Anda di halaman 1dari 10

A.

Rumusan masalah
1. Apakah ada pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kecambah kacang hijau?
2. Bagaimana pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan
pertumbuhan kecambah kacang hijau?

B. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah perbedaan tiap-tiap media tanam memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kecambah kacang
hijau.

C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Yang menjadi variabel bebas adalah perbedaan media tanam yang akan digunakan
untuk penanaman biji kacang hijau, yaitu tanah, kapas, pasir, dan serbuk bata
2. Variabel terikat
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kecambah kacang hijau dengan media
tanam yang berbeda
3. Variabel kontrol
Intensitas cahaya, pemberian volume air, pemberian nutrisi, dan kelembapan
udara

D. Alat dan Bahan


- Alat
1. 4 gelas plastik
2. Penggaris
- Bahan
3. Media tanam tanah : pasir, kapas, tanah, serbuk batu bata
4. 16 Biji kacang hijau
5. Air
E. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memasukkan masing-masing medium (tanah, kapas, pasir, butiran bata) ke tiap-
tiap gelas plastic yang sudah diberi label. Volume dari medium harus berjumlah
sama kurang lebih ¼ bagian
3. Menaburkan 4 biji kacang hijau ke dalam tiap gelas plastik
4. Menempatkan tanaman di tempat terlindung dari sinar matahari secara langsung
5. Menyiram media tanam yang kering secara teratur
6. Mengamati perkecambahan biji dengan interval 24 jam atau sehari sekali
7. Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan

F. Pengumpulan Data

Medium Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7 Hari-8


Tanah
Kapas
Pasir
Serbuk bata

Hari-1

Hari-2
Hari-3

Hari-4

Hari-5

G. Pembahasan
1. Teori

Menurut para pendapat tokoh, perkecambahan biji merupakan bentuk awal embrio
yang berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman anakan yang sempurna
menurut Baker, 1950. Sedangkan, menurut Kramer dan Kozlowski, 1979,
perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya embrio atau keluarnya redicle dan
plumulae dari kulit biji.

Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan mengalami


perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya
penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali).
Sedangkan, perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan yang tidak
dapat diukur. Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur
apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan,
perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan
melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari awal/tunas. Seperti
pada awalnya, berkembang batang, akar, dan sebagainya. Pertumbuhan dan
perkembangan suatu kecambah biji akan selalu berbeda-beda tergantung media tanam
yang dipakai dan unsur-unsur yang terdapat dalam media tanam tersebut.

Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan


berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, sekam, kapas, dan sejenis lainnya.
Saat ini, di kehidupan sehari-hari atau dalam perkebunan, tanah selalu menjadi media
tanam bagi benih yang akan ditanam. Tapi, dalam kegiatan penelitian, siswa-siswi
selalu memakai kapas untuk perkecambahan biji mereka. Sedangkan, media tanam
yang menggunakan air biasanya dikhususkan untuk tumbuhan hidroponik.

Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara berbagai media tanam itu
berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap
perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap media
tanam mengandung unsur-unsur dan struktur yang berbeda-beda. Hal yang demikian
itu menjadi latar belakang penelitian ini dilakukan pada biji jagung, kacang tanh dan
kacang merah, sehingga dapat dimengerti apa pengaruh media tanam terhadap
perkecambahan biji tersebut.

Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik
tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya
ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti “minum”). Biji menyerap air dari
lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau
uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio
membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.

Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal.


Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat.
Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif
melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula
makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya
pecah.
Teori Media Tanam

1. Media Tanam Tanah

Tanah merupakan campuran bahan padat (organik dan anorganik), dan udara. Ketiga
fase ini saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya reaksi-reaksi bahan padat
berpengaruh terhadap kualitas udara dan air, berpengaruh terhadap pelapukan bahan,
reaksi-reaksi dari jasad renik, dan sebagainya.

Tanah sebagai salah satu faktor produksi pertanian terpenting harus dikelola dengan
tepat dan benar agar tidak mengalami kerusakan. Kerusakan pada tanah terutama
disebabkan oleh erosi. Erosi mengakibatkan kehilangan unsur hara yang diperlukan
oleh tanaman dan bahan organik, memburuknya sifat-sifat fisik tanah yang pada
akhirnya mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan rendahnya
produksi, karena telah menurunkan produktivitas.

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah tidak hanya menyediakan unsur
hara bagi tanaman, tetapi juga dapat memperbaharui sifat fisik tanah. Bahan organik
berperan sangat penting di dalam menciptakan struktur tanah yang ideal bagi
pertumbuhan tanaman, meningkatkan kemampuan tanah menahan air, meningkatkan
kapasitas infiltrasi, dan stabilitas agregat tanah dan pada akhirnya akan menurunkan
aliran permukaan dan erosi.

Media tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan atau substrat tempat
tumbuh benih yang disebarkan atau ditanam. Mengingat proses perkecambahan benih
tanaman merupakan titik awal yang sangat menentukan bagi keberhasilan suatu
pembibitan, maka perlu diperhatikan masalah pemilihan dan formulasi media
semainya. Media yang baik untuk perakaran tanaman harus mudah untuk dilalui oleh
air, menyediakan unsur hara yang diperlukan sejumlah tanaman, dan dapat
mempertahankan kelembaban. Selain itu media perakaran yang berfungsi memegang
tanaman pada tempatnya selama pertumbuhan akar, harus cukup sarang, agar aliran
udara baik, mempunyai daya menahan air tinggi, mudah dilalui oleh air, bebas hama
dan penyakit, serta tidak mengandung zat yang meracuni tanaman.
Pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada persediaan unsur hara yang
cukup dan seimbang tetapi juga harus ditunjang oleh keadaan fisik tanah yang baik.
Sifat fisik tanah berpengaruh langsung terhadap mintakat perakaran, air dan udara
tanah, yang kemudian mempengaruhi aspek-aspek biologi dan kimia tanah.
Pentingnya sifat fisik tanah dalam menunjang pertumbuhan tanaman sering tidak
disadari karena kesuburan tanah dititikberatkan pada segi kesuburan kimianya.

Disamping memberikan dukungan secara fisik pada tanaman, tanah merupakan


sumber mineral dan air bagi tanaman. Kondisi tanah dan mineral dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Lingkungan atmosfer harus tersedia pada
kedalaman yang cukup dalam tanah sehingga akar tanaman dapat memperoleh

2. Media Tanam Pasir

Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi
tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media
untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang
tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit
tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain.
Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang.
Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan
dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir
bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.

Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi
mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi
(ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis
oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan
pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang
digunakan sebagai media tanam secara tunggal.

Penggunaan pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran


bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang
disesuaikan dengan jenis tanaman.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang bersersalinitas tinggi
merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk digunakan sebagai media tanam,
kendati pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada
media tanam dapat menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ
tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya
mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).Pasir memiliki aerasi (ketersediaan
rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif
yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya
lebih cepat kering..

Pasir memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun
memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan
menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering..

3. Media Tanam Kapas

Kapas memiliki struktur kapas yang lembut, dan juga memiliki daya serap air yang
rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga kelembabannya, dan juga
memiliki persediaan air dalam jangka waktu yang lama.

Kapas (dari bahasa Hindi kapas, sendirinya dari bahasa Sanskertakarpasa) adalah
serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut
“pohon”/tanaman kapas), tumbuhan ‘semak’ yang berasal dari daerah tropika dan
subtropika. Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat
dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas
biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya).

Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat
kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin),
dan lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimerselulosa murni dan alami.
Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya
tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang
terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di
kala panas (menyerap keringat).
4. Analisis Data

Penelitian mengenai pengaruh media tanam terhadap suatu perkecambahan


kacang hijau ini, dapat diketahui bahwa daya intermolekul dan tekstur setiap
media tanam berbeda. Hal itulah yang memengaruhi pertumbuhan kecambah
kacang hijau. Jadi, rumusan hipotesis diterima karena sesuai dengan hasil
penelitian

Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman kacang hijau di ukur pertumbuhannya


dari hari 1 s/d 5 menunjukkan bahwa media tanah lebih bagus dibanding dengan
media kapas untuk media pasir masih lebih baik pertumbuhannya di banding
media bata.

Tanaman akan lebih cepat tumbuh apabila memakai media tanam berupa tanah
atau kapas. Sebaliknya, tanaman akan lebih lama tumbuhnya jika memakai media
tanam berupa batu bata. Hal ini disebabkan oleh adaya nutrisi yang cukup dari
tanah untuk proses pertumbuhan kacang hijau. Sedangkan dalam batu bata tidak
adanya unsur nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan kacang hijau.

Kapas memiliki struktur yang lembut, dan juga memiliki daya serap air yang
rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga kelembabannya, dan
juga memiliki persediaan air dalam jangka waktu yang lama. Namun karena kapas
tidak memiliki nutrisi maka kecepatan tumbuh tanaman lebih cepat pada media
tanah.

Tanah bertekstur pasir akan lebih mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi
(ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas
permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air
sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering

Pada media pasir sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara, maka kandungan
makanan bagi tanaman sangatlah sedikit, sehingga tingkat kesuburannya rendah.
Alasan media tanam tanah dan kapas lebih baik daripada pasir dan butiran bata:

 Daya intermolekul yang dimiliki oleh media tanam bertekstur pasir seperti pasir
dan butiran bata kecil. Sehingga molekul-molekulnya yang rapat dapat membuat
air sulit diserap oleh biji. Sedangkan di kapas dan tanah , molekul-molekulnya
lebih renggang sehingga biji dapat menyerap air dengan mudah.

Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, media ini memiliki aerasi
(ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas
permukaan kumulatif yang relatif kecil. Sehingga air makin sulit diserap oleh biji
dan berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air. Hal ini menyebabkan
biji Kacang Hijau akan sulit untuk berkecambah di media bertekstur pasir.

Jadi, setiap media yang berbeda pasti selalu memberikan pengaruh yang berbeda-
beda terhadap suatu perkecambahan. Karena, setiap media tanam pasti memiliki
daya intermolekul, tekstur, unsur, nutrisi dan yang lainnya berbeda-beda.

H. Kesimpulan

Dari hasil praktikum ini didapatkan simpulan sebagai berikut : Berdasarkan kecepatan
tumbuh (media tanam) tanah < kapas < pasir < butiran bata.

Jadi, media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang
Hijau. Mulai dari daya intermolekul, tekstur media tersebut, kandungan nutrisi dan zat
hara dalam media tanam, dll. Apabila media tanam memiliki daya intermolekul yang
kecil maka kecepatan perkecambahan juga akan lambat dikarenakan biji sulit dalam
menyerap air. Sedangkan, apabila daya intermolekul besar maka biji akan lebih cepat
tumbuh dan berkembang karena biji dapat menyerap air dengan mudah.

Jika dilihat dari tekstur, apabila media tanam memiliki tekstur pasir atau kasar seperti
pasir bangunan dan butiran batu bata, maka akar akan sulit mendapatkan air
dikarenakan tekstur pasir mudah kengalami kekeringan. Sedangkan, tekstur serat atau
halus membuat akar mudah mendapatkan air karena kelembaban akan terjadi dalam
jangka waktu lama.
Jika dilihat dari kandungan nutrisi dalam media tanam, tanaman akan lebih lama
tumbuhnya bahkan sama sekali tidak tumbuh jika memakai media tanam yang tidak
memiliki nutrisi seperti pasir dan butiran batu bata. Sebaliknya, jika tanaman tumbuh
dalam media yang memiliki nutrisi yang cukup seperti tanah maka tanaman akan
tumbuh lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai

  • Ayam Petelur
    Ayam Petelur
    Dokumen11 halaman
    Ayam Petelur
    Nichole Bams
    Belum ada peringkat
  • PKN
    PKN
    Dokumen6 halaman
    PKN
    Nichole Bams
    Belum ada peringkat
  • Apra
    Apra
    Dokumen10 halaman
    Apra
    Nichole Bams
    Belum ada peringkat
  • Laporan Bio Fotosintesis
    Laporan Bio Fotosintesis
    Dokumen5 halaman
    Laporan Bio Fotosintesis
    Nichole Bams
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen33 halaman
    A
    Nichole Bams
    Belum ada peringkat