Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3): 47 - 54

ISSN: 0852-3581
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Tingkat residu pestisida dalam daging kelinci peranakan New


Zealand White yang diberi pakan limbah pertanian kubis
(Brassica oleracea)
Sulistyaningsih, Sri Minarti dan Osfar Sjofjan

Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran Malang – Jawa Timur

mienunibraw@yahoo.com

ABSTRACT: The study examines fat and water content, and the level of pesticide resi-
dues in rabbit’s meat which were fed cabbage leaves waste. The materials used in the
study were 12 New Zealand White rabbits raised from 1.5 to 3 months of age. Those
rabbits were divided into 3 different groups (large, medium and small) based on their
initial body weight. The laboratory test shows there were several types of pesticide resi-
dues in the cabbage leaves and rabbit’s meat namely endosulfan, profenofos and chlor-
pyrifos. The lowest pesticide residues were found at small rabbit’s meat groups. In con-
trast, the fat content as well as the water content was found high at large rabbit’s meat
groups.

Keywords: rabbits, cabbage, residues, fat content and water content

PENDAHULUAN tahun dan memiliki masa panen yang


Kelinci merupakan salah satu cukup singkat (100 hari). Produksi ku-
komoditi peternakan yang dapat meng- bis di Kecamatan Bumiaji sebanyak
hasilkan daging berkualitas tinggi den- 4.815 ton dengan luas lahan 306 ha
gan cepat. Pada tahun 2007, populasi (Anonimous, 2010). Sedangkan produk-
kelinci di Jawa Timur sebanyak 144.944 tivitas tanaman kubis secara nasional
ekor yang tersebar di 13 kabupaten, sebesar 20,51 ton/ha (Dinas Pertanian
yakni Kota Batu, Magetan, Trenggalek, Kota Batu, 2012).
Blitar, Malang, Madiun, Kediri, Jember, Namun, tanaman kubis rentan
Banyuwangi, Ponorogo, Tuban, Sidoar- terhadap hama penyakit. Sejauh ini usa-
jo dan Jombang, (BPS Jatim, 2010). Pa- ha pengendalian penyakit kubis masih
kan utama kelinci di daerah Malang dan berorientasi pada penggunaan pestisida
Batu adalah hijauan yang bisa berupa sebagai bahan agrokimia. Namun pe-
rumput, leguminosa dan limbah hasil manfaatannya secara berlebihan dapat
pertanian. Salah satu limbah pertanian menimbulkan keracunan bagi manusia
yang sering dijadikan pakan hijauan ke- dan hewan non target yaitu timbulnya
linci adalah daun kubis. residu pada produk ternak dan pertanian
Ketersediaan daun kubis di dae- serta pencemaran lingkungan.
rah dataran tinggi seperti Bumiaji- Residu adalah sisa metabolit dari
Malang, Jawa Timur cukup besar kare- senyawa kimiawi hasil metabolisme
na daun kubis merupakan komoditas yang tertinggal dalam jaringan tubuh
sayuran yang selalu ditanam sepanjang seperti daging, telur, susu atau organ

47
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54

tubuh lainnya. Apabila residu terkon- 1. Menyiapkan kelinci sebanyak 12


sumsi oleh kelinci melalui konsumsi ekor dengan estimasi kelinci lepas
daun kubis, maka akan menimbulkan sapih umur 1,5 bulan
residu dalam daging kelinci sehingga 2. Pembagian kelompok kelinci me-
berpengaruh pada manusia yang meng- nurut berat badan yaitu:
konsumsi daging kelinci tersebut. Oleh a. Kelinci kecil (K) dengan bobot
karena itu, penelitian ini bertujuan un- 400-500 g
tuk mengetahui tingkat residu pestisida b. Kelinci sedang (S) dengan bo-
dalam daging kelinci peranakan New bot 500-600 g
Zealand White yang diberi pakan lim- c. Kelinci besar (B) dengan bobot
bah pertanian kubis (Brassica olera- 600-700 g
cea). 3. Survei dan wawancara kepada
petani kubis di Kecamatan Bumiaji
MATERI DAN METODE Kota Batu tentang pestisida yang
sering digunakan, cara
Lokasi penelitian penyemprotan, waktu, dan takaran
Penelitian ini dilakukan di aso- penggunaan serta frekwensi
siasi peternak kelinci “Mandiri” Desa penyemprotan mulai tanam hingga
Ngijo Kecamatan Karangploso Kabupa- masa panen kubis.
ten Malang. 4. Persiapan pengambilan daun kubis
pada saat pemanenan di Kecamatan
Materi penelitian Bumiaji Kota Batu sebagai pakan
Materi yang digunakan yaitu 12 hijauan kelinci. Pengambilan daun
ekor kelinci New Zealand White lepas kubis dilakukan seminggu 1x dalam
sapih umur 1,5 bulan yang dipelihara 1 minggu dan diberikan pada
hingga umur 3 bulan dengan diberi pa- kelinci untuk 1 minggu. Sedangkan
kan hijauan daun kubis dan konsentrat pakan konsentrat yang digunakan
susu PAP. berupa susu PAP produksi PT.
Japfa Comfeed yang diperoleh dari
Metode penelitian poultry shop setempat.
Metode penelitian yang diguna- 5. Persiapan obat berupa wormectin,
kan adalah metode percobaan. Data di- medoxi-LA, dan vitamin B komp-
peroleh dari wawancara kepada petani lek.
kubis dan peternak kelinci di lokasi pe- II. Tahap pelaksanaan meliputi:
nelitian dan dari hasil analisis laborato- 1. Pengamatan suhu dan kelembaban.
rium residu pestisida, kandungan lemak Suhu dan kelembaban dicatat dua
dan air pada daging kelinci. Data yang kali dalam satu hari yaitu pada pagi
diolah dibedakan menjadi beberapa ke- pukul 07.00 WIB dan sore hari pu-
lompok bobot badan, antara lain: besar kul 15.00 WIB.
(B), sedang (S), dan kecil (K) dengan 4 2. Penempatan ternak pada kandang
ulangan. yang telah diberi kode sebelumnya
yaitu K untuk kelinci ukuran kecil,
Desain penelitian S untuk kelinci ukuran sedang dan
Penelitian ini dibagi menjadi dua B untuk kelinci ukuran besar.
tahap yaitu tahap persiapan dan tahap 3. Pemberian pakan dilakukan dua
pelaksanaan atau pengumpulan data. kali sehari yaitu pagi pukul 08.00-
I. Tahap persiapan meliputi: 09.00 WIB diberi pakan konsentrat
susu PAP dan sore pukul 15.00-

48
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54

16.00 WIB diberi pakan hijauan sil wawancara dan data primer hasil
daun kubis. Pakan yang diberikan analisis laboratorium kemudian di ambil
sesuai dengan kebiasaan peternak hasil rataanya.
dengan memperhatikan kestabilan
ukuran berat pakan yang diberikan HASIL DAN PEMBAHASAN
dari awal penelitian hingga akhir
Keadaan umum petani kubis dan pe-
penelitian, yaitu sebanyak 40 g hi-
ternak kelinci
jauan dan 60 g konsentrat susu
Hasil wawancara terhadap 15
PAP. Air minum diberikan secara
petani kubis di Kecamatan Bumiaji Ko-
adlibitum.
ta Batu menunjukkan bahwa pada
4. Pengambilan sampel hijauan daun
umumnya pestisida yang digunakan an-
kubis dilakukan setiap hari dengan
tara lain Lantis, Daconil 75 WP, Preva-
cara mengambil 10 g sampel setiap
thon 50 SC, Curacron 500 EC, Dursban
hari selama 1 minggu. Sampel yang
200 EC, Sevin 85 WP, Dharmasan 600
terkumpul dianalisis residu pestisi-
EC, Diazinon 60 EC, dan Fastrin 100
danya di laboratorium. Sampel
EC. Pengendalian terhadap hama dan
yang diambil merupakan daun ku- penyakit yang dilakukan oleh petani
bis yang sudah menginap karena
tergantung kondisi tanaman, tetapi seca-
pengambilan daun kubis dilakukan
ra umum petani melakukan penyempro-
seminggu sekali (1x panen) yang
tan sejak tanam sampai panen. Pada
diberikan selama 7 hari penelitian.
musim hujan dilakukan 12 kali pe-
5. Pemotongan kelinci yang telah be-
nyemprotan dan pada musim kemarau
rumur 3 bulan secara serempak da-
sebanyak 6-8 kali. Sedangkan penyem-
lam satu hari pada tanggal 22 Mei protan pasca panen dilakukan 4 hari se-
2013. belum panen.
6. Pengambilan sampel daging kelinci Hasil wawancara terhadap 10
dipilih pada bagian kaki (hindleg). peternak kelinci di Kecamatan Ka-
Daging kelinci yang diambil pada rangploso Kabupaten Malang menun-
saat pemotongan dalam bentuk se- jukkan bahwa pada umumnya peternak
gar langsung dibawa ke laborato- kelinci menggunakan daun kubis seba-
rium untuk dianalisis kandungan gai pakan hijauan utama tanpa dicuci
residu pestisida, kadar air, dan ka- terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan
dar lemak.
limbah kubis mudah diperoleh dari para
petani di Kecamatan Bumiaji Kota Ba-
Variabel pengamatan tu.
Variabel yang diamati dalam
penelitian ini adalah
Kandungan residu pestisida pada ku-
1. Pengujian residu pestisida pada dag-
bis
ing kelinci. Berdasarkan analisis residu pes-
2. Pengujian kadar lemak daging ke- tisida diketahui bahwa daun kubis men-
linci. gandung berbagai macam residu pesti-
3. Pengujian kadar air daging kelinci. sida seperti endosulfan, profenofos, dan
klorpirifos. Rata-rata kandungan residu
Analisa data pertisida dalam daun kubis yang diteliti
Data yang diperoleh dianalisis dapat dilihat pada Tabel 1.
secara deskriptif dari data sekunder ha-

49
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54

Tabel 1. Kandungan residu pestisida pada kubis


Bahan Aktif Pestisida Kandungan Residu Pestisida (ppm)
Endosulfan 0,0017
Profenofos 0,0028
Klorpirifos 0,0019
Total 0,0064
Sumber : Hasil analisis penelitian (2013)

Hasil analisis laboratorium pada sebagai pengganti pestisida golongan


sampel daun kubis mendeteksi adanya organoklorin yang dibatasi
residu pestisida dimana bahan aktif penggunaannya.
profenofos memiliki kandungan yang Penelitian yang dilakukan oleh
paling besar. Hal ini karena adanya Harsojo dan Sofnie (2011)
lapisan lilin pada daun kubis sebagai menunjukkan bahwa kadar residu
tempat akumulasi pestisida. Menurut pestisida pada tomat dan kubis yang
Tarumingkeng (1992) dalam Nuraini ditanam pada musim kemarau lebih
(2002), pestisida cenderung menumpuk tinggi dibandingkan jika ditanam pada
pada lapisan lilin dan lemak-lemak musim hujan, bahkan hasil analisanya
tanaman terutama pada lapisan kulit menunjukkan kandungan yang melebihi
sehingga bersifat stabil dan persisten. batas maksimum residu pestisida pada
Jika dibandingkan dengan bahan makanan yang diperbolehkan.
standar SNI 7313:2008, residu pestisida Pencucian dapat menurunkan residu
yang terdeteksi pada sampel masih pestisida terutama yang bersifat
dibawah ambang batas residu pestisida sistemik. Penelitian Indraningsih (2006)
yang diperbolehkan dalam makanan menyatakan limbah pertanian yang akan
yakni endosulfan, klorpirifos, diberikan kepada ternak sebaiknya
profenofos berturut-turut yaitu 0,1; 1; 1 dilakukan pencucian terlebih dahulu
ppm (SNI, 2008). Kecilnya kandungan sebelum diberikan agar mengurangi
residu pestisida ini disebabkan analisis residu pestisida pada daging hasil
residu pestisida tidak dilakukan pada ternak.
daun kubis yang masih segar, tetapi
daun kubis yang sudah diinapkan Kandungan residu pestisida pada
beberapa hari. Oleh karena itu dapat daging kelinci
dijadikan acuan agar dalam pemberian Hasil analisis residu pestisida
pakan hijauan limbah pertanian daun pada daging kelinci berdasarkan
kubis perlu dilakukan pelayuan kelompok bobot badan dengan umur
beberapa hari agar memperkecil tingkat yang sama diperoleh tiga macam jenis
residu pestisida. Kandungan profenofos residu yaitu endosulfan, profenofos dan
pada sampel daun kubis berhubungan klorpirifos. Hasil rata-rata residu pesti-
dengan penggunaan pestisida golongan sida pada daging kelinci tersebut disaji-
organofosfat yang saat ini umum kan pada Tabel 2.
digunakan oleh petani di Indonesia

50
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54

Tabel 2. Kandungan residu pestisida pada daging kelinci (ppm)


Bahan Aktif Pestisida (ppm)
Kelompok
Endosulfan Profenofos Klorpirifos
Besar 0,00043 0,00091 0,0029
Sedang 0,00035 0,00040 0,0015
Kecil 0,00012 0,0014 0,0006
Sumber : Analisis Laboratorium Toksikology Fakultas Pertanian Universitas Brawi-
jaya Malang (2013)

Tabel 2 menunjukkan residu hati, adrenal dan juga dapat


pestisida yang paling rendah terdapat menimbulkan efek karsinogenik.
pada kelompok kelinci bobot kecil.
Rendahnya kandungan residu ini Kandungan lemak pada daging
berkaitan dengan pola konsumsi dan kelinci
umur ternak. Semakin meningkat umur Pengujian kadar lemak
ternak maka semakin lama ternak dalam dilakukan untuk mengetahui apakah
mengkonsumsi pakan yang pemberian pakan hijauan daun kubis
mengandung residu pestisida sehingga yang terdapat residu pestisida
penumpukan residu dalam tubuh ternak mempengaruhi kadar lemak pada
akan semakin banyak. daging kelinci. Hasil analisa rataan
Ternak yang bobotnya besar kadar lemak pada daging kelinci paling
cenderung tidak menyisakan pakan tinggi sebesar 3,28+0,17% yang
hijauan sehingga terdapat residu ditemukan pada kelompok kelinci
pestisida lebih banyak. Penelitian dengan bobot badan besar (lihat Tabel
Indraningsih dan Sani (2004) 3). Kadar lemak paling rendah sebesar
menemukan bahwa limbah daun kubis 2,80+0,08% yang diperoleh dari kelinci
yang diberikan pada sapi dapat dengan bobot badan kecil. Depo lemak
menimbulkan residu pestisida pada merupakan proses fisiologis ternak yang
daging sapi tersebut yang disebabkan berfungsi sebagai cadangan untuk
oleh cemaran pestisida pada saat menjaga panas homeostatis tubuh (De
penanaman kubis dan cemaran lahan Blass, et al., 1977).
pertanian.
Berdasarkan Standar Nasional
Indonesia, kandungan residu dalam
sampel daging kelinci ini masih aman
untuk dikonsumsi karena masih
dibawah batas yang ditentukan yaitu
endosulfan 0,2 mg/kg; profenofos 0,05
mg/kg; dan klorpirifos 0,05 mg/kg
(SNI, 2008). Manusia yang
mengkonsumsi produk hewani yang
terkontaminasi oleh residu pestisida
golongan organoklorin dalam jangka
panjang dengan jumlah yang melebihi
batas aman yang dianjurkan akan
menyebabkan gangguan pada fungsi

51
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54

Tabel 3. Kandungan lemak pada daging kelinci (%)


Kelompok Bobot Badan Kelinci Kandungan Kadar Lemak (%)
Besar 3,28 ± 0,17
Sedang 2,93 ± 0,24
Kecil 2,80 ± 0,08
Sumber : Hasil analisis penelitian (2013)

Perbedaan kadar lemak pada ke- sekitar leher, ginjal dan jantung (Bogart,
linci dipengaruhi oleh bangsa, umur, 1981).
spesies, lokasi otot dan pakan.
Kandungan lemak tubuhnya akan Kadar air pada daging kelinci
semakin meningkat dengan Meskipun air bukan merupakan
bertambahnya berat tubuh. Soeparno sumber nutrien seperti bahan makanan
(1992) menyatakan bahwa kandungan lain, namun air merupakan salah satu
lemak tubuh akan meningkat seiring unsur penting dalam bahan makanan
dengan bertambahnya bobot tubuh. dan sangat esensial dalam kelangsungan
Distribusi lemak sangat mempengaruhi proses biokimiawi organisme hidup. Air
proporsi jaringan otot karkas sebab merupakan media yang sangat cocok
proporsi daging dan tulang akan bagi pertumbuhan bakteri pembusuk
berkurang sedangkan komponen lemak maupun mikroorganisme lainnya. Jasad
bertambah dengan meningkatnya bobot renik yang dapat membusukkan dan
karkas. Pertumbuhan lemak pada memecahkan pangan tidak akan dapat
kelinci berlangsung bila berumur lebih tumbuh jika tidak ada air. Enzim yang
dari dua bulan yaitu pada bobot sekitar dapat menyebabkan perubahan kimia
1,5-2,0 kg, tetapi lemak yang dikandung yang tidak dikehendaki juga tidak dapat
tetap lebih kecil bila dibandingkan berfungsi tanpa adanya air (Soeparno,
ternak lainnya. Perletakan lemak pada 1992). Rataan hasil pengujian kadar air
tubuh kelinci terjadi disekitar rusuk, pada daging kelinci dengan perlakuan
sepanjang tulang belakang, daerah paha, pengelompokkan bobot badan yang
berbeda disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Persentase kadar air pada daging kelinci (%)


Kelompok Bobot Badan Kelinci Kandungan Kadar Air (%)
Besar 66,78 ± 0,73
Sedang 65,78 ± 0,44
Kecil 65,55 ± 0,39
Sumber : Hasil analisis penelitian (2013)

Hasil penelitian pada Tabel 4 kelinci pada kelompok bobot badan ke-
menunjukkan bahwa rata-rata kadar air cil, yaitu sebesar 65,55+0,39 %. Soe-
pada daging kelinci tertinggi diberikan parno (1992) menyatakan faktor yang
oleh kelinci dengan kelompok bobot mempengaruhi daya ikat air daging ada-
badan besar yaitu sebesar 66,78+0,73 % lah perbedaan daya ikat air di antara
sedangkan rata-rata kadar air pada dag- otot, misalnya spesies, umur, dan fungsi
ing kelinci yang terendah diberikan oleh otot. Sedangkan pakan, transportasi,

52
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54

temperatur, kelembaban, penyimpanan, 50. Diakses pada tanggal 26 Ma-


preservasi, jenis kelamin, kesehatan, ret 2013.
perlakuan selama pemotongan dan le- Bogart, R. 1981. Reproductive ability
mak intramuscular, pengaruh umur dan and carcass merit of smart, in-
jenis ternak akan mempengaruhi kom- termediate and large breeds of
posisi tubuh tenak. Terdapat hubungan rabbits. J. Appl. Rabbit. Res. 4
terbalik antara kadar air dan lemak (2) : 45-46.
dalam tubuh hewan. Bila hewan De Blass, J. C., A. Tores, M. J. Fraga,
bertambah tua, maka terjadi penurunan E.Perez and J. F. Calves. 1977.
kadar air dalam pertambahan berat Influence of weight and age on
badan namun sebaliknya terjadi the body composition of young
penambahan lemak. doe rabbits. J. Anim Sci. 45(1):
Kadar air daging kelinci pada 48-53. Dalam Muhamad Arif
penelitian ini sesuai jika dibandingkan Setiawan. 2009. Karakteristik
kadar air daging kelinci menurut karkas, sifat fisik dan kimia dag-
Soeparno (1992) yang berkisar antara ing kelinci rex dan kelinci lokal
68-75 %. Hasil tersebut menunjukkan (Oryctolagus cuniculus). Skrip-
bahwa pemberian kubis pada pakan si. Institut Pertanian Bogor. Bo-
tidak mempengaruhi kandungan air gor.
pada daging kelinci. Tingkat asupan air Dinas Pertanian Kota Batu. 2012. Profil
dan bahan kering dari pakan antar Desa se-Kecamatan Bumiaji Ko-
perlakuan juga relatif sama. Kadar air ta Batu. Dinas Pertanian, Kota
daging segar lebih dipengaruhi tingkat Batu.
dehidrasi ternak sebelum pemotongan. Harsojo., Sofnie, M. C. 2011. Kandun-
gan mikroba patogen, residu in-
KESIMPULAN sektisida organofosfat dan lo-
Berdasarkan hasil analisis gam berat dalam sayuran. Eco-
penelitian dan pembahasan yang telah lab Vol. 5 No. 2 juli 2011:89-96.
diuraiakan pada bab sebelumnya dapat Indraningsih dan Y.Sani., 2004. Residu
dirumuskan beberapa kesimpulan pestisida pada produk sapi : ma-
sebagai berikut: salah dan alternatif penanggu-
1. Jenis residu pestisida baik yang langannya. WARTAZOA Vol.
terdapat pada daun kubis maupun pada 14 No. 1 Th . 2005. Jakarta.
daging kelinci antara lain profenofos, Indraningsih. 2006. Sumber kontaminan
klorpirifos dan endosulfan. dan penanggulangan residu pes-
2. Kadar lemak dan kadar air daging tisida pada pangan produk pe-
kelinci tertinggi diperoleh pada ternakan: Suatu tinjauan. WAR-
kelompok kelinci kategori besar (B). TAZOA Vol. 16 No. 2 Thn.
2006.
DAFTAR PUSTAKA SNI. 2008. Batas maksimum residu pes-
BPS Jatim. 2010. Luas areal tanam pa- tisida pada hasil pertanian. ICS
nen produksi produktivitas kubis 65.100.01. Badan Standardisasi
Jawa Timur. Available at nasional. SNI 7313:2008.
http://www.jatim prov.go.id http://ditbuah. hortikultura. dep-
/index.php? option= com_ tan.
bankda- go.id/admin/layanan/SNI_batas_
ta&task=tag&tag=Pertanian& mak simum_pestisida.pdf. Di-
Ited=94&limit=10&limitstart=1

53
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 - 54

akses pada tanggal 5 februari


2013.
Soeparno. 1992. Ilmu dan teknologi
Daging. Gadjah Mada Universi-
ty Press, Yogyakarta
Tarumingkeng, R. C. 1992. Insektisida
sifat mekanisme kerja dan
dampak penggunaanya.
Universitas Kristen: Jakarta.
Dalam Nuraini. 2002. Tingkat
residu pestisida dalam hati dan
daging domba ekor gemuk lokal
jantan yang diberi pakan daun
bawang merah. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

54

Anda mungkin juga menyukai