PERTALITE TERHADAP KERJA MESIN DAN EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber energi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
manusia sering menggunakan sumber energi sebagai bahan bakar di antaranya: batu bara, bensin, minyak tanah, minyak diesel, solar LPG, lilin dan sebagainya. Salah satu bahan terpenting adalah bensin. Bahan bakar yang baik bila didalam mesin tidak menimbulkan ketukan (knocking) atau mempunyai angka oktan/angka efisien yang tinggi. Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, atau empat. Dewasa ini, tersedia 3 jenis bensin, yaitu Premium, Pertalite dan Pertamax. Ketiganya mempunyai mutu atau performance yang berbeda. Adapun mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakan dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan semakin tinggi nilai oktannya. Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan bakar, yaitu pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahn bakar dan dapat merusak mesin. (Aan Diana, 2013). Sebelum mengeluarkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite, Pertamina sudah memasarkan beberapa jenis BBM seperti Premium, Pertamax dan Pertamax Plus BBM jenis distilat yang memiliki warna kekuningan yang jernih. Premium mengandung oktan atau Research Octane Number (RON) sebesar 88, paling rendah di antara jenis BBM untuk kendaraan bermotor. Pertalite merupakan jenis BBM baru yang telah diluncurkan Pertamina untuk memenuhi Surat Keputusan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 313 Tahun 2013 yang isinya menetapkan standar mutu (Spesifikasi) bahan bakar minyak jenis bensin 90 yang dipasarkan di dalam negeri. Keunggulan Pertalite versi pertamina antara lain Pertalite dinilai lebih bersih dari pada Premium karena memiliki Research Octant Number (RON) di atas 88 yang terkandung dalam Premium. Kemudian harga jual Pertalite yang lebih murah ketimbang Pertamax dengan kadar RON 92, sehingga nantinya masyarakat akan mendapatkan BBM kualitas baik dengan harga lebih murah. (A.a Wira Kresna Ningrat, 2016). Unjuk kerja mesin bensin dipengaruhi oleh angka oktan bahan bakar yang digunakan, besarnya perbandingan kompresi, tingkat homogenitas campuran bahan bakar dengan udara, tekanan udara dalam bahan bakar, waktu pengapian, kondisi mesin, pembuangan hasil sisa pembakaran (emisi gas buang). Dalam proses pembakarannya, kendaraan bermotor akan mengeluarkan hasil pembakaran berupa gas buang yang mengandung berbagai pencemar (polutan) yang pada umumnya merupakan gas-gas yang berbahaya antara lain CO, HC, Sox, Nox, dan Pb. Gas karbon monoksida (CO) timbul akibat dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Hidrokarbon (HC) dipengaruhi oleh sinar matahari akan membentuk smog yang berupa gas yang sangat pedih jika mengenai mata dan juga sebagai penyebab penyakit kanker. Sulfur oksida (SO) terutama disebabkan oleh dua komponen gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur oksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3), keduanya disebut disebut sebagai (Sox). Nitrogen oksida (Nox) adalah senyawa gas yang terdapat di udara bebas (atmosfer) yang sebagian besar terdiri atas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta berbagai jenis oksida dalam jumlah lebih sedikit. Kedua maacam gas tersebut mempunyai sifat yang sangat berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Timbal (Pb) merupakan salah satu unsur kimia sebagai polutan (bahan pencemar) udara yang paling berbahaya. Timbal sering juga disebut dengan timah hitam (Pb; lead). Timbal merupakan logam yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yang berlangsung seumur hidup karena timbal berakumulasi dengan tubuh manusia. Gas-gas tersebut dapat mengganggu mahkluk hidup dan berbagai jenis material (zat). Pada konsentrasi tertentu, parameter-parameter tersebut dapat mengakibatkan kematian, sehingga pertambahan jumlah kendaraan bermotor disamping membawa manfaat juga membawa kerugian. (Zaenal Yusron, 2014) Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Namun pada era modern ini, sejalan dengan perkembangan pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, serta berkembangnya transportasi, maka kualitas udara mengalami perubahan yang disebabkan oleh terjadinya pencemaran udara (Ismiyati, Devi Marlita, 2014) Berkaitan dengan adanya perbedaan angka oktan dari suatu bahan bakar dan gas buang dari hasil pembakaran suatu mesin kendaraan bermotor maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium Dan Pertalite Terhadap Kerja Dan Emisi Gas Buang Pada Motor Bensin”.
1.2. Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh campuran bahan bakar premium dengan
pertalite sebagai bahan bakar motor bensin terhadap unjuk kerja mesin? Dan bagaimana komposisi campuran yang terbaik antara bahan bakar Premium dan Pertalite sebagai bahan bakar motor bensin terhadap emisi gas buang.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dari pengujian pengaruh campuran bahan bakar
Premium dan Pertalite terhadap unjuk kerja mesin antara lain sebagai berikut: a. Bahan bakar yang digunakan adalah campuran bahan bakar Premium dan Pertalite. b. Variasi pencampuran bahan bakar Premium dan Pertalite adalah sebagai berikut :
1. 10% Premium : 90% Pertalite (A)
2. 20% Premium : 80% Pertalite (B) 3. 30% Premium : 70% Pertalite (C) 4. 40% Premium : 60% Pertalite (D) 5. 50% Premium : 50% Pertalite (E) Dengan beban lampu 40 watt sebanyak 4 buah lampu c. Unjuk kerja mesin yang dihitung adalh sebagai berikut : 1. Daya (Brake Power). 2. Konsumsi bahan bakar spesifik. 3. Efisiensi thermal brake. d. Emisi gas buang yang diuji adalah kepekatan asap dan kabut.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran
bahan bakar premium dengan pertalite sebagai bahan bakar motor bensin terhadap unjuk kerja mesin? Dan mengetahui komposisi campuran yang terbaik antara bahan bakar Premium dan Pertalite sebagai bahan bakar motor bensin terhadap emisi gas buang?.
1.5. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai karekteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian, meskipun berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah dan posisi variabel penelitian atau metode analisis yang digunakan. Kesamaan penelitian yang dilakukan Fahron Anwar dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama menjelaskan tentang perbedaan kerja mesin dan emisi gas buang pada motor bensin , sedangkan perbedaanya yaitu peneliti mencampurkan bahan bakar premium dan pertalite untuk diteliti, sedangkan Fahron Anwar melakukan pengujian antara penggunaan bahan bakar premium dan pertalite. Berdasarkan uraian di atas, maka walau telah ada penelitian sebelumnya baik berkaitan tentang perbedaan kerja mesin dan emisi gas buang pada motor bensin, namun tetap berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dengan demikian, maka topik penelitian yang peneliti lakukan ini benar-benar asli.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat bagi beberapa pihak yang terkait
didalamnya, yaitu sebagai berikut : a. Bagi peneliti: penelitian ini memberikan manfaat bagi peneliti karena dapat mengetahui pengaruh penggunaan bahan bakar campuran Premium dengan Pertalite, terhadap kerja mesin dan dapat mengetahui komposisi campuran yang terbaik terhadap emisi gas buang pada motor bensin. b. Bagi program studi teknik mesin: hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan bagi civitas akademik Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. c. Bagi laboratorium teknik mesin: penelitian diatas dapat dijadikan bahan praktikum bagi civitas akademik Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.