Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Drama

Drama berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “draomai” yang memiliki arti
berbuat atau bertindak. Kata drama juga dapat diartikan sebagai perbuatan
atau tindakan. Secara umum drama adalah suatu karya sastra berbentuk
dialog tertulis dengan maksud dipertunjukkan oleh pemeran. Drama juga
dapat diartikan sebagai cerita yang diperagakan di sebuah panggung serta
berdasarkan naskah. Pementasan naskah drama diberi istilah teater.

Dalam arti luas, drama merupakan semua bentuk pertunjukkan yang


mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan publik. Sedangkan dalam
arti sempit, drama merupakan suatu kisah hidup manusia dalam masyarakat
yang dipertunjukkan di atas panggung.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa drama merupakan suatu karangan yang


menggambarkan kehidupan dan watak manusia yang dipentaskan dalam
beberapa babak di atas panggung.

Pengertian Drama Menurut Para Ahli

 Menurut Balthazar Vallhagen, Drama adalah sebuah seni yang


menggambarkan alam dan sifat manusia dalam berbagai gerakan.
 Menurut Moulton, Drama adalah kisah hidup digambarkan secara
langung dalam bentuk tindakan.
 Menurut Seni Handayani, Drama adalah wujud komposisi berdasarkan
seni sastra dan seni pertunjukan. Sehingga drama dapat dibagi menjadi
dua jenis, yakni drama dengan bentuk teks tertulis dan drama yang
dipentaskan.
 Menurut Wildan, Drama adalah komposisi dari beberapa cabang seni,
sehingga drama dibedakan menjadi dua jenis, yakni drama dalam
bentuk teks dan drama yang dipentaskan.
 Menurut Anne Civardi, Drama adalah kisah yang diceritakan dan
digambarkan melalui kata-kata dan juga gerakan.

Struktur dan Ciri-Ciri Drama


Struktur drama terdiri dari tiga bagian sebagai berikut.

1. Prolog (adegan pembukaan).


2. Dialog (percakapan).
3. Epilog (adegan akhir atau penutup).

Sedangkan ciri-ciri drama adalah sebagai berikut.

1. Harus ada konfliks


2. Harus ada aksi
3. Harus dilakonkan
4. Tempo masa kurang daripada 3 jam
5. Tiada ulangan dalam satu masa

Jenis-Jenis Drama
Terdapat beberapa jenis drama jika dilihat dari dasar yang digunakannya.
Untuk lebih jelasnya mari kita lihat pada penjelasan di bawah ini.

Jenis Drama Berdasarkan Penyajian Kisah Drama

 Drama Tragedi, merupakan jenis drama yang bercerita tentang


kesedihan.
 Drama Komedi, merupakan jenis drama yang bercerita tentang komedi
yang penuh kelucuan.
 Drama Tragekomedi, merupakan jenis drama yang dipadukan antara
kisah drama tragedi dan komedi.
 Drama Opera, merupakan drama yang dialognya disajikan dengan
cara dinyanyikan dan diiringi musik.
 Melodrama, merupakan jenis drama yang dialog dalam dramanya
diucapkan dengan diiringi musik.
 Drama Farce, merupakan drama yang menyerupai dagelan, tapi hanya
pada beberapa bagiannya.
 Drama Tablo, merupakan jenis drama yang para pemainnya tidak
mengucapkan dialogtetapi pemain lebih pada melakukan gerakan-
gerakan.
 Drama Sendratari, merupakan penggabungan antara seni drama dan
seni tari.

Jenis Drama Berdasarkan Dari Sarana Pementasannya

 Drama Panggung, merupakan jenis drama yang hanya dimainkan di


atas panggung.
 Drama Radio, merupakan jenis drama yang tidak dapat dilihat,
sehingga penikmatnya hanya dapat didengarkan melalui radio.
 Drama Televisi, merupakan jenis drama yang hampir sama dengan
drama panggung, tetapi drama televisi tidak dapat diraba atau hanya
dapat dilihat melalui televisi.
 Film Drama, ialah jenis drama yang ditampilkan di layar lebar seperti
bioskop.
 Drama Wayang, merupakan jenis drama yang diiringi pagelaran
wayang.
 Drama Boneka, merupakan jenis drama yang tidak dimainkan oleh
aktor manusia sungguhan, akan tetapi menggunakan boneka yang
dimainkan beberapa orang.

Jenis Drama Berdasarkan Ada atau Tidaknya Naskah Drama


 Drama Tradisional, merupakan jenis drama yang dpentaskan tanpa
menggunakan naskah.
 Drama Modern, merupakan jenis drama yang dipentaskan
menggunakan naskah.

Unsur-Unsur Drama
Drama yang baik memiliki unsur-unsur sebagai berikut.

 Tema, yaitu ide pokok atau gagasan utama dalam cerita drama.
 Alur, yaitu jalannya cerita dari pertunjukkan drama yang dimulai dari
babak pertama hingga babak terakhir.
 Tokoh drama, terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh
utama disebut dengan primadona, sedangkan tokoh pembantu disebut
dengan figuran.
 Watak, yaitu perilaku yang diperankan oleh tokoh drama tersebut.
Watak terbagi menjadi dua jenis yaitu berwatak baik (protagonist) dan
berwatak jahat (antagonis).
 Latar, yaitu gambaran tempat, waktu, dan situasi dalan kisah drama
yang berlangsung.
 Amanat drama, yaitu pesan yang disampaikan oleh pengarang cerita
drama tersebut yang ditujukan untuk penonton. Amanat tersebut dapat
disampaikan melalui peran para tokoh drama tersebut.

https://www.ayoksinau.com/pengertian-drama-menurut-ahli-struktur-drama-ciri-ciri-drama-jenis-
drama-serta-unsur-unsur-drama-ayoksinau-com/21:01

PENGERTIAN DRAMA, UNSUR-


UNSUR DRAMA, CIRI-CIRI DRAMA,
DAN CONTOH JUDUL DRA MA
TUESDAY, APRIL 08, 2014
Drama berasal dari kata Yunani, draomai yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi,
dan sebagainya. Jadi, kata drama dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan.
Seraca umum, pengertian drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk
dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dikenal
dengan istilah teater. Dapat dikatakan bahwa drama berupa cerita yang diperagakan
para pemain di panggung. Selanjutnya, dalam pengertian kita sekarang, yang
dimaksud drama adalah cerita yang diperagakan di panggung berdasarkan naskah.
Pada umumnya, drama mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama
dalam arti sempit. Dalam arti luas, pengertian drama adalah semua bentuk tontonan
yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti
sempit, pengertian drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang
diproyeksikan ke atas panggung.
Pengertian drama
Drama adalah karangan yang menggambarkan kehidupan dan watak
manusia dalam bertingkah laku yang dipentaskan dalam beberapa babak.
Seni drama sering disebut seni teater.

Sejarah drama sebagai tontonan sudah ada sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita
sudah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti tertulis yang bisa
dipertanggung jawabkan mengungkapkan bahwa drama sudah ada sejak abad kelima
SM. Hal ini didasarkan temuan naskah drama kuno di Yunani.
Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa
persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa. Sejarah lahirnya drama di
Indonesia tidak jauh berbeda dengan kelahiran drama di Yunani. Keberadaan drama di
negara kita juga diawali dengan adanya upacara keagamaan yang diselenggarakan
oleh para pemuka agama. Intinya, mereka mengucapkan mantra dan doa.
Ada beberapa jenis drama tergantung dasar yang digunakannya. Dalam
pembagian jenis drama, biasanya digunakan tiga dasar, yakni: berdasarkan penyajian
lakon drama, berdasarkan sarana, dan berdasarkan keberadaan naskah
drama. Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis,
yaitu:
 Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan
 Komedi: drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
 Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
 Opera: drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
 Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
 Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
 Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan
dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
 Sendratari: gabungan antara seni drama dan seni tari.
Berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama dibagi antara lain:
 Drama Panggung: drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
 Drama Radio: drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa
didengarkan oleh penikmat.
 Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi
tak dapat diraba.
 Drama Film: drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di
bioskop.
 Drama Wayang: drama yang diiringi pegelaran wayang.
 Drama Boneka: para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh
beberapa orang.
Jenis drama selanjutnya adalah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah
drama. Pembagian jenis drama berdasarkan ini, antara lain:
 Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
 Drama Modern: tontonan drama menggunakan naskah.

UNSUR-UNSUR DRAMA (TOKOH, LATAR,


DAN AMANAT DRAMA)

Indikator : Disajikan teks drama, siswa dapat :


 Menentukan tokoh utama
 Menentukan latar
 Menentukan amanat
Unsur-unsur drama
 Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama
 Alur yaitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama
hingga babak terakhir
 Tokoh drama atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu.
Tokoh utama atau peran utama disebut primadona sedangkan peran
pembantu disebut figuran
 Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak protagonis
adalah watak (periku) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya :
penyabar, kasih sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati
dan sebagainya. Sedangkan watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat
yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : sifat iri dan dengki, kejam,
penindas dan sebagainya
 Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam
cerita drama
 Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh
drama.
Perhatikan teks drama berikut !
Zaman
Karya : Sri Kuncoro
Sumber di copy dari : www.crayonpedia.org/...

Ibu : Ayah, sepertinya hujan akan turun. Lihatlah mendung itu gelap
sekali. Di
Ayah : Tenanglah Bu. Mereka, ‘kan sudah dewasa.
Ibu : Tapi, ‘kan tidak biasanya mereka pulang terlambat. Lagi pula
mendung
Ayah : Mereka toh bisa berlindung, jika nanti hujan turun dengan lebat.
Ibu : Ah, Ayah selalu begitu!
Ayah : Ah, Ibu juga selalu begitu!
(Keduanya diam, lalu anak ke-2 memasuki pintu panggung)
Ibu : Kenapa pulang terlambat, Man? Sudah makan siang, Nak?
Anak 2 : Sudah Bu. Tadi, ada demo yang menghambat lalu lintas.
Ayah : Demo tentang apa dan oleh siapa?
Anak 2 : Tidak tahu, Ya. Saya tidak peduli demo macam apa dan oleh siapa.
(Masuk ke kamar, ganti baju, dan keluar lagi).
Ibu : Kau mau kemana lagi, Man?
Anak 2 : Voli, Bu. Ada latihan di stadion.
Ibu : Mendung begitu gelap, kakakmu belum pulang. Carilah dulu!
Anak 2 : Saya sudah terlambat, Bu. Lagi pula Kakak pasti bisa menjaga diri.
Ibu : Hujan akan segera turun. Nanti dia terjebak hujan. Jemputlah dulu!
Anak 2 : Bu, saya sudah berumur 19 tahun. Jadi, saya rasa, Kakak juga
sudah
Ayah : Man, jangan kasar kepada ibumu!
(Anak 1 mendadak nyelonong masuk dan menghempaskan
tubuhnya ke
Anak 2 : Tuh, Bu, Putri Cinderela sudah kembali ke istana. Saya pergi dulu!
Anak 1 : Reseh, lu!
Anak 1 : Biasalah, Bu, memperjuangkan keadilan.
Ayah : Keadilan macam apa?
Anak 1 : Keadilan bagi rakyat jelata. Sekarang ini, ya, segala kepentingan
umum
Ibu : Kau berurusan dengan polisi?
Anak 1 : Demi keadilan, Bu.
Ibu : Jangan macam-macam kamu, ya,!
Anak 1 : Ibu jangan khawatir. Jangan panik seperti itu!
mana anak-anak?
begini dahsyat.
bukan balita lagi.
sofa)
Ibu : Dari mana kau, Martha?
sudah dimanipulasi oleh kepentingan golongan dan orang-orang
tertentu.
Tadi, ya, seandainya tidak ada bentrok dengan polisi, kami sudah
bisa
menembus gedung yang angkuh itu.
Setelah membaca kutipan naskah di atas maka kita dapat mengetahui unsur-
unsur intrinsiknya, yaitu :

 Tema : kehidupan sosial


 Tokoh : Ayah, Ibu, Anak 1(Maman), Anak 2 (Martha)
 Watak tokoh : Ibu berwatak khawatir dan penyayang, Martha berwatak
pembela keadilan
 Amanat : jika ingin beraktivitas setelah pulang sekolah (kuliah) sebaiknya
izin dahulu kepada orang tua agar mereka tidak khawatir
 Latar : Dalam rumah ketika hujan akan turun
http://ardiwasilachandra.blogspot.com/2014/04/pengertian-unsur-ciri-drama.html21:13

Anda mungkin juga menyukai