Lapsus Hemi RS Faisal
Lapsus Hemi RS Faisal
Fungsional Gerak akibat Hemiparese sinistra post NHS (Non Hemoragic Stroke) di rs
islam faizal Makassar” telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan praktek klinik di Rumah Sakit islam faizal, mulai tanggal 11
Mengetahui,
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
sinistra post Non Hemoragic Stroke post NHS (Non Hemoragic Stroke) di Rs Islam
Faizal Makassar”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan klinik ini masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu penulis menerima segala saran dan kritik yang
membangun, agar dalam penyusunan laporan kasus selanjutnya dapat lebih baik dan
mudah-mudahan laporan kasus ini dapat berguna bagi kemajuan ilmu fisioterapi.
Penulis.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Stroke adalah serangan di otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat atau
pecahnya pembuluh darah otak sehingga menyebabkan sel-sel otak tertentu kekurangan
darah, oksigen atau zat-zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel tersebut
Haemoragik dan Stroke Non Haemoragik (Sidharta, 2000). Stroke hemoragik yaitu
suatu kerusakan pembuluh darah otak, sehingga menyebabkan perdarahan pada area
tersebut. Hal ini menyebabkan gangguan fungsi saraf (Haryono, 2002). Stroke Non
Haemoragik yaitu gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh
darah otak sehingga distribusi oksigen dan nutrisi ke area yang mendapat suplai
Stroke merupakan satu masalah kesehatan yang besar dalam kehidupan modern
saat ini. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena
serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan
maupun berat. Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan
hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia
muda dan produktif. Stroke dapat menyerang setiap usia, namun yang sering terjadi
pada usia di atas 40 tahun. Angka kejadian stroke meningkat dengan bertambahnya usia,
3
makin tinggi usia seseorang, makin tinggi kemungkinan terkena serangan stroke
Di Indonesia, belum ada data epidemologis stroke yang lengkap, tetapi proporsi
penderita stroke dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Hal ini terlihat dari laporan
Indonesia. Hasil survei itu menunjukkan terjadinya peningkatan antara 1984 sampai
1986, dari 0,72 per 100 penderita pada1984 menjadi 0,89 per 100 penderita pada 1986.
Di RSU Banyumas, pada 1997 pasien stroke yang rawat inap sebanyak 255 orang, pada
1998 sebnyak 298 orang, pada 1999 sebanyak 393 orang, dan pada 2000 sebanyak 459
paling sering pada golongan umur diatas 45 tahun Di negara industri stroke merupakan
(Lumbantombing, 1984).
Bencana Peredaran Darah Otak (BPDO) sering dikenal dengan nama stroke atau
umur diatas 45 tahun. Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak
progresif cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak non traumatik (Mansjoer, 2000). Stroke dibedakan
pembuluh darah pada otak. Otak sangat sensitif terhadap perdarahan dan kerusakan
4
dapat terjadi dengan sangat cepat. Perdarahan didalam otak dapat mengganggu jaringan
disebut hematoma. Perdarahan juga meningkatkan tekanan pada otak dan menekan
menyebabkan iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah
lama beristirahat baru bangun tidur atau di pagi hari yang tidak terjadi perdarahan pada
otak.
5
BAB II
ANATOMI FISIOLOGI
Sistem saraf pusat meliputi otak (bahasa latin ;ensephalon) dan sum-sum
membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut
meningitis.
6
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf
tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar
atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum
a. Otak
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks
otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian
7
Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi.
bagian belakang.
depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur
8
(Gambar 2.2 Mensensefalon)
otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada
9
dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.
kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan
10
B. Sum-sum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)
kabel putih yang memanjang dari medula oblongata turun melalui tulang
merupakan bagian utama dari sistem saraf pusat yang melakukan impuls
Vaskularisasi otak
permanen yang berat didalam kortek kucing setelah sirkulasi darah otaknya
tubuh.
Pengaliran darah keotak dilakukan oleh dua pembuluh arteri utama yaitu
11
Keempat arteria ini terletak didalam ruang subarakhnoid dan cabang-
circulus willisi. Arteri carotis interna, arteri basilaris, arteri cerebri anterior,
kegiatam metabolisme pada bagian tertentu dan ini berkaitan dengan banyak
subscortex.
12
BAB III
PATOLOGI TERAPAN
A. Definisi Kasus
otak. Sebutan yang terakhir ini mungkin lebih tepat karena stroke adalah suatu
kondisi yang ditandai dengan serangan otak akibat pukulan telak yang terjadi
kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan darah otak non traumatik.
Bila gangguan peredaran darah otak ini berlangsung sementara, beberapa detik
hingga beberapa jam (kebanyakan 10-20 menit), tapi kurang dari 24 jam, disebut
(FKUI, 2000). Munculnya tanda dan gejalan fokal atau global pada stroke
disebabkan oleh penurunan aliran darah otak. Oklusi dapat berupa trombus,
satu daerah percabangan pembuluh darah di otak tersebut (Bruno et al., 2000).
B. Patologi
Stroke non hemoragik dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosit
serebri, umumnya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur pada
13
pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboi berasal dari trombus di
jantung yang terlepas yang merupakan perwujutan penyakit jantung. Stroke non
haemoragik akibat emboli. Emboli terjadi karena adanya kelainan dari arteria
darah yang terbawa aliran darah dari bagian tubuh lain ke dalam otak. Biasanya
dari jantung, emboli dapat berupa jendalan darah, kristal kolesterol, deposit
C. Etiologi
darah di otak Anda. Penyebab kedua, adalah gumpalan yang terbentuk di tempat
lain dan terbawa melalui pembuluh darah menuju ke otak. Gumpalan darah
tersebut dapat menghentikan aliran darah menuju bagian otak tertentu. Stroke
non hemoragik adalah jenis stroke yang paling sering terjadi, yakni sekitar 87
D. Gejala
Gejala stroke non hemoragik atau iskemik bergantung pada bagian otak
14
Mati rasa atau terjadi kelemahan pada wajah, lengan, atau tungkai secara
tiba-tiba. Seringkali pada satu sisi tubuh saja, tapi bisa terjadi juga pada
Mengalami kebingungan.
kesulitan berjalan.
E. Faktor-faktor Resiko
Stroke tidak mengenal gender, usia, ataupun kodisi social seseorang. Jika
faktor resiko-resiko pemicu stroke dimiliki seseorang, maka suatu saat stroke
dapat terjadi pada orang yang bersangkutan. Faktor resiko terjadinya stroke
2) Penyakit kardiovaskuler
3) Kolesterol tinggi
4) Obesitas
5) Diabetes
6) Merokok.
2010).
15
F. Komplikasi
Menurut Smeltzer & Bare (2002), setelah mengalami stroke klienmungkin akan
o Hipoksia serebral
o Embolisme serebral
o Pemeriksaan penunjang
G. penatalaksanaan fisioterapi
1. Palpasi
2. Pemeriksaan Refleks
Refleks adalah respon yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar.
- Refleks Fisiologi
o APR
o KPR
Teknik :Orang coba duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga
16
patella dengan hammer sehingga terjadi ekstensi tungkai disertai
o Biceph
o Triceph
- Refleks Patologi
o Babinsky
Teknik : Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah
3. Pemeriksaan MMT
17
gravitasi dengan abduksi dan adduksi pada
fisioterapis
18
menyelesaikan gerakan
secara penuh
tiadakan
papan sendiri.
19
dengan pemeriksaan mempalpasi otot.
dapat mendeteksi
kontraksi otot
intramuscular
9 0 ( zero
Tujuan :
(ADL). Setiap item performance dinilai pada skala ini dengan 0-10 point
20
5. Infra red
6. Exercise Therapy
Streching
Rex (Strengthening)
ektremitas.
Tujuan : Mengajarkan cara berjalan yang benar agar artropi pada otot
21
BAB IV
STATUS KLINIS
B. Anamnesis Umum
Nama : Tn. L
Umur : 59 Tahun
Pekerjaan : Pensiunan
C. Anamnesis Khusus
Pernafasan : 20x/Menit
22
E. Inspeksi
a. Statis
b. Dinamis
Saat pasien berjalan kakinya diseret, tangan pasien tergantung dan tidak
a. Palpasi
Teknik :
peraba.
Temperatur suhu tubuh sisi sinistra lebih dingin dibanding sisi dekstra
saat dipalpasi
Shoulder Joint
Fleksi nyeri, tidak full nyeri, full ROM, tidak terlalu mampu
Ekstensi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Abduksi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
23
ROM ROM, soft feel 3+)
Adduksi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Endorotasi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Eksorotasi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Elbow Joint
Fleksi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Ekstensi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Endorotasi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Eksorotasi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Supinasi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Pronasi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
24
Wrist Joint
Dorso fleksi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Palmar fleksi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Ulnar deviasi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Radial deviasi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Hip Joint
Fleksi tidak nyeri, tidak Tidak nyeri, tidak tidak terlalu mampu
4-)
Abduksi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full Tidak nyeri, mampu
Adduksi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full Tidak nyeri, mampu
Endorotasi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full Tidak nyeri, mampu
25
Eksorotasi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full Tidak nyeri, mampu
Knee Joint
Fleksi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Ekstensi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Endorotasi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Eksorotasi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Ankle Joint
Dorso fleksi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Plantar Fleksi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Inversi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
Eversi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full mampu (nilai otot
26
c. Pemeriksaan sensory integrity
1. Pemeriksaan Refleks
2. Tes koordinasi
Finger to nose
Finger to finger
3. Pemeriksaan MMT
Shoulder Fleksor 3+
Ekstensor 3+
Adductor 3+
Abductor 3+
27
Elbow Fleksor 3+
Ekstensor 3+
Pronator 3+
Supinator 3+
Palmar fleksor 3+
Ulnar deviator 3+
Radial deviator 3+
Hip Fleksor 4+
Ekstensor 4+
Adductor 4+
Abductor 4+
Knee Fleksor 4-
Ekstensor 4-
Plantar fleksor 4+
Inventor 4+
Eversor 4+
28
4. Pengukuran Index Barthel
NO AKTIFITAS SCORE
DEPENDENCE INDEPENDENCE
1 PEMELIHARAAN 0 5
KESEHATAN DIRI
2 MANDI 0 5
3 MAKAN 5 10
4 TOILET 5 10
BAB)
5 NAIK/TURUN 5 10
TANGGA
6 BERPAKAIAN 5 10
7 KONTROL BAB 5 10
8 KONTROL BAK 5 10
9 AMBULASI 15
KURSI RODA 10
(BILA Px
A,BULASI
DENGAN
KURSI RODA)
10 TRANSFER 5-10 15
KURSI/BED
29
TOTAL: 100
G. Diagnosa Fisioterapi
Hemoragic Stroke
H. Problematik Fisioterapi
Activity Limitation
Impairment
Kelemahan otot tubuh sisi sinistra dengan lengan nilai 4 dan tungkai
nilai 4
Participation Restriction
otot
dan bekerja
30
J. Intervensi Fisioterapi
1. Infra Red
Teknik:
Bebaskan area yang akan diterapi dari pakaian yang menghalangi. Atur
F : 2 kali seminggu
W : 10 menit
2. Exercise Therapy
Streching
Rex (Strengthening)
Teknik:
ini 4 kali.
tahanan oleh fisioterapis, beri aba-aba untuk menahan lalu rileks kan
31
K. Home Program
bawah menjadi 4
32
tangga sudah mandiri serta
sudah tidak
lain
33
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
pembuluh darah otak, sehingga menyebabkan perdarahan pada area tersebut. Hal
pembuluh darah otak sehingga distribusi oksigen dan nutrisi ke area yang
SARAN
Semoga laporan kasus ini bisa menjadi bahan referensi pembelajaran khususnya
34
DAFTAR PUSTAKA
http://www.who.int/classification/icf/introns/icf-Eng-Intro-pdf2002.
Carr Janet H., Roberta B Shepherd, 1987, A Motor Relearning Programme for
September
tanggal 20 Septermber
Septermber
35