Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS UDAYANA
Panitia Seminar Nasional Bahasa Ibu XII
dan Lokakarya Pelestarian Bahasa Ibu II
Kampus Unud Denpasar, Jln. Pulau Nias no.13 Denpasar
__________________________________________________________________________________

RUMUSAN HASIL LOKAKARYA PELESTARIAN

BAHASA IBU (LPBI) II TAHUN 2020

A. Berdasarkan acuan materi LPBI yang berjudul:

I. “Mekanisme Penelitian Bahasa Ibu dalam Masyarakat Multibahasa” oleh Prof. Drs.
I Made Suastra, Ph.D.

II. “Bahasa Ibu dalam Bingkai Kebudayaan Etnik: Pelestarian dan Pemberdayaan
Penuturnya” oleh Dr. Drs. Putu Sutama, M. S.

B. Proses identifikasi dan deskripsi materi yang ada pada kedua makalah tersebut, melalui
mekanisme focus discussion grop (FGD)

C. Proses diskusi dan pendalaman isi materi LPBI oleh peserta yang dibagi ke dalam 3
kelompok, dengan dipandu oleh narasumber.

Maka melalui sidang pleno disusunlah rumusan hasil LPBI II sebagai berikut:

1. Bahasa Lokal sebagai bahasa Ibu harus dilestarikan dan difungsikan dalam
kehidupan sosial budaya setiap etnik.

2. Bahasa Ibu merupakan aset budaya bangsa dan pembentuk jati diri serta identitas
etnik.

3. Sikap positif dan kesetiaan untuk memfungsikan bahasa-bahasa Ibu sebagai sarana
komunikasi merupakan langkah awal untuk menyelamatkan eksistensinya dari ancaman
kepunahan.

4. Bahasa Ibu yang telah bertahan dan berstatus aman harus dilindungi dengan upaya
pemertahanan melalui pembentukan regulasi.

5. Bahasa Ibu sebagai unsur pusat kebudayaan etnik harus dikelola secara simultan,
saling mengikat dan membentengi.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
Panitia Seminar Nasional Bahasa Ibu XII
dan Lokakarya Pelestarian Bahasa Ibu II
Kampus Unud Denpasar, Jln. Pulau Nias no.13 Denpasar
__________________________________________________________________________________

6. Sikap bahasa: kesetiaan dan loyalitas dapat diwujudkan melalui upaya penelitian
secara berkelanjutan, seminasi, pelatihan dan loka karya.

7. Hasil-hasil penelitian yang telah ada, dengan berbagai perspektif bidang linguistik
yang dilakukan secara konsisten dapat dijadikan model pada setiap bahasa.

8. Hasil-hasil penelitian yang telah memenuhi kriteria secara optimal, dapat


ditransformasi menjadi prototipe untuk referensi bagi para peneliti.

9. Kerja sama antar pemangku kepentingan bahasa lokal, mutlak diperlukan serta
dilembagakan.

Anda mungkin juga menyukai