Anda di halaman 1dari 12

Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper 2018

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung


Tema:
“Pengabdian Pada Masyarakat Melalui Desiminasi Hasil - Hasil Penelitian Terapan”

Penanggung Jawab : Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si


Pengarah : Dr. Mahrinasari, S.E., M.SBA
Dr. Fajar Gustiawati Dewi, S.E., M.Si.Akt
Dr. Ambya, S.E., M.Si
Dr. Nairobi, S.E., M.Si
Dr. Farichah, S.E., M.Si.Akt
Dr. RR Erlina, S.E., M.Si
Pelaksana
Ketua : Dr. Marselina, S.E., MPM
Wakil Ketua : Prayudha Ananta, S.E., M.M
Sekretaris : Usep Syaipudin ,S.E., M.Si
Wakil Sekretaris : Afri,S.E.,MM
Bendahara : Emi Maimunah, S.E., M.Si
Seksi-Seksi
Sie Acara Semnas : Ninuk ,S.E., M.Si.Akt
Sie Kesekretariatan : Zulfa Emalia, S.E., M.Sc
Sie Prosiding : Sahidin, S.E
Sie Management /Panel Class : Zainur M.Rusdi, S.E., M.Si
Dina, S.E., M.Si
Sie Penerimaan Artikel Koordinator : Nurbettty Herlina Sitorus, S.E., M.Si
Akuntansi : Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si
Yunia
Manajemen : Dwi Asri, S.E., M.Si
Yuniarti Fihartini, S.E., M.M
Ekonomi Pembangunan : Dr. Arivina Ratih, S.E., M.Si
Pendukung Kesekretariatan : Mimi Efita Gusmiati, S.E
Elvi, S.E., M.M
Penyunting : Dr. Toto Gunarto, S.E., M.Si
Dr. Erni Hendrawati, S.E., M.Si
Dr. Rindu Ekagamayuni, S.E., MSi.Akt
Dr.Lies Maria Hamzah, S.E., M.E
Dr. Ida Budiarti, S.E., M.E
Penerbit
FEB, Universitas Lampung
Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.01 Bandar Lampung
Telp : 0721-704622
Website : feb.unila.ac.id
Bimbingan Pembentukan Dan Tatakelola Bum Desa (Badan Usaha Milik Desa)
Di Kabupaten Pringsewu

Nurdiono, Agus Zahron Idris, Ade Widiyanti, Ambya

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Lampung

ABSTRAK

Sebagaimana dicanangkan dalam nawacita Presiden Joko Widodo pada butir ketiga, dirasakan sangat penting
membangun Indonesia dari desa dan daerah pinggiran, sesuai dengan potensi desa masing-masing. Kondisi
perekonomian di pedesaan masih didominasi oleh usaha-usaha skala mikro dan kecil (UMK) dengan pelaku
utama para petani, buruh tani, pedagang sarana produksi dan hasil pertanian, pengolah hasil pertanian, serta
industri rumah tangga. Di sisi lain usahan UMK harus berhadapan dengan laju globalisasi yang sangat cepat
sehingga memperlemah UMK. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan untuk membangkitkan
perekonomian yang ada, seperti pembentukan BUMDesa. Kegiatan pengabdian ini ditujukan untuk
membantu masyarakat yang ada di Kabupaten Pringsewu dalam mencari solusi yang diperlukan. Oleh
karena itu, maka dalam kegiatan ini diusahakan untuk ditemukan solusi yang dipilih agar bisa memberikan
wawasan bagi para perangkat desa mengenai tujuan dan manfaat dibentuknya Badan usaha milik desa,
sekaligus memberikan arahan dan bimbingan dalam membentuk dan mengelola BUM Desa

Kata Kunci: Usaha Mikro dan Kecil, dan BUMDesa


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ------

LATAR BELAKANG b. Keterbatasan Sumber Daya Manusia


(SDM)
Sebagaimana dicanangkan dalam nawacita c. Kurangnya Tenaga Ahli
Presiden Joko Widodo pada butir ketiga, d. Ketidakmampuan Usaha Mikro dan
dirasakan sangat penting membangun Indonesia Kecil dalam mengendalikan anggaran
dari desa dan daerah pinggiran, sesuai dengan
potensi desa masing-masing. Kondisi di pedesaan, Salah satu pemecahan permasalahan adalah
kegiatan perekonomian masih didominasi oleh pembentukan lembaga yang dapat menjadi induk
usaha-usaha skala mikro dan kecil (UMK) dengan perekonomian desa dan mampu mewadahi semua
pelaku utama para petani, buruh tani, pedagang kegiatan usaha mikro dan kecil. Pada tahun 1966-
sarana produksi dan hasil pertanian, pengolah 1967 dikembangan BUUD (Badan Usaha Unit
hasil pertanian, serta industri rumah tangga. Desa) yang merupakan penggabungan antara
Dalam menjalankan usahanya UMK harus Koperasi Pertanian dan Koperasi Desa yang ada
berhadapan dengan laju globalisasi yang sangat dalam suatu desa, yang disebut wilayah agro-
cepat sehingga makin mempertajam tingkat ekonomis. Tugas utama BUUD adalah untuk
kelemahan dari UMK. Kelemahan yang dimiliki membantu para petani produsen dalam mengatasi
Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dapat masalah proses produksi (termasuk kredit dan
dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama, ketentuan bagi hasil), penyediaan sarana
yaitu: produksi, serta pengolahan dan pemasaran hasil
produksi. Kemudian pada tahun 1970-an
a. Tekanan Persaingan Pasar dikembangkan lagi koperasi di perdesaan yang

100
secara bertahap menggantikan peran BUUD selanjutnya adalah pengalokasian dana-dana
dengan nama koperasi Unit Desa (KUD). Dalam tersebut untuk pemberdayaan dan pengembangan
tahun-tahun pertama perkembangan KUD perekonomian masyarakat Desa. Dalam rangka
sangatlah pesat. Sejak awal perkembangan KUD, pelaksaan kebijakan pemberdayaan dan
pemerintah menetapkan strategi tiga tahap pengembangan perekonomian masyarakat Desa,
pembinaan KUD, yaitu: ofisialisasi pemerintah mengarahkan pada pendirian Badan
(ketergantungan kepada pemerintah masih Usaha Milik Desa (BUM Desa). BUM Desa
sangat besar), deofisialisasi/debirokratisasi diharapkan tidak hanya berfokus pada sektor
(ketergantungan kepada pemerintah secara pertanian saja, akan tetapi semua sektor usaha
bertahap dikurangi), dan otonomi (kemandirian). yang ada di desa.
Dasar hukum pembentukan BUM Desa adalah:
Tahun 2007, pasca KUD pemerintah membentuk 1. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang
kelompok masyarakat penerima bantuan atau Pemerintahan Daerah Pasal 213, Desa dapat
program seperti gapoktan (gabungan kelompok mendirikan badan usaha milik desa sesuai
tani) dan LKM-A (Lembaga Keuangan Mikro dengan kebutuhan dan potensi desa.
Agribisnis). Menurut Peraturan Menteri Pertanian
2. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005
Nomor : 273/Kpts/ot.160/4/2007 tentang
tentang Desa, Pasal 78 menjelaskan:
pedoman pembinaan kelembagaan petani,
(1) Dalam meningkatkan pendapatan
Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok
masyarakat dan desa. Pemerintah desa
tani yang bergabung dan bekerja sama untuk
dapat mendirikan Badan Usaha Milik
meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
Desa sesuai dengan kebutuhan dan
Adanya gapoktan agar kelompok tani dapat lebih
potensi Desa.
berdaya guna dan berhasil guna, dan
menyediakan sarana produksi pertanian, (2) Pembentukan Badan Usaha Milik Desa
peningkatan permodalan, atau perluasan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tani untuk para petani dan kelompok tani dari ditetapkan dengan Peraturan Desa
sektor hulu dan hilir, serta peningkatan kerjasama berpedoman pada peraturan
dan pemasaran produk. Namun semua lembaga perundang-undangan.
perekonomian desa tersebut lebih berorientasi
(3) Bentuk Badan Usaha Milik Desa
pada kegiatan ekonomi pertanian, sehingga tidak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mampu mewadahi variasi unit kegiatan yang
harus berbadan hukum
dibutuhkan masyarakat desa.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39

Beberapa kebijakan mengenai Alokasi Dana Desa Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik

(ADD) dan Dana Desa (DD) digulirkan untuk Desa. Permendagri ini mengatur secara

pembangunan desa dalam rangka mengatasi spesifik tentang pedoman tata cara

kelemahan serta minimnya sarana dan prasarana pembentukan dan pengelolaan BUMDes,

di pedesaan. Selanjutnya setelah sarana dan pembinaan dan pengawasan BUMDes.

prasarana dianggap telah mulai memadai


(membaik), maka perioritas pembangunan

101
4. Undang Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang reproduksi IB maupun embrio transfer, serta
Desa, Bab X. BADAN USAHA MILIK meningkatnya permintaan daging sapi segar dan
DESA dijelaskan pada : olahan di dalam negeri.

a. Pasal 87 ayat (1) Desa dapat


2. Permasalahan
mendirikan Badan Usaha Milik Desa
yang disebut BUM Desa. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengembangan BUM Desa sangatlah
b. Pasal 90 menjelaskan bahwa:
penting guna peningkatan kesejahteraan
Pemerintah, Pemerintah Daerah
masyarakat desa, sehingga permasalahan yang
Provinsi, Pemerintah Daerah
dirumuskan adalah :
Kabupaten/Kota, dan Pemerintah
Desa mendorong perkembangan 1. Bagaimana cara membentuk lembaga
BUM Desa BUM Desa ?

5. Permendesa Nomor 4 Tahun 2015 Tentang 2. Bagaimana pelaporan dan tatakelola


Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan keuangan BUM Desa?
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa, Pasal
3. Pemecahan Masalah
4 ayat (1) menjelaskan bahwa Desa dapat
Solusi yang dipilih adalah memberikan wawasan
mendirikan BUM Desa berdasarkan
bagi para perangkat desa mengenai tujuan dan
Peraturan Desa tentang Pendirian BUM
manfaat dibentuknya Badan usaha milik desa,
Desa.
sekaligus memberikan arahan dan bimbingan
6. Permendesa No.19 Tahun 2017 tentang
dalam membentuk dan mengelola BUM Desa.
Penetapan Prioritas Penggunaan dana Desa
Tujuan dan langkah pendirian BUM Desa telah
tahun 2018.
diuraikan dengan jelas dalam Permendesa Nomor
Pringsewu adalah salah satu kabupaten di 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan
Provinsi Lampung, Indonesia, sejak disahkan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik
menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR Desa. Dalam Pasal 3, dijelaskan bahwa pendirian
tanggal 29 Oktober 2008. Mata pencaharian yang BUM Desa bertujuan:
utama di Pringsewu adalah bertani dan
a. Meningkatkan perekonomian Desa;
berdagang. Kabupaten Pringsewu memiliki
b. Mengoptimalkan aset Desa agar
ketersediaan lahan yang luas dan subur sehingga
bermanfaat untuk kesejahteraan Desa;
sangat potensial untuk pengembangan tanaman
c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam
palawija seperti, tomat, cabe, sayur mayur dan
pengelolaan potensi ekonomi Desa;
tanaman palawija lainnya, seperti perikanan atau
d. Mengembangkan rencana kerja sama
budidaya air tawar, misalnya ikan gurame, ikan
usaha antar desa dan/atau dengan pihak
lele, ikan mas, ikan nila, ikan patin dan belut.
ketiga;
Pengembangan usaha peternakan sapi potong juga
e. Menciptakan peluang dan jaringan pasar
merupakan salah satu usaha yang cukup
yang mendukung kebutuhan layanan
prospektif, karena didukung dengan harga sapi
umum warga;
hidup dan daging sapi yang terus meningkat,
f. Membuka lapangan kerja;
tersedianya tehnologi pakan ternak dan

102
g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah kecamatan Pagelaran dan Kecamatan
melalui perbaikan pelayanan umum, Gading Rejo, dengan jumlah Desa sebanyak 31.
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
Desa; dan METODE DAN MATERI PENGABDIAN’
h. Meningkatkan pendapatan masyarakat 1. Metode Pengabdian
Desa dan Pendapatan Asli Desa.
Dalam Pengabdian ini menggunakan metode
Dalam pasal 5 dijelaskan bahwa:
pembelajaran dewasa dimana dalam pembelajaran
a. Pendirian BUM Desa sebagaimana
dan pelatihan yang diberikan ke setiap individu,
dimaksud dalam Pasal 4 disepakati
khususnya orang dewasa perlu memperhatikan
melalui Musyawarah Desa, sebagaimana
beberapa faktor yang dapat membantu setiap
diatur dalam Peraturan Menteri Desa,
individu tertarik dan antusias dalam mengikuti
Pembangunan Daerah Tertingggal, dan
pelatihan yang diberikan. Berikut adalah sembilan
Transmigrasi tentang Pedoman Tata
faktor yang mendorong setiap individu agar
Tertib dan Mekanisme Pengambilan
antusias dalam mengikuti kegiatan pelatihan dan
Keputusan Musyawarah Desa.
menyerap ilmu yang disampaikan oleh fasilitator
b. Pokok bahasan yang dibicarakan dalam pelatihan.
Musyawarah Desa sebagaimana
a. Space learning, yaitu pemberian jeda
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
pada saat penyampaian materi ke setiap
1) Pendirian BUM Desa sesuai individu.
dengan kondisi ekonomi dan b. Active learning, yaitu pembelajaran
sosial budaya masyarakat; dengan menggunakan komunikasi dua
2) Organisasi pengelola BUM arah secara aktif ke setiap individu atau

Desa; kelompok.

3) Modal usaha BUM Desa; dan c. Feedback, fasilitator pelatihan harus

4) Anggaran Dasar dan Anggaran menganggap dirinya bukan sebagai

Rumah Tangga BUM Desa. seseorang yang mengetahui segala


sesuatu, tetapi harus bisa menerima
KHALAYAK SASARAN masukan dari setiap peserta terkait
materi yang disampaikan.
Sasaran pengabdian ini adalah para perangkat d. Overlearning merupakan pengulasan
Desa di kabupaten Pringsewu. Kabupaten kembali terhadap materi yang telah
Pringsewu memiliki 9 wilayah kecamatan, 5 disampaikan.
kelurahan dan 96 Desa. Agar lebih fokus dalam e. Primacy and recency adalah pemberian
pemberian materi, maka dari kesembilan rangkuman pelatihan saat pelatihan.
kecamatan akan dipilih 2 kecamatan dengan Peserta pelatihan khususnya orang
syarat-syarat bahwa kecamatan tersebut saling dewasa cenderung hanya mengingat
berdekatan dan mudah dicapai dari pusat kota materi yang disampaikan di awal dan di
Pringsewu. Dua kecamatan yang akan dipilih akhir pelatihan.

103
f. Reinforcement, yaitu pemberian b. BUM Desa dapat didirikan, jika
dukungan yang positif, pujian atau Pemerintah Desa dan masyarakat
motivasi terhadap respon apapun yang mempunyai:
diberikan oleh peserta pelatihan terhadap
1) Penyertaan modal dari Pemerintah
materi yang dibahas.
Desa yang bersangkutan dalam
g. Meaningful material dimana Pembelajar
bentuk kekayaan desa yang
dewasa cenderung akan secara langsung
diserahkan dan terpisah dari
membandingkan apa yang mereka
pengelolaan penyelenggaraan
pelajari dengan pengalaman yang
pemerintahan desa.
mereka miliki dan bertanya kepada diri
2) Unit usaha lembaga keuangan
mereka sendiri tentang manfaat yang
masyarakat yang diserahkan dan
dapat mereka peroleh dari pelatihan yang
menjadi bagian unit usaha BUM
didapatkan saat itu.
Desa. Lembaga keuangan
h. Multiple sense of learning, yaitu
masyarakat dimaksud sudah
penggunaan berbagai cara belajar
terdaftar di Desa dalam bentuk
(visual, audio dan kinestetik) yang
Keputusan Kepala Desa yang
mengakomodir berbagai preferensi cara
dilengkapi dengan Anggaran Dasar
belajar orang dewasa.
dan Anggaran Rumah Tangga
i. Transfer of learning yaitu pemberian
(AD/ART) lembaga keuangan
informasi yang sesuai dengan kondisi
dimaksud.
yang dihadapi sehari-hari, sehingga
c. Pendirian BUM Desa berdasar pada
konsep yang diberikan dapat
Perda Kabupaten.
diaplikasikan dengan mudah.
d. Pendirian BUM Desa diatur berdasarkan
2. Prosedur Pendirian
Peraturan Desa atau sebutan lainnya.
a. BUM Desa dapat didirikan berdasarkan e. Satu Desa, hanya terdapat satu BUM
inisiatif Pemerintah Desa dan atau Desa
masyarakat berdasarkan musyawarah
3. Tahapan/Proses Pendirian
warga desa dengan mempertimbangkan:
Untuk mendirikan BUMDes, ada tahapan-
1) Potensi usaha sosial ekonomi
tahapan yang dilakukan oleh perangkat desa,
masyarakat
terutama kepala desa yang kelak akan
2) Terdapat unit kegiatan usaha sosial
menjadi Komisaris BUMDes. Pendirian
ekonomi masyarakat yang dikelola
BUMDes harus dilakukan melalui inisiatif
secara kooperatif, seperti: UED-SP,
desa yang dirumuskan secara partisipatif oleh
Pasar Desa, Lumbung Pangan,
seluruh komponen masyarakat desa.
BKD, dan lembaga sejenis yang
BUMDes berdiri dapat juga hasil inisiatif
ada di desa bersangkutan.
Pemerintah Kabupaten sebagai bentuk
3) Terdapat kekayaan desa yang
intervensi pembangunan pedesaan untuk
diserahkan untuk dikelola sebagai
mendukung pembangunan daerah. Tahapan
bagian dari usaha desa.
dalam proses pembentukan BUMDes adalah:

104
TAHAP I : PEMBENTUKAN TIM Agenda 1. Sosialisasi dan kesepakatan
PERSIAPAN PENDIRIAN BUM Desa pendirian BUM Desa

Kepala Desa sebagai Penasehat yang setara Kepala Desa mengusulkan kepada BPD
dengan jabatan komisaris BUMDesa, agar mengadakan musyawarah desa
melakukan rapat dengan perangkat desa dan dengan mengundang Tim Persiapan
Badan permusyawaratan Desa (BPD) untuk Pendirian BUM Desa, anggota BPD dan
membentuk Tim Persiapan Pendirian pemuka masyarakat serta lembaga
BUMDesa. Tim Persiapan Pendirian kemasyarakatan yang ada di desa.
BUMDesa bertugas untuk mempersiapkan
Tujuan musyawarah desa ini adalah
dokumen dan bahan untuk melaksanakan
sosialisasi pembentukan BUM Desa,
musyawarah desa. Dokumen dan bahan
guna menyamakan persepsi tentang
yang harus disiapkan dalam musyawarah
potensi yang dimiliki desa dan tujuan
desa adalah:
pembentukan BUM Desa serta
a. Data Hasil Identifikasi Potensi Desa. membangun kesepakatan antara
b. Daftar usaha-usaha yang memungkinkan masyarakat desa dan pemerintah desa
untuk dijalankan di desa, mengacu pada untuk pendirian BUM Desa
Permendes no 4 tahun 2015 dengan
Proses yang dilakukan :
mempertimbangkan hasil identifikasi
1) Memberi penjelasan mengenai
potensi desa dan kearifan lokal.
tujuan pembentukan BUM Desa
c. Undang-Undang, Peraturan, serta
dan potensi yang dimiliki desa.
kebijaksanaan yang berkaitan dengan
2) Memberi penjelasan mengenai
pendirian BUMDesa
langkah-langkah pembentukan
d. Ringkasan maksud dan tujuan serta
BUM Desa.
tatacara pendirian BUMDesa.
3) Melakukan kesepakatan
e. Rumusan dasar pendirian BUMDesa dan
pembentukan BUM Desa.
data-data yang berkaitan dengan
kesiapan desa untuk mendukung Agenda 2: Pembentukan panitia ad
permodalan BUMDesa, yang tercantum hoc
dalam APBDes.
BUMDesa merupakan sebuah organisasi,
maka diperlukan adanya struktur
TAHAP II : MUSYAWARAH DESA organisasi yang menggambarkan bidang
PERTAMA pekerjaan apa saja yang harus tercakup
di dalam organisasi tersebut, termasuk di
Agenda :
dalamnya mengenai bentuk hubungan
a. Sosialisasi dan kesepakatan pendirian
kerja (instruksi, konsultatif dan
BUM Desa
pertanggunganjawab) antar personel atau
b. Pembentukan Panitia Ad Hoc dan pengelola BUMDesa.
Pembubaran Tim Persiapan Pendirian
Selanjutnya Tim Ad hoc harus
BUM Desa
mempersiapkan :

105
1) Draft rancangan Anggaran Dasar dengan berdasar pada kriteria tertentu.
dan Anggaran Rumah Tangga Kriteria tersebut bertujuan agar
BUM Desa. Anggaran Dasar (AD), pemegang jabatan di BUMDes mampu
yaitu aturan yang merupakan sistem menjalankan tugas-tugasnya dengan
nilai dasar yang dimiliki oleh suatu baik. Persyaratan atau kriteria untuk
lembaga yang berisi pokok dasar pemegang jabatan BUMDes disusun
kelembagaan. Sedangkan Anggaran oleh Dewan Komisaris, yang selanjutnya
Rumah Tangga (ART), yaitu aturan dibawa ke dalam forum musyawarah
yang penjabaran ketentuan yang desa untuk disosialisasikan dan
ditetapkan dalam anggaran dasar. ditawarkan kepada masyarakat dalam
Sifat aturan lebih operasional dan musyawarah desa tahap kedua.
mudah dalam penerapannya.
TAHAP KETIGA :
2) Struktur Organisasi dan aturan
MUSYAWARAHDESA KEDUA
kelembagaan BUMDes; Tugas,
Agenda :
fungsi, wewenang dan tanggung
jawab pengelola BUMDes; a. Perumusan dan Pengesahan AD
3) Draft Rencana usaha dan ART BUM Desa.
pengembangan usaha BUMDes b. Pemilihan Pengelola Operasional
serta draft Aturan kerjasama BUM Desa
dengan pihak lain; Agenda 1. Perumusan dan
4) Penyusunan peraturan proses Pengesahan AD ART BUM Desa.
rekruitmen dan penentuan sistem
Tujuan Perumusan AD dan ART :
penggajian dan pengupahan.
5) Penyusunan persyaratan dan 1) Masyarakat dapat merumuskan dan

kriteria untuk pemangku jabatan menyusun AD dan ART untuk

pengelola BUMDesa. BUM Desa.

Penyusunan deskripsi tugas, fungsi, 2) Masyarakat mengetahui nilai-nilai

wewenang dan tanggungjawab bagi penting yang perlu dalam aturan

setiap pengelola BUMDes diperlukan internal BUM Desa.

untuk memperjelas peran dari masing- 3) Keterlibatan dalam penyusunan


masing orang. Dengan adanya diskripsi aturan BUM Desa menjadi hak dan
tersebut, maka tugas,fungsi wewenang kewajiban setiap anggota.
dan tanggungjawab pemegang jabatan
Proses yang dilakukan:
tidak mungkin terduplikasi. Sehingga
setiap jabatan atau pekerjaan yang 1) Panitia ad hoc menjelaskan tentang

terdapat dalam BUMDes diisi oleh maksud dan tujuan penyusunan AD

orang-orang yang kompeten di dan ART.

bidangnya.Untuk menetapkan orang- 2) Panitia ad hoc mempresentasikan


orang yang akan menjadi pengelola dan membahas bersama masyarakat
BUMDes dilakukan secara musyawarah

106
hasil penyusunan draft AD dan 1) Penyusunan Tim Panitia
ART. Pembentukan dan Pemilihan
Pengelola BUM Desa.
3) Membangun kesepakatan
2) Tim Panitia mempresentasikan
substansi/aspek dalam AD dan
persyaratan Pengelola dan struktur
ART.
organisasi BUM Desa.
4) Panitia ad hoc memformulasikan
3) Proses Pembentukan dan Pemilihan
kembali rumusan AD dan ART
Pengelola BUM Desa.
hasil musyawarah desa.
4) Hasil kesepakatan pembentukan
5) Rancangan AD dan ART yang telah pengelola BUM Desa dituangkan
disepakati bersama, dituangkan dalam Berita Acara Pembentukan
dalam Berita Acara Pengesahan dan Pemilihan Pengelola BUM
Rancangan AD dan ART menjadi Desa.
AD dan ART. 5) Kepengurusan BUM Desa
ditetapkan dengan Keputusan
6) Berita Acara tersebut ditandatangani
Kepala Desa.
oleh perwakilan dari unsur
Pemerintah Desa, Lembaga Selanjutnya panitia ad hoc dan pengurus
kemasyarakatan Desa dan Tokoh BUMDesa yang terpilih mulai menyusun
Masyarakat. rencana usaha (bussiness plan) dan
program kerja. Rencana Usaha dibuat
Hal-hal yang dibahas dalam musyawarah
untuk periode satu sampai dengan tiga
desa kedua ini sekaligus untuk
tahun. Penyusunan rencana usaha juga
memperjelas kepada semua anggota
disusun bersama dengan Dewan
BUMDes dan pihak-pihak yang
Komisaris BUMDes.
berkepentingan untuk memahami aturan
kerja organisasi. AD/ART BUMDes Berbekal rencana usaha inilah para
yang telah disyahkan akan menjadi pengelola BUMDes memiliki pedoman
rujukan pengelola untuk bekerja sesuai yang jelas apa yang harus dikerjakan dan
dengan prinsip-prinsip tata kelola dihasilkan dalam upaya mencapai tujuan
BUMDes. Setelah disetujui masyarakat yang sudah ditetapkan. Selain itu, kinerja
melalui musyawarah desa, proses pengelola BUMDes menjadi lebih
selanjutnya adalah melakukan seleksi terukur.
terhadap pelamar pengelola BUMDes,
Rencana usaha (bussiness plan/bisnis
memilih, serta menetapkan orang-orang
plan) juga menjadi pedoman bagi dewan
yang paling sesuai dengan kriteria yang
pengawas yang dalam hal ini adalah
disepakati.
BPD dalam melakukan pengendalian,
Agenda 2. Musyawarah Pemilihan sehingga operasional BUM Desa dapat
Pengelola BUM Desa. berjalan sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Proses yang dilakukan:

107
Selain rencana usaha, panitia ad hoc memahami aturan kerja organisasi,
harus membuat peraturan desa yang maka diperlukan upaya untuk
diadopsi dari AD ART BUM Desa yang menyusun pedoman kerja yang
telah disyahkan. Proses yang dilakukan : dirujuk berdasarkan AD/ART BUM
Desa. Pedoman kerja ini akan
1) Pemerintah Desa menyiapkan
menjadi rujukan pengelola dan
rancangan peraturan desa tentang
sesuai dengan prinsip-prinsip tata
Pembentukan BUM Desa.
kelola BUM Desa.
2) Pemerintah Desa melakukan
pembahasan rancangan peraturan 3) Menyusun Desain Sistem Informasi
desa bersama BPD.
BUM Desa merupakan lembaga
3) Rancangan peraturan desa yang
ekonomi desa yang bersifat terbuka.
telah disetujui Kepala Desa dan
Untuk itu, diperlukan penyusunan
BPD disampaikan oleh Pimpinan
desain sistem pemberian informasi
BPD kepada Kepala Desa untuk
kinerja BUM Desa dan aktivitas lain
ditetapkan menjadi peraturan desa.
yang memiliki hubungan dengan
4) Pemerintah Desa wajib
kepentingan masyarakat umum.
menyampaikan peraturan desa
Sehingga keberadaannya sebagai
kepada Bupati melalui Camat
kelembagaan sosial ekonomi desa
sebagai bahan pembinaan dan
memperoleh dukungan dari banyak
pengawasan.
pihak.
5) Peraturan desa wajib
4) Menyusun Rencana Usaha
disebarluaskan oleh Pemerintah
(Business Plan)
Desa kepada masyarakat.
Penyusunan rencana usaha penting
Penyusunan Rencana Kerja Pengelola BUM Desa
untuk dibuat dalam periode 1
yang terdiri dari:
sampai dengan 3 tahun. Sehingga
1) Menetapkan Sistem Koordinasi
para pengelola BUM Desa memiliki
Koordinasi adalah aktivitas untuk pedoman yang jelas apa yang harus
menyatukan berbagai tujuan yang dikerjakan dan dihasilkan dalam
bersifat parsial ke dalam satu tujuan upaya mencapai tujuan yang
yang umum. Melalui penetapan ditetapkan dan kinerjanya menjadi
sistem koordinasi yang baik terukur.
memungkinkan terbentuknya kerja
5) Menyusun Sistem Administrasi dan
sama antar unit usaha dan lintas
Pembukuan
desa berjalan efektif.
Bentuk administrasi dan pembukuan
2) Menyusun Pedoman Kerja
keuangan harus dibuat dalam format
Organisasi BUM Desa
yang mudah, tetapi mampu
Agar semua anggota dan pihak- menggambarkan aktivitas yang
pihak yang berkepentingan dijalankan BUM Desa. Hakekat dari

108
sistem administrasi dan pembukuan Mardiasmo, 2003. Manajemen Pengelolaan
adalah pendokumentasian informasi Keuangan Daerah FE UGM.
tertulis berkenaan dengan aktivitas Yogyakarta
BUM Desa yang dapat Maryunani. 2014. Pembangunan Bumdes dan
dipertanggungjawabkan, serta Pemerdayaan Pemerintah Desa.
secara mudah dapat ditemukan dan Bandung: CV Pustaka Setia.
disediakan ketika diperlukan oleh Purnomo. 2015. Pembangunan Bumdes dan
pihak-pihak yang berkepentingan. Pemerdayaan Masyarakat Desa,
Makalah, BPMPD, Lombok Timur.
6) Mengurus Legalitas Hukum Unit
Purwaningsih, Isti., Astuti, Retno., (2008),
Usaha BUM Desa.
Pengembangan Agroindustri Skala
Sesuai dengan penjelasan Undang-
Kecil Dan Menengah Dengan
Undang Nomor 6 tahun 2014
Pendekatan Klaster Industri (Studi
tentang Desa, dijelaskan bahwa
Kasus Industri Tempe Dan Keripik
dalam hal kegiatan usaha BUM
Tempe Di Kota Malang), Jurnal Ilmu-ilmu Teknik
Desa dapat berjalan dan
(Enginering), ISSN: 1410-4121, Vol.
berkembang dengan baik, sangat
20, No. 2., Oktober 2008.
dimungkinkan pada saatnya BUM
Rudy Badrudin. 2012. Ekonomika Otonomi
Desa mengikuti badan hukum yang
Daerah. Yogyakarta: UPP STM
telah ditetapkan dalam ketentuan
YKPN.
peraturan perundang-undanganyang
Saaty, T.L., (1994), Fundamental Of Decision
berlaku.
Makingand Priority Theory With The
Analytic Hierarchy Process, University
of Pittsburgh, RWS publication.
DAFTAR PUSTAKA
STIE Bank BPD Jateng., (2013), Pemberdayaan
Handayaningrat, Soewarno. 2004. Pengantar Masyarakat Dan Pengembangan
Studi ilmu Administrasi dan Potensi Lokal Desa Sojokerto Menuju
Manajemen, Gunung Agung, Jakarta Desa Mandiri , STIE Bank BPD
Handoko, 2003. Manajemen. BPFE Yogyakarta Jateng.
Lestari, Etty Puji Lestari (2010), Penguatan Suryadi, K. dan Ramdhani, M.A., (1998), Sistem
Ekonomi Industri Kecil dan Menengah Pendukung Keputusan, Bandung, PT.
melalui Platform Klaster Industri, Remaja, Rosda Karya.
Jurnal Organisasi dan Manajemen, Turban, E. and Aronson, J.E., (2005), Decision
Volume 6, Nomor 2, September 2010, Support Systems And Intelligent
146-157 Systems. 5 th Edition, Canada,
Prentice-Hall International, Inc., 2005.

109

Anda mungkin juga menyukai