Buku Praktik Baik Spread Small PDF
Buku Praktik Baik Spread Small PDF
002
BUKU SERI PRAKTIK BAIK PELIBATAN KELUARGA
P raktik Baik
Pelibatan
Keluarga
P raktik Baik
Pelibatan
Keluarga
Diterbitkan oleh:
“Bermimpilah setinggi
langit, jika engkau jatuh, SAMBUTAN
Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas .......................... viii
engkau akan jatuh di
antara bintang-bintang” SEKAPUR SIRIH
Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga ............... x
-Soekarno-
PELIBATAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN
Satu Sapaan Sejuta Perubahan -
Titin Rostika SMP 1 Lembang .......................................... 3
Perlu Dana? Komite Jualan Cabe -
Rini Natsir SMAN 5 Tidore ............................................... 15
Menjaga Ujian, Mengawasi Karakter,
Menyukseskan Pendidikan -
Sukatno, SMK Brantas Malang ..................................... 25
- iv - -v-
Orang Tua menjadi Guru, ORANG TUA SEBAGAI RELAWAN
Guru menjadi Orang Tua - Lilis Hayati, Giliran Menjadi Relawan -
staf Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga ........... 37 Yulia Indriati, SD Cikal Serpong ...................................... 131
Kepedulian adalah Kunci - Dina Kartika Putri, Simbar Menjangan untuk Taman Sekolah -
staf Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga ......... 49 I Made Andi Arsana, SD Model Yogyakarta ................... 143
Bingung Mulai dari Mana - Sri Lestari Yuniarti,
SEKOLAH SEBAGAI TAMAN staf Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga .......... 153
Menemukan Bakat Anak -
I Made Andi Arsana, Yogyakarta ...................................... 59 KELUARGA HEBAT
Cinta Kasih Tzu Chi: Menghibur yang Tergusur Buah Manis Mendidik Anak Autis -
Freddy, S. Kom, Direktur Tzu Tji ....................................... 67 Annisa, TK Islam Al Falah, Jakarta Timur ..................... 163
Pembelajaran yang Memerdekakan - Jarang Ngobrol dengan Anak -
Katharina Padminingsih, SD Kanisius Mangunan, La Maeni, Sulawesi Tenggara ........................................... 171
Yogyakarta ............................................................................ 81 BON dari Ayah - Gol A Gong, Serang ........................ 179
Berkemah dan Berfaedah -
Eptiarti Rahayu, SMPIT Darul Abidin, Depok ............... 95
Character is The Power -
Heru Ekowati, Kepala Sekolah SMA 23 ........................... 103
Almamater yang Mendidik Karakter -
Deni Arief Hidayat, SMA Negeri 2 Serang ...................... 115
- vi - - vii -
Sambutan
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
Saya menyambut gembira atas terbitnya buku kumpu- ga di sekolah dan di rumah, dijelaskan secara gamblang
lan praktik baik pelibatan keluarga di satuan pendidikan dalam buku ini.
dari berbagai daerah ini. Saya berharap tulisan semacam
ini dapat terus diperbanyak, agar semakin beragam re- Saya berharap buku ini dapat menginspirasi para pe-
ferensi yang sesuai dengan karakteristik satuan pendi- ngelola satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan
dikan yang berbeda-beda. Praktik baik di suatu sekolah pelibatan keluarga. Hal ini dikarenakan hasil-hasil pe-
dapat menjadi sumber inspirasi bagi sekolah lainnya. nelitian menunjukkan bahwa kolaborasi positif antara
Namun, dalam penerapannya perlu disesuaikan dengan sekolah dan keluarga, memberi dampak positif terha-
konteks lokal dan kondisi masing-masing sekolah. dap penumbuhan karakter dan budaya prestasi peserta
didik serta kemajuan sekolah secara keseluruhan. Arti-
Pelibatan keluarga dalam proses pendidikan adalah su- nya, semakin baik kerjasama antara sekolah dan keluar-
atu keharusan, mengingat keluargalah pihak yang pa- ga, akan semakin baik pula pendidikan yang dihasilkan.
ling berkepentingan terhadap keberhasilan pendidikan
anak-anak mereka. Pelibatan keluarga, walaupun dalam Semoga upaya ini menjadi amalan baik bagi kita semua.
kadar yang berbeda-beda, sesungguhnya sudah ada. Na-
mun, pelibatan seperti apa yang diharapkan agar da- Direktur Jenderal,
pat memberikan hasil yang signifikan? Praktik-praktik
baik dalam buku inilah jawabannya. Bagaimana berbagi
tanggung dan bentuk-bentuk konkrit pelibatan keluar- Ir. Harris Iskandar, Ph.D.
- viii - - ix -
Sekapur Sirih
Dibentuknya Direktorat Pembinaan Pendidikan Kelu- keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam pendidikan,
arga di akhir tahun 2015, dilatar belakangi pertimbangan merasa penting untuk terus menggali praktik baik peli-
bahwa keberhasilan peserta didik baik di bidang akade- batan keluarga yang telah dilakukan oleh sekolah-seko-
mik maupun karakter, tidak hanya dipengaruhi oleh fak- lah dari segenap penjuru tanah air.
tor sekolah dan lingkungannya, namun juga ditentukan
oleh pengasuhan yang terjadi di lingkungan keluarga. Buku ini disusun dengan maksud untuk mendokumen
tasikan praktik baik yang telah dilakukan oleh satuan
Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan nasional me- pendidikan, keluarga dan masyarakat utamanya dalam
ngatakan, keluargalah yang menjadi lingkungan yang menguatkan kemitraan pendidikan.
pertama dan utama dalam mendidik anak. Sayangnya,
justru keluarga merupakan pelaku pendidikan yang pa- Buku ini terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian per-
ling kurang tersiapkan jika dibandingkan dengan sege- tama bercerita tentang bentuk-bentuk pelibatan ke-
nap pelaku pendidikan lainnya. luarga yang unik, berbeda satu sama lain, namun tidak
menghilangkan esensi pentingnya pelibatan keluarga
Di sisi lain, komunikasi yang baik antara keluarga dan dalam pendidikan anak. Bagian kedua, bercerita tentang
sekolah sangat penting. Kerjasama keduanya, diyakini sekolah yang idealnya menjadi tempat yang aman, nya-
akan meningkatkan capaian pendidikan anak-anak kita. man dan memberdayakan. Sekolah itu bagaikan taman.
Bunga-bunga dan pepohonan yang ada di taman, meski
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga yang berbeda, harus harmoni untuk menyampaikan pesan
mengemban mandat untuk menguatkan kemitraan keindahan. Demikian juga dengan sekolah dan ling-
-x- - xi -
kungannya. Kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, tidak menghalangi untuk mewujudkan mimpi-mimpi
peserta didik, meski berbeda dalam cara bekerja dan anaknya menjadi kenyataan.
belajar, harus memiliki pandangan dan tata laku yang
sama tentang budaya yang berkembang di sekolahnya. Meski tulisan di buku ini belum mewakili cerita dari se-
Guru yang efektif, adalah guru yang mampu membuat luruh provinsi di Indonesia, namun harapan kami, buku
peserta didiknya bersemangat karena didukung untuk ini bisa menjadi awal dari kegiatan mendokumentasi
mengembangkan potensi dan minat yang dimilikinya. dan menyebarluaskan praktik baik ke seluruh penjuru
Demikian juga dengan kegiatan di luar pembelajaran, Indonesia.
haruslah mampu menyalurkan energi besar anak-anak
untuk bermain, dan berinteraksi dengan lingkungan Semoga buku ini bermanfaat dan menginspirasi pe
guna meningkatkan kemandirian dan keterampilan ngelola Satuan Pendidikan, orang tua, dan para peng
yang dibutuhkan dalam kehidupannya. giat pendidikan di masyarakat dalam bekerjasama, ber
sinergi untuk kemajuan bangsa melalui pendidikan.
Bagian ketiga buku ini, menyampaikan pesan tentang
pentingnya kerelawanan orang tua dalam meningkatkan Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan peng
mutu layanan pendidikan di sekolah. Kerelawanan seba- hargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
gai wujud dari kepedulian menjadi semakin relevan hari telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini.
ini, karena banyak keluarga yang seakan menyerahkan
begitu saja keberhasilan anaknya pada pihak sekolah.
Melalui pelibatan yang simpatik, ternyata banyak juga
orang tua yang mau terlibat aktif membantu memaju- Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga,
kan sekolah. Bagian terakhir mengisahkan praktik baik
yang dilakukan oleh keluarga-keluarga dalam mendidik
anaknya. Sebagian besar adalah keluarga yang seder-
hana, namun kesederhanaan dan keterbatasan mereka Sukiman
- xii - - xiii -
Pelibatan
Keluarga
di Satuan
Pendidikan
Satu Sapaan,
Sejuta Perubahan
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Satu Sapaan, Sejuta Perubahan
“Hei, siapa kamu?” jawab saya spontan dan itu tentu le-
bih mirip penolakan yang mungkin terdengar tidak so-
pan. Lelaki mabuk yang iseng di malam hari menyapa
perempuan memang tidak berhak atas sopan-santun, mantan siswa saya 6 atau 7 tahun yang lalu. Wajahnya
pikir saya. Saat melihat wajah lelaki itu, saya bertanya sedikit berubah, tetapi saya tidak akan melupakannya.
dalam hati penuh selidik. Siapakah lelaki beraroma Guru mana yang bisa melupakan anak muridnya yang
alkohol ini dan mengapa dia berani menegur saya de- istimewa? Sayangnya, ingatan istimewa itu bukanlah
ngan panggilan “ibu”? Begitu memperhatikan wajahnya ingatan akan kebanggaan akan siswa yang sukses, ber-
dengan seksama, ingatan saya melayang ke beberapa ta- prestasi. Namun sebaliknya.
hun silam. Seperti ada film singkat yang diputar secara
cepat dan berkelebat-kelebat dalam imajnasi saya. Saya Siswa yang muncul dalam ingatan saya itu suka mem-
berusaha menangkap wajah-wajah dan nama yang ber- bolos, mangkir saat jam pelajaran. Predikat pembolos
serakan dalam ingatan saya. Tiba-tiba seperti ada pijar melekat begitu kuat pada siswa ini. Jangankan pres-
lampu yang mengingatkan, ternyata lelaki itu adalah tasi, di sekolahpun dia jarang terlihat. Saya ingat per-
-4- -5-
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Satu Sapaan, Sejuta Perubahan
-6- -7-
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Satu Sapaan, Sejuta Perubahan
ngan hebat. Sapaan mantan murid yang beraroma alko- Tanpa menunggu lama, saya merencanakan pembuatan
hol di malam itu terngiang terus, kadang hadir sebagai jembatan komunikasi guru dan orang tua atau keluar-
bisikan, kadang datang seperti teriakan yang mengaget- ga siswa. Harapan saya saat itu, jembatan ini bisa men-
kan. Ingatan akan rekam jejak anak murid saya itu dan jadi media untuk selalu menyampaikan perkembangan
aroma alkohol malam itu adalah sebuah paduan yang siswa kepada keluarganya, baik ataupun buruk. Keluar-
menyesakkan dada. Paduan itu menghadirkan rasa ber- ga tidak hanya berhak tetapi juga wajib tahu apa yang
salah dan saya mengutuk diri sendiri. “Guru macam apa terjadi dengan putra-putrinya di sekolah. Saya berke-
aku ini? Aku tahu muridku bermasalah, aku tahu ada yakinan, mantan siswa yang akhirnya menjadi seorang
masalah komunikasi yang serius tapi aku malah meng- pemabuk yang saya temui tempo hari adalah hasil dari
abaikan.” Aku tak henti-hentinya menyesal dan menya- akumulasi ketidakpahaman. Masalah yang dia hadapi
lahkan diri sendiri. Ini adalah kali pertama saya merasa menumpuk begitu rupa tanpa ada orang yang peduli,
benar-benar terganggu. Terganggu karena sebuah sa- tak ada yang bertanya. Pasalnya: tidak ada pertukaran
paan kecil. informasi antara sekolah dan keluarga.
Berhari-hari saya tenggelam dalam rasa bersalah dan Rencana ini saya lakukan berangkat dari keyakinan
marah pada diri sendiri, ada kesedihan mulai hadir. Saya bahwa saya cukup dekat dengan siswa dan mereka me-
bermohon pada Allah, setidaknya untuk diberikan kete- nikmati berinteraksi dengan saya. Ternyata itu saja ti-
nangan. Sungguh sapaan anak laki-laki berbau alkohol dak cukup. Apa yang saya rencanakan tidaklah mudah
itu mengguncang batin saya yang sudah mengabdi men- pada awalnya. Tantangan silih berganti menerpa per-
jadi guru di SMPN 1 Lembang selama 17 tahun. Dalam juangan yang saya yakini. Pertentangan justru muncul
doa saya suatu ketika, saya merasakan kehadiran se- dari internal sekolah sendiri. Salah satu rekan guru bah-
buah inspirasi. Komunikasi adalah kunci. Interaksi dan kan pernah menegur saya, “Bagaimana nanti target ma-
komunikasi yang baik antara guru dan orang tua meru- terinya Bu, kalau Ibu terlalu sibuk mengurus macam-
pakan hal yang tidak bisa diabaikan dalam pendidikan. macam pertemuan dan kontak dengan wali murid?”
Tanpa itu, siswa dengan mulut beraroma alkohol akan Teman lain bahkan ada yang lebih sinis mengatakan
terus ada dan bertambah jumlahnya. “kayak ngga ada kerjaan aja Buuu… ngurusin orang tua
-8- -9-
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Satu Sapaan, Sejuta Perubahan
- 10 - - 11 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Satu Sapaan, Sejuta Perubahan
rapa catatan di buku penghubung itu telah membuat ba- guru dan kemudian memutar balik orientasi hidup saya
nyak orang tua murid proaktif menghubungi beberapa selama ini. Satu sapaan memang bisa menghadirkan se-
guru untuk membuat janji bertemu. Komunikasi seko- juta perubahan, jika kita mengizinkannya.
lah dan rumah jadi lebih hidup.
Sebagaimana dituturkan oleh Titin Rostika,
Anak-anak sendiri terlihat makin nyaman di sekolah. guru di SMPN1 Lembang kepada penulis
Karena bukan hanya orang tua yang lebih peduli dengan
perkembangan mereka, namun juga sekolah lebih aktif
mengembangkan program dan kegiatan yang menyalur-
kan bakat dan minatnya. Contohnya ketika menyambut
hari aksara internasional, ada kegiatan membaca yang
kemudian hasil bacaan tersebut dipasang dalam ‘pohon
kesan’.
- 12 - - 13 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Perlu Dana? Komite Jualan Cabe
Perlu Dana?
Komite Jualan
Cabe
- 14 - - 15 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Perlu Dana? Komite Jualan Cabe
- 16 - - 17 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Perlu Dana? Komite Jualan Cabe
Saya sering menghabiskan waktu untuk mencari infor- tar hadir tersebut menjadi dasar untuk memanggil
masi bagaimana sekolah lain mengelola komite sekolah- siswa yang orang tuanya tidak hadir. Siswa akan ditanya
nya. Dari berbagai cerita saya melihat bahwa fenomena alasan absennya orang tua, dengan pertanyaan yang ti-
rendahnya partisipasi orang tua ini juga terjadi di mana- dak memojokkan orang tua tentunya. Cara ini rupanya
mana. Saya tidak bisa mengandalkan belajar dari orang cukup efektif, karena pada akhirnya siswa juga turut
lain, saya harus mencari cara sendiri. Saya pastikan ko- mendorong orang tuanya untuk selalu hadir dalam per-
munikasi antara pengurus komite berjalan dengan baik temuan orang tua. Pada awalnya, yang terjadi mungkin
karena komunikasi adalah kunci. Kami berdiskusi dan adalah rasa malu atau semangat kompetisi antar siswa
menggali gagasan untuk dapat mengatasi persoalan karena perbedaan patisipasi orang tua. Lama kelamaan
partisipasi ini. Kesungguhan dalam berusaha akhirnya itu menjadi semacam kesadaran.
melahirkan satu pendekatan yang kami sepakati dalam
menggalang partisipasi orang tua di sekolah. Kiat lain yang kami terapkan adalah kewajiban orang
tua mengambil rapor anaknya. Jika masih ada rapor
Kami percaya bahwa partisipasi adalah soal kebiasaan. yang niatnya diambil oleh siswa yang bersangkutan,
Kebiasaan itu tidak akan muncul tiba-tiba dan lang- maka rapor ditahan dan diminta orang tua/wali datang
sung bagus. Perlu ada ‘paksaan’ di awal sehingga keter ke sekolah untuk mengambilnya sendiri di lain waktu.
paksaan itu akan menjadi kebiasaan. Siapa yang bisa Hal ini menjadi faktor pendorong bagi orang tua untuk
memberi paksaan itu? Tentu saja pihak pertama adalah bisa berpartisipasi di sekolah. Bersamaan dengan atur
komite sekolah namun kami rasa kekuatannya tidak cu- an yang sifatnya ‘memaksa’ ini, pendekatan persuasif
kup besar untuk memaksa orang tua. Pihak berikutnya juga dilakukan. Dalam setiap pertemuan, orang tua se-
adalah siswa itu sendiri. Siswa sebenarnya memiliki ke- lalu diberi penjelasan oleh wali kelas tentang penting-
kuatan untuk memaksa orang tuanya atau setidaknya nya kehadiran mereka di sekolah.
mendorong orang tuanya untuk bisa aktif.
Selain untuk mengetahui perkembangan pendidikan
Mulai suatu ketika, setiap kali komite sekolah meng- anak-anak mereka, komite juga membuat program
undang orang tua murid, daftar hadir wajib diisi. Daf- yang membutuhkan partisipasi orang tua, salah satu-
- 18 - - 19 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Perlu Dana? Komite Jualan Cabe
- 20 - - 21 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Perlu Dana? Komite Jualan Cabe
- 22 - - 23 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Menjaga Ujian, Mengawasi Karakter, Menyukseskan Pendidikan
Menjaga Ujian,
Mengawasi
Karakter,
Menyukseskan
Pendidikan
- 24 - - 25 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Menjaga Ujian, Mengawasi Karakter, Menyukseskan Pendidikan
Ada banyak kemungkinan untuk melibatkan orang tua Saya yakin, ujian sumatif merupakan sebuah proses pen-
dalam proses pendidikan. Penggalangan dana tentu ting yang merupakan ujian karakter selain ujian pema-
saja termasuk satu opsi yang konvensional, sudah bi- haman pelajaran. Dalam ujian inilah orang tua penting
- 26 - - 27 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Menjaga Ujian, Mengawasi Karakter, Menyukseskan Pendidikan
dilibatkan, setidaknya mereka menjadi saksi sebuah mengonsumsi makanan dan minuman yang merugikan
fase penting dalam kehidupan pendidikan putra putri kesehatan, dan tidak berjudi. Jika melanggar, siswa akan
mereka. Selain itu, saya juga melihat betapa pentingnya kena sanksi. Warungnya tidak kami tutup tetapi kami
pertemuan orang tua siswa dengan sekolah. Dalam per- melarang siswa untuk jajan di situ. Hal ini akan menjadi
temuan itu, orang tua duduk berdampingan langsung de- alasan sekaligus peringatan bagi masyarakat sekitar un-
ngan siswa mendengarkan paparan tentang pendidikan tuk turut serta menegakkan aturan disiplin dan pemben-
keluarga yang disampaikan langsung oleh para guru dan tukan karakter yang kami terapkan.
saya selaku kepala sekolah. Dalam kesempatan itu, siswa
juga diajak untuk menyampaikan uneg-uneg yang dira- Terapkan Monitoring Siswa di Rumah
sakan pada orang tuanya. Setelah itu, mereka akan sung- Kami percaya, pengawasan adalah kunci keberhasilan
kem pada orang tua masing-masing sambil menyampai- pendidikan. Tidak hanya di sekolah, pengawasan di ru-
kan permohonan maaf. Buat kami, itu momen meng- mah juga berperan sangat penting. Demi memantau
harukan. Momen itu juga menjadi momen baik untuk perkembangan karakter siswa di rumah, SMK Brantas
‘mendamaikan’ orang tua dan anak jika ada masalah. Se- menerapkan monitoring siswa di rumah. Tim monitor-
perti persoalan sekolah yang memerlukan uluran tangan ing yang dilaksanakan oleh guru mengunjungi kediaman
orang tua dalam penyelesaiannya, ada banyak persoalan siswa dan bertemu dengan orang tua siswa. Aspek-aspek
keluarga yang bisa dibantu penyelesaiannya oleh sekolah. yang dimonitoring antara lain tempat ibadah, jadwal
Itulah gunakan kedekatan dua pihak. pribadi siswa, jadwal pelajaran, rak buku, tempat tas,
meja belajar, lemari pakaian, tempat sepatu, tempat ti-
Selain dengan orang tua siswa, kami juga melibatkan ma- dur, kamar mandi serta toilet. Dalam hal ini, akan dinilai
syarakat dalam pendidikan. Lingkungan SMK Brantas mengenai keberadaan aspek tersebut serta kerapihan.
dikelilingi oleh perumahan dan kami membebaskan ma-
syarakat membuka kantin untuk siswa saat jam istirahat. Program monitoring siswa atau kunjungan sekolah ke-
Saya bebaskan, tapi kami bekerja sama. Saya membuat pada orang tua menjadi bagian dari pendidikan. Program
peraturan agar anak tidak merokok, tidak makan saat jam monitoring siswa ini sudah dilakukan SMK 5 Brantas
pelajaran, tidak tidur di warung saat jam pelajaran, tidak sejak 5 tahun lalu. Biasanya, dilakukan sebanyak 3 bulan
- 28 - - 29 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Menjaga Ujian, Mengawasi Karakter, Menyukseskan Pendidikan
sekali dengan satu kali perjalanan sebanyak 3 sampai 5 Sedangkan, orang tua Andi Mesanda, siswa kelas X M2,
siswa, tergantung jarak dan waktu tempuh. bersyukur ada tim guru yang datang ke sekolah. Apalagi
ketika ada pertanyaan tentang kebiasaan siswa di ru-
Beberapa orang tua yang dikunjungi sempat terkejut mah saat malam hari. Ibu Siti menuturkan, ”Andi sering
dengan kehadiran guru SMK Brantas. Seorang ibu per- keluar malam, ke billyard. Saya sudah sering kasih tahu,
nah menyampaikan, ”Saya kaget ada guru datang, saya tapi Andi masih sering keluar malam. Nanti tolong seko-
takut Intan nakal di sekolah. Saya sering mikir kalau di lah juga kasih tahu ke Andi ya pak, jangan terlalu sering
rumah, Intan itu nakal atau nggak ya di sekolah. Dengan keluar malam.” Ini merupakan contoh bagaimana orang
kedatangan guru seperti ini, saya jadi tahu Intan seperti tua memerlukan peran sekolah untuk menasihati anak
apa di sekolah.” Demikian tutur Ana Irawati, orang tua mereka. Artinya kerjasama memang diperlukan. Selain
siswa Intan Pratiwi, siswi kelas XI MM. Ucapan polos kebiasaan malam hari, siswa juga dimonitoring tentang
orang tua ini meyakinkan saya bahwa kedatangan kami kebiasaan bersalaman saat berangkat dan pulang se-
- 30 - - 31 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Menjaga Ujian, Mengawasi Karakter, Menyukseskan Pendidikan
kolah, kebiasaan merokok atau mabuk serta kebiasaan manual yang dibacakan oleh guru, tapi menggunakan
berbahasa halus dengan orang tua. mesin finger print.
Hasil dari kegiatan monitoring ini, guru akan memberi Jika siswa tidak hadir dengan suatu alasan, orang tua
catatan bagian mana saja yang harus diperbaiki. Catatan wajib datang ke sekolah untuk memberi tahu. Ini ko-
tersebut kemudian ditandatangani untuk kemudian di- mitmen kami dengan orang tua murid. Izin ketidakha-
simpan oleh orang tua siswa. Semua itu kami lakukan diran siswa harus dilakukan orang tua langsung dengan
dengan kerjasama dan koordinasi yang baik antar guru datang ke sekolah. Dengan begitu, ada komunikasi lang-
dan manajemen sekolah, termasuk kepala sekolah dan sung antara orang tua dan guru. Semua itu dimonitor
para wakil kepala sekolah. Suatu hari nanti akan dilaku- dengan ketat oleh ketua kegitan monitoring.
kan monitoring kembali, apakah sudah ada perubahan
dari catatan tersebut. Selain dengan orang tua, kami Jika tidak ada keterangan, sekolah akan mencari tahu
juga bertanya pada lingkungan sekitar seperti tetangga dengan mendatangi rumah siswa. Dengan begitu, niat
tentang kebiasaan siswa. Semua kegiatan monitoring di siswa untuk bolos sekolah bisa ditekan. Selain absensi,
SMK Brantas ini diketuai oleh Bapak Henis Suswanto, kedisiplinan selama di sekolah juga menjadi penilaian,
wakil kepala sekolah SMK Brantas. seperti membawa telepon genggam, ramai di dalam ke-
las, baju yang tidak dimasukkan atau pelanggaran lain-
Raport Karakter nya seperti merokok, minuman keras, naik motor ber-
Hasil monitoring tersebut nantinya akan dimasuk- tiga, naik motor tanpa helm, naik motor dengan knalpot
kan dalam penilaian di raport karakter. Selain raport bersuara besar, mencuri atau berkelahi.
akademis, SMK Brantas Malang juga mengeluarkan
raport karakter di akhir tahun ajaran. Raport karak- Jika kedapatan siswa melakukan pelanggaran, pihak
ter berisi tentang penilaian karakter siswa selama di sekolah akan memanggil orang tua siswa untuk pembi-
lingkungan sekolah, antara lain, absensi siswa yang naan. Selanjutnya, akan dimonitoring oleh sekolah dan
berisi keterangan alpha, sakit, izin atau terlambat. Se- orang tua. Peringatan pada siswa yang melanggar sam-
tiap siswa yang hadir tidak lagi menggunakan absensi pai 4 tahap. Saya pesan ke guru untuk tidak perlu marah
- 32 - - 33 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Menjaga Ujian, Mengawasi Karakter, Menyukseskan Pendidikan
- 34 - - 35 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Orang Tua Menjadi Guru, Guru Menjadi Orang Tua
Orang Tua
Menjadi Guru,
Guru Menjadi
Orang Tua
- 36 - - 37 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Orang Tua Menjadi Guru, Guru Menjadi Orang Tua
- 38 - - 39 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Orang Tua Menjadi Guru, Guru Menjadi Orang Tua
Di SD yang menjadi favorit masyarakat ini, ada beberapa Ini merupakan kegiatan yang memberikan wawasan
kegiatan sebagai bentuk pelibatan orang tua dalam ke- tentang keahlian atau profesi pada siswa”. Kegiatan ini
giatan sekolah. Orang tua mengajar adalah salah satu pro- sudah dilaksanakan sejak tahun 2013 dan tetap berlang-
gram yang menjadi unggulan. Melalui program ini sekolah sung sampai sekarang. Hari Orientasi Karir dimaksud-
melibatkan orang tua sebagai guru untuk mengajarkan kan supaya siswa mulai memiliki gambaran tentang
pokok bahasan tertentu. Tujuannya adalah agar siswa da- profesi apa saja yang bisa menjadi masa depannya, dan
pat memperoleh wawasan lebih mendalam karena yang persiapan apa saja yang harus dilakukan. Orang tua yang
menjadi pembicara adalah orang yang lebih kompeten di memiliki keahlian atau profesi tertentu menjadi nara-
bidangnya, serta sebagai variasi dalam pembelajaran. sumber dari kegiatan ini.” Saya mengangguk-angguk
memperlihatkan perhatian pada berita penting itu.
Dikatakan oleh kepala sekolah, suatu ketika orang tua
siswa yang berprofesi dokter mengajar di kelas untuk me- Pemaparan selanjutnya sungguh membuat saya makin
nyampaikan materi tentang penyakit menular. Di kesem- larut dalam keinginan untuk mengulang cerita yang
patan lain, orang tua yang bekerja sebagai polisi menga- sama di sekolah-sekolah lain.
jarkan materi tentang tata tertib di jalan raya. Cerita ini
mengingatkan saya akan praktik yang sama di sebuah Pelibatan orang tua lain adalah pada kegiatan ekstra
sekolah dasar di Queensland, Australia. Orang tua siswa kurikuler. Orang tua siswa dengan keahlian tertentu di
yang tengah mengambil program doktoral di Queensland sekolah ini diberi kesempatan untuk menjadi membim-
University, antusias mengajarkan Matematika di seko- bing. Ekskul tari misalnya, dibimbing oleh Ibu Maria
lah tersebut. Bahkan guru-gurunyapun diajarkan ke- Dance, M.SN ibu dari siswa kelas VI, pimpinan sanggar
trampilan mengajar dengan metode yang menyenangkan seni terkemuka di Sumatera Barat, Sanggar Seni Satam-
siswa oleh mahasiswi S3 tersebut. Bahagia saya, betapa pang Baniah. Begitu juga ekstrakurikuler olah vokal dan
praktik baik seperti ini telah juga terjadi di tanah air. musik ensamble Minangkabau, dibimbing oleh Bapak
Iswadi Condra, S.Pd, orang tua dari siswa Kelas III, yang
“Tidak itu saja!, lanjut Kepala Sekolah membuyarkan la- merupakan guru seni di SMK N 7 Padang, serta seniman
munan saya, ada juga Hari Orientasi Karir (career day). yang sudah sering tampil di berbagai pagelaran seni bu-
- 40 - - 41 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Orang Tua Menjadi Guru, Guru Menjadi Orang Tua
- 42 - - 43 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Orang Tua Menjadi Guru, Guru Menjadi Orang Tua
- 44 - - 45 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Orang Tua Menjadi Guru, Guru Menjadi Orang Tua
- 46 - - 47 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Kepedulian adalah Kunci
Kepedulian
adalah Kunci
- 48 - - 49 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Kepedulian adalah Kunci
- 50 - - 51 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Kepedulian adalah Kunci
Ning ini. Sudah rupawan, terkenal, peduli dan senang “Kalau pihak kepolisian sengaja kami undang, bukan un-
berbagi lagi. tuk menakut-nakuti, tapi kami memang ada program Po-
lisi Sahabat Anak, kami bekerjasama dengan Binmas Pol-
“Kami memberi gambaran singkat apa itu Cak dan Ning sek Tambaksari dimana siswa yang melanggar peraturan
Surabaya, bagaimana proses rekrutmennya, apa saja tu- sekolah akan mendapatkan binaan langsung dari pihak
gas yang diemban serta keuntungan yang bisa didapat- Polsek, tidak ada hukuman fisik disini, hanya sekedar
kan jika mengikuti ajang tersebut. Selain itu, kami juga pembinaan dan membuat surat keterangan untuk tidak
menjelaskan tentang kearifan budaya lokal Surabaya. mengulangi perbuatan tersebut” jelas Kepala Sekolah
Alhamdulillah adik-adik ini luar biasa pingin taunya” yang telah dua tahun bertugas di SMPN 29 Surabaya.
tuturnya
Pelibatan peran masyarakat di sekolah ini layak ditiru.
Antusias tersebut jelas terlihat di wajah Rizky, salah Sekolah yang dulu kabarnya sering terjadi gesekan de-
satu siswa baru. “Wahh, seneng banget, Cak dan Ning itu ngan warga, kini sejak dipimpin oleh Sri Giyanti diubah
ganteng, cantik, dan pinter lagi, pengen jadi kayak me- menjadi guyub rukun. Masyarakat dilibatkan dalam
reka nanti kalau udah gedhe” ungkapnya. berbagai aktivitas di sekolah, termasuk kegiatan PLS ini.
Penjelasan yang Elmi dan rekan-rekannya berikan Di hari pertama masuk sekolah, seluruh siswa dihimbau
juga menarik, santai dan akrab sehingga suasana terasa untuk membawa sembako. Sembako yang sudah ter-
membaur dengan semua siswa. kumpul dibagikan kepada warga sekitar sekolah yang
membutuhkan. Pembagian sembako juga melibatkan
Saat saya berbincang dengan kepala SMPN 29, Ibu Sri siswa sendiri.
Giyanti mengatakan kegiatan Pengenalan Lingkungan
Sekolah harus diisi dengan kegiatan yang positif, tidak “Kegiatan ini bisa mendekatkan siswa dengan warga se-
saja mengundang orang tua atau keluarga siswa, namun kitar secara personal, siswa juga bisa peka melihat kon-
juga wakil dari paguyuban Cak dan Ning Surabaya, serta disi masyarakat yang kurang beruntung, biar mereka
dari kepolisian setempat. belajar peduli dan berbagi juga,” ungkap ibu yang telah
- 52 - - 53 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Kepedulian adalah Kunci
memiliki tiga cucu ini. Tentu saja ini praktik baik yang “Orang tua memang sengaja kita ajak keliling sekolah,
menarik. Menumbuhkan sikap suka berbagi, sekaligus biar mereka tahu seluruh lingkungan sekolah termasuk
mendekatkan siswa pada masyarakat sekitar menjadi ruang kelas dimana anaknya menuntut ilmu, bukan ha-
pendidikan karakter yang riil. nya tahu gerbang sekolah saja,” pungkas Sri Giyanti.
Hal-hal yang menarik dari HPS di sekolah ini saya apre- Saya mengangguk penuh perhatian. Di saat isu keke-
siasi saat membagikan paket buku Menjadi Orang Tua rasan di lingkungan sekolah masih kerap terdengar,
Hebat kepada orang tua yang hadir. Paket tersebut tidak program ini menjadi penting. Orang tua jadi tahu seluk
hanya berisi buku, namun juga poster mengenai anjuran beluk lingkungan sekolah anaknya. Jika semua dilihat
pembiasaan karakter baik di rumah. Dan setelah Ibu Sri aman, orang tua tentu menjadi nyaman. Kalaupun me-
memaparkan program sekolah serta menyambungkan nurut orang tua masih ada yang kurang aman, mereka
dengan kebijakan kantor kami, Direktorat Pembinaan dapat memberi masukan untuk perbaikan.
Pendidikan Keluarga Kemdikbud, saya kembali me-
nyampaikan pesan Direktorat kepada orang tua siswa Melihat praktik baik SMPN 29 Surabaya ini menarik dan
supaya terus belajar dan belajar. Mengapa? Karena patut untuk dijadikan contoh dalam pelibatan peran ma-
menjadi orang tua tidak ada sekolahnya. syarakat di kegiatan sekolah. Tokoh masyarakat, instansi
yang relevan dengan misi pendidikan adalah bagian dari
Pertemuan dengan orang tua berlangsung sekitar satu masyarakat yang bisa dilibatkan. Di samping itu, sekolah
jam, setelah itu orang tua diajak untuk berkeliling sekolah. yang secara geografis berada di tengah-tengah masyara-
Tujuannya agar orang tua mengetahui seluruh bangunan kat, haruslah dapat menyumbang sesuatu pada masyara-
yang ada di sekolah berikut kondisi bangunan tersebut. kat. Kepedulian menjadi kata kunci. Seperti pesan Marva
Collins, kau bisa membayar orang untuk mengajar tapi
“Saya tadi diajak keliling sekolah sama guru-gurunya, kau tak bisa membayar mereka untuk peduli.
sampe ke bagian belakang sekolah juga, jadi saya tahu
semuanya,” ungkap Farida, salah satu orang tua yang Dina Kartika Putri, staf di Subdit Program dan Evaluasi,
mengikuti pertemuan sedari pagi. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
- 54 - - 55 -
Pelibatan Keluarga Di Satuan Pendidikan Kepedulian adalah Kunci
Sekolah
Sebagai
Taman
- 56 - - 57 -
Sekolah Sebagai Taman Menemukan Bakat Anak
Bakat Anak
dosen yang paling disukai mahasiswa tentu saja da-
pat diterapkan oleh guru-guru sekolah, agar dekat
dan dicintai siswanya.
- 58 - - 59 -
Sekolah Sebagai Taman Menemukan Bakat Anak
- 60 - - 61 -
Sekolah Sebagai Taman Menemukan Bakat Anak
dia meneruskan hobi melukisnya maka dia bisa gagal menjadi alasan bagi ibunya untuk ‘menghalanginya’ me-
dalam pendidikan formalnya. Hobinya itu, menurut lukis. Ingatan saya melayang pada film-film tema lama.
ibunya, telah menyita waktu dan perhatiannya sehingga Sebuah kisah klasik. Nampak jelas, dia merasa bersalah
konsentrasi belajarnya terganggu. Itulah penyebab IP- karena telah membuat ibunya tidak bahagia dengan
nya yang kurang memuaskan. pencapaian akademiknya. Ada kesedihan membayang
dan kesan dilema yang kuat.
“Kamu dibayar berapa untuk menghasilkan sebuah
lukisan seperti ini?” ujar saya ketika melihat sebuah “Kamu nonton film Three Idiots?” tanya saya memecah
lukisan wajah yang menurut saya sangat bagus. “Em- suasana yang menjadi sedikit muram. “Ya Pak!” katanya
pat sampai lima juta Pak” jawabnya tenang. Karya yang mantap. “Apa yang terjadi pada bapaknya Farhan?” saya
diselesaikan dalam seminggu itu membuatnya bisa di- lanjutkan. Dia agak ragu dan berusaha menebak-nebak
bayar lima juta. Saya cukup terkesan. “Kalau model apa yang saya maksudkan. Saya lanjutkan “Farhan pu-
begini?” tanya saya lagi ketika melihat lukisan wajah nya hobi fotografi binatang. Kita tahu itu dari awal film.
gaya WPAP. Model wajah WPAP belakangan ini menjadi Sayangnya bapaknya tidak setuju dan memaksanya un-
trend [lagi]. Lukisan wajah yang seakan tidak harmoni tuk menjadi seorang insinyur. Farhan bisa masuk teknik
dan kaku dengan blok-blok warna kontras itu cukup tetapi dia tidak berprestasi maksimal karena jiwanya ti-
menarik perhatian saya. Di Instagramnya ada cukup dak di situ. Sementara itu bapaknya tetap bersikukuh.
banyak gambar demikian dan rupanya itu salah satu ke- Tapi kamu ingat apa yang terjadi di akhir cerita? Bapak-
ahliannya. “Kalau itu sekitar 150 sampai 250 ribu Pak. nya membelikannya sebuah kamera. Pada adegan yang
Tergantung kerumitannya” katanya tegas. “Sudah de- mengharukan itu, kita diajarkan bahwa orang tua pada
ngan bingkai?” kejar saya lagi. “Ya Pak, sudah termasuk akhirnya ingin mendukung anaknya jika mereka sudah
bingkainya.” teryakinkan bahwa si anak tahu betul apa yang dia mau.”
Saya ingat lagi ceritanya bahwa ibunya merasa hobi itu Mahasiswa itu tertegun, seperti memahami sesuatu.
tidak perlu diteruskan karena membuat IPnya tidak “Tugasmu bukan untuk membuktikan bahwa ibumu
sempurna. Nilai formal kuliah yang tidak maksimal salah. Tugasmu bukan melawan mereka. Tugasmu ha-
- 62 - - 63 -
Sekolah Sebagai Taman Menemukan Bakat Anak
“Jika kita punya keinginan yang Konon tugas guru bukanlah memintarkan anak murid-
kuat dari dalam hati, maka seluruh nya tetapi menyadarkan mereka akan potensinya se-
hingga kemudian si murid bisa mencapai keberhasilan
alam semesta akan bahu membahu dengan potensi itu. Menyetujui Andrea Hirata, tugas
mewujudkannya” guru adalah “menemukan bakat” anak muridnya. Tu-
juan utama pendidikan, kata Malcolm Forbes, bukanlah
-Soekarno- mengisi kepala yang kosong dengan ilmu, tetapi meng-
gantinya dengan kepala yang terbuka. Nasihat Forbes
ini mungkin tidak berpengaruh banyak pada mahasiswa
saya tetapi rupanya berdampak pada ibunya. Setidaknya
nya satu, menunjukkan kepada mereka bahwa apa yang itu yang saya tangkap ketika beberapa hari berikutnya
kamu lakukan itu baik dan bisa menjadikanmu orang dia menyerahkan sebuah potret wajah saya dalam gaya
yang bisa hidup mandiri di masa depan. Tugasmu ada- WPAP. Ada keterbukaan pandangan pada beliau.
lah menyingkirkan kekhawatiran mereka akan masa de-
pan anaknya.” Saya berhenti sesaat dan memperhatikan Mahasiswa saya ini bernama Wiby. Karya-karyanya
reaksinya yang seperti bercampur antara senang, kha- dipajang di akun IG-nya @WibySP. Kisahnya adalah ki-
watir dan penuh harap. sah klasik tapi, seperti kata Sheila On Seven, itu “Sebuah
Kisah Klasik untuk Masa Depan”.
“Kamu bisa buatkan saya satu gambar wajah model
WPAP?” tanya saya tiba-tiba. “Bisa Pak!” katanya agak I Made Andi Arsana,
ragu karena tidak yakin bahwa saya memang meminta- Dosen Geodesi Universitas Gajah Mada Yogyakarta
nya melukis. “Saya akan bayar karena kamu profesio-
nal” kata saya sambil tersenyum dan itu dibalas dengan
wajah tak menentu. “Tunjukkan pada ibumu saat kamu
membuat gambar saya, mungkin beliau akan berubah
pikiran” pesan saya mengakhiri.
- 64 - - 65 -
Sekolah Sebagai Taman Cinta Kasih Tzu Chi: Menghibur yang Tergusur
Cinta Kasih
Tzu Chi:
Menghibur
yang Tergusur
- 66 - - 67 -
Sekolah Sebagai Taman Cinta Kasih Tzu Chi: Menghibur yang Tergusur
- 68 - - 69 -
Sekolah Sebagai Taman Cinta Kasih Tzu Chi: Menghibur yang Tergusur
kami paham bahwa permasalahannya jauh lebih kom- sekolah. Kenyamanan fisik jelas penting tetapi pengem-
pleks daripada yang kami lihat di televisi. Dalam jangka bangan intelektualitas jelas tidak bisa diabaikan. Ka-
pendek, para korban itu membutuhkan uluran tangan rena itu kami bangun sekolah dengan seluruh murid dari
untuk merelokasi mereka ke tempat yang lebih nyaman. warga rusun. Uang sekolah mereka murah dan mereka
Mereka perlu makanan, minuman, pakaian, dan tentu tidak membayar uang pangkal.
saja tempat tinggal yang layak untuk mereka bisa me-
mulihkan rasa dan semangat. Sekolah Tzu Chi ini berkembang dengan baik dan saya
dipercaya sebagai Direktur Sekolah. Tahun 2004, Seko-
Kami akhirnya membuat proposal ke kantor pusat lah Tzu Chi membuka kembali untuk jenjang TK, lalu
yayasan di Taiwan. Guru besar kami, Master Cheng Yen menyusul SMK dan terakhir SMA. Akhirnya sekolah ini
menyetujui untuk membangun rumah susun bagi kor- kini lengkap dengan adanya 5 unit sekolah. Seiring ber-
ban banjir itu. Dengan rumah susun itu, mereka selan- jalannya waktu dan melihat minat masyarakat luar yang
jutnya akan direlokasi. Mereka tidak digusur oleh pe- cukup tinggi terhadap sekolah tersebut, akhirnya Tzu
merintah tetapi oleh alam dan ini saatnya kami semua Chi membuka kesempatan masyarakat di luar rusun un-
menghibur mereka yang tergusur. Bekerja sama dengan tuk dapat menimba ilmu di tempat tersebut. Kami per-
pemda DKI yang saat itu dipimpin oleh Gubernur Suti- caya, pendidikan seharusnya tidak eksklusif dan untuk
yoso, sebanyak 1100 rumah susun dibangun dan diberi- kalangan tertentu saja.
kan gratis kepada yang membutuhkan yakni para warga
yang tinggal di bantaran Kali Angke. Untuk menjamin keadilan dan untuk kemudahan dalam
memilih siswa, untuk siswa dari luar kawasan Tzu Chi di-
Setelah rumah susun berdiri, dilanjutkan dengan pem- berlakukan tes masuk, sementara anak dari lingkungan ru-
bangunan sekolah dan rumah sakit yang letaknya ma- sun menjadi prioritas utama masuk tanpa tes. Saat ini, 40
sih berdekatan di wilayah tersebut. Tahun 2003, SD dan persen siswa Sekolah Tzu Chi merupakan warga rusun, se-
SMP Cinta Kasih Tzu Chi berdiri dengan seluruh murid lebihnya dari masyarakat luas. Kami memiliki Total siswa
merupakan anak-anak warga rumah susun. Kami sadari, sebanyak 1980 orang dari semua jenjang, 40 persennya di-
fasilitas yang juga mendukung sebuah perumahan adalah subsidi. Biaya kami termasuk tidak mahal dengan fasilitas
- 70 - - 71 -
Sekolah Sebagai Taman Cinta Kasih Tzu Chi: Menghibur yang Tergusur
Keunggulan
Sekolah Tzu Chi memiliki keunggulan yang cukup unik.
Tidak hanya belajar akademik, tapi siswa juga dididik
untuk memiliki sifat dan budi pekerti yang baik serta
penerapan nilai-nilai sopan santun dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuan utama pendirian Sekolah Tzu Chi
adalah untuk mendidik anak-anak yang disiplin, men-
jaga kebersihan dan bersopan santun. Karena itulah
Kunjungan ke panti jompo kami dilengkapi dengan kelas bimbingan tata karma
yang mendidik anak-anak agar menerapkan tata krama
dalam kehidupan sehari-hari di dalam cara makan, ber-
pakaian, duduk, berjalan, rajin, hemat serta bersikap so-
seperti ini. Sejujurnya, kalau hanya mengandalkan dana pan terhadap orang lain.
dari siswa, sebenarnya kurang. Untunglah kami menerima
subsidi dari pemerintah pusat berupa dana Bantuan Ope- Selain itu, Sekolah Tzu Chi juga mengadakan mata pela-
rasional Sekolah (BOS). jaran budaya humanis. Dalam kelas tersebut, diajarkan
budaya penyajian teh, merangkai bunga, kaligrafi, dan
Siswa Sekolah Tzu Chi juga universal sifatnya. Meski di- tata krama. Semua diadakan dengan metode tematik
bangun oleh yayasan dengan dasar agama Budha, tapi untuk mendidik anak-anak menghormati semua mah-
- 72 - - 73 -
Sekolah Sebagai Taman Cinta Kasih Tzu Chi: Menghibur yang Tergusur
luk hidup dan benda di alam semesta, serta tahu bersyu- tidak sempat menyiapkan bekal makanan. Akhirnya
kur kepada setiap orang di dalam masyarakat. kami siapkan kantin, dengan catatan hanya satu kantin
saja, dikelola relawan dan hanya menyiapkan makanan
Salah satu peraturan yang diterapkan di sekolah tersebut vegetarian, tanpa menggunakan bahan plastik.
yakni siswa tidak diizinkan untuk membawa barang ber-
bahan plastik serta membawa bekal dengan menu vege Sekolah Tzu Chi juga peduli terhadap pelestarian ling-
tarian. Kami lebih menekankan pelestarian lingkungan, kungan. Siswa diminta untuk membawa sampah kertas,
dan tidak boleh membunuh hewan. Dasar yang kami gu- botol atau karton dari rumah untuk kemudian di daur
nakan adalah prinsip mencintai lingkungan. ulang di depo. Kami lengkapi masker dan sarung tangan,
siswa diajak untuk memilah sampah dan daur ulang agar
Pihak sekolah senantiasa dan berkala mengimbau ke- dapat dimanfaatkan kembali. Tujuannya, selain menya-
pada orang tua untuk selalu menyiapkan bekal anaknya dari dan menghargai berkah, anak-anak juga bisa men-
dari rumah sehingga mereka tidak jajan di sekolah. Se- ciptakan berkah.
jak awal berdiri, sekolah tidak menyiapkan kantin untuk
siswa jajan. Siswa hanya makan dari bekal yang dibawa- Edukasi Orang Tua
kan orang tuanya. Namun seiring berjalannya waktu, sa- Selain mendidik siswa, Sekolah Tzu Chi juga mengedu-
tu-satunya kantin akhirnya dibangun dan dikelola oleh kasi orang tua siswa, khususnya orang tua dari kawasan
relawan Tzu Chi untuk memfasilitasi anak-anak yang ti- rumah susun. Di awal berdirinya sekolah, kami amati
dak sempat dibawakan bekal oleh orang tuanya karena bahwa karakter orang tua siswa masih kurang tertib.
kesibukan bekerja. Ini salah satu contoh dinamika dan Kami bisa memahami, mereka biasa tinggal di bantaran
perkembangan yang menuntut adanya penyesuaian. kali, secara ekonomi juga lemah, jadi kami tidak hanya
memberi pendidikan, tapi juga bantuan nutrisi seperti
Kantin sekolah baru hadir tiga tahun terakhir karena susu. Kami mengedukasi orang tuanya juga. Awalnya,
kita ingin orang tua bertanggung jawab terhadap gizi mereka mengantar anaknya ke sekolah hanya dengan
dan kesehatan anak. Pertimbangan utama diadakannya pakaian seadanya, lalu kami edukasi agar mereka me-
kantin adalah banyak orang tua yang bekerja sehingga ngenakan pakaian rapi saat mengantar atau menjem-
- 74 - - 75 -
Sekolah Sebagai Taman Cinta Kasih Tzu Chi: Menghibur yang Tergusur
- 76 - - 77 -
Sekolah Sebagai Taman Cinta Kasih Tzu Chi: Menghibur yang Tergusur
satu bulan. Kami memahami, adanya reward yang sifat- prinsip dasar yang melandasi berdirinya Sekolah Cinta Ka-
nya nyata dan langsung seperti itu akan membuat para sih Tzu Chi. Berawal dari niat baik yang sederhana untuk
orang tua lebih tertarik. membantu anak-anak yang tergusur oleh alam, kini seko-
lah Cinta Kasih Tzu Chi tumbuh menjadi rumah bagi lebih
Dalam pertemuan tersebut, sekolah akan mengundang banyak orang untuk bertumbuh. Kami mencoba menghi-
psikolog untuk berbagi ilmu tentang pengasuhan anak. bur yang tergusur lewat pendidikan.
Menurut Freddy, orang tua sangat perlu diedukasi ten-
tang cara mendidik anak, karena dia melihat masih ba-
nyak orang tua yang kasar terhadap anaknya, seperti Sebagaimana dikisahkan Bapak Freddy, S. Kom,
main pukul, membentak anak dengan nada keras, serta Direktur Tzu Tji kepada penulis
melabeli anak dengan kata-kata kurang baik.
- 78 - - 79 -
Sekolah Sebagai Taman Pembelajaran yang Memerdekakan
Pembelajaran yang
Memerdekakan
- 80 - - 81 -
Sekolah Sebagai Taman Pembelajaran yang Memerdekakan
- 82 - - 83 -
Sekolah Sebagai Taman Pembelajaran yang Memerdekakan
Menapaki lingkungan SDKM tidak seperti sedang ber- jendela didesign bangun datar, seperti segi tiga, segi
ada di wilayah sekolah. Lokasinya di tengah-tengah empat, persegi panjang, lingkaran, oval, trapesium dan
perkampungan dengan bentuk kelas yang tidak umum lainnya. Design seperti itu sekaligus digunakan untuk
tersebut sempat membuat orang yang baru pertama kali bahan pembelajaran bagi para siswa.
datang ke tempat itu bingung dan salah duga.
Sekolah yang sekarang ini merupakan pengembangan.
Tempat seluas 5000 meter persegi dengan status sewa Karena animo masyarakat cukup tinggi, maka dibangun
pakai hingga 20 tahun ini merupakan perluasan dari seperti ini. Konsepnya kampung sekolah, jadi anak-anak
SDKM sebelumnya. Awalnya, SDKM dibangun di ling- seperti berada di rumah. Suasananya yang ingin dimun-
kungan rumah-rumah penduduk. Romo Mangun yang culkan seperti belajar di rumah. Ini membuat murid dan
memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan se- siswa merasa seperti di rumah sendiri. Siswa juga diizin-
ngaja membangun SDKM untuk memfasilitasi warga di kan untuk belajar di manapun tempatnya asal diketahui
wilayah tersebut. oleh guru. Misalnya, mereka ingin mengerjakan tugas di
lapangan atau perpustakaan, silahkan saja, asalkan me-
Romo Mangun menyewa rumah-rumah penduduk untuk nyampaikan pada guru, sehingga guru bisa mengawasi.
kemudian disulap menjadi kelas-kelas. Seiring berjalan-
nya waktu serta minat masyarakat yang cukup tinggi ter- Karena ingin seperti berada dirumah, guru yang terlibat
hadap pendidikan, SDKM kemudian meluaskan tempat- juga memposisikan dirinya sebagai orang tua. Kami ti-
nya ke wilayah tak jauh dari tempat sebelumnya. Tempat dak menggantikan orang tua, tapi ketika di sekolah, kami
yang lama kini digunakan untuk TK Kanisius Mangunan. seperti orang tua mereka di rumah. Agar anak-anak nya-
man, terbuka dengan kami, kami memposisikan diri se-
Di tempat baru, yayasan menyewa sebidang tanah ke- bagai orang tua, teman, sekaligus guru.
mudian membangun rumah-rumah berbentuk joglo
yang kemudian digunakan sebagai ruang kelas. Tidak Kotak Pertanyaan
ada pagar yang membatasi antara sekolah dan rumah Kami percaya, rasa penasaran adalah cikal bakal pene-
warga. Arsitektur bangunannya pun cukup unik. Bagian muan dalam pencarian ilmu pengetahuan. Untuk ini,
- 84 - - 85 -
Sekolah Sebagai Taman Pembelajaran yang Memerdekakan
- 86 - - 87 -
Sekolah Sebagai Taman Pembelajaran yang Memerdekakan
dengan orang tua, apakah ada yang bisa membantu Selain itu, tujuan terbentuknya paguyuban untuk meng-
berdemonstrasi membuat es krim. Kami direspon sa- gali informasi mengenai anak didik. Kami berbincang
ngat baik oleh orang tua dan kemudian akan ada yang dengan orang tua, ngobrol dekat, bagaimana sikap anak
mengupayakan berbagi ilmu itu. Semua komunikasi ketika di rumah, dan bagaimana menyikapinya selama di
dan rencana ini juga ditangani, salah satunya oleh guru sekolah. Kami juga diskusikan dengan dengan orang tua
kurikulum (Agustina Tri Handayani, S.Psi) yang turut temuan-temuan tentang anak di sekolah kemudian diba-
bekerja mendampingi saya selaku Kepala SDKM. has bersama orang tua bagaimana menyikapinya. Intinya
adalah komunikasi untuk menghindari kesalahpahaman.
Paguyuban Kelas
Keterlibatan orang tua di sekolah memang menjadi pi- Menurut kami, jalinan kemitraan antara sekolah dan
lar utama dalam menjalani pendidikan di SDKM. Jika orang tua saat ini berjalan sangat baik. Setiap ada sesu-
pada sekolah lainnya disebut komite sekolah, SDKM atu hal yang menyangkut tentang pendidikan anak, se-
menyebutnya sebagai paguyuban agar lebih dekat dan mua pihak mendiskusikan secara terbuka. Saking dekat-
akrab. Paguyuban kelas dibentuk setiap awal tahun aja- nya, ada orang tua siswa yang datang langsung ke sekolah
ran baru. Guru melakukan pertemuan dengan orang tua untuk membuatkan izin anaknya yang tak dapat masuk
untuk menjelaskan program sekolah selama satu tahun. karena sakit. Sebenarnya melalui telepon, sms atau what-
Keberadaan paguyuban kelas untuk mendukung pro- sapp juga bisa, tetapi orang tua datang langsung untuk
gram kelas. Misalnya, guru akan mengajarkan tentang memamitkan anaknya. Kami bersyukur orang tua di sini
pelajaran luar kelas pada siswa. Orang tua diundang mau bersinergi untuk kepentingan anaknya. Selain un-
untuk membahas tentang rencana tersebut. Dari perte- tuk kepentingan anak, keberadaan paguyuban kelas juga
muan itu akan terlihat dukungan orang tua seperti apa. menjadi tempat untuk berbagi ilmu sesama orang tua.
Misalnya, untuk transportasi, biasanya orang tua yang
ambil peranan untuk mengantar dan menjemput. Kon- Saya masih ingat, dua tahun lalu, orang tua murid
sumsi juga biasanya ditangani orang tua. Guru hanya membuat kelas orang tua (parenting class) dengan
kegiatan utama pembelajaran di sana, selebihnya orang tema mendampingi anak belajar. Narasumber yang
tua yang menangani. dihadirkan yakni aktor Adi Kurdi. Kebetulan, buyut
- 88 - - 89 -
Sekolah Sebagai Taman Pembelajaran yang Memerdekakan
- 90 - - 91 -
Sekolah Sebagai Taman Pembelajaran yang Memerdekakan
sanya lukisan tersebut dilelang dan dibeli oleh para tersebut digunakan sebagai bahan belajar siswa menge-
orang tua. nai bencana alam. Selain itu, kolamnya digunakan seba-
gai penangkaran ikan.
Di balik kesempurnaan hubungan antaran orang tua
dan sekolah, kami mengakui banyak tantangan yang ha- Saya percaya, dengan semua usaha yang kami lakukan
rus dihadapi saat menghadirkan orang tua di sekolah. dan didukung oleh orang tua dan masyarakat, pendi-
Salah satu tantangannya, orang tua yang tidak peduli de- dikan di SKDM akan mencapai tujuan. Tujuan itu adalah
ngan kegiatan anaknya di sekolah karena kesibukannya untuk memerdekakan, bukan membelenggu imajinasi.
bekerja. Mengenai hal ini, SDKM berkomitmen untuk Saya juga yakin, justru dengan kemerdekaan berpikir i-
dapat memfasilitasi hal tersebut. Sekolah menegaskan tulah pada akhirnya akan melahirkan kesadaran. Hal ini
kepada orang tua bahwa pendidikan anak tidak boleh senada dengan nasihat Paulo Freire, kesadaran dan ke-
diserahkan begitu saja kepada sekolah. Ada treatment bersamaan adalah kata-kata kunci dari pendidikan yang
berbeda dengan orang tua seperti itu. Apa yang kami membebaskan dan kemudian memanusiakan.
lakukan adalah untuk anak, bukan untuk kepentingan
orang tua. Jadi orang tua mau tidak mau harus dilibat- Seperti diceritakan oleh
kan agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan u- Khatarina Supatminingsih, S.Pd,
sianya, bermain dengan kesenangan dan bisa membawa Kepala Sekolah SDKM kepada penulis
dirinya sendiri.
- 92 - - 93 -
Sekolah Sebagai Taman Berkemah dan Berfaedah
Berkemah dan
Berfaedah
- 94 - - 95 -
Sekolah Sebagai Taman Berkemah dan Berfaedah
- 96 - - 97 -
Sekolah Sebagai Taman Berkemah dan Berfaedah
Anak-anaklah yang aktif mencari dana tambahan untuk Pramuka bagus untuk menumbuhkan budi pekerti, melatih kemandirian,
kedisiplinan dan keterampilan yang sering dibutuhkan sehari-hari.
bakti sosial. Mereka membuat paparan kegiatan dalam
power point, lalu dipresentasikan di depan calon sponsor.
Alhamdulillah banyak juga yang ikut mendukung kegiatan
kemah sekaligus bakti sosial ini. Sebagai wali kelas 7 B Darbi, Bisa dimaklumi jika sebagian orang tua awalnya khawa-
saya memberikan dukungan penuh pada upaya anak-anak tir dengan kepergian anak-anaknya berkemah. Kekha-
ini, sebagai seksi penggalangan dukungan dalam baksos. Sa- watiran itu beralasan tentu saja, karena mereka meng-
ngat menyenangkan melihat bahwa sejumlah bantuan ber- inginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Tidak
hasil didapat dari instansi pemerintah maupun swasta. sedikit orang tua yang bertanya bagaimana kondisi ka-
mar mandinya, bagaimana keamanannya, fasilitas pu-
Siswa yang presentasi di hadapan banyak calon sponsor blik bagaimana, dan sebagainya. Intinya, orang tua sem-
tersebut mengatakan mereka merasa bangga karena bisa pat terlihat heboh dan khawatir seperti yang ditunjuk-
membantu pihak sekolah dalam kegiatan tersebut. Ter- kan ketika rapat sebelum kemah di tahun ini.
lebih, karena bantuan tersebut digunakan untuk memban
tu mereka yang kurang beruntung, yang tinggal tidak jauh Akhirnya kekhawatiran itu berhasil ditepis, setelah sore
dari lokasi sekolah mereka di jalan Karet Hijau, Depok. hari setiba di lokasi perkemahan, para wali kelas mulai
- 98 - - 99 -
Sekolah Sebagai Taman Berkemah dan Berfaedah
membagikan foto-foto kegiatan siswa selama di lokasi ngan siswa sekolah yang kondisi sarana dan prasarana
perkemahan di grup whatsapp (WA) orang tua siswa nya memprihatinkan.
masing-masing kelas. Di zaman yang serba maju ini,
berbagi informasi memang bisa dilakukan dengan sa- Yang mengharukan orang tua tentu saja perilaku dan
ngat cepat. Itulah manfaat teknologi bagi interaksi yang kedisiplinan anak-anak mereka. Anak-anak yang jika
baik antara guru dan orang tua. di rumah hanya sesekali saja, atau bahkan tidak pernah
bebenah, dalam foto yang dibagikan nampak sedang
Tak sedikit yang menyatakan terharu dan bangga de- sungguh-sungguh membersihkan tempat ibadah yang
ngan kemandirian anak-anaknya selama berkemah. sangat sederhana. Tidak ada yang lebih membahagian
Membaca WA grup kelas, Ibunda Adam, siswa kelas 7B, orang tua selain anak yang berubah dan menjadi orang
misalnya, mengatakan “Gak kebayang perasaan anak yang bertanggung jawab.
saya bisa kemah dengan teman-temannya.” Adam, pu-
tranya menyandang gifted disinkroni dan foto-foto yang Meski kadang kegiatan kemah diguyur hujan, itu tidak
dibagikan itu membuat kekhawatirannya hilang. Ini mengurangi semangat siswa melanjutkan acara hingga
terlihat dari simbol tersenyum lebar yang dipasangnya selesai. Ketika saya berbincang dengan Pak Arif Rach-
di percakapan grup WA. Sementara Adam sendiri, me- man ketua panitia, beliau tak bisa menutupi rasa senang
ngaku senang mengikuti kegiatan kemah Darbi Wiyata. dan puasnya. Kata beliau “Alhamdulillah, semoga saja ke-
Ibu Adam menegaskan lagi bahwa beliau senang karena mah ini bisa mengantarkan siswa Darbi menjadi pribadi
kegiatannya banyak sehingga tidak ada waktu kosong yang selalu tidak lupa untuk beramal sholih.” Ya, karena
yang terbuang percuma. Pramuka itu memang sesungguhnya membawa banyak
pesan positif. Demi menyaksikan itu, terngiang lagi sa-
Belum lagi ketika orang tua disuguhi foto-foto ketika lah satu butir Dasa Dharma Pramuka, bahwa pramuka itu
anak-anak mereka berada di tengah-tengah anak-anak suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
sebayanya yang kurang beruntung. Anak-anak yang bi-
asa duduk manis di sekolah, di acara kemah sekaligus Dituturkan oleh Eptiarti Rahayu,
baksos itu, mereka bernyanyi dan belajar bersama de- wali kelas 7B SMPIT Darbi kepada penulis
- 100 - - 101 -
Sekolah Sebagai Taman Character is the Power
Character
is The Power
- 102 - - 103 -
Sekolah Sebagai Taman Character is the Power
song melompong.
- 104 - - 105 -
Sekolah Sebagai Taman Character is the Power
- 106 - - 107 -
Sekolah Sebagai Taman Character is the Power
“Kami berikhtiar teguh sungguh, minggu ini kelas X, Senin minggu depan kelas XI, Senin
sehingga kami sanggup menolong minggu depannya lagi kelas XII, begitu seterusnya.
diri sendiri. Dan siapa yang dapat
menolong dirinya sendiri, akan dapat Siswa yang tidak mendapat kesempatan mengikuti upa-
menolong orang lain dengan lebih cara bendera tentu tidak berarti bisa berkeliaran bebas.
Mereka juga ada kegiatan lain di kelas. Ini disebut ke-
sempurna”
giatan pembinaan oleh wali kelas. Kegiatan bisa bera-
-R.A. Kartini- gam bentuknya salah satunya kelas inspirasi. Kontribu-
si dari orang tua dan alumni mendominasi pelaksanaan
kegiatan ini. Mereka bisa bercerita mengenai profesi
yang mereka tekuni di depan siswa.
biasaan 15 menit membaca buku non teks. Buku-buku Suatu Ketika, SMAN 23 Bandung mendatangkan alum-
non teks sudah disiapkan di rak yang tertata rapi di se- ni yang berprofesi sebagai arsitek. Beliau menjelaskan
tiap kelasnya. Hal ini bertujuan untuk membentuk bu- di depan kelas bagaimana cara merancang sebuah jem-
daya baca pada anak. batan, dibantu dengan proyektor sehingga gambar ani-
masi 3D jembatan semakin menarik. Saya ingat, ada se-
Karena 30 menit sebelum pelajaran digunakan untuk buah pertanyaan menggelitik dari seorang siswa, “apa
berbagai hal tersebut di atas, dengan kesadaran SMAN saja yang ibu lakukan ketika jaman sekolah dulu hingga
23 Bandung mengundurkan jam pulangnya selama 30 ibu bisa menjadi arsitek sukses seperti sekarang ?” Ini
menit lebih lama dari pada sekolah lain. Yang juga me- pertanda bahwa anak-anak tertarik untuk mengikuti
narik dari SMAN 23 Bandung adalah pelaksanaan ke- kelas inspirasi.
giatan upacara pada hari Senin. Upacara tidak bisa di-
laksanakan secara serentak semua angkatan, mengingat Jika ada yang berkunjung ke sekolah kami, mereka biasa-
kondisi lapangan yang sempit sehingga tidak bisa me- nya diajak untuk mengelilingi area sekolah. Jika memper-
nampung semua siswa. Kami bagi per angkatan, Senin hatikan, mereka akan melihat sebuah gazebo kecil di ping-
- 108 - - 109 -
Sekolah Sebagai Taman Character is the Power
- 110 - - 111 -
Sekolah Sebagai Taman Character is the Power
Dari sekian tahun pengalaman, saya simpulkan bahwa seperti yang dituturkan Heru Ekowati
hal yang terpenting dari semua kebiasaan baik ini ada- selaku Kepala Sekolah SMA 23 kepada penulis
- 112 - - 113 -
Sekolah Sebagai Taman Almamater yang Mendidik Karakter
Almamater
yang Mendidik
Karakter
- 114 - - 115 -
Sekolah Sebagai Taman Almamater yang Mendidik Karakter
Saya berdiri setengah tidak yakin ketika melihat “Kita harus berhenti membeli
lelaki itu. Tubuhnya tegap dengan jas putih dan stetos- rumus-rumus asing. Diktat-diktat
kop yang dikenakannya. Stetoskop itu menggantung di hanya boleh memberi metode, tetapi
lehernya saat saya lihat dia di sebuah rumah sakit besar. kita sendiri yang mesti merumuskan
Wajah lelaki itu sangat akrab di mata saya, meskipun keadaan”
garis-garis di wajah yang mencirikan kedewasaan telah
membuatnya terlihat sedikit berbeda. Saya mengamat- -W.S Rendra-
inya dengan seksama, memandangnya dari ujung ram-
but ke ujung kaki. Saya jadi yakin, dia adalah orang yang menjadi kaku. Ternyata, kesibukan sang dokter yang
saya kenal. tengah menangani pasien membuat saya tak dapat me-
nyapanya secara langsung. Saya berusaha memaklumi
Tiba-tiba saja, sosok dokter gagah itu seperti berubah keadaan itu, meski rasa penasaran kian kuat.
wujud menjadi anak remaja lelaki yang berseragam pu-
tih abu-abu. Tiba-tiba saja, pelataran rumah sakit itu Saya tak mau patah semangat. Toh saya hanya ingin ber-
seperti berubah menjadi ruang kelas dan saya berdiri di bincang dengan sang dokter atau sekedar menanyakan
depan, mengajar material pelajaran SMA. Rupanya saya kabar. Saya tidak punya maksud lain kecuali itu. Lama
telah melambung dan terbang ke masa lalu. Meski sudah menunggu, kesempatan kedua pun akhirnya datang.
terpisah cukup lama, saya masih ingat betul wajah sang Saya yakin, sang dokter melihat saya namun entah me-
dokter. Dia adalah salah satu anak murid saya beberapa ngapa, tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dia
tahun silam. Ada rasa banga sekaligus penasaran. Saya memandang sekilas lalu berpaling, Dia bahkan tidak
ingin mendekati dan berbicara dengannya. menghampirinya saya. Ada yang tidak nyaman di hati.
Ada yang tidak menyenangkan saya rasa karena yang
Saya berusaha mendekati sang dokter dengan perasaan terjadi berbeda dengan yang saya imajinasikan. Anak
suka cita sekaligus gelisah. Suka cita karena bangga te- yang dulu saya kenal, saya didik dan saya beri ilmu-ilmu
lah melihat keberhasilan, gelisah karena khawatir jika akademik yang bermanfaat untuk masa depannya ter-
dokter ini tidak mengenal saya lagi dan interaksi akan nyata tak lagi mengenal saya. Bahkan untuk menyapa
- 116 - - 117 -
Sekolah Sebagai Taman Almamater yang Mendidik Karakter
pun tidak. Entah dari mana datangnya, saya merasakan guru, saya dan teman-teman lain mungkin terlalu sibuk
kegagalan. Saya telah gagal menjadi pendidik. agar bisa disanjung terus oleh anak. Saya lupa pada apa
yang dinamakan mendidik karakter.
Dengan perasaan galau saya melangkah pulang. Kejadian
itu tidak mudah saya lupakan. Ada kecamuk rasa yang Saat diberi amanah menjadi kepala sekolah di SMA Ne-
bercampur. Sesungguhnya ada kekecewaan, ada rasa geri 2 Serang, saya bertekad untuk melakukan peng-
penasaran da nada kebingungan yang menguasai. Yang amatan mendalam terhadap siswa-siswa saya. Saya i-
pasti, kejadian itu tidak membuat saya marah. Saya ber- ngin tahu ineraksi guru dan murid. Saya juga ingin tahu
syukur untuk itu. Saya memandang cermin dan intro- dampak perilaku guru terhadap murid-murid. Suatu
peksi. Terngiang suatu pertanyaan penting, siapa yang ketika, saya pernah bereksperimen untuk mengetahui
salah atas peristiwa itu. Kesedihan menyeruak, terutama apa yang terjadi jika guru terlambat masuk kelas. Ter-
ketika saya mengingat, anak itu, yang kini menjadi dokter nyata, ketika guru terlambat masuk kelas, anak-anak se-
gagah itu sebenarnya dulu dekat dengan saya. Mengapa dang zina dan maksiat. Ada yang berpegangan, rangku-
dia begitu berbeda hari ini. Adakah dia lupa atau menjadi lan, mengucap kata-kata kotor dan lain sebagainya. Saya
angkuh karena gelar dokternya? Saya bertanya-tanya. terpukul dan miris dengan kondisi yang terlihat. Tiba-
tiba saya seperti disadarkan akan tanggung jawab yang
Peristiwa yang saya alami mungkin juga pernah dialami begitu besar. Tugas guru bukan hanya mengajar ilmu
pendidik lainnya. Banyak orang lupa pada jasa-jasa pendi- penetahuan tetapi, yang lebih penting, adalah memba-
dik yang telah menyelipkan ilmu-ilmu pengetahuan yang ngun karakter anak didiknya.
bermanfaat bagi masa depannya. Saya rasakan kini, ter-
nyata rasanya bisa lebih sakit dari yang saya bayangkan. Rasanya saya tidak berhak marah pada anak didik saya.
Saya justru bertanya dalam hati, kenapa anak-anak bisa
Berangkat dari pengalaman miris itu, saya kemudian seperti itu. Saya bertanya lebih jauh lagi, sudah berapa
terpikir untuk merubah cara mengajar yang selama ini tahun kami menjadi guru. Mengapa anak-anak bersikap
saya lakukan. Saya sadar, ketika itu saya hanya menga- demikian? Saya sampai pada kesimpulan, ini pasti kesa-
jarkan dia tentang intelektual, bukan spiritual. Sebagai lahan gurunya. Akhirnya saya bertanya hal yang sangat
- 118 - - 119 -
Sekolah Sebagai Taman Almamater yang Mendidik Karakter
prinsipil sesuai keyakinan agama saya: mungkinkah se- biasaan terhadap para siswa. Saya mengumpulkan selu-
orang guru masuk surga setelah melihat hasil anak di- ruh anak di lapangan. Pertama kali menjalankan pem-
diknya yang demikian? biasaan tersebut, saya melihat sikap anak-anak yang be-
lum santun. Ada yang duduknya sembarangan, ngobrol
Saya semakin yakin ada yang salah dengan cara didik ketika guru bicara, ada juga yang berdiri. Sikap yang
guru-guru di sekolah yang saya pimpin ini. Saat Adzan demikian itu menuntut kesabaran kami sebagai guru.
memanggil, guru hanya berhenti mengajar sejenak, lalu
melanjutkan kembali mengajar jika adzan sudah selesai Saya mengawali dengan membacakan asmaul husna de-
berkumandang. Sebagai seorang pendidik yang beragama ngan suara cukup keras. Apa yang saya sampaikan ter-
Islam, harusnya guru bergegas sholat, mengajak murid nyata belum terlalu berpengaruh pada anak-anak. Ke-
untuk sholat bersama-sama. Demikianlah harusnya ka- kuatan ucapan dan doa ternyata tidak selalu mempan
rakter diajarkan, dengan contoh dan menjadi contoh. di kesempatan pertama. Yang saya jaga hanya satu: saya
tidak boleh patah semangat. Tahap kedua, saya melaku-
Usai berkontemplasi dan merenung setelah mengamati kan pendekatan dengan cara tausiyah atau berceramah.
secara langsung, saya lantas mengumpulkan seluruh Saya tetap percaya pada kekuatan doa. Isi tausiyah yang
guru di SMAN 2 Serang. Saya sampaikan, kita harus seli- berisi lantunan doa-doa rupanya mulai mempenga-
diki, introspeksi diri. Ternyata benar, pola pendidikan ruhi hati para siswa. Hal tersebut terlihat saat beberapa
kami selama ini salah. Letak salahnya ada pada kami, siswa tak kuasa menahan air mata saat mendengar isi
pendidik. Kami percaya, dosa anak merupakan dosa pesan yang saya sampaikan. Kini saya kian percaya, jika
guru. Dosa guru terakumulasi di kepala sekolah. Saya ti- guru ingin mengubah seorang anak menjadi baik, hal
dak bisa dan tidak boleh menghindar dari tanggung ja- pertama yang harus disentuh adalah hatinya.
wab. Saya harus hadapi dan perbaiki ini.
Pendekatan lainnya adalah dengan cara mengubah
Saya pun memulai pola pendidikan yang baru. Bukan cara pandang siswa, bahwa idola mereka sesunggunhya
sekedar akademik, tapi membangun pendidikan anak bukan artis atau penyanyi, tapi Nabi Muhammad SAW.
yang berkarakter. Saya mencoba menerapkan pem- Saya putarkan lagu Demi Matahari milik grup nasyid
- 120 - - 121 -
Sekolah Sebagai Taman Almamater yang Mendidik Karakter
Snada. Ternyata penyampaian materi lewat lagu me- Kegiatan berdoa bersama bukan hanya dilakukan pada
ngena di hati anak-anak. Mereka senang. Rupanya, pagi hari, tapi juga saat momen penting untuk sekolah,
menggabungkan seni dan nilai-nilai agama bisa men- seperti saat pertandingan, ujian dan lain sebagainya.
jadi langkah jitu untuk menyentuh anak muda tepat di Hasilnya ternyata sangat baik. Siswa SMA 2 Serang lulus
hati mereka. dengan nilai baik dan berhasil masuk perguruan tinggi
negeri.
Bahkan, saat jam istirahat, ada anak yang minta di-
ulang kembali menyanyikan lagu tersebut sama-sama. Pembinaan Motivasi Spiritual
Menurut mereka pesan dalam lagu tersebut mengena Di tahun berikutnya, saya melakukan pengembangan
di hati mereka. Sata takjub terkejut ketika beberapa terhadap program pendidikan karakter yang sebelum-
siswa menghadap saya dan minta untuk menyanyikan nya telah dijalankan. Kali ini sasarannya para siswa yang
lagu itu kembali. Saya langsung kasih syarat, kalau tidak masuk sekolah tanpa keterangan sebanyak lebih
mau dinyanyikan kembali, jangan ada yang datang ter- dari lima hari selama satu semester. Saya mencatat, ada
lambat. Benar saja, anak-anak datang pagi-pagi un- lebih dari 100 siswa yang memiliki catatan alpha cukup
tuk menyanyikan lagu tersebut dan kami berdoa ber- banyak. Bukan hukuman langsung yang saya berikan,
sama-sama. Saya mulai melihat hasil dari konsistensi saya menerapkan pola baru yakni pembinaan motivasi
itu. Hasil dari sentuhan yang tepat di hati. spiritual.
Pembiasaan itu akhirnya rutin dilakukan setiap hari. Dalam menerapkan pola tersebut, sekolah tidak ber-
Selama satu tahun saya melakukan tausiyah singkat se- jalan sendiri, tapi melibatkan orang tua siswa. Pe-
belum murid masuk ke dalam kelas. Lama-lama saya laksanaan pembinaan tersebut antara lain dengan me-
bosan. Akhirnya saya cari pola baru. Anak-anak yang wajibkan siswa yang memiliki catatan kehadiran buruk
datang terlambat saya suruh tausiyah. Dari situ saya untuk bersekolah selama liburan. Tidak hanya siswan-
melihat ternyata anak punya talenta. Ternyata selalu ya, orang tua juga diminta ikut ke sekolah selama 5 hari
ada kebaikan di balik kejadian-kejadian yang kita duga berturut-turut. Di hari pertama, siswa melaksanakan
buruk. remedial atau ujian ulang.
- 122 - - 123 -
Sekolah Sebagai Taman Almamater yang Mendidik Karakter
Hari kedua, saya memberikan materi pengasuhan kepada Hari terakhir, saya mewajibkan semua anak memba-
para orang tua. Saya tanya ke semua orang tua, “bunda wa sesuatu untuk anak yatim piatu. Setiap siswa wa-
sudah berikan wasiat belum ke anak-anak?” Wasiatnya jib mengajak bicara salah satu anak yatim piatu. Dian-
begini, sebelum ke sekolah, tanamkan ke mereka, “nak tara pembicaraan tersebut, terselip sebuah pertanyaan
berangkatlah ke sekolah dan belajarlah dengan baik. Se- utama, “sejak kapan mereka ditinggalkan oleh orang
andainya engkau pulang sekolah nanti, ibu dan ayahmu tua?” Maksud saya, saat ditanya, dia akan nangis dan
sudah terbujur kaku, mohon mandikan, sholatkan dan akan dijadikan adik asuh oleh siswa”. Dari pembekalan
doakan bunda dan ayah agar masuk surga”. selama lima hari itu, saya melihat perubahan besar ter-
hadap para siswa, khususnya tentang kehadiran siswa.
Hari ketiga, saya membuat beberapa permainan yang Pada semester berikutnya, tingkat kehadiran siswa su-
melibatkan orang tua dan anak. Tujuannya sudah pasti dah meningkat dan yang alpha jauh berkurang. Hal ini
membantu komunikasi antara orang tua dan anak me- tentu tak lepas dari peran orang tua, sekolah dan masya-
lalui permainan. Saya perhatikan, di awal bermain, hu- rakat. Saya percaya, sekolah tidak bisa berdiri dan ber-
bungan anak dan orang tua belum terlalu cair. Meski gerak sendiri.
demikian, dengan beragam permainan yang diberikan,
suasana lantas mencair hingga akhirnya terjalin komu- Progam lainnya yang melibatkan orang tua yakni keha-
nikasi yang baik antara anak dan orang tua. diran ‘Super BK’, sebuah program yang menciptakan
guru bimbingan konseling yang super dan siap 24 jam
Hari keempat, saya menamainya dengan tema ‘sayap dihubungi orang tua.
bidadari’. Saya ajarkan ke anak, bahwa kehadiran anak
berasal dari orang tua yang melahirkan. Saya biarkan Saya lihat, setiap hari ada saja anak yang bermasalah de-
anak mengeluhkan apa masalahnya, orang tua juga ngan orang tuanya. Salah satu contohnya, ada anak yang
mengeluhkan. Kemudian mereka meminta maaf. Anak kabur dari rumah dan tidak pulang ke rumah selama be-
meminta maaf pada orang tuanya sambil mencium berapa hari. Orang tua meminta tolong pada sekolah un-
kakinya. Momen itu menjadi momen mengharukan an- tuk mencari anak mereka. Ternyata anak tersebut ada di
tara anak dan orang tua. rumah temannya. Pihak sekolah berhasil menemukan
- 124 - - 125 -
Sekolah Sebagai Taman Almamater yang Mendidik Karakter
dan mengembalikan kepada orang tuanya pada pukul jadi program umroh. Siswa tetap mengumpulkan seribu
22.00 WIB. Anak menangis, orang tua pun menangis. rupiah namun tidak setiap hari melainkan seminggu dua
Mereka saling meminta maaf. Sungguh mengharukan. kali. Selama 6 bulan, berhasil terkumpul sebesar Rp. 48
juta. Dana tersebut digunakan untuk mengumrohkan
Berbasis Agama siswa yang memiliki kriteria yang sudah ditetapkan oleh
Sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, saya mengatur sekolah. Kriteria tersebut antara lain, soleh, rajin ke mas-
seluruh program yang dijalankan di SMA 2 Serang. Saya jid, hafal minimal 2 juz Al Quran, serta rajin puasa sunah.
menerapkan pola pendidikannya berbasis agama. Saya Jika kriteria tersebut tidak ada, umroh akan diberikan ke-
terapkan ke anak-anak, cita-cita mereka bukan dokter, pada anak yatim. Tiket umroh akhirnya diraih oleh siswa
guru, pilot atau lainnya, tapi tanamkan pada diri mereka yang memang rajin ibadah ke masjid. Yang menyentuh,
bahwa cita-cita mereka bertemu Allah atau Tuhan di anak itu rajin ke masjid karena dia tidak bisa jajan seperti
surga. Saya rasa ini bukan untuk agama Islam saja, tapi anak lainnya karena tidak punya uang jajan.
semua agama pasti punya tujuan yang sama.
Program tersebut hingga kini masih kami teruskan.
Salah satu gerakan besar yang saya lakukan yakni men- Saya berharap program ini dapat memotivasi anak-anak
jalankan program ‘Gerakan Seribu’. Tahun 2009, SMA N untuk beribadah serta berbagi pada sesama umat. Un-
2 Serang belum memiliki masjid. Gerakan ini dilakukan tuk siswa non muslim, uang yang terkumpul digunakan
untuk membangun masjid tersebut. Setiap anak diajak untuk menambah masuk perguruan tinggi. Jadi kami ti-
untuk mengumpulkan seribu rupiah setiap hari. Selama dak mengkhususukan anak muslim saja, tapi juga untuk
2,5 tahun program tersebut berjalan, SMA N 2 Serang agama lain. Pada akhirnya saya percaya, sekolah memi-
akhirnya dapat membangun masjid dengan biaya 1,2 liki peran penting dan strategis untuk mengembangkan
miliar rupiah. Semua itu dari anak-anak yang telah di- karakter siswa. Yang turut membangun karakter me-
bangun karakter baiknya. mang seharusnya almamater.
Setelah pembangunan selesai, saya tetap terus melanjut- Dituturkan oleh Deni Arif Hidayat,
kan program tersebut. Kini programnya bergeser men- Kepala Sekolah SMAN 2 Serang kepada penulis
- 126 - - 127 -
Sekolah Sebagai Taman Almamater yang Mendidik Karakter
Orang Tua
Sebagai
Relawan
- 128 - - 129 -
Orang Tua sebagai Relawan Giliran menjadi relawan
Giliran menjadi
Relawan
- 130 - - 131 -
Orang Tua sebagai Relawan Giliran menjadi relawan
Selanjutnya kami bersepakat tentang waktu pertemuan Sejak awal, Sekolah Cikal Serpong menunjukkan komit-
dengan para relawan perwakilan kelas lain. mennya dalam melibatkan keluarga untuk bersama
mendukung anak mencapai tujuan belajarnya.
Kesempatan menjadi relawan perwakilan kelas bukan
untuk orang tua tertentu saja melainkan terbuka un- Saya masih ingat suatu pagi tenggorokan sedikit tercekat,
tuk semua orang tua, semua dapat mengajukan diri dan karena haru. Ada email masuk ke inbox saya. Judulnya:
mendapatkan kesempatan secara bergantian sesuai ke- Perkenalan. Kira-kira 1 minggu sebelum tahun ajaran
butuhan. baru dimulai. Waktu itu anak saya baru masuk Sekolah
- 132 - - 133 -
Orang Tua sebagai Relawan Giliran menjadi relawan
Cikal Serpong, jadi ini pengalaman buat saya sebagai lama setahun ke depan. Detil dengan rencana tugas la-
orang tua murid. Saya klik dan mulai membaca emailnya. pangan dan hal-hal sederhana yang bisa dilakukan di ru-
Rupanya pengirim email adalah guru yang akan menjadi mah untuk mendukung pencapaian target belajar anak.
wali kelas anak saya. Ibu Anya, namanya.
Di sesi orientasi ini kami para orang tua juga saling
Ia memperkenalkan dirinya melalui email tersebut, berkenalan dan bertukar nomor kontak. Menceritakan
menceritakan latar belakangnya, dan berbagi cerita ten- anak dan mengetahui lebih jauh tentang keluarga ma-
tang kenapa ia tertarik menjadi pendidik, juga hobi-ho- sing-masing. Pagi yang menyenangkan bertemu dengan
binya. Lalu surat perkenalan tersebut ia tutup dengan para pendidik yang semangat (orang tua dan guru). Para
ajakan untuk berkolaborasi sepanjang tahun ajaran, orang tua membentuk grup bincang (dengan What-
bersama-sama mendukung anak. sApp) dan guru memberikan kontak handphone-nya.
Memanfaatkan teknologi untuk mendukung anak kita,
Proses selanjutnya adalah seluruh orang tua diundang un- kenapa tidak?
tuk menghadiri sesi orientasi tahun ajaran baru. Semula
saya kira acaranya adalah perkenalan dan pidato-pidato. Lalu tahun ajaran baru pun dimulai. Kegiatan di seko-
lah pun semakin menggeliat. Kepala sekolah yang me-
Ada benarnya tebakan saya. Namun terasa bermakna, mimpin langsung pelibatan keluarga mengundang para
karena Kepala Sekolah menjelaskan bahwa kita ber- relawan perwakilan kelas untuk bertemu. Agendanya
sama adalah Komunitas Pelajar Sepanjang Hayat -- se- adalah membahas kegiatan-kegiatan setahun ke depan
hingga orang tua, guru dan murid bersama-sama ber- yang bisa dilakukan bersama.
tanggung jawab atas komunitas ini, bukan hanya atas
anak masing-masing. Tugas saya sebagai relawan perwakilan kelas lumayan
juga banyaknya, tapi menyenangkan. Pertama, relawan
Setelah sesi pembukaan, para orang tua masuk ke ke- bertugas menjadi jembatan komunikasi dari sekolah ke
las anak masing-masing dan mendengarkan penjelasan orang tua murid kelas anak saya, terutama yang sifatnya
dari guru kelas tentang rencana pembelajaran siswa se- informasi umum.
- 134 - - 135 -
Orang Tua sebagai Relawan Giliran menjadi relawan
Misalnya: mengingatkan soal kebijakan yang berlaku dll. Cikal Aksi-Aksi menjadi bagian dari Kurikulum
di sekolah, memberi tahu ada surat di buku anak-anak Sekolah Cikal Serpong, anak-anak akan belajar ba-
agar saling cek, dan lain-lain. Namun bukan berarti tiap nyak dari contoh nyata yang dilakulan orang tuanya.
orang tua murid tidak bisa langsung mengontak pihak
sekolah jika ada yang ingin dibicarakan secara pribadi. - Cikal Bincang-Bincang yaitu kegiatan untuk me-
Karena adanya open-door-policy, yaitu sekolah selalu ningkatkan kapasitas orang tua murid dengan meng-
membuka pintu bagi orang tua yang ingin membicara- undang narasumber sesama orang tua murid lain atau
kan hal-hal khusus. dari pihak luar sekolah. Para relawan berembug topik
apa yang ingin dibahas dan siapa yang akan jadi nara-
Kedua, menjadi jembatan komunikasi jika ada hal yang sumbernya. Juga mempersiapkan teknis kegiatannya.
mendesak.
Misalnya: situasi darurat gejala alam, atau perubahan - Cikal Sehat-Sehat yaitu kegiatan yang mengusaha-
jadwal mendadak, dan lain-lain. kan makanan sehat dalam keseharian anak. Menen-
tukan tema buah dan sayur, membuat kebijakan ten-
Ketiga, mengkoordinasikan kegiatan kerelawanan de- tang makanan sehat di sekolah dan diterapkan di se-
ngan orang tua murid ke kelas masing-masing. Ada tiga mua kelas melalui relawan perwakilan orang tua.
kegiatan kerelawanan:
Seluruh orang tua murid melalui para relawan per-
- Cikal Aksi-Aksi yaitu kegiatan sosial yang melibat- wakilan kelas diajak memilih, dari ketiga kegiatan ter-
kan pihak luar sekolah misalnya: penduduk sekitar sebut, mereka tertarik di kegiatan yang mana dan kemu-
sekolah. Peran orang tua bermacam-macam, mulai dian berkumpul dengan orang tua lain dengan pilihan
dari bakti sosial sampai mengadakan kelas khusus yang sama.
bagi orang tua dari siswa kelas sosial. Kelas sosial
adalah kelas gratis bagi warga penduduk Sekolah Ci- Saat itu saya memilih Cikal Bincang-Bincang, dan ke-
kal Serpong. Kegiatan orang tua siswa kelas sosial an- mudian menjadi penanggungjawab kegiatannya sepan-
tara lain: materi parenting, memasak bakpao, senam, jang tahun. Pihak sekolah menyediakan dana untuk
- 136 - - 137 -
Orang Tua sebagai Relawan Giliran menjadi relawan
- 138 - - 139 -
Orang Tua sebagai Relawan Giliran menjadi relawan
- 140 - - 141 -
Orang Tua sebagai Relawan Simbar Menjangan untuk Taman Sekolah
Simbar
Menjangan untuk
Taman Sekolah
- 142 - - 143 -
Orang Tua sebagai Relawan Simbar Menjangan untuk Taman Sekolah
Rupanya ini alasan bagi Lita, anak saya, menyiapkan Orang tua ikut membuat taman di sekolah
- 144 - - 145 -
Orang Tua sebagai Relawan Simbar Menjangan untuk Taman Sekolah
Sementara itu saya turut mengamati sambil sekali dan ada juga beberapa yang menggoda sehingga suasana
waktu memberikan ide, meskipun ide saya kadang men- jadi segar penuh kelakar.
tah dan kurang masuk akal. Maklum saja, bukan tukang
taman. Sisa-sisa ingatan akan ilmu Fisika membuat saya Usai membantu menanam rumput, saya perhatikan
membayangkan gerak jatuh bebas atau gerak parabola sebuah pohon palm di tengah lokasi taman. Pohon itu
mengikuti lintasan air yang akan terjun bebas dari atap telanjang dan saya merasa ada yang bisa dilakukan. “Ka-
menuju taman itu. Saya hentikan imajinasi sebelum lau ini diisi simbar menjangan kaya di rumah Pak Andi
mencoba mengukur kecepatan air saat menyentuh ha- itu mesti keren” kata seorang bapak tiba-tiba, seperti
laman dan menghitung energi hantamannya ke tanah. mengucapkan apa yang saya pikirkan. Saya tersenyum
Imajinasi tentang ilmu-ilmu tinggi itu kadang tak ber- dan mengiyakan. Pohon palm yang ‘telanjang’ itu tentu
makna banyak karena hanya menghadirkan diskusi te- akan sangat keren jika diberi paku tanduk rusa atau sim-
tapi tidak membuat kerikil dan batu itu tersusun rapi di bar menjangan, seperti kata orang Jawa. Saya bisa mem-
pojok taman. Meski kadang konyol, perhelatan itu seru bayangkan batang palm itu dikelilingi dengan paku tan-
dan penuh tawa. duk rusa yang menjuntai rimbun melingkar. Daunnya
yang hijau tentu memberi kesan sejuk di mata. Di kala
Ibu-ibu yang sudah menyelesaikan tugasnya sibuk hujan, akan jatuh tetesan air dari ujung daun paku lalu
memotret berbagai adegan itu dan dengan segera meng meluncur turun dan lenyap di antara rumput gajah mini
unggahnya ke grup Whatsapp atau di Facebook kami. yang sebentar lagi akan menjadi hamparan hijau.
Kelompok orang tua anak-anak kelas 5B SD Model me-
mang punya berbagai grup digital untuk berbagi infor- “Di rumah ada to Pak?” tiba-tiba imajinasi saya buyar
masi penting atau hanya sekedar saling bercanda. karena pertanyaan seorang bapak, orang tua teman Lita.
Saya tahu maksudnya, beliau meminta saya mengambil
Dalam hitungan menit, grup sudah penuh dengan ko- simbar menjangan di rumah dan membawanya ke seko-
mentar dari para orang tua yang hari itu tidak sempat lah untuk diikatkan di batang pohon palm itu. “Ada Pak”
datang ke sekolah untuk membantu pembuatan taman. kata saya tegas karena itu juga yang menjadi ide saya
Ada yang mendoakan, banyak yang memberi semangat, dari tadi. Saya jadi semangat untuk membawa simbar
- 146 - - 147 -
Orang Tua sebagai Relawan Simbar Menjangan untuk Taman Sekolah
- 148 - - 149 -
Orang Tua sebagai Relawan Simbar Menjangan untuk Taman Sekolah
- 150 - - 151 -
Orang Tua sebagai Relawan Bingung Mulai dari Mana
Bingung Mulai
dari Mana
- 152 - - 153 -
Orang Tua sebagai Relawan Bingung Mulai dari Mana
Ya, pelibatan diri orang tua di sekolah hingga hari ini Sistem belajar di sekolah Ariq, anak sulung saya, sebe-
masih menjadi misteri, bagaimana cara untuk memu- narnya sangat baik. Kepala sekolahnya terlihat men-
lai. Meski sudah ada semacam paguyuban kelas, dan jalankan visi “strive for the excellence” dengan baik.
ada grup di media sosial What’s app, tapi saya punya ke- Terutama dalam lingkup pembelajaran di sekolah. Saya
inginan untuk lebih dari sekedar menjadi anggota pagu- paling suka dengan penilaian belajar yang digunakan.
yuban yang pasif. SMPIT Darul Abidin, atau biasa disebut Darbi tidak se-
- 154 - - 155 -
Orang Tua sebagai Relawan Bingung Mulai dari Mana
mata menggunakan hasil ujian sebagai alat ukur, namun Wali kelas ternyata juga menyebarkan tautan tulisan
juga melakukan pengamatan pada semua aktivitas anak. saya ke What’sApp Group manajemen sekolah. “Wah,
Baik di kelas, di luar kelas seperti saat sholat berjamaah, makasih banyak ya bun..sudah mengulas kegiatan ke-
atau olah raga. Sehingga upaya-upaya belajar anak, baik mah kemarin. Tambah ngetop nih sekolah kita!”, demi-
yang dilakukan secara individu maupun kerjasama de- kian komentar seorang guru. Kepala sekolah mengirim
ngan tim juga terekam. salam, dan berucap terima kasih juga atas tulisan itu.
Sistem penilaian seperti ini tentu saja berpihak pada Cerita terus bergulir, hingga akhirnya pihak sekolah
semua jenis kecerdasan. Termasuk sulung saya yang di- menjadi sering berkomunikasi untuk sekedar ngobrol
nilai guru-gurunya punya kemampuan olah raga yang biasa tentang sekolah, hingga permohonan bantuan
baik, dan komputer. menghubungkan dengan pihak yang terkait untuk me-
nanggapi. Misalnya pertanyaan tentang implementasi
Sekarang, bagaimana dengan pelibatan keluarga di se- Kurikulum 2013, hingga keinginan untuk kunjungan
kolah? Hingga satu tahun lamanya anak sulung saya di belajar ke sekolah tertentu yang dinilai mumpuni dalam
SMPIT Darul Abidin Depok, saya belum menemukan sistem pembelajaran dan budaya sekolah.
cara terbaik untuk bisa terlibat aktif di sekolah. Hingga
akhirnya, hobi saya menulis, menjawab keinginan saya. Hal lain yang menyenangkan buat saya adalah kemu-
dahan untuk membuka kesempatan-kesempatan baru
Tulisan tentang praktik baik sekolah anak saya dimuat bagi pengembangan kemampuan anak saya sendiri.
di laman (website) Direktorat. Tautan (link) tulisan ter- Contohnya begini, anak sulung saya punya hobi mem-
sebut saya kirim ke What’sApp Group paguyuban kelas. buat video. Kali itu, ayahnya mengarahkan agar video
Responnya ternyata di luar dugaan saya. Selain teman- buatanya menjadi cermin akan kecintaan atas Indone-
teman orang tua murid menanggapi dengan sangat posi- sia. Seharian anak sulung saya menantang dirinya un-
tif, apalagi orang tua murid anak berkebutuhan khusus. tuk menghasilkan video itu. Hingga jadilah video durasi
Tulisan tersebut dikatakan seperti menegaskan capaian sekitar dua menit tentang keindahan laut Indonesia
anak-anaknya untuk mandiri. Timur. Saya menyarankan agar video itu diunggah ke
- 156 - - 157 -
Orang Tua sebagai Relawan Bingung Mulai dari Mana
“Anak-anak hidup dan tumbuh Ariq ini bagus untuk ditiru”, lanjut wali kelas Ariq. Tentu
sesuai kodratnya sendiri. saja saya sebagai ibu dari remaja pendiam dan pemalu
Pendidik hanya dapat merawat ini jadi sumringah. Kesempatan bagi anak saya menjadi
dan menuntun tumbuhnya lebih percaya diri mulai terbuka.
kodrat itu”
Tidak haya itu, kini Darbi juga makin aktif melibatkan
-Ki Hajar Dewantara- orang tua. Terakhir, saya di minta menjadi fasilitator
pada diskusi terpumpun, yang membahas mengenai Ke-
mitraan Sekolah dan Rumah.
Youtube, sehingga saya bisa dapatkan tautan (link)-nya.
Lagi-lagi saya bagikan tautan tersebut pada guru wali Maka kalau selama ini saya selalu berkesimpulan, the
kelasnya sekarang di kelas 8, dan wali kelasnya di kelas 7 hardest part of doing something is to start (bagian pa-
silam. Hasilnya? Kembali di luar dugaan saya! ling sulit dari suatu pekerjaan adalah memulainya),
sepertinya telah berhasil saya tumbangkan. Kuncinya
Siang itu juga, tak lama setelah saya bagikan tautan vid- adalah kesungguhan, dan tulus melakukan yang terbaik.
eo sulung saya, sebuah pesan singkat datang “Buuun… Bagian selanjutnya yang juga tak kalah menantang ada-
keren videonya..nanti saya putar ya waktu saya ngajar lah mempertahankannya. Semoga bisa!
geografi..bagus juga nih ya bun..anak-anak kita minta
bikin video seperti itu..buat media belajar!”,” ujar wali
kelas anak saya di kelas 7 lewat What’sApp (WA). Ti-
dak berapa lama, wali kelasnya sekarang mengirim Sri Lestari Yuniarti, SMPIT Darul Abidin Depok
WA, “Bundaaa..videonya baguus..tadi sudah saya putar
waktu home-room time” Home-room time adalah istilah
yang digunakan di pembelajaran yang menggunakan
sistem moving class yakni kesempatan bertemu dengan
wali kelas. “Saya katakan sama anak-anak, hobi seperti
- 158 - - 159 -
Orang Tua sebagai Relawan Bingung Mulai dari Mana
Orang Tua
Hebat
- 160 - - 161 -
Keluarga Hebat Buah Manis Mendidik Anak Autis
Buah Manis
Mendidik
Anak Autis
- 162 - - 163 -
Keluarga Hebat Buah Manis Mendidik Anak Autis
- 164 - - 165 -
Keluarga Hebat Buah Manis Mendidik Anak Autis
Tak mudah mencari TK untuk bungsu saya itu. Dulu satu kesempatan di mana asisten maupun orang tuanya
pernah saya mencari TK inklusi atau TK regular tapi bisa mengamati pembelajaran anaknya di kelas.
yang bersedia menerima anak berkebutuhan khusus.
Tapi yang saya dapatkan adalah penolakan. Macam-ma- Saya yang melihat Ahmed, ibarat berada di dalam se-
cam alasannya. buah gelas, dia bisa melihat sekeliling, namun sulit se-
kali menembus dunia luar dirinya.
Ada pimpinan TK yang mengatakan hanya bisa mene-
rima sebanyaknya dua anak berkebutuhan khusus saja, Ahmed, sebagaimana penyandang autis pada umumnya,
ada yang mengatakan Ahmed sulit ditangani, sehingga juga sulit sekali tenang. Dia enggan bergabung bersama
harus dipaksa untuk patuh pada guru dan peraturannya. teman-teman satu kelompok bermainnya, dan cende-
rung menjelajah seluruh ruangan TK sendiri.
Sampai suatu ketika saya mendapat saran dari seorang
teman untuk mencoba ke TK Al Falah, Ciracas. Ter- Berlarian di halaman belakang TK, meniti pinggiran
nyata, TK yang juga memiliki SD, SMP dan SMA itu ter- kolam pasir, dan bermain pasir adalah kegiatan favorit-
nyata mengharuskan orang tua murid untuk mengikuti nya. Guru individualnya mengikuti tak jauh di belakang
kelas pendidikan orang tua (parenting class). Ahmed. Sesekali bu guru yang masih terlihat sangat
muda itu mengingatkan Ahmed untuk berhati-hati.
Ketika ditanya mengapa harus demikian, pimpinan seko-
lah itu menjawab, “Kalau orang tua tidak mau sama-sama Meski masih sangat muda, Bu Nita terlihat sangat sabar
belajar, kami bisa apa..?” Ya, tidak mungkin tujuan belajar mendampingi Ahmed. Tak henti-henti Bu Nita meng-
di sekolah dan rumah bisa sinkron dan harmonis. ajak Ahmed berbicara, mulai dari menamai benda yang
dimainkannya, menyampaikan keinginan, dan mena-
Tidak itu saja, asisten yang menangani Ahmed di rumah, nyakan pendapat, meskipun hampir tidak pernah men-
bahkan diminta ikut pelatihan khusus untuk asisten dapatkan tanggapan dari anak yang selalu terlihat ceria
pendamping anak di rumah selama seminggu. Lokasi itu. Pun ketika berbicara, bu guru menatap mata Ahmed
pelatihannya di komplek persekolahan, sehingga ada seolah memintanya untuk membalas kontak matanya.
- 166 - - 167 -
Keluarga Hebat Buah Manis Mendidik Anak Autis
Komitmen sekolah mewujud dalam tradisi semua war- Tuhan sepertinya mengabulkan segenap doa dan ikhtiar
ganya. Sekolah yang menggunakan pendekatan sentra ekstra keluarga saya. Kami semua senang dan bangga de-
(moving class) itu, mengharuskan semua unsur sekolah ngan kemajuan si bungsu. Ahmed sekarang jadi manja,
untuk berkomunikasi positif, Senyum, salam dan sapa sudah bisa bicara dengan kontak mata, dan sudah mau
adalah keseharian baik pimpinan sekolah, guru, murid- main dengan kakak-kakaknya juga.
murid, bahkan pramu baktinya.
Kemandirian Ahmed yang periang itu juga semakin ter-
Di dalam masing-masing sentra kita akan sering men- lihat. Tas sekolah yang dulu selalu dibawakan oleh bib-
dengar kalimat, “sayangi teman...” jika ada murid yang inya, sekarang selalu dia tenteng sendiri. Pun perkem-
mulai berekspresi kurang baik. Jika ada murid merasa bangan bermainnya, sudah jauh lebih baik. Keinginan
tidak nyaman, guru akan meminta untuk mengatakan mencoba sesuatu yang baru dan rasa ingin tahunya ma-
dengan kalimat positif seperti,”maaf aku kurang nya- kin besar. Saking besar rasa ingin tahunya, suatu saat dia
man kalau kamu duduk terlalu dekat seperti ini.” melakukan percobaan. Dia pindahkan benda kecil per-
mainannya ke dalam lubang hidung!
Setiap aktifitas yang dimainkan murid juga selalu
dilisankan. Bahkan jika ada murid yang terlihat be-
lum memiliki gagasan untuk beraktifitas guru akan
menanyakan,”ada yang bisa bu guru bantu? Atau masih Sebagaimana dikisahkan oleh Annisa,
mau berpikir ide bermainnya?” Dengan kebiasaan ko- TK Al Falah Ciracas, Jakarta Timur kepada penulis
munikasi tersebut, memang terlihat anak menjadi lebih
aktif dan komunikatif.
- 168 - - 169 -
Keluarga Hebat Jarang Ngobrol dengan Anak
Jarang
Ngobrol
dengan Anak
- 170 - - 171 -
Keluarga Hebat Jarang Ngobrol dengan Anak
Kok bisa? Ya, karena saya suka bingung, apa yang mesti
diomongkan, saya merasa tidak tahu apa-apa, sehingga
kadang merasa takut salah sebelum bicara. Karena tidak
pernah sekolah, dan tidak bisa membaca, maka penge
tahuan saya tentang cara mendidik anak juga kurang
sekali. Karenanya, saya tidak pernah memberi nasehat
pada anak-anak saya.
- 172 - - 173 -
Keluarga Hebat Jarang Ngobrol dengan Anak
Tidak berhenti di situ, bungsu saya itu juga mendapat Demi mendukung keberhasilan anak-anak, saya sangat
beasiswa LPDP untuk kuliah S2 di Universitas Tohoku, menghargai waktu belajar mereka. Ketika jam belajar, saya
Jepang sejak 2014. matikan TV dan tidak pernah menyuruh mengerjakan se-
suatu atau menyuruh membeli sesuatu kesana-kemari.
Hanya La Nane yang saya lihat berminat menerus-
kan jenjang pendidikannya. Ketiga kakak perempuan- Menurut saya banyak anak kehilangan konsentrasi be-
nya, hanya tamat SMP dan tak berminat meneruskan lajar karena TV dan kurangnya penghargaan orang tua
sekolahnya. Saya sebagai orang tua sudah sering meng- terhadap jam belajar anak.
anjurkan untuk lanjut sekolah, tapi mereka sendiri ti-
dak mau dan tidak mampu. Di samping itu, setiap sepulang dari sekolah, istri saya
selalu menanyakan nilai PR (pekerjaan rumah) dan apa
Yang pasti, La Nane punya niat dan semangat untuk yang dilakukan di sekolah. Saya bersyukur istri bisa
maju dan menjalani kehidupan lebih baik. Ia juga di- kompak dengan saya dalam urusan sekolah anak-anak.
karuniai kemampuan akademik diatas rata-rata. Se- Ibunya benar-benar memantau hasil, atau kemajuan
jak SMP, La Nane rajin belajar bahasa Inggris hanya dari apa yang diperoleh selama di sekolah.
lewat buku sehingga saat SMA, ia sudah fasih berba-
hasa Inggris. Istri sayalah yang dulu berusaha agar La Nane bisa ma-
suk SD walau usianya belum genap 6 tahun. Melalui ke-
La Nane juga memiliki minat yang tinggi untuk mem- nalannya yang seorang guru, istri saya meminta agar La
baca. Dengan uang beasiswa yang diperolehnya sejak Nane bisa tetap sekolah, walau hanya sekedar bermain
SMA hingga perguruan tinggi, dia selalu rajin berburu saja. Akhirnya melalui ibu guru itu, kepala sekolah pun
buku-buku, baik buku-buku agama, buku ilmu penge- bisa menerima La Nane untuk sekolah. Dengan catatan,
tahuan, maupun buku-buku terapan. Saya memang per- bukan murid asli, tapi murid pendengar.
nah katakan pada si bungsu, kalau membutuhkan buku
untuk dibaca, daripada pinjam ke teman atau ke per- Bu guru kenalan ibunya itu juga yang kemudian membim
pustakaan, mendingan beli sendiri, lebih puas. bing La Nane membaca dan menulis. Hubungan kami de-
- 174 - - 175 -
Keluarga Hebat Jarang Ngobrol dengan Anak
Saya dan istri juga memberi contoh tentang pentingnya Sebagaimana diceritakan oleh La Maeni, warga dusun
hidup sederhana. Menabung, menjadi kebiasaan yang O’Menara Desa Waiti Barat Kecamatan Tomia, Kabu-
saya tanamkan sejak anak-anak kecil. Meski pengha- paten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
- 176 - - 177 -
Keluarga Hebat BON dari Ayah
BON
dari Ayah
- 178 - - 179 -
Keluarga Hebat BON dari Ayah
- 180 - - 181 -
Keluarga Hebat BON dari Ayah
nyingkatnya menjadi BON). Ayah selalu mendukung sepeda. Saya gunakan sepeda itu untuk keliling Ban-
ketiga aktiftas itu. Ayah berlangganan berbagai majalah ten, lalu waktu SMA saya keliling Jawa Barat, dan tahun
dan koran agar dibaca anak-anaknya. Bahkan khusus 1985-1987 Indonesia saya jelajahi. Pengalaman ber-
untuk saya, ayah membelikan buku sampai berdus-dus. sepeda mengelilingi Indonesia ini melahirkan inspirasi
untuk mengarang novel berseri “Balada Si Roy. Namun
Karena kebiasaan tersebut, di kelas 6 SD saya sudah bisa karena kegemaran travelling itu, kuliah saya tak dilan-
bikin sandiwara radio. Di SMP kelas 1 saya sudah bisa jutkan.
bikin komik, dan saat SMA telah menjadi kontributor
majalah yang sangat populer di tahun 90an, yaitu ma- Tidak itu saja, ayah juga memfasilitasi saya dalam me-
jalah “Hai”. nekuni olahraga bulu tangkis. Hasilnya, pada waktu
SMP, saya pernah mewakili sekolah dalam Porseni,
Soal prestasi dalam membuat cerpen, novel dan buku mulai tingkat sekolah, Kabupaten, hingga Provinsi.
ini, ada cerita mengenai nama samaran saya: Gol A Puncaknya adalah ketika saya berhasil merebut medali
Gong. Nama “Gol” itu diberikan oleh ayah sebagai ung- emas pada olimpiade untuk orang cacat se-dunia, yakni
kapan syukur atas karyanya yang diterima penerbit. FESPIC Games (Far East and South Pasific Games for
Sedangkan “Gong” merupakan harapan dari ibunya agar the Disabled) pada tahun 1989 di Solo, dan tahun 1990
tulisannya dapat menggema seperti bunyi alat musik di Kobe, Jepang. Tidak hanya orang tua yang terharu,
gong. Sementara “A” diartikan sebagai “semua berasal namun saya sendiri takjub dengan pencapaian tersebut.
dari Tuhan”. Maka, nama Gol A Gong dimaknai sebagai
“kesuksesan itu semua berasal dari Tuhan”. Pelajaran berharga yang saya petik dari cara ayah dan
ibu membesarkan saya adalah, mereka tidak pernah
Ayah juga mendukung kegemaran saya traveling. Bah- memaksa atau menyuruh saya untuk menjadi ini dan
kan ketika saya mengutarakan ingin keliling dunia. itu. Ayah, dan juga ibu hanya menyediakan sarana.
Kata ayah, “Kalau mau keliling dunia, kelilingi dulu In- Menurut beliau berdua, jika anak melakukan sesuatu
donesia”. Lagi-lagi, ayah tak hanya mendukung lewat pekerjaan atas keinginan orang tuanya, itu tidak baik.
kata-kata saja, waktu duduk di bangku SD, saya dikasih Yang baik ialah, keinginan itu muncul dari keinginan
- 182 - - 183 -
Keluarga Hebat BON dari Ayah
- 184 - - 185 -
Informasi selengkapnya tentang
pendidikan keluarga bisa diakses di:
http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
Sahabat Keluarga
Informasi Pendidikan Keluarga di Ujung Jari Anda
Narahubung
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
Jalan Jenderal Sudirman,
Gedung C lt. 13 Senayan Jakarta 10270
Surel: sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id
Telp. 021-5703336 Fax: 021 57946131
Silahkan hubungi kanal informasi di atas untuk
memberikan masukan atau
pengayaan atas materi buku ini.
Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan nasional mengatakan,
keluargalah yang menjadi lingkungan yang pertama dan utama
dalam mendidik anak. Sayangnya, justru keluarga merupakan
pelaku pendidikan yang paling kurang tersiapkan jika
dibandingkan dengan segenap pelaku pendidikan lainnya.