Anda di halaman 1dari 6

Solusi Permasalahan Penyelenggaraan Infrastruktur

Di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI


“BBPJN VI” Jakarta

Executive Summary

Oleh:
MOHAMMAD BAGIR

TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


DIREKTORAT JENDRAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
JAKARTA
2019
PENDAHULUAN Tantangan yang Dihadapi Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta
Pembangunan adalah usaha atau rangkaian a. Tantangan Internal
usaha pertumbuhan atau perubahan yang Dalam memenuhi target kemantapan
berencana dan dilakukan secara sadar oleh jalan sebagaimana yang telah
suatu bangsa, negara, dan pemerintah dijabarkan di atas, Balai Besar
menuju modernitas dalam rangka Pelaksanaan Jalan Nasional VI
pembangunan bangsa (nation building) (SP Jakarta menghadapi tantangan
Siagian, 1973). internal terutama berkaitan dengan
Dalam skema pembangunan, perencanaan ketersediaan dana. Anggaran dana
dan perumusan strategi adalah bagian yang terbatas menjadi tantangan
penting dalam keseluruhan prosesnya. tersendiri dalam mencapai target
Dengan adanya perencanaan yang matang, 94,35% kondisi jalan mantap.
bisa meminimalisir terjadinya hambatan, Anggaran dana yang terbatas
kendala, dan intervensi baik dari sisi teknis seringkali mengakibatkan
maupun non teknis. pemeliharaan jalan menjadi tidak
optimal. Penanganan ruas menjadi
Namun apabila hambatan, kendala, dan kurang sesuai dengan kebutuhan
intervensi tersebut terjadi, tentu pihak Balai yang disyaratkan oleh kaidah teknis.
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI juga Oleh karenanya, dilakukan prioritasi
harus mempersiapkan solusi dan jalan keluar penggunaan anggaran untuk koridor-
dari persoalan – persoalan yang terjadi. koridor dengan dampak yang tinggi
terhadap perekonomian.
PEMBAHASAN
b. Tantangan Eksternal
Permasalahan – permasalahan umum yang Selain tantangan internal, beberapa
dihadapi oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan faktor eksternal turut berpengaruh
Nasional VI dalam penyelenggaraan terhadap upaya pencapaian target
infrastruktur di wilayah DKI Jakarta, kemantapan jalan di lingkungan
Banten, dan Jawa Barat umumnya sama, Balai Besar Pelaksanaan Jalan
yaitu soal pembebasan lahan, iklim global, Nasional VI Jakarta, di antaranya
kondisi geologi, juga adanya human error. adalah :
Oleh karena itu, harus ada solusi – solusi • Kondisi Geografis
dan langkah antisipatif yang dipersiapkan Kondisi geografis merupakan
apabila hal – hal seperti itu terjadi. Berikut tantangan dalam pembangunan jalan
adalah tantangan yang dihadapi oleh Balai di Indonesia, salah satunya di
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional beserta wilayah Jawa Barat. Provinsi Jawa
kemungkinan langkah antisipatif dan Barat memiliki kondisi alam dengan
solusinya. struktur geologi yang kompleks
dengan wilayah pegunungan berada
di bagian tengah dan selatan serta Jawa Barat dan Banten. Hal ini
dataran rendah di wilayah utara, serta menjadi tantangan tersendiri bagi
memiliki kawasan hutan dengan pencapaian target kemantapan jalan
fungsi hutan konservasi, hutan di lingkungan Balai Besar
lindung dan hutan produksi yang Pelaksanaan Jalan Nasional VI.
proporsinya mencapai 22,10% dari Untuk itu perlu dilakukan upaya
luas Jawa Barat. Kondisi jalan yang pencegahan seperti peraturan sebagai
berada tepat di sisi tebing menuntut acuan pembangunan infrastruktur,
perencanaan desain jalan yang tepat, adanya teknologi modularitas, dan
pertimbangan biaya yang paling identifikasi potensi bencana pada
ekonomis, dengan penyesuaian lokasi yang akan dibangun.
desain jalan terhadap kontur tanah Kemudian dalam pencegahan
yang tepat dan aman. bencana, dengan menerapkan Siklus
Penanggulangan Bencana. Siklus ini
• Bencana Alam terdiri dari empat fase, yaitu
Daerah Jawa Barat terletak pada Pencegahan dan Mitigasi,
jalur Circum Pacific dan mediteran, Kesiapsiagaan, Tanggap Darurat,
sehingga daerahnya termasuk daerah dan Pasca Darurat.
labil yang ditandai dengan masih
banyaknya gunung berapi yang • Perubahan Iklim
masih aktif bekerja dan sering terjadi Perubahan iklim global disebabkan
gempa Bumi. Provinsi Jawa Barat antara lain oleh peningkatan emisi
memiliki curah hujan berkisar antara Gas Rumah Kaca (GRK) akibat
2000-4000 mm/th dengan tingkat berbagai aktivitas yang mendorong
intensitas hujan tinggi. Selain itu, peningkatan suhu bumi.
Pesisir Banten wilayah utara hingga Meningkatnya suhu global ini
selatan berpotensi terjadi gempa menyebabkan perubahan-perubahan
bumi tektonik dan tsunami karena yang lain, salah satunya adalah
berada pada pertemuan tiga meningkatnya intensitas fenomena
lempeng/kerak bumi aktif. Ketiga cuaca yang ekstrem. Fenomena ini
lempeng aktif tersebut adalah juga terjadi di Indonesia dengan
Lempeng Indo-Australia di bagian yang ditandai dengan tidak
selatan, Lempeng Eurasia di bagian menentunya perputaran musim hujan
utara, dan Lempeng Pasifik di bagian maupun musim kemarau. Hal ini
timur. Banjir seringkali terjadi cukup mempengaruhi pelaksanaan
hampir di semua wilayah, dari pembangunan jalan dan jembatan di
Metropolitan Jakarta hingga jalur lapangan. Cuaca yang tidak menentu
Pantura Jabar, sedangkan tanah dan hujan yang berkepanjangan
longsor banyak terjadi di lintas seringkali menyebabkan kemunduran
tengah Jawa Barat dan lintas selatan jadwal. Berkaitan dengan prediksi
cuaca, perencanaan pengerjaan dikeluarkan oleh BMKG (Badan
sebuah proyek dibagi ke dalam tiga Meteorologi, Klimatologi dan
bagian yakni pengerjaan jangka Geofisika), sebuah lembaga
panjang, pengerjaan jangka pemerintah yang bertugas
menengah, dan pengerjaan jangka melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
pendek. Sebaiknya proyek dengan di bidang meteorologi, klimatologi
pengerjaan jangka panjang dan dan geofisika. Skala waktu prediksi
pengerjaan jangka pendek dimulai di cuaca BMKG mulai dari prediksi
akhir musim penghujan atau pada harian sampai 6 bulan. Prediksi dari
masa peralihan antara musim hujan BMKG ini bisa digunakan dalam
dan musim kemarau yakni sekitar merencanakan keseluruhan jangka
bulan April-Mei. Misalnya saja pada waktu proyek, baik perencanaan
proyek pengerjaan tanah atau kerja harian, mingguan dan bulanan.
pondasi yang biasanya mengawali
sebuah proyek. Pekerjaan ini sangat Pada proyek dengan jangka waktu
dipengaruhi oleh cuaca. Pekerjaan yang panjang acapkali harus melalui
ini bisa tergolong sebagai pekerjaan pengulangan musim, misalnya saja
jangka panjang atau bisa juga proyek pembangunan bandara atau
termasuk pekerjaan jangka pendek. proyek pembangunan jalan tol yang
Jika dikerjakan di akhir musim membutuhkan waktu hingga
penghujan atau pada masa peralihan, beberapa tahun. Proyek jangka
maka diharapkan pekerjaan ini bisa panjang seperti ini perlu melakukan
lebih lancar dan cepat diselesaikan. perencanaan dengan memperhatikan
Cuaca yang mendukung membuat prediksi cuaca secara cermat. Hal ini
pengerjaan tanah dan pondasi nyaris untuk menghindari keterlambatan
tanpa hambatan dan bisa diselesaikan pelaksanaan tahapan demi tahapan
sesuai perencanaan waktu. pengerjaan.

Pada proyek jangka pendek, Proyek-proyek jangka pendek yang


pekerjaan bisa dilakukan pada bisa dikerjakan pada musim
musim penghujan tetapi dengan penghujan tentunya memiliki
memanfaatkan masa kering yang sejumlah tantangan yang harus
terjadi pada musim hujan. Pada masa disiasati. Pihak kontraktor tentu
kering ini curah hujan tidak lagi harus bekerja keras untuk
tinggi sehingga tidak begitu menemukan solusi dalam mengatasi
menghambat pekerjaan-pekerjaan rendahnya produktivitas pekerja saat
yang harus dilakukan. musim hujan. Beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk
Prediksi cuaca secara lengkap bisa mengantisipasi kondisi cuaca yang
menggunakan prediksi yang buruk antara lain:
✓ Mempersiapkan tenda khusus, selatan jawa mempunyai potensi
misalnya saja untuk peralatan, pariwisata yang tinggi selain juga
material dan juga untuk para pekerja potensi akan hasil-hasil pertanian.
✓ Pemasangan terpal pada area-area
kerja tertentu yang dikuatirkan rusak
atau membahayakan jika terkena • Permasalahan Pembebasan Lahan
hujan Pada proyek pembangunan jalan
✓ Mempersiapkan mantel hujan untuk baru maupun pelebaran jalan,
para pekerja kendala terbesar yang menghambat
✓ Menyiapkan lampu pijar dan blower pelaksanaan konstruksi adalah
fan untuk membantu proses pembebasan lahan. Pada era
pengeringan bagian-bagian proyek
reformasi dan otonomi daerah ini,
yang harus kering.
✓ Pemasangan penangkal petir demi pembebasan lahan dan permasalahan
melindungi para pekerja tanah bukanlah suatu pekerjaan yang
✓ Pembuatan saluran drainase mudah. Tidak adanya payung hukum
sementara dan melengkapinya yang kuat dan ulah calo-calo tanah
dengan pompa air semakin memperberat pekerjaan
✓ Penguatan jalan masuk menuju ke
pembebasan lahan ini. Memang Isu
lokasi pengerjaan proyek supaya lalu
lintas pekerja dan material tidak pembebasan lahan hingga kini masih
terhambat menjadi faktor penghambat terbesar
✓ Jika perlu ditambahkan lapis kedap dalam pembangunan infrastruktur,
air pada area proyek tertentu menyumbang sebesar 30% dari
✓ Melakukan modifikasi, misalnya seluruh masalah pembangunan
dengan mempercepat pemasangan infrastruktur. Persoalan pembebasan
atap pada proyek pembangunan
lahan banyak ditemukan di berbagai
gedung.
proyek infrastruktur di Indonesia.
Tentunya masih ada beberapa Pembebasan lahan merupakan
antisipasi lain yang bisa dilakukan langkah mendasar dalam
agar produktivitas kerja di musim pembangunan, Jika masalah
hujan menjadi lebih maksimal. pembebasan lahan belum selesai,
Antisipasi ini pastinya disesuaikan maka tahap pembangunan berikutnya
dengan jenis proyek yang dikerjakan
tidak dapat berjalan. Persoalan yang
dan juga lokasi proyek.
muncul dalam pembebasan lahan
• Aksesibilitas di Wilayah Selatan meliputi kurangnya alokasi dana
Jawa pembebasan lahan dan lambatnya
Kebutuhan aksesibiltas di wilayah proses pengadaan lahan. Sebelum
terpencil, tertinggal, dan masih kewenangan diberikan kepada Badan
belum berkembang secara ekonomi Layanan Umum Lembaga
harus dijawab dengan peningkatan Manajemen Aset Negara (BLU
jalan di wilayah selatan jawa baik di LMAN), pembiayaan pembebasan
Jawa Barat maupun Banten. Wilayah lahan tersebar di masing-masing
Kementerian/ Lembaga yang DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan kurang berjalan efektif
• Laporan Kinerja Unit Eselon II Balai
dan efisien. Setelah ditetapkannya
BLU LMAN sebagai satu-satunya Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI
• Firdiansyah,
badan yang membiayai pembebasan
lahan untuk PSN, maka proses Emral.https://id.beritasatu.com/home/t
pembebasan lahan menjadi lebih eknik-sipil-uph-bahas-risiko-dan-
terkoordinir dengan baik dan cepat. bencana-dalam-proyek-
Selain itu, hadirnya UU no.2/2012 konstruksi/141186
• Strong Indonesia, http://strong-
tentang Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan indonesia.com/artikel/cuaca-proyek/
• Jaka
Umum juga turut memudahkan
proses pembebasan lahan. Hal yang Suprihana.https://id.beritasatu.com/ho
perlu segera dilakukan adalah me/karut-marut-pembebasan-lahan-
ciptakan hirarki hubungan kerja untuk-kepentingan-umum/31119
• https://www.hukumonline.com/talks/ba
struktur organisasi pengadaan tanah.
Dengan adanya garis komando ca/lt587f3201836a7/kendala-dan-
tersebut maka akan tampak jelas solusi-pengadaan-tanah-untuk-bisnis-
siapa yang memimpin dan dan-investasi-serta-mekanisme-
bertanggung jawab dalam proses pembebasan-lahan
• Wahyu
pengadaan tanah. Hal lain yang perlu
dilakukan adalah sederhanakan Utomo.https://kppip.go.id/opini/tantang
proses-proses birokrasi yang tidak an-pembangunan-infrastruktur-
indonesia/
perlu terkait pengadaan tanah.
• http://bappeda.jogjaprov.go.id/berita/de
PENUTUP tail/52-strategi-penyelenggaraan-
infrastruktur-bidang-pu-untuk-
Berdasarkan permasalahan yang telah meningkatkan-kualitas-lingkungan
dijabarkan, secara umum diperlukan
koordinasi dengan pihak-pihak luar terkait
perencanaan kegiatan yang sudah
diprogramkan. pihak balai dapat lebih aktif
membantu penyelesaian administrasi
maupun koordinasi terkait perizinan dan
lahan dengan pihak eksternal. Selain itu,
target – target yang ditetapkan di awal
haruslah didahului dengan perencanaan dan
persiapan yang matang, termasuk dengan
penyiapan readiness criteria yang lengkap
dan siap untuk dieksekusi, serta perhitungan
anggaran yang tepat sasaran.

Anda mungkin juga menyukai