Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rikson Gilbert Papasi

Nim : 171031029
Kelas : C

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi Indonesia

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, adalah hukum


dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat
ini. Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis yang berarti membentuk.
Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksudkan ialah pembentukan suatu Negara
atau menyusun dan menyatakan suatu Negara.

Secara etimologis antara kata konstitusi, konstitusional dan


konstitusionalisme inti maknanya sama, namun penggunaan atau penerapan
katanya berbeda. Konstitusi adalah peraturan ketatanegaraan dalam hal ini adalah
subjek atau undang-undang dasar suatu Negara, sedangkan tindakan objek
konstitusi yang bertentangan dengan konstitusi disebut tindakan konstitusional.
Berbeda halnya dengan konstitusionalisme yaitu suatu paham mengenai
pembatasan kekuasaan dan jaminan hak-hak rakyat melalui konstitusi.

Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern pada


umumnya dipahami bersandar pada tiga elemen kesepakatan, yaitu:

 Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama,


 Kesepaktan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau
penyelenggaraan negara, dan
 Kesepakatan tentang bentuk institusi dan prosedur ketatanegaraan.

Namun berlakunya suatu konstitusi sebagai hukum dasar yang mengikat,


berdasarkan atas kedaulatan yang dianut pada suatu negara. Jika suatu negara
menganut paham demokrasi maka sumber konstitusinya berasal dari rakyat, dan
apabila yang berlaku adalah paham kedaulatan Raja, maka raja yang menentukan
berlaku tidaknya konstitusi.
Konstitusi sangat berpengaruh terhadap pembentukan sistem politik dalam
suatu Negara, selain sebagai dokumen nasional konstitusi juga menjadi alat untuk
membentuk sistem pemerintahan yang ada. Oleh karena itu UUD biasanya secara
umum akan memuat materi-materi tentang sejarah perjuangan berdirinya suatu
Negara dengan mewujudkan keinginan dan cita-cita para tokoh bangsa baik masa
sekarang maupun di masa akan datang serta pemikiran bagaimana ketatanegaraan
dalam Negara tersebut mampu membawa pada perkembangan yang lebih baik.

Pada mulanya konstitusi tentunya kebanyakan bersifat tidak tertulis, namun


seiring berkembangnya sistem hukum pemerintahan dunia menyebabkan adanya
kodifikasi terhadap hukum-hukum yang sebelumnya hanya sebuah kebiasaan
dituangkan dalam sebuah kitab undang-undang dan diiringi juga dengan
pembentukan peraturan-peraturan yang sesuai dan dibutuhkan pada masa
pembuatan undang-undang, sehingga bersifat konkrit dan memiliki kekuatan
hukum. Namun, disamping itu ada juga di beberapa Negara yang menggunakan
konstitusi tidak tertulis dalam menegakkan hukum di Negara tersebut, seperti di
Inggris, Israel, dan New Zaeland.

(Resume dari presentasi Ghoyali Rizal Muntohani).

Anda mungkin juga menyukai