KARYA ILMIAH
Dosen :
Dr. Rambat Lupiyoadi S.E., M.E
Disusun oleh :
Garba Savitri 1806267986
Hanni Audi Chesyta Zihni 1806268010
Nurma Ainni 1806268143
Viska Wanti Arieska 1806268276
Yulia Mivtahul Jannah 1806268295
2019
A. Abstrak
Kestabilan suatu perekonomian negara dipengaruhi oleh kesehatan sistem perbankannya.
Tanpa adanya lembaga bank yang bisa menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana dari
rakyat, sektor-sektor perekonomian tidak akan berkembang. Oleh karena itu, sangatlah penting
jika manajemen operasional dan prinsip kerjanya dikembangkan dengan baik dan sistematis.
Salah satu cara untuk menilai sistem kerja suatu bank adalah melalui penilaian Good Corporate
Governance atau GCG. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 8/4/PBI/2006,
pengertian GCG Perbankan adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip keterbukaan
(transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi
(independency), dan kewajaran (fairness).
Adanya intensi pergantian pekerja yang tinggi pada perusahaan perbankan didasari pada
berbagai faktor baik pada sisi individu maupun pada sisi perusahaan. Semakin tingginya
pergantian (turnover) pekerja pada perusahaan maka akan mempengaruhi sistem kerja pada
perusahaan tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
intensi pergantian pekerja terhadap pengendalian GCG pada perusahaan perbankan. Metode
penelitian ini menggunakan metode deskriptif – induktif.
Hasil penelitian ini mengharapkan perusahaan perbankan dapat meningkatkan komitmennya
terhadap kesejahteraan para karyawan agar mengurangi tingkat pergantian (turnover) pekerja
sehingga dapat melaksanakan pengendalian GCG secara maksimal.
B. PENDAHULUAN
Good corporate governance merupakan suatu struktur yang diterapkan agar perusahaan
dapat semakin berkembang dan terus meningkatkan kinerja dengan didasari oleh perundang-
undangan dan nilai etika. Menurut Cadbury adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perushaan.
Menurut survei Global Strategic Rewards pada tahun 2007/2008,tingkat turnover atau
keluar masuk karyawan cukup tinggi terutama pada industri perbankan terjadi antara 6,3%-7,5% .
Sedangkan anggaran kenaikan gaji yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia adalah
dua kali lipat perusahaan di Asia Pasifik.
Fakta bahwa turnover di perusahaan perbankan yang cukup tinggi, maka sangat
berhubungan erat dengan pengendalian good corporate governance, itu sebabnya banyak terjadI
kasus fraud atau penipuan nasabah oleh karyawan perbankan. Tentu masih erat di pikiran kita
kasus Malinda Dee yang merupakan mantan Senior Relationship manager Citibank yang
menggelapkan dan membobol uang nasabah bank Citibank(link berita).
Perilaku turnover karyawan yang tinggi jelas sangat merugikan terutama jika karyawan
yang meninggalkan perusahaan adalah orang yang memiliki potensi, karena karyawan yang
berprestasi tinggi tidak mudah didapat.
Penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan perbankan, penelitian ini ingin mengetahui
sejauh apa pengaruh intensi pergantian kerja terhadap kemampuan perusahaan mengendalikan
good corporate governance.
C. Latar Belakang
Industri perbankan Indonesia semakin hari semakin membaik. Hal ini tercermin dari
beberapa hal seperti rasio kecukupan modal (Capital Adewuacy Ratio/CAR) yang besar,
peningkatan angka kredit, kemampuan bank untuk menyerap risiko dengan baik dan rasio rasio
kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang kian menurun. Untuk dapat bertahan dalam
industri ini, pelaku bisnis perlu meningkatkan kinerjanya agar dapat mempertahankan
kelangsungan hidup bisnisnya dan merealisasikan tujuan perusahaan dengan memaksimalkan nilai
perusahaan atau dengan kata lain memaksimumkan kemakmuran seluruh stakeholder.
Ide-ide baru dikembangkan guna meningkatkan efisiensi dalam aktivitas operasional bank,
sebagai contoh, dalam rangka menyambut industri digital (industry 4.0) tidak sedikit karyawan
bank yang terkena imbas efisiensi ini dan semakin lama jumlah karyawan bank kian menyusut
tergantikan oleh teknologi terbaru. Hal lain yang dapat meningkatkan angka turnover karyawan
adalah respon karyawan dalam bentuk keinginan untuk keluar secara sukarela karena keinginannya
sendiri yang disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda.
Bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya bergantung pada dana yang
dipercayakan oleh para nasabah memiliki peranan penting dalam perkembangan perekonomian
negara. Sistem perbankan yang sehat dapat menjamin kestabilan suatu perekonomian negara.
Tanpa ada lembaga bank yang dapat menghimpun, mengelola, dan menyalurkan dana dari rakyat,
sektor-sektor perekonomian tidak akan berkembang. Salah satu cara untuk menilai sistem kerja
suatu bank adalah melalui Good Corporate Governance (GCG). Good Corporate Governance
(GCG) adalah tata kelola bank yang menerapkan prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan
kewajaran (fairness).
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah tingkat turnover karyawan sebagai
representasi dari kualitas pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan akan
memengaruhi penilaian GCG perusahaan tersebut. Maka penulis menyusun penelitian ini dengan
Judul “Pengaruh Intensi Pergantian Pekerja Terhadap Kemampuan Perusahaan Mengendalikan
Good Corporate Governance (GCG) Pada Perusahaa Perbankan.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan pada
penilitian ini adalah :
1. Apakah tingkat turnover karyawan akan memengaruhi penilaian GCG suatu perusahaan?
2. Jika iya, bagaimana cara tepat untuk menurunkan tingkat turnover karyawan?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui intensitas pergantian pekerja pada perusahaan perbankan
2. Untuk mengetahui eksposur risiko operasional perusahaan perbankan
3. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan menaggulangi eksposur risiko operasional pada
perusahaan perbankan
4. Untuk mengetahui dampak intensitas pergantian pekerja terhadap kemampuan perusahaan
menanggulangi eksposur risiko operasional pada perusahaan perbankan
F. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah agar perusahaan perbankan dapat mengatasi intensitas
pergantian pekerja sehingga bisa mengurangi risiko operasional yang terjadi dalam perusahaan.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam karya ilmiah berikut adalah merupakan penelitian kualitatif
dengan menggunakan metode penelitian deskriptif – induktif. Penelitian ini adalah sebuah
deskripsi dari fenomena pergantian karyawan di suatu perusahaan dapat mempengaruhi aspek
lainnya yang penting, yakni aktivitas bisnis perusahaan. Deskripsi mengenai variabel penelitian
dikemukakan dengan menggabungkan teori-teori atau literatur sebelumnya serta fenomena yang
berkembang dalam usaha bisnis terkait pengembangan karyawan (employee developmemt) dan
juga kaitannya dengan aktivitas operasional sebagai salah satu sumber daya utama (input factors)
pada bisnis perusahaan. Proses pengambilan keputusan secara induktif yakni membuat hipotesis
dan konklusi berdasarkan kerangka teori yang menjelaskan hubungan kedua variable yang diteliti.
H. Kerangka Teori
Karyawan Sebagai Asset
Karyawan merupakan asset perusahaan dan pelaku utama produksi serta pemasaran hasil.
Tidak mungkin strategi bisnis akan tercapai apabila tidak ada pelakunya karena itu karyawan selalu
menjadi pusat perhatian berbagai pihak. Sumber daya manusia dalam hal ini adalah karyawan
merupakan unsur investasi efektif perusahaan.
Dalam sektor perbankan, variasi pekerjaan dapat banyak ditemukan akibat dari berbagai
macam produk dan konsentrasi bisnis yang dimiliki bank. Menurut artikel global Jersey Finance
(BPP Education Group Ltd., n.d.), beberapa jenis bidang pekerjaan yang umum di Industri
perbankan diantaranya adalah akuntansi, asuransi saham, penjualan saham, investasi bank,
keuangan dan hukum finansial atau keuangan. Sementara dalam artikel Employement in The
Banking Sector : Figures of 2015 (Federation Bancaire Francaise, 2016) tentang kepegawaian pada
sektor perbankan, menyebutkan bahwa variasi pekerjaan yang mulai meningkat, menempatkan
jabatan branch assistant (pegawai cabang) dan account manager (pegawai penjualan) berada pada
tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Sementara jabatan pendukung, 20,9% dari seluruh total
penerimaan pegawai adalah merupakan pekerja dengan tingkat spesialis tinggi, seperti legal
advisers, tax experts, internal auditors, accountants, logistics experts.