I. PENGUKURAN
7.Sistem Satuan....................................................................................... 10
II. PENGATURAN
1
DASAR DASAR INSTRUMENTASI
Instrument adalah seni mengukur dan mengatur semua besaran proses. Dalam
arti luasnya adalah ilmu yang mensosialisasikan semua bidang ilmu
pengetahuan, fisika, kimia, elektronika, dan mekanika menjadi sebentuk ilmu
mengukur dan mengatur semua perubahan-perubahan bidang ilmu di atas atau
gabungannya.
Dari keterangan diatas jelas ilmu instrument terbagi menjadi dua bagian pokok
yaitu :
I. PENGUKURAN
Mengukur adalah proses mengaitkan sesuatu angka secara empirik dan objektif
pada sifat-sifat objek atau kejadian nyata sedemikian rupa sehingga angka tadi
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek atau kejadian tersebut.
Alat ukur yang dipakai harus terkait dengan objek standar yang punya daya
telusur ( Traceability) yang disahkan secara nasional dan internasional.
Traceability ini mengacu pada konvensi meter di Paris, 20 mei 1875 yang mana
menghasilkan satu kesatuan dari satuan-satuan besaran yang distandarkan
2
dengan satu sistem yaitu Sistem Internasional ( SI ). dan untuk standar nasional
ditetapkan oleh PP/UUML Pasal 8 Tahun 1981
Walaupun tiap-tiap alat ukur berbeda baik secara fungsi maupun teknisnya,
namun secara umum alat ukur terdiri dari bagian-bagian yang sama, yaitu :
3.1. Pemancar : Alat ukur ini memberikan informasi dari besaran yang
diukur sampai suatu titik atau tempat yang
dikehendaki.
3.4. Penunjuk : Alat ukur terdiri dari skala yang terkalibrasi dan
jarum penunjuk untuk analog atau digital display.
Yang dimaksud karakteristik statis ialah hal-hal yang harus diperhitungkan bila
alat ukur digunakan untuk mengukur suatu keadaan yang tidak tergantung
waktu. Karakteristik statis itu antara lain :
4
4.1.1. Kesalahan ukur ( Error )
Error didefinisikan sebagai selisih dari harga pengukuran yang dihasilkan dengan
harga sejatinya, dimana harga sejati adalah variable rata-rata dari sejumlah
pengukuran yang tak terbatas dan akan selalu berubah tergantung pada semua
aspek yang mempengaruhinya. Maka dapat dipastikan tak akan ada pengukuran
yang tak mempunyai error, baik error positif ataupun error negatif karena
diantara keduanya tidak saling menghilangkan.
Ketepatan ialah persentase dekatnya hasil pengukuran yang satu dengan hasil
pengukuran yang lain pada harga sebenarnya yang sama.
Untuk range dan span sepintas sama dan bahkan bisa disebut sama bila
ditunjukkan dengan nilai terendah yang sama, yaitu 0. Namun akan nampak
perbedaan bila nilai terendahnya bukan 0 (nol). Contoh :
Suatu alat ukur mengukur dikisaran 150 sampai 250, maka alat
ukur tersebut mempunyai range 150 sampai 250 dan mempunyai
span 100.
5
Dengan kedua contoh di atas jelas span mempengaruhi ketelitian dari alat,
semakin kecil span yang ditentukan semakin teliti hasil pengukuran yang
dihasilkan. Sedangkan pemilihan nilai range mempengaruhi span.
Readability adalah jarak terkecil dari suatu skala penunjukan yang masih bisa
didefinisikan. Kebanyakan readability yang terasa pengaruhnya pada alat ukur
analog yang biasanya mempunyai jarum penunjuk dan skala. Pada pengukuran
berbentuk digital biasanya dapat dibandingkan pada seberapa banyak digit di
belakang koma.
4.1.7 Linearitas
4.1.8 Histerisis.
4.1.9 Repeatabilitas
Repeatabilitas adalah dekatnya harga pengukuran yang dihasilkan oleh alat ukur
untuk harga masukan yang sama pada kondisi yang sama, untuk arah masukan
yang sama dan untuk seluruh daerah pengukuran. Hal ini biasanya diukur
6
sebagai ketidaktepatan tetapi dinyatakan sebagai repeatability dalam persen
span. repeatability tidak mengandung histerisis walaupun pengambilan datanya
sama.
4.2.1. Responsivenes.
Yang dimaksud kecepatan respon ialah kecepatan tanggap dari suatu alat untuk
mengikuti perubahan-perubahan harga dari besaran yang diukur.
4.2.2 Fidelity
Fidelity atau kejituan menunjukkan kelas kecepatan dan ketepatan suatu alat
mengikuti perubahan-perubahan harga besaran.
Berikut ini adalah jenis-jenis besaran proses yang lazim beredar di industri,
termasuk angka dan biaya lazimnya.
1. Tekanan 30 % 5%
2. Temperatur 30 % 5%
3. Aliran ( flow ) 25 % 50 %
4. Permukaan ( level ) 5% 10 %
5. Analyser 10 % 30 %
7
kesamaan dasar-dasar pengukurannya. Di samping itu, ada banyak cara dan
metode dari berbagai macam jenis disiplin ilmu. Berikut ini ringkasannya :
5.1 Tekanan
Yang dimaksud dengan tekanan adalah perbandingan antara gaya dengan luas
bidang dimana gaya itu bekerja. Misalnya gaya pada setiap kaki meja besarnya
adalah ( F ), sedangkan luas alas kaki mejanya adalah ( A ), maka besarnya
tekanan yang bekerja pada dasar lantai tempat kaki meja berpijak adalah :
F
P=
A
= Newton / m2
= Pascal
Pascal= 1 N / m2
bar = 105 N / m2
mm H2O = 9.81 Nm-2
mm Hg = 133 Nm-2
PSI = 6.895 K Nm-2
Kgf / cm2 = 98.1 K Nm-2
- tekanan gauge
- tekanan absolut
- tekanan vacuum
- tekanan atmosfir
a. Manometer
b. Element elastis
8
- Diaphragma
- Tabung bellow
- Tabung bourdon
5.2 Temperatur
Pengukuran laju aliran memegang peranan penting dalam proses industri, karena
dengan pengukuran ini dapat diketahui banyaknya bahan yang diperlukan proses,
quality control dan kontinuitas dari operasi proses itu sendiri. Pengukuran laju
aliran banyak caranya, oleh karena itu diperlukan pelajaran lebih lanjut untuk
memahami cara-cara tersebut.
Dalam memilih alat ukur laju aliran, kita mesti mempertimbangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi ketelitian dan kehandalan hasil pengukuran itu nanti.
Faktor-faktor itu adalah :
Berikut ini adalah beberapa metoda dan cara yang dipakai dalam mengukur laju
aliran:
d Metoda lainnya
magnetic flowmeter
turbine meter
meter weir dan flume
a. Pengukuran langsung,
dimana fluida yang akan kita ukur langsung kita terakan pada alat
ukur. Contoh: level glass, pelampung.
11
6. JENIS SINYAL
* Listrik = 4 ~ 20 mA DC
1 ~ 5 VDC
0 ~ 10 mA DC
* Komunikasi digital
7. SISTEM SATUAN
Yang tak kurang pentingnya dari mengukur adalah hasil pengukuran yang
dijabarkan secara keilmuan dan logika. Misalkan kita akan mengukur panjang
meja, maka hasil pencatatan pengukuran ialah panjang meja 200cm, dimana :
( 200 ) adalah nilai atau harga numerik dari panjang meja dan
Kita sebenarnya bisa melaporkan hasil pengukuran ini dengan 2m atau 2000mm,
maka akan jelas disini perbedaan pelaporan nilai numerik yang sebenarnya
12
intinya sama kenapa bisa demikian ? Karena semua satuan itu berdimensi sama
yaitu dimensi panjang.
Jadi bila kita mengukur besaran fisik A. bentuk yang lazim dalam melaporkan
hasilnya ialah :
A = {A}(A)
( A ) = Satuan besaran A
- suhu (0)
13
7.2.4. Dalam Radiometri
Setelah jumlah besaran dasar ditentukan kita pilih satuannya. Pilihan jumlah
satuan dasar beserta satuannya menentukan apa yang disebut Sistem Satuan.
Sistem satuan terdiri dari sejumlah satuan dasar yang diberi dimensi dan besaran
tertentu yang telah disahkan melalui kesepakatan bersama secara dibakukan
dalam ketentuannya.
Dan untuk sistem satuan yang beragam sekarang merupakan kebiasaan pasar
serta kebiasan bidang ilmu memakai satuan satuannya namun dari semua itu
mengacu pada sistem sistem yang diterangkan diatas dimana daya telusur dan
konversinya akan memenuhi ketentuan ketentuan sistem satuan dari ketiga
sistem satuan yang di perkenankan melalui konvensi meter Paris.
15
Pengaturan otomatis dapat didefinisikan sebagai teknik pengaturan dari suatu
besaran, dan yang akan menghasilkan suatu usaha sehingga dapat membatasi
penyimpangan pengukurannya terhadap suatu harga yang diinginkan proses.
Bila kita mengambil contoh dari pengaturan manual diatas dengan mengubah
tugas operator-operatornya menjadi peralatan maka operator pertama menjadi
Transmitter sebagai alat ukur, operator kedua menjadi kontroller sebagai
penghitung besarnya penyimpangan pengukuran dengan harga keinginan dan
operator ketiga menjadi element pengoreksi atau final element. Dan ini
merupakan sistem pengaturan otomatis, dimana tugas manusia dihilangkan oleh
suatu sistem pengaturan otomatis tertutup.
Maksud dan tujuan pengaturan otomatis ialah agar produksi diperoleh dengan
lebih ekonomis. Bahkan dewasa ini beberapa proses tak dapat dilakukan tanpa
pengaturan otomatis, Keuntungan dari pengaturan otomatis ialah :
2.1 Proses
Proses ialah gabungan peristiwa yang terjadi di dalam dan oleh peralatan dimana
suatu besaraan akan dikontrol. Besaran atau keadaan yang harus diukur dan
16
dikontrol. Besaran atau keadaan yang harus diukur dan dikontrol ini disebut
variable terkontrol, misalnya : aliran, temperatur, tekanan, ketinggian dan
analizer. Besaran atau keadaan yang ditentukan kontroler dan akan
mempengaruhi variable terkontrol dinamakan variable termanipulasi. Besaran
ini dibawa atau dihasilkan oleh control agent.
2.3 Kontroler
Alat yang menghasilkan aksi pengaturan sebagai fungsi dari input sinyal
kesalahan ( error signal ). Sinyal kesalahan ini ialah selisih dari harga yang
diingikan ( setpoint ) dengan hasil pengukuran. Proses pembandingannya
dilakukan oleh oleh detektor kesalahan ( Komparator) dan kemudian diperkuat
sinyalnya oleh amplifier. Kesemua alat ini merupakan bagian dari sebuah
kontroler. Kadang kadang terlihat terpisah pisah, tetapi seringkali menjadi satu,
jenis kontroler dibedakan dari cara bagaimana variable termanipulasi dihasilkan
oleh sinyal kesalahan. lebih lanjut diterangkan di bab kontroler.
17
3. JENIS LOOP PENGATURAN
Suatu sistem pengaturan proses dapat sederhana atau rumit. Sistem yang
sederhana terdiri dari satu proses dan satu loop pengatur proses dan untuk yang
rumit adakalanya satu proses diperlukan banyak loop pengatur proses ( multiple
control ). namun pada dasarnya hanya terdapat tiga jenis loop pengaturan.
Pengaturan loop terbuka ialah suatu pengaturan dimana aksi pengaturan tidak
tergantung baik pada masukan hasil pengukuran maupun dari output hasil
pengaturan. Pengaturan jenis ini didasarkan atas suatu perkiraan usaha yang
diperlukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan., jadi dasarnya berupa
ramalan. Dari ramalan ini dibuat suatu program tetap, yang mana tidak
diperlukan pengecekan terhadap proses apakah usaha pengaturan itu sudah sesui
atau belum dengan harga yang diinginkan.
18
dimana informasi dari masukan input dikontrol dengan suatu perhitungan yang
didasarkan kepada suatu model dari proses ( penelitian dan percobaan-percobaan)
yang menjadi suatu rumusan kontrol kesalahan dan data data ini di olah oleh
komputer. Pada jenis pengaturan ini dapat menghasilkan proses yang sempurna
bila pengukuran dan data reference penghitungannya benar.
Nama nama dari pengatur ini menerangkan hubungan gerak dari elemen akhir
bila besaran yang diatur ( variable termanipulasi ) berubah tinggi atau rendah
dari setpoint. Jadi hubungan Variable termanipulasi ( m ) terhadap error ( e).
Pengaturan buka tutup disebut juga pengaturan dua posisi yang mana
pengaturan mode ini merupakan mode yang paling banyak di pergunakan di
setiap industri.
Pengaturan mode ini bekerja sedemikian rupa sehingga keluaran dari pengatur
(mv) berpindah dari harga maxsimum ke harga minimum, tergantung apakah
19
variable terkontrol (e) lebih besar atau lebih kecil dari harga yang diinginkan (sp).
persamaan dari mode ini ialah :
m = M1 jika e > 0
m = M2 jika e < 0
Dikarenakan variable yang akan on atau off dengan cepat maka biasanya mode ini
ditambah dengan sistem gap histerisis, dengan demikian aksi kontrol tidak terlalu
cepat on dan off, persamaannya menjadi :
Lawan dari pengaturan on - off adalah pengaturan kontinyu atau pengaturan yang
berkesinambungan. Adapun pengaturan mode ini memiliki tiga macam element
untuk menetapkan kesinambungan dari pengaturan itu, elemen- elemen itu
antara lain :
1. Proportional ( P )
2. Integral atau Reset ( I )
3. Derivative atau Rate ( D )
4.2.1 Proportional
m
gain =
e
Perbandingan ini hanya terjadi pada suatu daerah yang dinamakan Proportional
Band dimana Porsentase perubahan masukan yang dibutuhkan untuk
20
menghasilkan keluaran pengatur 100% . Dan untuk harga masukan diluar dari
PB akan menghasilkan keluaran terendah atau tertinggi.
Hal ini dapat dilihat dari persamaan dibawah ini :
gain = 100%
PB
m 100% . e + b
=
PB
Harga bias harus selalu ada agar terjadi pengaturan yang berkesinambungan, dan bias untuk
pengaturan pneumatik biasanya 50%, dan untuk elektronik biasanya dipasangkan harga bias yang
dapat diatur.
dm 1
= e
dt Ti
- Dimana Ti adalah waktu integral atau Reset time dan persamaan ini
dapat ditulis dalam bentuk.
21
1
m = e dt
Ti
- Bila kita menganggap error konstan maka m akan naik terus sebanding
dengan waktu yang akan menghasilkan jumping output.
Dari kriteria diatas maka elemen integral tidak dapat berdiri sendiri sebagai
mode pengaturan, elemen ini harus digabungkan dengan elemen proportional
yang tidak terpengaruh gerak dinamis. dan biasannya menjadi mode pengaturan
Proportional + Integral atau ( PI ).dengan persamaan :
100% 1
m = e + 100% e dt
P.B Ti P.B
de
m = TD
dt
Dari persamaan diatas dapat diyakini bahwa elemen ini tidak dapat berdiri
sendiri sebagai mode pengaturan harus di dampingkan dengan elemen
Proportional.
22
4.2.4 Penggabungan elemen elemen pengatur
Dari ketiga elemen pengatur diatas dan contoh pegabungannya maka kebanyakan
Mode pengaturan menggabungkan ketigannya menjadi satu mode pengaturan.
Model model penggabungannya antara lain
Untuk penggabungan yang paling ideal adalah ( P+I+D ), namun biasanya dalam
praktek digunakan penggabungan ( P+I & P+D ) karena lebih ekonomis dengan
hasil yang tak jauh berbeda.
23