ISSN: 0852-3581
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/
mienunibraw@yahoo.com
ABSTRACT: The study examines fat and water content, and the level of pesticide resi-
dues in rabbit’s meat which were fed cabbage leaves waste. The materials used in the
study were 12 New Zealand White rabbits raised from 1.5 to 3 months of age. Those
rabbits were divided into 3 different groups (large, medium and small) based on their
initial body weight. The laboratory test shows there were several types of pesticide resi-
dues in the cabbage leaves and rabbit’s meat namely endosulfan, profenofos and chlor-
pyrifos. The lowest pesticide residues were found at small rabbit’s meat groups. In con-
trast, the fat content as well as the water content was found high at large rabbit’s meat
groups.
47
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54
48
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54
16.00 WIB diberi pakan hijauan sil wawancara dan data primer hasil
daun kubis. Pakan yang diberikan analisis laboratorium kemudian di ambil
sesuai dengan kebiasaan peternak hasil rataanya.
dengan memperhatikan kestabilan
ukuran berat pakan yang diberikan HASIL DAN PEMBAHASAN
dari awal penelitian hingga akhir
Keadaan umum petani kubis dan pe-
penelitian, yaitu sebanyak 40 g hi-
ternak kelinci
jauan dan 60 g konsentrat susu
Hasil wawancara terhadap 15
PAP. Air minum diberikan secara
petani kubis di Kecamatan Bumiaji Ko-
adlibitum.
ta Batu menunjukkan bahwa pada
4. Pengambilan sampel hijauan daun
umumnya pestisida yang digunakan an-
kubis dilakukan setiap hari dengan
tara lain Lantis, Daconil 75 WP, Preva-
cara mengambil 10 g sampel setiap
thon 50 SC, Curacron 500 EC, Dursban
hari selama 1 minggu. Sampel yang
200 EC, Sevin 85 WP, Dharmasan 600
terkumpul dianalisis residu pestisi-
EC, Diazinon 60 EC, dan Fastrin 100
danya di laboratorium. Sampel
EC. Pengendalian terhadap hama dan
yang diambil merupakan daun ku- penyakit yang dilakukan oleh petani
bis yang sudah menginap karena
tergantung kondisi tanaman, tetapi seca-
pengambilan daun kubis dilakukan
ra umum petani melakukan penyempro-
seminggu sekali (1x panen) yang
tan sejak tanam sampai panen. Pada
diberikan selama 7 hari penelitian.
musim hujan dilakukan 12 kali pe-
5. Pemotongan kelinci yang telah be-
nyemprotan dan pada musim kemarau
rumur 3 bulan secara serempak da-
sebanyak 6-8 kali. Sedangkan penyem-
lam satu hari pada tanggal 22 Mei protan pasca panen dilakukan 4 hari se-
2013. belum panen.
6. Pengambilan sampel daging kelinci Hasil wawancara terhadap 10
dipilih pada bagian kaki (hindleg). peternak kelinci di Kecamatan Ka-
Daging kelinci yang diambil pada rangploso Kabupaten Malang menun-
saat pemotongan dalam bentuk se- jukkan bahwa pada umumnya peternak
gar langsung dibawa ke laborato- kelinci menggunakan daun kubis seba-
rium untuk dianalisis kandungan gai pakan hijauan utama tanpa dicuci
residu pestisida, kadar air, dan ka- terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan
dar lemak.
limbah kubis mudah diperoleh dari para
petani di Kecamatan Bumiaji Kota Ba-
Variabel pengamatan tu.
Variabel yang diamati dalam
penelitian ini adalah
Kandungan residu pestisida pada ku-
1. Pengujian residu pestisida pada dag-
bis
ing kelinci. Berdasarkan analisis residu pes-
2. Pengujian kadar lemak daging ke- tisida diketahui bahwa daun kubis men-
linci. gandung berbagai macam residu pesti-
3. Pengujian kadar air daging kelinci. sida seperti endosulfan, profenofos, dan
klorpirifos. Rata-rata kandungan residu
Analisa data pertisida dalam daun kubis yang diteliti
Data yang diperoleh dianalisis dapat dilihat pada Tabel 1.
secara deskriptif dari data sekunder ha-
49
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54
50
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54
51
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54
Perbedaan kadar lemak pada ke- sekitar leher, ginjal dan jantung (Bogart,
linci dipengaruhi oleh bangsa, umur, 1981).
spesies, lokasi otot dan pakan.
Kandungan lemak tubuhnya akan Kadar air pada daging kelinci
semakin meningkat dengan Meskipun air bukan merupakan
bertambahnya berat tubuh. Soeparno sumber nutrien seperti bahan makanan
(1992) menyatakan bahwa kandungan lain, namun air merupakan salah satu
lemak tubuh akan meningkat seiring unsur penting dalam bahan makanan
dengan bertambahnya bobot tubuh. dan sangat esensial dalam kelangsungan
Distribusi lemak sangat mempengaruhi proses biokimiawi organisme hidup. Air
proporsi jaringan otot karkas sebab merupakan media yang sangat cocok
proporsi daging dan tulang akan bagi pertumbuhan bakteri pembusuk
berkurang sedangkan komponen lemak maupun mikroorganisme lainnya. Jasad
bertambah dengan meningkatnya bobot renik yang dapat membusukkan dan
karkas. Pertumbuhan lemak pada memecahkan pangan tidak akan dapat
kelinci berlangsung bila berumur lebih tumbuh jika tidak ada air. Enzim yang
dari dua bulan yaitu pada bobot sekitar dapat menyebabkan perubahan kimia
1,5-2,0 kg, tetapi lemak yang dikandung yang tidak dikehendaki juga tidak dapat
tetap lebih kecil bila dibandingkan berfungsi tanpa adanya air (Soeparno,
ternak lainnya. Perletakan lemak pada 1992). Rataan hasil pengujian kadar air
tubuh kelinci terjadi disekitar rusuk, pada daging kelinci dengan perlakuan
sepanjang tulang belakang, daerah paha, pengelompokkan bobot badan yang
berbeda disajikan pada Tabel 4.
Hasil penelitian pada Tabel 4 kelinci pada kelompok bobot badan ke-
menunjukkan bahwa rata-rata kadar air cil, yaitu sebesar 65,55+0,39 %. Soe-
pada daging kelinci tertinggi diberikan parno (1992) menyatakan faktor yang
oleh kelinci dengan kelompok bobot mempengaruhi daya ikat air daging ada-
badan besar yaitu sebesar 66,78+0,73 % lah perbedaan daya ikat air di antara
sedangkan rata-rata kadar air pada dag- otot, misalnya spesies, umur, dan fungsi
ing kelinci yang terendah diberikan oleh otot. Sedangkan pakan, transportasi,
52
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54
53
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54
54