Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ORAL BIOLOGI 4

Plak dan Kalkulus (Jenis, Komposisi, Mekanisme


Pembentukan, Faktor Lokal yang Berkontribusi pada
penyakit Periodontal)

Disusun oleh :

Almita Rifqi Destyarinta (04031281520064)


Raden Ayu Anisa Salsabila (04031281520065)
Shofi Hana Regita (04031281520066)
Nazila Putri Utami (04031281520067)
Mutiara Nur Fauziah (04031281520068)
Anggi Oktaviani Putri (04031281520069)

Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si

Program Studi Kedokteran Gigi


Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
2017
PLAK
Plak adalah suatu deposit lunak yang terdiri dari kumpulan bakteri yang
berkembangbiak dalam suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi. Plak tidak akan hilang hanya dengan berkumur-kumur saja ataupun
penyemprotan, plak baru akan hilang ketika sikat gigi.

Proses pembentukan plak

1. Fase pembentukan pelikel dental


2. Fase kolonisasi awal pada permukaan gigi
3. Fase kolonisasi sekunder dan pematangan plak
Fase Pembentukan Pelikel

Pembentukan pelikel pada dasarnya merupakan proses perlekatan protein dan


glikoprotein saliva pada permukaan gigi. Pelikel berasal dari saliva dan cairan sulkus.
Pada fase awal permukaan gigi akan dilapisi oleh pelikel glikoprotein. Pelikel
merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan terbentuk dalam beberapa menit
setelah permukaan gigi yang bersih berkontak dengan saliva dan pada permukaan gigi
Pelikel berfungsi sebagai penghalang yang bertindak sebagai pelumas dan mencegah
terjadinya peeringan pada jaringan.Selain itu, pelikel bekerja seperti perekat bersisi
dua, satu sisi melekat ke permukaan gigi, sedangkan permukaan lainnya merupakan
sisi yang melekatkan bakteri pada permukaan gigi.

Fase Kolonisasi Awal pada Permukaan Gigi

Kolonisasi awal pada pemukaan gigi terjadi dalam 3-4 jam didominasi oleh
mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti Streptokokus sanguins, Streptokokus
mutans, Streptokokus mitis, Streptokokus salivarius, Actinomyces viscosus dan
Actinomyces naeslundii. Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan
adhesion, yaitu : molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri. Dalam
perkembangannya terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari
lingkungan awal yang bersifat aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram-positif
menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen dengan adanya spesies bakteri
anaerob gram-negatif setelah 24 jam.
Fase Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak

Plak akan meningkat jumlahnya setelah kolonisasi awal permukaan gigi melalui dua
Dalam tiga hari, Pengkoloni sekunder yang tidak ikut serta sebagai pengkoloni awal
ke permukaaan gigi yang bersih, diantaranya Prevotella intermedia, Prevotella
loescheii, spesies Capnocyttophaga, Fusobakterium nucleatum, dan Porphyromonas
gingivalis. Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam
massa plak.Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke
bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi.Fase akhir pematangan plak pada hari
ke 7 ditandai dengan menurunnya jumlah bakteri gram positif dan meningkatnya
bakteri gram negatif.

Jenis-jenis plak
Dental plak secara umum dibagi menjadi supragingival dan subgingival berdasarkan
posisinya pada permukaan gigi.
Plak Supragingival Plak Subgingival
Lokasi diatas margin gingiva dibawah margin gingiva
Glikoprotein dan mikroor- Pertumbuhan bakteri dari
Sumber
ganisme dari saliva plak supragingival
Plak yang melekat menu-
Area yang tidak dibersih-
tupi kalkulus dan plak
Penyebaran kan pada permukaan servi-
yang tidak melekat meluas
kal dan proksimal
ke jaringan periodontal
Dominan gram positif, Dominan gram negatif,
Mikroorganisme
aerob anaerob
Bakteri Motil Beberapa motil Umumnya motil
Metabolisme Dominan karbohidrat Dominan protein
Sumber Nutrisi untuk Saliva dan makanan yang Cairan sulkus gingiva,
Proliferasi dicerna eksudat
Penyebab gingivitis, kal- Penyebab gingivitis, kal-
Signifikansi kulus supragingiva dan ka- kulus subgingiva, infeksi
ries gigi periodontal

Figure 1 Supra gingival plaque Figure 2 Sub gingival plaque


Komposisi plak
Komposisi yang membentuk plak yaitu mikroorganisme, matriks interseluler yang
terdiri dari komponen organik dan komponen anorganik.Kompisisi plak yang terbesar
adalah mikroorganisme.Diperkirakan lebih dari 400 spesies bakteri dijumpai dalam
plak.Mikroorganisme tersebut berada diantara matriks interseluler yang juga
mengandung jaringan seperti sel-sel epitel, makrofag, dan leukosit.
Mikroorganisme tersebut selain mampu membentuk asam (asidogenik) juga tahan
asam(asidurik).
Matriks interseluler terdiri dari 20-30% yang mengandung bahan organik dan bahan
anorganik.Komponen organik terdiri dari polisakarida, protein, glikoprotein dan
lemak.Komponen anorganik yang ditemukan adalah kalsium dan fosfor yang berasal
dari saliva.Kandungan organik semakin meningkat seiring dengan pembentukan
kalkulus.

KALKULUS

Mineralisasi plak mengarah pada pembentukan kalkulus.Kalkulus disebut juga


tartar, yaitu suatu lapisan deposit (bahan keras yang melekat pada permukaan gigi),
berwarna kuning atau coklat pada gigi karena dental plak yang mengalami
mineralisasi.Mineralisasi tersebut melalui pengendapan kalsium dan fosfat, yang ada
pada saliva.
Inhibitor saliva dapat mencegah terjadinya pengendapan dan kristalisasi
mineral dalam saliva, namun enzim-enzim bakteri dapat mendegradasi inhibitor
tersebut sehingga dalam kondisi yang memungkinkan (konsentrasi tinggi mineral
dalam saliva) pengendapan dan kristalisasi dapat terjadi dalam plak.Struktur
permukaan kalkulus yang kasar serta melekat erat mengelilingi mahkota dan akar
gigi, juga pada gigi tiruan dan restorasi gigi.

Proses pembentukan kalkulus


Plak yang tadinya lunak mengalami mineralisasi dan pengerasan akibat adanya
pengendapan garam mineral pada hari 1 – 14 dari pembentukan plak. Berikut
prosesnya :

1. Awalnya terbentuk plak pada permukaan gigi dan terdapat endapan


mineral kalsium fosfat pada saliva.
2. Lalu, pada plak tersebut, terbentuk benih kristal melalui ikatan yang
dibuat antara ion Ca dan karbohidrat-protein pada matriks
interseluler.Benih-benih tersebut kemudian mengalami proses nukleasi.
Selain itu, mineralisasi juga terjadi melalui pengendapan dari kalsium
fosfat itu sendiri secara langsung. Presipitasi garam-garam mineral ke
dalam plak sudah dapat terlihat beberapa jam setelah deposisi plak,
tetapi umumnya keadaan ini berlangsung 2-14 hari saat terbentuknya
plak.
3. Kalsifikasi plak berlangsung 4 – 8 jam. Awalnya mineralisasi terjadi
pada matriks interseluler. Lalu, berlanjut ke permukaan sel bakteri-
bakteri dan pada akhirnya bakteri-bakteri tersebut juga ikut mengalami
kalsifikasi. Sehingga pada kalkulus ada bakteri tetapi bakeri telah mati.
4. Kalsifikasi tersebut terjadi sepanjang permukaan dalam plak
membentuk fokus-fokus terpisah yang kemudian membesar, menyatu
dan membentuk massa kalkulus padat.
Jenis-jenis kalkulus

Kalkulus Supragingival Kalkulus Subgingival


Warna Putih, putih-kekuningan. Coklat tua, hijau-kehitaman,
kemungkinan besar akibat pecahnya
hemoglobin
Bentuk Dalam jumlah banyak berbentuk tak Rata sesuai dengan tekanan dari
beraturan, Bentuk kalkulus ditentukan oleh dinding poket. Dapat berkerak keras,
anatomi gigi, bentuk margin gingival dan berkilap, tipis
tekanan dari lidah, bibir atau pipi.

Konsistensi cukup keras, konsistensi seperti clay, rapuh. lebih keras dan padat daripada
kalkulus supragingiva karena
kandungan mineral yang lebih banyak
pada kalkulus subgingiva, melekat
lebih erat pada permukaan gigi.
Visibility Terlihat pada rongga mulut Tidak terlihat pada pemeriksaan klinis
rutin

Perlekatan mudah dilepas dari gigi dengan alat khusus/ Sulit dibersihkan.
mudah dibersihkan.
Lokasi Diatas margin gingival ke arah koronal Dibawah puncak margin gingival
Distribusi Terdapat dekat kelenjar air liur. Tidak bisa diprediksi. Lebih sering di
- bagian lingual dari insisivus bawah (duktus bagian approksimal dan lingual
sublingual) daripada bagian bukal
- bagian bukal dari molar kedua atas (duktus
parotis)
Formasi Deposit terbentuk lapis per lapis degan Deposit terbentuk lapis per lapis degan
kandungan mineral yang bervariasi kandungan mineral yang sama banyak
tiap lapisnya.
Kandungan Saliva Serum darah
mineral
Komposisi Lebih banyak oktakalsium fosfat dan Lebih banyak magnesium whitlockite
brushite
Kristal  Lebih banyak brushite karena brushite  Lebih sedikit brushite dan
ada pada kalkulus yang baru terbentuk octacalcium phosphate.
dan kalkulus yang aru terbentuk adalah  Lebih banyak Magnesium
kalkulus supragingiva whitlockite.
 Beberapa atau lebih sedikit whitlockite  Tidak ada protein saliva
 Terdapat protein saliva

Cara  terlihat secara klinis  Probing-sensasi taktile


deteksi  dapat menggunakan pengering udara  Sonde

yang mana akan memberikan tampilan


seperti berkapur

Gambar

Komposisi kalkulus
1. Anorganik
 70%-90% kalkulus terdiri dari bahan anorganik yang sebagian besar
merupakan kalsium fosfat (Ca3(PO4)2) sekitar 76% (dalam bentuk
kristal brushite, whitlockite dan fosfat oktakalsium) dan sebagian
lainnya kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium fosfat (Mg3(PO4)2).
 Dua per tiga masa anorganik yang membentuk fase kristal seperti:
o Hidroksiapatite(Ca10(OH)2(PO4)6),
o Brushite (CaHPO4X2H2O)
o Whitlockite Ca9(MgFe)(PO4)6PO3OH)
o Fosfat oktakalsium(Ca4H(PO4)3.X2H2O).
Hidroksi apatit dan oktakalsium fosfat adalah yang paling sering ditemukan pada
semua regio. Brushite mendominasi kalkulus pada mandibula anterior sedangkan
whitlockite pada daerah posterior seluruh regio. Kalkulus yang baru terbentuk akan
didominasi kristal brushite. Setelah 6 bulan terbentuk, kristal utama yang terbentuk
adalah oktakalsium posfat atau magnesium whitlockite, bergantung pada banyaknya
fluoride. Dan setelah kalkulus matang, komponen kristal utamanya adalah hidroksi
apatit (hidroksiapatit (58%), magnesium whitlockite (21%), oktakalsium fosfat(12%),
brusit (9%).

Nama Rumus Kejadian

Brushite CaHPO4X2H2O Kalkulus yang baru terbentuk.

Ca4H(PO4)3.X2H2O Kebanyakan terdapat pada


Oktakalsiumfos lapisan luar dari kalkulus
fat supragingival.

HidroksiapatitCa10(OH)2(PO4)6 Kebanyakan terdapat pada


lapisan dalam dari plak
supragingival.

Whitelockite Ca9(MgFe)(PO4)6PO3OH) Komponen utama dari kalkulus


subgingival; mengandung
sejumlah kecil Mg.

2. Organik

 10%-30% kalkulus terdiri atas bahan organik yang berasar dari plak
yakni karbohidrat, sisa bakteri dan sisa-sisa sel leukosit/epitel yang
telah mati. Kalkulus juga mengandung air meskipun sangat sedikit
(sekitar 2%).
 Sekitar 1,9 sampai 9,1% komponen organik adalahkarbohidrat yang
terdiri atas galaktosa, glukosa, rhamnosa, mannose, asam glikuronik,
galaktosamine, dan kadang-kadang arabinase, asam galakturonik serta
glukosamin yang semuanya dijumpai pula di dalam glikoprotein saliva
kecuali arabinosa dan rhamnosa. Protein yang berasal dari saliva,
sejumlah 5,9-8,2% yang kebanyakan terdiri atas asam amino. Lipid
sejumlah 0,2% dari komponen organik dalam bentuk lemak netral,
asam lemak bebas, kolesterol, kolesterol ester, dan fosfat lipid.

Permukaan kalkulus selalu terlapisi oleh lapisan plak dan bakteri karena
bentuknya yang irreguler. Plak tersebut tentu akan sulit dibersihkan karena
menempel pada daerah sempit pada kalkulus.
Komposisi kalkulus dipengaruhi oleh lokasi kalkulus dalam mulut serta waktu
pembentukan kalkulus.Mineral pada kalkulus supragingival berasal dari
saliva, sedangkan pada kalkulus subgingival berasal dari eksudat cairan
gingiva.

FAKTOR LOKAL YANG BERKONTRIBUSI PADA PENYAKIT


PERIODONTAL
A. Faktor anatomi
Sejumlah variasi anatomi mungkin berhubungan dengan gingivitis terlokalisir dan
attachment loss:

1. Hubungan kontak proksimal: Jika tidak ada titik kontak akan mudah terjadi
impaksi makanan dan jika terdapat area kontak maka akan menyulitkan
flossing sehingga makanan terselip di proksimal. Selain itu, hubungan kontak
proksimal yang buruk dan adanya plunger cusp dapat semakin memudahkan
terjadinya impaksi makanan.

2. Pengaturan Oklusal (Plunger cusp): Plunger cusp ini memiliki puncak cusp
yang cenderung memaksa mengapit makanan ke bagian interproksimal gigi,
biasanya terdapat pada cusp fungsional (contohnya cusp palatal gigi maksila
dan cusp bukal gigi mandibula)
3. Intermediate bifurcation ridge: adalah sebuah pembesaran sementum yang
berjalan longitudinal antara akar mesial dan distal gigi molar mandibula.
Mungkin terletak pada titik tengah antara permukaan bukal dan lingual Ridge
ini ditemukan sering pada molar pertama. Kontur irregular ini membuat
pembuangan plak dan kalkulus lebih sulit dan dapat menyebabkan kegagalan
perawatan furkasi, khususnya terapi regeneratif.

4. Palatogingival groove: sering dimulai pada singulum dan meluas kearah


apikal. Jika palatogingival groove dikaitkan dengan bone loss dan attachment
loss, groove dibuang melalui odontoplasty atau mengurangi kedalamanya
untuk meminimalisir retensi plak.

5. Enamel pearls dan cervicalenamelprojections: nampak sebagai perluasan


berbentuk wedges. Signifikansi klinis CEP bersifat retentive-plak dan dapat
mempredisposisi hingga keterlibatan furkasi.
B. Posisi gigi
1. Pengukuran Oral hygiene dapat lebih sulit dilakukan ketika gigi berjejal
dengan imbrikasi, rotasi atau angulasi yang tertandai.
2. Beberapa maloklusi dapat menyebabkan trauma jaringan lunak langsung
(contoh, oklusi dari insisif atas pada labial gingiva bawah pada maloklusi klas
II divisi 2 yang terlihat)
3. Beberapa studi menunjukkan asosiasi antara malalignment gigi dengan
kehilangan dukungan periodontal
4. Kontak terbuka dihubungkan dengan peningkatan pocketing dan loss of
attachment.

C. Restorasi
1. kekasaran material restorasi dan kekasaran permukaan restorasi-gigi yang
meningkatkan retensi plak.
2. material restorasi overhanging(proksimal sampai ke sevikal)
3. perbedaan margin;
4. margin semen yang terekspos.
5. margin subgingival berpotensi lebih merusak dibanding supragingival dan
sering dikaitkan dengan inflamasi gingiva
6. mahkotaovercontoured sering dikaitkan dengan peningkatan inflamasi
gingiva, menyebabkan trauma oklusi karena adanya beban yang berlebih

D. Gigi tiruan sebagian lepasan


Permukaan GTL yang permukaannya kasar paling beresiko dapat memperbanyak
akumulasi plak dan meningkatkan resiko penyakit periodontal.

E. Perangkat ortodontik
Perangkat ortodontik cekat maupun lepasan digunakan untuk beberapa tahun dan
berpotensial memiliki efek reversible maupun irreversible pada jaringan periodontal.
Aspek yang harus diperhatikan untuk penggunaan perangkat ortodontik adalah:
 Akses ke pembersihan interdental biasanya terancam, mengarah pada
akumulasi plak
 Komponen dari perangkat ortodontik, khususnya band, dapat terletak dekat
dengan margin gingiva, mengarah pada akumulasi plak
 attachment loss koronal dapat terjadi selama perawatan ortodontik (0.05–0.3
mm setiap tahun)

F. Fraktur akar dan resorpsi servikal akar


Fraktur akar vertikal dapat dihubungkan dengan lesi periodontal. Kerusakan
periodontaldapat terjadi pada lokasi resorpsi servikal akar eksternal dimana ada
interaksi dengan lingkungan oral

G. Trauma lokal
Dapat dihubungkan dengan penyikatan gigi berlebihan atau kebiasaan seperti
mengorek gingiva dengan kuku jari.Dapat menyebabkan resesi gingiva, attachment
loss dan kehilangan tulang.

H. Pernafasan lewat mulut


Keadaan rongga mulut kering menyebabkan saliva juga kering sehingga memudahkan
untuk mengalami inflamasi

I. Ekstraksi molar ketiga yang impaksi


Sering menyebabkan cacat tulang vertikal di distal molar kedua.Penggunaan elevator
dan forcep yang tidak hati-hati selama ekstraksi menyebabkan benturan pada tulang
alveolar.

J. Merokok
Merokok adalah salah satu faktor resiko utama yang memprediksi perkembangan dan
proses periodontitis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Caranza, F. A. Newman, M. G. Takei, H. H. Klokkevold, P. R. 2015.
Caranza’s Clinical Periodontology 12th ed. Philadelphia: Elsevier.
2. Lindhe, J. Karring, T. Lang, N. P. 2003. Clinical Periodontology and Implant
Dentistry 4th ed. Denmark: Blackwell.

3. Reddy, Shantipriya. Essentials of clinical periodontology and periodontics.


2nd. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd. 2008. p.
4. Shalu, Bathla. Periodontics Revisited. Jaypee Medical Publishers. India. 2011.
5. Dumitrescu, Alexandrina. Etiology and Pathogenesis of Periodontal Disease.
2010. London: Springer.

Anda mungkin juga menyukai