekresi,
ekskresi.
o Pilih masker sesuai tindakan yang akan dikerjakan, masker
bedah/masker biasa dapat dipakai untuk mencegah transmisi
melalui droplet saat kontak erat (< 3 m) dari pasien saat
batuk/bersin, masker N95 dipakai untuk mencegah transmisi
melalui Airborne (udara) seperti : TBC, cacar air/varicella.
o Pakai masker selama tindakan yang menimbulkan aerosol
walaupun pada pasien tidak diduga infeksi.
o Masker digunakan untuk melindungi mulut dan hidung
petugas dari aerosolisasi bahan/gas berbahaya, droplet dan
airborne serta bau
o Masker tersedia dalam bentuk : masker bedah/masker biasa,
masker bedah dengan pelindung mata dan masker N95.
o Masker bedah/masker biasa tersedia di semua unit kerja
o Masker bedah dengan pelindung mata hanya tersedia di
Kamar Operasi.
o Masker N95 hanya disediakan di ruangan isolasi khusus
penyakit Airborne, Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi
Pemulasaran Jenazah
o Masker digunakan sekali pakai. Setelah dipakai langsung
dibuang di tempat sampah infeksius.
o Google/visor disediakan di setiap ruangan tindakan : Kamar
perasat, Kamar Operasi, Laboratorium Kateterisasi Jantung,
Kamar bersalin, Instalasi Gawat Darurat, serta Instalasi
Binatu, CSSD, Instalasi Pemeliharaan Sarana Medik dan
Non Medik dan Instalasi Pemulasaran Jenasah. Kaca mata
las tersedia di IPRS untuk melindungi retina dari cahaya
intensitas tinggi saat pekerjaan las.
o Pilih alat pelindung wajah sesuai tindakan yang akan
dikerjakan. (masker untuk melindungi mukosa hidung dan
mulut, goggle untuk melindungi mukosa mata dan visor
untuk melindungi seluruh wajah)
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


10.22 00 4/2
Ditetapkan:
Tanggal terbit: Direktur
Standar Prosedur
Operasional 19 januari 2019
dr. Fajri Israq, MARS

o Bila melakukan tindakan pada pasien dengan airborne


disease (penyakit menular lewat udara) gunakan masker
N95.
o Bila merawat pasien yang menular lewat droplet cukup
gunakan masker
o bedah atau masker biasa.
o Pasang masker dengan meletakkan bagian yang berwarna
terang (putih) menempel pada wajah.
o Kencangkan tali pengikat melingkari bagian atas dan bawah
telinga sampai ke belakang kepala
o Lakukan pengepasan/fitting masker dengan hidung dan
wajah
o Pastikan masker sudah menutup hidung dan mulut.
o Setelah masker terpasang dengan baik, hindari
menyentuh/menekan permukaan masker bagian luar untuk
mencegah pori-pori masker melebar.
o Jika tidak ada kontaminasi percikan, masker dapat
digunakan maksimal 4 jam.
o Bila sudah selesai melakukan tindakan yang memerlukan
masker, masker dilepaskan
o Perhatikan pada saat membuka masker dengan cara
membuka tali bagian bawah terlebih dahulu.
o Setelah kedua tali dilepas, lipat masker sehingga bagian
yang terang terletak di bagian luar lipatan dan segera
dibuang ke tempat sampah infeksius, lakukan kebersihan
tangan
o Dilarang menggantung masker di leher atau dagu
2.1 Respirator/masker N95
o Pilih Jenis dan Ukuran Respirator/Masker N95 yang sesuai
o Lakukan pengepasan/fitting respirator/masker N95 terhadap
wajah dan hidung
o Lakukan uji kebocoran masker N95
o Bila terjadi kebocoran atur kembali posisi Masker N95 pada
wajah dan ketegangan tali pengikat. Uji kembali kerapatan
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


10.22 00 5/2
Ditetapkan:
Tanggal terbit: Direktur
Standar Prosedur
Operasional 19 januari 2019
dr. Fajri Israq, MARS

respirator/masker N95 atau ganti dengan masker N95


dengan tipe dan ukuran lainnyayang sesuai.
o Setelah selesai penggunaan, Masker N95 bekas pakai
dibuang ke tempat sampah Infeksius.
o Semua alat pelindung mata dianggap terkontaminasi jika
digunakan untuk penanganan pasien. Bila kontaminasi tidak
jelas, maka goggle dibersihkan dengan larutan chlorine
0,05%
o Bila Kontaminasi jelas atau dengan pasien HBV/HCV/HIV,
maka goggle direndam dulu dalam chlorine 0,5% selama 10
menit, kemudian dibilas dengan air mengalir dicuci dengan
deterjen dan di keringkan dengan cara diangin-anginkan atau
mengikuti standar prosedur pemrosesan peralatan
3. Apron/ gaun pelindung
a. Gaun pelindung tersedia dalam bentuk :
1) Apron/Gaun Bersih non Steril
2) Schort steril/Gaun operasi
3) Apron radiologi
4) Celemek kedap air
b. Gaun pelindung tersedia di ruangan-ruangan : Kamar
Operasi, Laboratorium Kateterisasi Jantung, Kamar bersalin,
Instalasi Gawat Darurat, High Care Unit, Unit-Unit/Instalasi
Pelayanan Intensif, Ruang rawat inap, dan Rawat Jalan,
Instalasi radiologi, Instalasi Binatu, Instalasi Gizi dan
Instalasi Pemulasaran Jenasah
c. Gaun pelindung dipakai sesuai jenis kegiatan dan potensial
hazard paparannya
d. Pilih jenis gaun yang sesuai dengan tindakan yang akan
dikerjakan dan perkiraan jumlah paparan cairan yang
mungkin akan dihadapi. Bila gaun tidak tembus cairan, perlu
dilapisi apron/celemek kedap cairan untuk mengantisipasi
semprotan/cipratan cairan infeksius.
e. Gunakan gaun (bersih, tidak steril) untuk melindungi kulit,
mencegah baju menjadi kotor, kulit terkontaminasi selama
prosedur/merawat pasien yang memungkinkan terjadinya
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


10.22 00 6/2
Ditetapkan:
Tanggal terbit: Direktur
Standar Prosedur
Operasional 19 januari 2019
dr. Fajri Israq, MARS

percikan/ semprotan cairan tubuh pasien.


f. Lepaskan gaun segera setelah selesai melakukan tindakan
dan cucilah tangan untuk mencegah transmisi mikroba ke
pasien lain ataupun ke lingkungan.
g. Gunakan apron/gaun saat merawat pasien infeksi, lepaskan
gaun saat akan keluar ruang pasien.
h. Gunakan gaun sebagai penutup/pelindung pakaian atau
seragam dari percikan atau menempelnya mikroorganisme
yang terdapat dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi atau
ekskresi pada saat merawat atau mengelola peralatan pasien
yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular
melalui droplet/airborne.
i. Bila menggunakan gaun panjang (long gown), di mulai
dengan menyarungkan kedua tangan, dilanjutkan dengan
mengikatkan tali pengikat pada belakang leher dan pada
pinggang. Kemudian sarung tangan dipasang hingga ujung
pergelangan tangan gaun dilapisi oleh pangkal sarung
tangan.
j. Sebelum meninggalkan area pasien, lepaskan gaun dengan
terlebih dahulu melepaskan bagian lengan yang paling
terkontaminasi dan menggulung gaun dengan tetap menjaga
area gaun bagian dalam pada sisi luar gulungan.
k. Pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan
bagian yang potensial terkontaminasi. Lakukan kebersihan
tangan
l. Jangan memakai gaun pakai ulang walaupun untuk pasien
yang sama.
m. Setelah selesai dipakai, gaun dikelola menurut cara kerja
pemrosesan peralatan pasien atau pengelolaan linen kotor
n. Semua gaun pelindung pasca operasi atau persalinan
dianggap terkontaminasi cairan tubuh pasien dikelola
dengan cara pemrosesan alat atau linen yang telah
ditetapkan.
o. Bila terkontaminasi cairan tubuh penderita HIV, gaun
langsung dibuang sebagai sampah infeksius
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


10.22 00 7/2
Ditetapkan:
Tanggal terbit: Direktur
Standar Prosedur
Operasional 19 januari 2019
dr. Fajri Israq, MARS

4. Pelindung Kaki
a. Pelindung kaki disediakan di semua unit kerja, terutama
ruangan tindakan perasat/operatif.
b. Pelindung kaki terdiri dari : Sepatu sendal khusus
berpenutup jari, sepatu boot dan sepatu safety (heavy duty)
c. Pelindung kaki dipakai sesuai dengan potensial hazard-nya
dan hanya dipakai di dalam area tersebut, tidak boleh dibawa
keluar ruangan.
d. Sendal berpenutup jari dipakai di Kamar Operasi, Kamar
Bersalin, Ruangan Perawatan Intensif (ICU, NICU) dan
setiap orang yang masuk ruangan tersebut harus mengganti
alas kaki dengan pelindung kaki yang disediakan.
e. Sepatu Boot Kamar Operasi digunakan untuk tindakan
operatif oleh operator dan asisten dan pada ruangan isolasi
ketat terutama perawatan pasien penyakit infeksi menular
dengan virulensi tinggi
f. Sepatu boot rumah tangga digunakan untuk kegiatan
pengelolaan linen kotor, pengelolaan limbah/sampah dan
kebersihan lingkungan, dan perawatan gedung serta sarana
prasarana dan sepatu safety bagi pekerjaan lingkungan/
bangunan/ perbengkelan
g. Gunakan pelindung kaki untuk melindungi petugas dari
tumpahan/ percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan
mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau
kejatuhan alat kesehatan.
h. Pasang pelindung kaki bila terdapat risiko tumpahan/
percikan darah/ cairan tubuh lainnya atau risiko dari
kemungkinan tusukan/ kejatuhan alat kesehatan/ benda
tajam.
i. Lepaskan pelindung kaki setelah keluar ruangan, tempatkan
pelindung kaki dalam wadah rendaman berisi larutan
disinfektan (klorin 0,5%) untuk pemrosesan selanjutnya.
Lakukan kebersihan tangan
j. Pastikan pelindung kaki didekontaminasi tiap hari setiap
selesai pemakaian.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


10.22 00 8/2
Ditetapkan:
Tanggal terbit: Direktur
Standar Prosedur
Operasional 19 januari 2019
dr. Fajri Israq, MARS

k. Alat pelindung kaki dianggap terkontaminasi jika digunakan


untuk penanganan pasien. Bila kontaminasi tidak jelas, maka
dapat dibersihkan dengan larutan chlorine 0,05%
l. Bila terkontaminasi cairan tubuh pasien harus dibersihkan
dengan larutan chlorin 0,5% bila kontaminasi banyak sekali,
maka alas kaki direndam dengan chlorine 0,5% selama 10
menit kemudian dibilas, lalu dicuci dengan deterjen,
dikeringkan dengan diangin-anginkan.
5. Pelindung kepala (Topi/Helmet)
a. Pelindung kepala digunakan untuk menutup rambut dan kulit
kepala petugas agar tidak masuk ke dalam luka selama
pembedahan dan melindungi kepala petugas atau ke dalam
bahan makanan/minuman, melindungi dari percikan darah
atau cairan tubuh yang menyemprot, atau helmet untuk
melindungi kepala petugas dari benturan akibat
kejatuhan/tertimpa bahan/benda
b. Pelindung kepala tersedia dalam bentuk :
1) Topi bedah
2) Topi koki
3) Helmet
c. Topi bedah tersedia di semua unit kerja, terutama ruangan
tindakan perasat/operatif.
d. Topi koki digunakan di Instalasi Gizi untuk petugas
pengolah bahan makanan
e. Helmet digunakan di Instalasi Pemeliharaan Sarana Medik
dan Non Medik dan petugas pengelola sampah/limbah
f. Gunakan penutup kepala untuk mencegah nya
mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas
jatuh mengkontaminasi alat-alat/area steril dan juga
sebaliknya untuk melindungi kepala/rambut petugas dari
percikan bahan-bahan dari pasien atau untuk melindungi
kepala petugas dari benturan akibat kejatuhan/tertimpa
bahan/benda
g. Pasang penutup kepala dengan baik, kencangkan tali
pengikat dengan kedua tangan.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


10.22 00 9/2
Ditetapkan:
Tanggal terbit: Direktur
Standar Prosedur
Operasional 19 januari 2019
dr. Fajri Israq, MARS

h. Lepaskan penutup kepala setelah meninggalkan ruangan.


Lakukan kebersihan tangan
i. Pelindung kepala dispossable (topi bedah) digunakan sekali
pakai dan setelah pemakaian dibuang ke tempat sampah
infeksius
j. Setelah dipakai maka tergantung tingkat kontaminasi,
penanganannya mengacu kepada SPO pemrosesan peralatan,
bila masih bersih dan tidak terkontaminasi Penggunaan
Penutup Kepala.
6. Pakaian kerja khusus
a. Pakaian kerja khusus disediakan pada zona clean dan semi
clean, terutama di ruangan tindakan/operatif, ruangan
perawatan khusus, perawatan intensif dan high care unit.
b. Pakaian kerja khusus tidak boleh dibawa keluar dari unit
kerja.
c. Bila memang dibutuhkan sewaktu-waktu untuk keluar
ruangan maka Pakaian kerja khusus harus dilapisi dengan
gaun pelindung khusus untuk keluar ruangan.
d. Gaun Pelindung untuk masuk dan keluar ruangan dibedakan
menurut warnanya : Kuning atau Biru untuk Gaun Keluar,
Hijau atau Putih untuk gaun ke dalam/masuk ruangan.
e. Pengelolaan Pakaian kerja khusus ini setelah pemakaian
merujuk kepada prosedur pengelolaan linen.

Anda mungkin juga menyukai