Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rikson Gilbert Papasi

Nama : 171031029

PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN


PERTALITE TERHADAP KERJA MESIN DAN EMISI GAS BUANG
PADA MOTOR BENSIN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber energi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,


manusia sering menggunakan sumber energi sebagai bahan bakar di
antaranya: batu bara, bensin, minyak tanah, minyak diesel, solar LPG, lilin
dan sebagainya. Salah satu bahan terpenting adalah bensin. Bahan bakar yang
baik bila didalam mesin tidak menimbulkan ketukan (knocking) atau
mempunyai angka oktan/angka efisien yang tinggi. Bensin adalah salah satu
jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor roda
dua, tiga, atau empat. Dewasa ini, tersedia 3 jenis bensin, yaitu Premium,
Pertalite dan Pertamax. Ketiganya mempunyai mutu atau performance yang
berbeda. Adapun mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan
(knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakan dengan nilai oktan. Semakin
sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan semakin tinggi nilai
oktannya. Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan bakar,
yaitu pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang
tepat. Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahn
bakar dan dapat merusak mesin. (Aan Diana, 2013).
Sebelum mengeluarkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite,
Pertamina sudah memasarkan beberapa jenis BBM seperti Premium,
Pertamax dan Pertamax Plus BBM jenis distilat yang memiliki warna
kekuningan yang jernih. Premium mengandung oktan atau Research Octane
Number (RON) sebesar 88, paling rendah di antara jenis BBM untuk
kendaraan bermotor. Pertalite merupakan jenis BBM baru yang telah
diluncurkan Pertamina untuk memenuhi Surat Keputusan Dirjen Migas
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 313 Tahun 2013 yang
isinya menetapkan standar mutu (Spesifikasi) bahan bakar minyak jenis
bensin 90 yang dipasarkan di dalam negeri. Keunggulan Pertalite versi
pertamina antara lain Pertalite dinilai lebih bersih dari pada Premium karena
memiliki Research Octant Number (RON) di atas 88 yang terkandung dalam
Premium. Kemudian harga jual Pertalite yang lebih murah ketimbang
Pertamax dengan kadar RON 92, sehingga nantinya masyarakat akan
mendapatkan BBM kualitas baik dengan harga lebih murah. (A.a Wira
Kresna Ningrat, 2016).
Unjuk kerja mesin bensin dipengaruhi oleh angka oktan bahan bakar
yang digunakan, besarnya perbandingan kompresi, tingkat homogenitas
campuran bahan bakar dengan udara, tekanan udara dalam bahan bakar,
waktu pengapian, kondisi mesin, pembuangan hasil sisa pembakaran (emisi
gas buang). Dalam proses pembakarannya, kendaraan bermotor akan
mengeluarkan hasil pembakaran berupa gas buang yang mengandung
berbagai pencemar (polutan) yang pada umumnya merupakan gas-gas yang
berbahaya antara lain CO, HC, Sox, Nox, dan Pb. Gas karbon monoksida
(CO) timbul akibat dari proses pembakaran yang tidak sempurna.
Hidrokarbon (HC) dipengaruhi oleh sinar matahari akan membentuk smog
yang berupa gas yang sangat pedih jika mengenai mata dan juga sebagai
penyebab penyakit kanker. Sulfur oksida (SO) terutama disebabkan oleh dua
komponen gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur oksida (SO2) dan sulfur
trioksida (SO3), keduanya disebut disebut sebagai (Sox). Nitrogen oksida
(Nox) adalah senyawa gas yang terdapat di udara bebas (atmosfer) yang
sebagian besar terdiri atas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2)
serta berbagai jenis oksida dalam jumlah lebih sedikit. Kedua maacam gas
tersebut mempunyai sifat yang sangat berbeda dan keduanya sangat
berbahaya bagi kesehatan. Timbal (Pb) merupakan salah satu unsur kimia
sebagai polutan (bahan pencemar) udara yang paling berbahaya. Timbal
sering juga disebut dengan timah hitam (Pb; lead). Timbal merupakan logam
yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yang berlangsung seumur
hidup karena timbal berakumulasi dengan tubuh manusia. Gas-gas tersebut
dapat mengganggu mahkluk hidup dan berbagai jenis material (zat). Pada
konsentrasi tertentu, parameter-parameter tersebut dapat mengakibatkan
kematian, sehingga pertambahan jumlah kendaraan bermotor disamping
membawa manfaat juga membawa kerugian. (Zaenal Yusron, 2014)
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Namun
pada era modern ini, sejalan dengan perkembangan pembangunan fisik kota
dan pusat-pusat industri, serta berkembangnya transportasi, maka kualitas
udara mengalami perubahan yang disebabkan oleh terjadinya pencemaran
udara (Ismiyati, Devi Marlita, 2014)
Berkaitan dengan adanya perbedaan angka oktan dari suatu bahan
bakar dan gas buang dari hasil pembakaran suatu mesin kendaraan bermotor
maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Campuran Bahan Bakar Premium Dan Pertalite Terhadap Kerja Dan Emisi
Gas Buang Pada Motor Bensin”.

1.2. Perumusan Masalah

Bagaimana pengaruh campuran bahan bakar premium dengan


pertalite sebagai bahan bakar motor bensin terhadap unjuk kerja mesin? Dan
bagaimana komposisi campuran yang terbaik antara bahan bakar Premium
dan Pertalite sebagai bahan bakar motor bensin terhadap emisi gas buang.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dari pengujian pengaruh campuran bahan bakar


Premium dan Pertalite terhadap unjuk kerja mesin antara lain sebagai berikut:
a. Bahan bakar yang digunakan adalah campuran bahan bakar
Premium dan Pertalite.
b. Variasi pencampuran bahan bakar Premium dan Pertalite adalah
sebagai berikut :

1. 10% Premium : 90% Pertalite (A)


2. 20% Premium : 80% Pertalite (B)
3. 30% Premium : 70% Pertalite (C)
4. 40% Premium : 60% Pertalite (D)
5. 50% Premium : 50% Pertalite (E)
Dengan beban lampu 40 watt sebanyak 4 buah lampu
c. Unjuk kerja mesin yang dihitung adalh sebagai berikut :
1. Daya (Brake Power).
2. Konsumsi bahan bakar spesifik.
3. Efisiensi thermal brake.
d. Emisi gas buang yang diuji adalah kepekatan asap dan kabut.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran


bahan bakar premium dengan pertalite sebagai bahan bakar motor bensin
terhadap unjuk kerja mesin? Dan mengetahui komposisi campuran yang
terbaik antara bahan bakar Premium dan Pertalite sebagai bahan bakar motor
bensin terhadap emisi gas buang?.

1.5. Keaslian Penelitian


Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang
mempunyai karekteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian, meskipun
berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah dan posisi variabel penelitian atau
metode analisis yang digunakan.
Kesamaan penelitian yang dilakukan Fahron Anwar dengan penelitian yang
peneliti lakukan adalah sama-sama menjelaskan tentang perbedaan kerja
mesin dan emisi gas buang pada motor bensin , sedangkan perbedaanya yaitu
peneliti mencampurkan bahan bakar premium dan pertalite untuk diteliti,
sedangkan Fahron Anwar melakukan pengujian antara penggunaan bahan
bakar premium dan pertalite.
Berdasarkan uraian di atas, maka walau telah ada penelitian sebelumnya baik
berkaitan tentang perbedaan kerja mesin dan emisi gas buang pada motor
bensin, namun tetap berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dengan
demikian, maka topik penelitian yang peneliti lakukan ini benar-benar asli.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat bagi beberapa pihak yang terkait


didalamnya, yaitu sebagai berikut :
a. Bagi peneliti: penelitian ini memberikan manfaat bagi peneliti
karena dapat mengetahui pengaruh penggunaan bahan bakar
campuran Premium dengan Pertalite, terhadap kerja mesin dan
dapat mengetahui komposisi campuran yang terbaik terhadap emisi
gas buang pada motor bensin.
b. Bagi program studi teknik mesin: hasil penelitian ini dapat dijadikan
referensi tambahan bagi civitas akademik Program Studi Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
c. Bagi laboratorium teknik mesin: penelitian diatas dapat dijadikan
bahan praktikum bagi civitas akademik Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.

Anda mungkin juga menyukai